Anda di halaman 1dari 7

PRAKTIKUM FARMAKOTERAPI I

CHRONIC OBSTRUCTIVE
PULMONARY DISEASE (COPD)

G-2 Lita setiani (K 100150154)


Diana Rachma Ningsih (K 100150156)
Riska Santri Utami (K 100150157)
Case
Clinical Condition

Riwayat
+ Eksaserbasi akut TANGGAL 29 Maret 2018
Pengobatan :
symptoms TD 120/80 mmHg
OBH
Suhu 38,6 ℃
Nadi 125x/menit
RR 24x/menit

Subyektif Obyektif

Data Lab + kondisi klinis


Clinical Condition

Hematologi
A
S
S
E
S
Analisis GD M
E
N
T

Lain-lain
Assesment

REKOMENDASI
Pengatasan gejala demam
Diberikan paracetamol 500 mg 3x1 sehari jika perlu, untuk
Conclusion menurunkan suhu tubuh. Hentikan pemakaian jika suhu
sudah normal.
Pengatasan COPD eksaserbasi akut disertai infeksi (uncomplicated)
 Hentikan konsumsi OBH Diberikan terapi farmakologi dengan bronkodilator golongan beta 2- agonis yaitu
salbutamol (albuterol) dengan dosis 2,5 mg 4 x sehari, 5 x jika perlu dalam inhalasi nebulizer.
 Terapi maintenance ditambahkan golongan anti kolinergik Ipratropium bromida kombinasi salbutamol
(albuterol) dengan dosis 2,5 mg dan 0,5 mg dalam cairan inhalasi.
 Tambahkan penggunaan antibiotik, dilakukan kultur terlebih dahulu untuk menetapkan bakteri penyebab
COPD eksaserbasi akut. Jangan berikan sefalosforin generasi I, TMP-SMZ, amoksilin dan eritromisin
karena persisten dengan beta laktamase dan H. Influenzae.
 Diberikan antibiotik Azitromycin golongan makrolida dengan dosis 500 mg 3 x sehari untuk mengganti
Cefazolin.
 Tambahkan kortikosteroid untuk membantu menaikkan FEV1 dengan pemberian prednison dengan dosis
30 mg, 4 x 1 sehari. Dengan durasi pemberian 9-14 hari. Dikonsumsi pagi hari setelah makan lebih
berefek.

Anda mungkin juga menyukai