GIGITAN BINATANG RINI HAYU L, SST, M.Kes DFINISI Keracunan adalah masuknya suatu zat ke dalam tubuh kita yg dapat mengganggu kesehatan bahkan dapat menimbulkan kematian. Seseorang dicurigai menderita keracunan bila: A. seseorang yang sehat mendadak sakit B. gejalanya tak sesuai dg suatu keadaan patologik tertentu C. gejalanya menjadi cepat karena dosis yang besar Anamnestik menunjukkan ke arah keracunan terutama pada kasus bunuh diri/kecelakaan Keracunan kronik diduga bila penggunaan obat dlm waktu yg lama/lingkungan pekerjaan yg berhub dg zat2 kimia Bentuk dan Sifat Racun Zat yg dpt menimbulkan keracunan dapat berbentuk: Padat, ex:makanan, obat2an Gas, ex: CO2 Cair, ex: alkohol, bensin, minyak tanah, zat kimia
Seseorang dapat mengalami keracunan dg cara:
Tertelan mell mulut, keracunan makanan, minuman Terhisap mell hidung, ex:keracunan gas CO2 Terserap mell kulit/mata, ex: keracunan zat kimia Sifat racun: Korosif, ex: asam/basa kuat (asam klorida, asam sulfat, natrium hidroksida) Non korosif, ex: makanan, obat2an Kerosen, ex: bensin, myk tanah PENATALAKSANAAN KERACUNAN Penatalaksanaan keracunan makanan Ruang lingkup keracunan makanan adalah kuman yg hidup scr anaerob, yaitu di tempat2 yg tdk ada udaranya. Krn cara hidupnya demikian, kuman tsb byk pd makanan dlm kaleng yg tdk diolah scr sempurna. gejala: Lemah Gangguan penglihatan Refleks pupil – Tdk ada gg pencernaan dan kesadaran Tindakan penanganan: Netralisasi dg cairan Upayakan muntah Keracunan makanan laut Beberapa jenis makanan laut spt kepiting, rajungan dan ikan lautnya dpt menyebabkan keracunan. Gejala : Masa laten 1/3-4 jam Rasa panas di sekitar mulut Rasa baal pada ekstrimitas Lemah Mual, muntah Nyeri perut dan diare Tindakan penanganan: Netralisasi dg cairan Upayakan muntah Keracunan jengkol Tjd krn terbentuknya kristal asam jengkol dlm saluran kencing. Ada bbrp hal yg diduga mempengaruhi timbulnya keracunan yaitu jumlah yg dimakan, cara penghidangan dan makanan penyerta lainnya. Gejala: Nafas, mulut dan air kemih penderita berbau jengkol Sakit pinggang yg disertai sakit perut Nyeri waktu buang air kecil BAK kadang disertai darah Tindakan penanganan: Minum air putih yg banyak Dapat diberikan obat penghilang rasa sakit KERACUNAN JAMUR Gejala muncul dalam jarak beberap menit-2 jam Gejala : Sakit perut Muntah Diare Berkeringat banyak Tindakan penanganan : Netralisasi dg cairan Upayakan pasien muntah PRINSIP PENATALAKSANAAN KERACUNAN Mencegah menghentikan penyerapan racun 1. bila racun tertelan a. Encerkan racun dlm lambung, sekaligus menghalangi penyerapannya dg pemberian cairan dlm jumlah banyak. Cairan yg diberikan dapat berupa air putih, susu,/norit yg telah dilarutkan. b. Emesis yaitu dg cara mengupayakan agar pasien muntah. Tindakan ini efektif bila dilakukan dlm kurun waktu tdk lebih dari 4 jam setelah racun tertelan. Cara lain adl dg merangsang dinding faring dg jari, cara ini disebut cara mekanik. Emesis tdk boleh dilakukan pd keracunan zat korosif, keracunan zat kerosen serta penderita tidak sadar. 2. Bila racun mell kulit/mata a. Pakaian yg terkontaminasi dilepas b. Cuci/bilas bagian yg terkena dg air c. Perhatikan jgn sampai penolong ikut terkena
3. bila racun mell inhalasi
a. Pindahkan penderita ke tempat yg aman b. Beri oksigen c. Jgn lakukan pernapasan dari mulut ke mulut B. pengobatan simtomatik 1. utk mengatasi rasa nyeri/sakit berikan obat penghilang rasa sakit 2. Pengobatan spesifik dg antidotum 3. Mengevaluasi racunyg tidak diserap PENATALAKSANAAN GIGITAN BINATANG Beberapa cedera disebabkan oleh hewan: a. Gigitan : anjing, ular, ikan b. Sengatan ; semut, tawon, kalajengking c. Kontak pasif : ulat bulu d. Semprotan : serangga Kasus yg paling sering ditemui adalah gigitan anjing, kera, kucing krn dapat menyebabkan rabies. a. Penatalaksanaan 1. Binatang Harus mengetahui daerah tempat kejadian, endemik rabies atau tidak Keadaan binatang saat menggigit (sedang beranak, dlm keadaan terangsang, vaksinasi yg msh berlangsung) 2. Manusia Jenis luka Banyak luka Lokasi luka (dekat dg susunan saraf pusat/tdk) Vaksinasi yg diterima b. Penanggulangan sbb: 1. pemberian vaksin dan serum anti rabies 2. pemberian ATS 3. analgesik/antibiotik PENATALAKSANAAN PATUKAN ULAR a. Patofisiologi Bisa ular mengandung toksin dan enzim. Sifat bisa ular: 1. Neurotoksin yg berakibat pada saraf perifer/sentral. Berakibat fatal karena paralise otot2 lurik. 2. Hemotoksin :berakibat hemolitik dg zat antara, fosfolipase dan enzim lainnya atau menyebabkan koagulasi dg mengaktifkan protombin. Perdarahan itu sendiri tjd akibat lisisnya sel darah merah krn toksin. 3. Mytoksin : menyebabkan rhabdomyoilysis yg sering berhub dg hemotoksin. Myoglobin uria yg menyebabkan kerusakan ginjal dan hiperkalemia akibat kerusakan sel2 otot. 4. Cytotoksin : dg melepaskan histamin dan zat vasoaktif lainnya yg menyebabkan terganggunya kardiovaskuler. 5. Cytolitik : zat ini yg aktif menyebabkan peradangan dan nekrose di jaringan yg terkena patukan. 6. Enzim2 : termasuk hyaluronidase sbg zat aktif pd penyebaran bisa. Anti bisa yg kita miliki jenis polyvalent utk beberapa ular tertentu: cobra, ular tanah. Cobra termasuk jenis neurotoksik yg hebat, sedang ular tanah termasuk jenis hemolysis yg hebat. Utk yg lainnya mrpk jenis campuran.Yg khusus adalah ular laut, jenis ini terbanyak bersifat neurotoksik. b. MANIFESTASI KLINIK Nyeri lokal (bukan gambaran umum) Tanda2 bekas taring, laserasi Bengkak dan kemerahan kadang2 bulae/vesikuler Sakit kepala, mual, muntah Rasa sakit pada otot2, dinding perut Demam, keringat dingin Utk neurotoksik: keluhan otot pernapasan, kardiovaskuler terganggu, kesadaran menurun sampai koma Hemolitik: luka bekas patukan yg terus berdarah Hematoma pd setiap suntikan IM, hematuria, hemoptisis/hematemesis, kegagalan ginjal Derajat Keracunan Bisa Ular Menurut PARRISH: DERAJAT TANDA-TANDA 0 Tidak terdapat keracunan, nyeri lokal minimal 1 Keracunan minimal, nyeri lokal hebat, gejala sistemik tdk ada 2 Keracunan sedang, gejala sistemik ada: mual, neurotik, parestesia, pembesaran kel getah bening regional 3 Keracunan hebat, gejala sistemik: hipertensi, petekie, ekimosis, syok 4 Keracunan sangat berat, gagal ginjal, koma c. PRINSIP2 PENGELOLAAN: Menghalangi penyerapan dan penyerapan bisa Menetralkan bisa Mengobati komplikasi d. PERTOLONGAN YG DIBERIKAN Torniquet dg pita lebar utk mencegah aliran getah bening. Pita dilepaskan bila anti bisa telah diberikan. Tidak dianjurkan memasang torniquet untuk arterial dan insisi luka. Imobilisasi penderita terutama yg terkena patukan. Segera rujuk ke unit yg tersedia anti bisa ular dan dapat dilakukan resusitasi. Bila ular yang mematuk mati usahakan dibawa bersama penderita. e. PERTOLONGAN SELANJUTNYA: Menentukan diagnose patukan ular berbisa Bila ragu, observasi 24 jam. Kalau gejala keracunan bisa nyata, perlu pemberian anti bisa Pasang infus NaCl/Dekstrose 5% dan berikan anti bisa ular ke dlm cairan infus (IV), tetesan cepat (20 tpm) Derajat 0-1 serum tdk perlu diberikan Derajat 2: serum 2-20 cc Derajat 3-4: serum 40-100 cc Bila ada tanda2 laringospasme, bronkospasme, urtikaria, hipotensi, berikan adrenalin 0,5 mg IM, hidrokortison 100 mg IV. Pemberian anti bisa diulang2 bila gejala2 tidak berkurang. f. SUPPORTIF Awasi kardiovaskuler