Anda di halaman 1dari 36

DKA

VOVINDA RUJIANA
DESRAVIMA MUFLIANTI BASRAND

dr. Rina Gustia, Sp.KK (K), FINSDV,


FAADV

dr. Ennesta Asri, Sp.KK


Pendahuluan
Dermatitis  peradangan kulit yang terjadi
pada lapian epidermis dan dermis sebagai
respon terhadap pengaruh faktor eksogen
seperti bahan kimiawi (detergen, asam,
basa, oil, semen), fisika (suhu, sinar),
mikroorganisme (bakteri, jamur) dan faktor
endogen seperti pada dermatitis atopi.
 Respon ini memunculkan manifestasi klinis
dengan efloresensi yang polimorfik.
Dermatitis cenderung terjadi residif dan
menjadi kronis.
 Sebanyak 2-5% dari populasi dipengaruhi,
jauh lebih tinggi dalam beberapa
kelompok kerja. Prevalensi kontak alergi
pada populasi umum adalah 26-40%
pada orang dewasa dan 21-36% anak-
anak.
 Banyak dermatitis yang belum diketahui
dengan pasti patogenesisnya, terutama
yang disebabkan oleh faktor endogen.
Salah satu jenis dermatitis yang telah
banyak dipelajari adalah dermatitis
kontak.
Tinjauan Pustaka
 Definisi
Dermatitis kontak alergi adalah dermatitis
yang terjadi akibat panjanan ulang
dengan bahan dari luar yang bersifat
haptenik atau antigenik yang sama, atau
mempunyai struktur kimia serupa pada kulit
seseorang yang sebelumnya telah
tersensitisasi
Etiopatogenesis
 Reaksi ini merupakan reaksi alergi yang
disebabkan oleh reaksi hipersensitivitas
lambat tipe IV.

 kimiawi (detergen, asam, basa, oil, semen),


fisika (suhu, sinar), mikroorganisme (bakteri,
jamur) dan faktor endogen seperti pada
dermatitis atopi.

 dua fase, yaitu fase sensitisasi dan fase elisitasi


 DKA akut : eritema, edema, papul,
papulovesikel, krusta dan apabila keadaan
akut yang terus berlangsung maka dapat
terbentuk bula dan keluhan tersering adalah
gatal.

 DKA kronik, bisa saja penderita tersebut


terpapar alergen yang berulang. Tanda
yang khas pada kulit pasien yaitu kulit
menjadi kering, berisisik dan menebal
sebagai hasil dari akanthosis, hiperkeratosis,
edema, hiperpigmentasi, infiltrasi sel hingga
ke dermis, Iikenifikasi dan pecah-pecah
Diagnosis
 Anamnesis
 Pemeriksaan fisik dan pemeriksaan
penunjang
Tatalaksana

 Umum: non farmakologi


 Khusus : obat-obatan
Laporan kasus
 IDENTITAS PASIEN
 Nama : Nn. Y
 Umur : 45 tahun
 Jenis Kelamin : Perempuan
 Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
(Pedagang)
 Pendidikan : SD
 Alamat : Sungai Pisang
 Status : Menikah
 Agama : Islam
 Suku : Minang
 Negeri Asal : Indonesia
 ANAMNESIS
 Seorang pasien perempuan, berusia 45
tahun datang ke Poliklinik Kulit dan
Kelamin RSUP. Dr. M. Djamil Padang pada
tanggal 01 juli 2019, dengan:

 Keluhan Utama
 Gatal dan perih di kedua punggung kaki
sejak 3 bulan yang lalu dan kedua
telapak tangan sejak 2 bulan yang lalu.
 Riwayat Penyakit Sekarang
 Awalnya pada 3 bulan lalu, pasien
mengeluhkan gatal dan perih pada sela jari
kaki kanan yang kemudian timbul bercak-
bercak merah dan menyebar ke punggung
kaki kanan setelah menggunakan sendal
dengan bahan kulit. Satu hari kemudian baru
timbul keluhan yang sama pada kaki kiri.
Pasien menggaruk bercak tersebut secara
terus- menerus hingga berdarah dan
mengeluarkan cairan putih. Kemudian
bercak mengering dengan sisik diatasnya
dan berubah warna menjadi kehitaman
dengan adanya penebalan pada bercak
tersebut.
 2 bulan yang lalu pasien mengeluhkan timbul
bercak merah pada kedua telapak tangan
hingga ke sela – sela jari setelah mencabut
rumput di pekarangan rumah. Keluhan terasa
gatal dan perih serta timbul gelembung
gelembung kecil pada kedua telapak tangan.

 Pasien mengatakan sudah berobat ke puskesmas


dan mendapatkan obat salep dan obat minum.
Salep yang digunakan adalah hidrokortison dan
masih digunakan sampai sekarang, obat minum
yang di minum berwarna putih,pink dan biru.
Obat salep di oleskan pada kedua kaki dan
tangan. Pasien mengatakan setelah
menggunakan obat tersebut keluhan kulit mereda
tapi keluhan gatal tidak juga hilang.
 Keluhan ditempat lain disangkal
 Riwayat Penyakit Dahulu
 Pasien tidak pernah mengalami keluhan
bercak-bercak kemerahan yang terasa
gatal dan perih seperti ini .

 Riwayat Pengobatan
 Pasien pernah berobat ddi Puskesmas
sebanyak 4 kali, dan satu kali ke
pengobatan gratis dokter pelayaran dan
dokter memberikan obat salep
hidrokortison dan obat minum berwarna
putih, biru dan pink dan tidak mengalami
perbaikkan.
 Riwayat Penyakit Keluarga/Riwayat Atopi
 Tidak ada keluarga yang menderita
bercak-bercak kemerahan dan terasa
gatal dan perih seperti ini.
 Riwayat atopi pada keluarga disangkal.
 Bersin pagi hari (-), asma (-), mata merah,
gatal dan berair(-), alergi makanan (-),
alergi obat (-), kaligata (-).
 Riwayat Pekerjaan, Sosial, Kebiasaan
 Pasien seorang ibu rumah tangga.
Pedagang lontong dan sering mencuci
piring menggunakan sabun ekonomi,
tetapi sejak muncul keluhan tidak pernah
berjualan lagi dan mencuci piring
 Pasien sering berkebun atau ke sawah
dan bekerja tanpa menggunakan sarung
tangan.
 Pasien tidak punya hewan peliharaan
dirumah
 Riwayat penggunaan handuk bersama
disangkal.
 PEMERIKSAAN FISIK
 Status Generalis
 Keadaan Umum : Tidak tampak sakit
 Kesadaran : Komposmentis Kooperatif
 Tekanan Darah : 120/70 mmHg
 Nadi : 90x/menit
 Nafas : 19x/menit
 Suhu : 36,8
 Berat Badan : 40kg
 Tinggi Badan : 160 cm
 IMT : 15,6
 Status Gizi : Gizi Kurang
 Pemeriksaan torak : Diharapkan dalam batas
normal
 Pemeriksaan abdomen: Diharapkan dalam batas
normal
 Pemeriksaan ekstremitas : Tidak ada kelainan
 Status Dermatologikus
 Punggung kaki
 Lokasi : Punggung kaki kanan
dan kiri
 Distribusi : Terlokalisir
 Bentuk : khas seperti tali sendal
 Susunan : Tidak khas
 Batas : Tegas
 Ukuran : Plakat
 Efloresensi : Plak
Hiperpigmentasi dengan skuama putih
halus, dan likenifikasi
 Telapak tangan

 Lokasi : Telapak tangan kanan dan kiri


 Distribusi : Terlokalisir
 Bentuk : Tidak Khas
 Susunan : Tidak Khas
 Batas : Tegas
 Ukuran : Plakat
 Efloresensi : plak hiperpigmentasi dengan
skuama halus putih
 RESUME
 Seorang pasien perempuan, berusia 45 tahun
datang ke Poliklinik Kulit dan Kelamin RSUP. Dr.
M. Djamil Padang pada tanggal 01 juli2019,
dengan Awalnya pada 3 bulan lalu, pasien
mengeluhkan gatal dan perih pada sela jari
kaki kanan yang kemudian timbul bercak-
bercak merah dan menyebar ke punggung
kaki kanan setelah menggunakan sendal
dengan bahan kulit. Satu hari kemudian baru
timbul keluhan yang sama pada kaki kiri.
Pasien menggaruk bercak tersebut secara
terus- menerus hingga berdarah dan
mengeluarkan cairan putih. Kemudian
bercak mengering dengan sisik diatasnya
dan berubah warna menjadi kehitaman
dengan adanya penebalan pada bercak
tersebut.
2 bulan yang lalu pasien mengeluhkan
timbul bercak merah pada kedua
telapak tangan hingga ke sela – sela jari
setelah mencabut rumput di pekarangan
rumah. Keluhan terasa gatal dan perih
serta timbul gelembung gelembung kecil
pada kedua telapak tangan.
 Keluhan ditempat lain disangkal
 Pasien sudah mengobati keluhan dengan
obat puskesmas dan tidak ada perbaikan
 Pasien tidak pernah mengalami keluhan
yang sama sebelumnya
 tidak ada riwayat atopi pada pasien dan
keluarga
 Pasien seorang ibu rumah tangga. Pedagang
lontong dan sering mencuci piring dengan sabun
ekonomi, tetapi sejak keluhan muncul tidak
pernah berjualan lagi. Pasien sering berkebun
atau ke sawah dan bekerja tanpa menggunakan
sarung tangan. Pasien tidak punya hewan
peliharaan dirumah. Riwayat penggunaan
handuk bersama disangkal.
 Dari pemeriksaaan status dermatologikus,
ditemukan lesi dipunggung kaki kiri dan
kanan dan tangan telapak tangan kiri dan
kanan distribusi terlokalisir, bentuk di
punggung kaki seperti tali sandal dan bentuk
ditelapak tangan tidak khas, susunan tidak
khas, batas tegas, ukuran plakat, efloresensi
di punggung kaki berupa plak
hiperpigmentasi dengan skuama putih halus
dan serta likenifikasi dan di telapak tangan
berupa plak hiperpigmentasi dengan skuama
putih halus.
 DIAGNOSIS KERJA
 Dermatitis Kontak Alergi et causa sendal
berbahan kulit
 Dermatitis kontak alergi et causa sabun
cuci
 Susp Tinea manus

 DIAGNOSIS BANDING
 Dermatitis Kontak Iritan
 PEMERIKSAAN LABORATORIUM DAN
ANJURAN
 Patch test
 Pemeriksaan KOH
 Pada hasil kerokan lesi di telapak tangan
tidak ditemukan adanya elemen jamur
 Pemeriksaan kultur jamur
 DIAGNOSIS
 Dermatitis
Kontak Alergi Kronik et causa
sendal berbahan kulit
Penatalaksanaan
 PENATALAKSANAAN
 Umum
 Menjelaskan pada pasien bahwa
penyakitnya disebabkan oleh adanya
kontak dengan bahan alergen.
 Berhenti menggunakan sendal berbahan
kulit..
 Senantiasa menjaga kebersihan badan.
 Menjaga gizi
 Khusus

 Topikal
 Desoxymetason cream 2,5 %
 Sistemik
 Cetirizin
10mg
 Metilprednisolon 8 mg
 PROGNOSIS
 Quo ad Sanationam : Dubia ad bonam
 Quo ad Vitam : Bonam
 Quo ad Kosmetikum : Bonam
 Quo ad Functionam : Bonam
 R/ Cetirizin tab 10 mg No VII
s.1.d.d tab 1(malam hari)

 R/ desoxymetason cream 2,5% 1mg No.1


s.u.e (2 kali sehari pada bercak hitam)

 R/ Metilprednisolon tab 8 mgno IV


S.2.d.d tab 1
 DISKUSI
 Telah dilaporkan kasus seorang pasien
perempuan berumur 45 tahun datang ke
Poliklinik Kulit dan Kelamin RSUP. Dr. M. Djamil
Padang pada tanggal 01 juli 2019 dengan
diagnosis dermatitis Kontak Alergi Kronik et
causa Sendal berbahan kulit.
 Diagnosis pada pasien ditegakkan
berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan
fisik. Berdasarkan anamnesis diketahui bahwa
timbul keluhan Bercak-bercak kemerahan
yang terasa gatal dan perih di punggung kaki
kanan dan kiri sejak 3 bulan yang lalu.
 Berdasarkan teori dijelaskan bahwa dermatitis
kontak alergi terjadi akibat panjanan ulang
dengan bahan dari luar yang bersifat haptenik
atau antigenik yang sama, atau mempunyai
struktur kimia serupa pada kulit seseorang yang
sebelumnya telah tersensitisasi. Reaksi alergik
yang terjadi adalah reaksi hipersensitivitas tipe
lambat atau tipe IV menurut klasifikasi Coombs
dan Gell dengan perantaraan sel limfosit T. Gejala
yang timbul dapat berupa eritema, edema,
papul, papulovesikel, krusta akibat respon dari
proses peradangan yang terjadi dan keluhan
tersering adalah gatal. Pada keluhan yang kronik
dapat timbul gejala yang kronik seperti lesi pada
kulit menjadi kering, berisisik dan menebal sebagai
hasil dari akanthosis, hiperkeratosis, edema,
hiperpigmentasi, infiltrasi sel hingga ke dermis,
Iikenifikasi dan pecah-pecah.
 Dari pemeriksaaan status dermatologikus,
ditemukan lesi di punggung kaki kanan dan kiri
dengan distribusi terlokalisir, bentuk khas seperti
tali sendal dan susunan tidak khas, batas tegas,
ukuran plakat, efloresensi berupa plak
hiperpigmentasi dengan skuama putih halus dan
krusta kehitaman. Hal ini sesuai dengan gambaran
dermatitis kontak alergi. Pasien diberikan
tatalaksana umum dan khusus. Tatalaksana umum
pada pasien ini berupa edukasi bahwa
penyakitnya disebabkan oleh adanya kontak
dengan bahan alergan yang berasal dari sendal
kulit yang digunakan sehingga dianjurkan untuk
mengganti sendal dengan bahan yang lain yang
tidak menimbulkan reaksi pada pasien. Selain itu
pasien dianjurkan untuk selalu menjaga
kebersihan diri dan kecukupun gizi.
 Tatalaksana khusus yang diberikan
berupa Cefirizin 1 x 10mg 1 kali sehari
untuk mengatasi keluhan gatal yang
dialami pasien. Tablet Metilprednisolon 8
mg dan cream dexametason 2,5%
diberikan untuk mengatasi proses
peradangan yang terjadi. Prognosis pada
pasien ini adalah quo ada sanationam
dubia ad bonam, quo ad vitam bonam,
quo ad kosmetikum bonam, quo ad
functionam bonam.

Anda mungkin juga menyukai