Anda di halaman 1dari 28

Irigasi dan

Bangunan Air
10
Modul ke:

TIPE – TIPE BENDUNG


BAGIAN BANGUNAN UTAMA

Fakultas
Teknik Gneis Setia Graha, ST., MT.
Letakkan foto
Program Studi Terbaik anda
Teknik Sipil disini 
TIPE – TIPE BENDUNG
IRIGASI DAN BANGUNAN AIR
TIPE – TIPE BENDUNG
BAGIAN BANGUNAN UTAMA
Tipe – Tipe Bendung
Bangunan utama yang pernah atau sering dibangun di
Indonesia:
• Bendung tetap
• Bendung gerak vertikal
• Bendung karet (bendung gerak horizontal)
• Bendung saringan bawah
• Pompa
• Pengambilan bebas
• Bendung tipe gergaji
BAGIAN BANGUNAN
UTAMA
IRIGASI DAN BANGUNAN AIR
TIPE – TIPE BENDUNG
BAGIAN BANGUNAN UTAMA
Bagian Bangunan Utama

Bendung
Penentuan Lokasi Bendung :
• Topografis
• Geologi
• Teknis
• Ekonomis
Bagian Bangunan Utama
Lebar Efektif Bendung :
Be(mercu) = B(mercu) -2 (nKp + Ka) H1
Be(pembilas) = 0,80 x B(pembilas)
Be(total) = Be(mercu) + Be(pembilas)

Dimana,
Kp = koefisien kontraksi pilar
Ka = koefisien kontraksi pangkal bendung
H1 = tinggi energi, m

Ka dan Kp dapat dilihat pada Tabel 1


Bagian Bangunan Utama

Lebar Efektif Mercu


Bagian Bangunan Utama
Tabel 1 Harga-Harga Koefisien Kontraksi (KP-02, 1986)
Bagian Bangunan Utama
Debit yang dapat dialirkan oleh bendung untuk suatu
lebar efektif dan kaitannya dengan tinggi badan air yang
berada di atas mercu di atur oleh persamaan :

Q = C L He 1.5
dimana:
Q = debit limpasan diatas mercu (ft3/s)
C = koefisien mercu bendung
L = panjang mercu pelimpah efektif (ft)
He = tinggi tekan total, termasuk Ha (ft)
Ha = tinggi kecepatan (ft)
Hd = tinggi tekan rencana (ft)
Bagian Bangunan Utama
Tinggi Jagaan → dalam segala kondisi harus terdapat
spasi 1 meter antara muka air dengan sayap bendung.

Bentuk Mercu Bendung :


• Hulu → dinding vertikal
• Hilir → dihitung menurut bentuk WES (Waterways
Experiment Station), dikembangkan oleh USACE
(United States Army Corps of Engineer)

Sketsa dari mercu bentuk WES (Gambar 1)


Bagian Bangunan Utama
Bentuk mercu bendung
dihitung berdasarkan WES:

X dan Y = koordinat profil mercu dengan


koordinat awal terletak pada puncak mercu
Hd = kedalaman aliran tanpa tinggi
kecepatan (m)
K dan n = parameter (tergantung dari
kemiringan mercu sebelum puncak)

Gambar 1 Bentuk Elips Puncak Bendung (EM-


1110-2-160 plate 3-23, USACE manual))
Bagian Bangunan Utama
Tabel 2 Parameter K dan n (Chow, 1986)

Keiringan Mercu
K n
sebelum Puncak

Vertikal 2.000 1.850


3:1 1.936 1.836
3:2 1.939 1.810
3:3 1.873 1.776
Bagian Bangunan Utama
Kolam Peredam Energi
Peredam energi menggunakan tipe bak
(bucket tipe)

Standar yang digunakan :


 EM 1110-2-1603 dari USACE, “Hydraulic designs of
spillway”
• USBR Engineering monograph No. 25, “Hydraulic
designs of stilling basins and dissipator”
Bagian Bangunan Utama
Dalam menentukan dimensi tipe bak :
 Jari-jari minimum bak yang diizinkan (Rmin)
 Batas minimum tinggi air hilir (Tmin)

Berikut perhitungan kedalaman air kritis :

hc = kedalaman aliran kritis (m)


q = debit per lebar satuan (m3/s.m)
g = percepatan gravitasi (9.81 m/s2)
Bagian Bangunan Utama

Jari-Jari Minimum Bak (KP-02, 1986)


Bagian Bangunan Utama

Batas Minimum Tinggi Air di Hilir (KP-02, 1986)


Bagian Bangunan Utama

Sketsa Penampang Peredam Energi Tipe Bak (KP-02, 1986)


Bagian Bangunan Utama
Pintu Pengambilan Bendung (Intake)
Intake → bangunan sipil untuk mengontrol air dengan debit tertentu,
membelokkan air ke dalam saluran, mengurangi sedimen, sampah, dan
benda mengapung lain yang akan masuk ke dalam saluran.

Berikut besar debit mengalir (pintu pengambilan direncanakan sebagai pintu


tenggelam) :
μ = koefisien debit
Q = μ a b 2gz a = tinggi bukaan , m
b = lebar bukaan, m
h = kehilangan tinggi energi pada bukaan, m

Elevasi ambang pengambilan ditempatkan paling sedikit 1 meter di atas dasar


sungai. Kecepatan air yang masuk ditetapkan lebih kecil dari 1 m/s.
Bagian Bangunan Utama

Kolam Pengendap Lumpur


De-sedimentation basin atau kantong lumpur →
pembesaran potongan melintang saluran sampai panjang
tertentu untuk mengurangi kecepatan aliran dan memberi
kesempatan kepada sedimen untuk mengendap.

Tujuan : untuk menghilangkan partikel sedimen yang berbahaya


bagi turbin.
Bagian Bangunan Utama
Diameter sedimen minimum yang perlu dihilangkan : (Sumber:
persyaratan umum sipil sub bab 4 Persyaratan Pemilik, bagian 1 ketentuan
umum dokumen)
 Partikel yang lebih besar dari 0.5 mm, untuk skema dengan gross head
hingga 50 m.
 Partikel yang lebih besar dari 0.4 mm, untuk skema dengan gross head
antara 50 m - 100m.
 Partikel yang lebih besar dari 0.3 mm, untuk skema dengan gross head
> 101m. Kecepatan pengendapan partikel besarnya dapat dilihat pada
tabel 3.
Bagian Bangunan Utama

Tabel 3 Kecepatan Pengendapan

Particle Diameter (mm) 0.3 0.4 0.5 0.7 1.0

Kecepatan jatuh sedimen (mm/s) 45 60 70 95 120


Bagian Bangunan Utama
Penentuan Dimensi Kantong Lumpur

Lebar de-sedimentation basin :

B = Q/hv
dimana:
B = lebar de-sedimentation basin (m)
h = tinggi de-sedimentation basin (m)
Q = 1.1 x debit pembangkitan (m3/s)
v = kecepatan aliran dalam de-sedimentation basin (m/s)
Bagian Bangunan Utama
Waktu pengendapan :

t = h/w
dimana:
t = waktu pengendapan (s)
h = tinggi de-sedimentation basin (m)
w = kecepatan jatuh sedimen (m/s)

Panjang de-sedimentation basin saat kondisi diam:

L=v*t
dimana:
L = panjang de-sedimentation basin (m)
t = waktu pengendapan (s)
v = kecepatan aliran dalam de-sedimentation basin (m/s)
Bagian Bangunan Utama
Kecepatan pengendapan:

dimana:
w1 = kecepatan pengendapan (m/s)
v = kecepatan aliran dalam de-sedimentation basin (m/s)
h = tinggi de-sedimentation basin (m)

Kecepatan pengendapan efektif:

w2 = w - w1
dimana:
W2 = kecepatan pengendapan efektif (m/s)
w1 = kecepatan pengendapan (m/s)
w = kecepatan jatuh sedimen (m/s)
Bagian Bangunan Utama
Waktu pengendapan: (kondisi aliran turbulen)

tt = h/w2
dimana:
tt = waktu pengendapan (s)
h = tinggi de-sedimentation basin (m)
W2 = kecepatan pengendapan efektif (m/s)

Panjang de-sedimentation basin: (kondisi aliran turbulen)

Lt = v * tt
dimana:
Lt = panjang de-sedimentation basin (m)
tt = waktu pengendapan (s)
v = kecepatan aliran dalam de-sedimentation basin (m/s)
KRITERIA STANDAR
IRIGASI DAN BANGUNAN AIR
TIPE – TIPE BENDUNG
BAGIAN BANGUNAN UTAMA
KRITERIA STANDAR
1. Dewan Standarisasi Nasional : Tata Cara Perencanaan Drainase
Permukaan Jalan”, Yayasan Badan Penerbit Pekerjaan Umum, Jakarta,
1994.

2. Ven Te Chow : “Hidrolika Saluran Terbuka”, Erlangga, Jakarta, 1992.

3. United States Departement of the Interior : “Design of Small Dams”,


Oxford & IBH Publising Co., New Delhi, 1974.

4. Standar Perencanaan Irigasi, Departemen Pekerjaan Umum,


Direktorat Jenderal Pengairan.

5. Hydraulic Design Criteria, Departement of theUS- Army, Corps of


Engineer.
Terima Kasih
Gneis Setia Graha, ST., MT.

Anda mungkin juga menyukai