Anda di halaman 1dari 11

Faktor risiko kematian

mendadak dari
perdarahan
subaraknoid

Elisa Rosani
1102012074
Pendahuluan

- 1 dari 4 orang mengalami kejadian


perdarahan subaraknoid yang pertama
sebelum masuk rumah sakit
- Pada penelitian ini: meneliti faktor risiko yang
terjadi pada pasien yang dirawat di rumah
sakit dengan yang tidak

2
Metode
- Individu dikumpulkan sebanyak 65521
Menggunakan survei nasional FINRISK setiap
5 tahun sekali
- Yang dinilai: tekanan darah, kebiasaan
merokok, status soaial, status perkawinan,
dan riwayat stroke.

3
Metode

Follow up  dimulai pada saat pasien dengan


sreangan PSA yang pertama dan berakhir
karena emigrasi, kematian, atau sampai batas
waktu follow up terakhir, yaitu 31 desember
2014.
Diagnosis PSA ditegakkan pemeriksaan klinis
dan hasil otopsi

4
Metode

- Analisis statistik
- T test menyediakan nilai P untuk distribusi
variabel, uji Wilcoxrank untuk variabel yang
be, dan uji χ2 untuk variabel kategori
- Semua analisis statistik menggunakan Stata
Corp versi 12.1 (College Station, TX) dengan
R 3.3.0.

5
Hasil
- Mengindentifikasi 98
kasus dengan
kematian mendadak
dan 445 yang dirawat
di rumah sakit

6
Hasil
- Kematian mendadak
Laki-laki SAH lebih
sering pada pasien
yang tidak dirawat (P
= 0,03., CPD, dan
konsumsi alkohol rata-
rata tampak lebih
tinggi dan pendidikan
lebih rendah pada
pasien SAH laki-laki 7
Hasil
- Merokok meningkatkan risiko rawat inap dan
kematian mendadak
- Peserta lajang, bercerai, dan janda memiliki
risiko SAH kematian mendadak yang
meningkat dalam model yang sepenuhnya
disesuaikan bila dibandingkan dengan mereka
yang menikah dan tinggal bersama.

8
Diskusi
- Pasien dengan faktor risiko merokok, tekanan
darah yang tinggi mempunyai risiko kematian
yang lebih tinggi, terutama pada pasien yang
tidak dirawat.
- Mereka yang tanpa status pernikahan, lebih
tinggi risiko kematiannya
- Kelebihan studi ini: follow up yang lama, risiko
bias informasi yang rendah, diagnosis yang
akurat 9
Diskusi

- Kelemahan pada studi ini: tidak bisa melihat


perubahan dari faktor risiko selama follow-up,
tidak mengetahui keterlambatan pengobatan
pasien (jika ada)

10
Kesimpulan
- Faktor risiko pada pasien yang tidak dirawat
lebih tinggi
- Usia <50 tahun, normotensive dan bukan
perokok, mempunyai risiko yang lebih rendah
untuk mati mendadak akibat PSA

11

Anda mungkin juga menyukai