Anda di halaman 1dari 13

Biogas

Konversi 
Energi
Apa itu Biogas

– Energi biogas merupakan sumber energi terbarukan yang dapat digunakan untuk
memenuhi kebutuhan akan listrik dan bahan bakar kendaraan
– Biogas adalah gas yang dihasilkan oleh bakteri apabila bahan organik, seperti
kotoran ternak, limbah rumah tangga, limbah pertanian, serasah, dan lain-lain
yang mengalami proses fermentasi dalam reaktor (bodigester) dalam kondisi
anaerob (tanpa udara).
– Biogas merupakan gabungan dari gas metana (CH4), gas CO2 dan beberapa
kandungan yang jumlahnya kecil diantaranya hydrogen sulfide (H2S) dan ammonia
(NH3) serta hydrogen (H2) dan nitrogen yang kandungannya sangat kecil.
Anaerobic Disgestion

– Proses pembentukan biogas dikenal dengan istilah anaerobic digestion atau


pencernaan secara anaerob.
– Umumnya, biogas diproduksi menggunakan alat yang disebut reaktor biogas
(digester) yang dirancang agar kedap udara (anaerob), sehingga proses penguraian
oleh mikroorganisme dapat berjalansecara optimal.
– Proses perombakan bahan organik pada kotoran sapi secara anaerob yang terjadi di
dalam digester terdiri dari 3 tahap proses :
1. Hidrolis / Tahap Pelarutan
2. Pengasaman / Asetogenesis
3. Metanogenesis
Proses Pembentukan Biogas
Tahap Hidrolisis

– Pada tahap ini terjadi penguraian bahan – bahan organik mudah larut yang
terdapat pada kotoran sapi dan pemecahan bahan organik yang kompleks
menjadi sederhana dengan bantuan air (perubahan struktur bentuk polimer
menjadi bentuk monomer yang larut dalam air).
– Senyawa kompleks ini, antara lain protein, karbohidrat, dan lemak, dimana
dengan bantuan eksoenzim dari bakteri anaerob, senyawa ini akan diubah
menjadi monomer (Deublein et al., 2008
Pengasaman / Asetogenesis

– Pada tahap pengasaman, komponen monomer (gula sederhana) yang terbentuk pada tahap
hidrolisis akan menjadi bahan makanan bagi bakteri 12 pembentuk asam.
– Produk akhir dari perombakan gula – gula sederhana tadi yaitu asam asetat, propionate, format,
laktat, alkohol dan sedikit butirat, gas karbondioksida, hidrogen dan ammonia. Monomer yang
dihasilkan dari tahap hidrolisis akan didegradasi pada tahap ini. Pembentukan asam - asam
organik tersebut terjadi dengan bantuan bakteri, seperti Pseudomonas, Eschericia,
Flavobacterium, dan Alcaligenes.
– Asam organik rantai pendek yang dihasilkan dari tahap fermentasi dan asam lemak yang berasal
dari hidrolisis lemak akan difermentasi menjadi asam asetat, H2, dan CO2 oleh bakteri asetogenik.
– Pada fase ini, mikroorganisme homoasetogenik akan mengurangi H2 dan CO2 untuk diubah
menjadi asam asetat.
Metanogenesis

– Pada tahap metanogenesis, terjadi pembentukan gas metan. Bakteri pereduksi


sulfat juga terdapat dalam proses ini yang akan mereduksi sulfat dan komponen
sulfur lainnya menjadi hidrogen sulfida. Bakteri yang berperan dalam proses ini,
antara lain Methanococcus, Methanobacillus, Methanobacterium. Terbentuknya
gas metana terjadi karena adanya reaksi dekarboksilasi asetat dan reduksi CO 2.
– Pada tahap ini, bakteri metana membentuk gas metana secara perlahan secara
anaerob. Proses ini berlangsung selama 14 hari dengan suhu 25 o C di dalam
digester.
– Pada proses ini akan dihasilkan 70% CH4, 30 % CO2 , sedikit H2 dan H2S.
Potensi dan Sumber Bahan 
Baku Biogas
– Biogas dari Limbah pertenakan
– Biogas dari Limbah pertanian
– Biogas dari Limbah Perairan
– Biogas dari Limbah Industri
– Biogas dari Limbah Sampah Organik
– Biogas dari Limbah Kotoran Manusia
Sejarah Biogas
Sebenarnya kandungan dalam biogas telah lama digunakan untuk
menghasilkan panas oleh warga Mesin, china, dan Romawi Kuno.

Pada tahun 1776, Alessandro Volta, seorang fisikawan Italia yang


mempelajari kimia gas, menemukan gas metan dari proses
pembusukan bahan organik di rawa-rawa

Hasil identifikasi gas metan uang dapat terbakar dilakukan oleh


Willliam Henry pada tahun 1806.

Pada tahun 1882, seorang murid dari Louis Pasteur dan Tappeiner
bernama Becham pertama kali memperlihatkan pembentukan gas
metan secara mikroniologis.
Perkembangan Biogas di 
Indonesia
– Pemerintah Indonesia menargetkan 23 persen bauran energi terbarukan pada
2025, dan pada tahun ini Indonesia telah mencapai 12,5 persen.
– Menurut riset Fakultas Peternakan Universitas Gadjah Mada, biogas dapat
memenuhi 13,3 persen kebutuhan bahan bakar memasak dan listrik di Indonesia.
– Namun, saat ini, pemanfaatan dan penyebaran biogas masih di angka 1,24
persen.
– Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral melaporkan bahwa pencapaian
penyebaran reaktor biogas yang hanya sekitar 50 persen dari target 49,6 juta
meter3 pada 2017.
– Tahun 2018 mencatat tingkat pencapaian yang lebih rendah, yaitu sekitar 30
persen dari target 69 juta meter 3.
Keuntungan Biogas

– Biogas merupakan energi tanpa menggunakan material yang masih memiliki manfaat termasuk biomassa
sehingga biogas tidak merusak keseimbangan karbondioksida yang diakibatkan oleh penggundulan hutan
(deforestation) dan perusakan tanah.
– Energi biogas dapat berfungsi sebagai energi pengganti bahan bakar fosil sehingga akan menurunkan gas
rumah kaca di atmosfer dan emisi lainnya.
– Metana merupakan salah satu gas rumah kaca yang keberadaannya di atmosfer akan meningkatkan
temperatur, dengan menggunakan biogas sebagai bahan bakar makaakan mengurangi gas metana di udara.
– Limbah berupa sampah kotoran hewan dan manusia merupakan material yang tidak bermanfaaat, bahkan
bisa menngakibatkan racun yang sangat berbahaya. Aplikasianaerobik digestion akan meminimalkan efek
tersebut dan meningkatkan nilai manfaatdari limbah.
– produk samping dari pembentukan biogas seperti sludge yang diperoleh dari sisa proses anaerobik
digestion yang berupa padat dan cair dapat digunakan sebagai pupuk.
Kelemahan Biogas

– Saat ini sistem yang digunakan dalam produksi biogas masih belum efisien. Hingga kini belum
ada teknologi baru popular yang memiliki kemampuan menyederhanakan proses sekaligus
menghasilkan biogas melimpah dengan biaya rendah.
– Setelah penyempurnaan dan kompresi, biogas masih mengandung kotoran. Jika bahan bakar
bio yang dihasilkan digunakan untuk menyalakan mobil, dapat menimbulkan korosi pada
bagian logam mesin.
– Seperti sumber energy terbarukan lainnya (misalnya solar, angina) generasii biogas juga
dipengaruhi oleh cuaca. Bakteri suhu optimal perlu mencerna limbah pada temperature
sekitar 37o C.
– Pembentukan biogas kurang cocok dilakukan di wilayah metropolitan yang padat dan lebih
cocok untuk daerah pedesaan atau pinggir kota karena bahan baku banyak tersedia.
Referensi

– Suyitno. Agus Sujono dan Dharmanto. 2010. Teknologi Biogas. Yogyakarta :


Graha Ilmu
– Budiman, Ibnu. 2019. Setumpuk Kendala Penyebaran Biogas. di https://
wri-indonesia.org/id/blog/setumpuk-kendala-penyebaran-biogas

Anda mungkin juga menyukai