Anda di halaman 1dari 15

Penelitian Kasus-Kontrol dari Nyeri Punggung Bawah yang

dirujuk untuk Magnetic Resonance Imaging, dengan Fokus


Khusus pada Vibrasi Seluruh Tubuh

Azmi Kamil
03012046
Pendahuluan
 Paparan okupasional terhadap vibrasi seluruh tubuh sangat umum pada populasi
pekerja. Satu survei Inggris memperkirakan bahwa 7.2 juta pria dan 1.8 juta
wanita terpapar vibrasi seluruh tubuh saat bekerja dalam periode 1 minggu,
perkiraan dosis vibrasi melebihi tingkat standar Inggris untuk 374.000 pria dan
9000 wanita.
 Dalam penelitian ini, kami mengukur dampak kesehatan masyarakat dari vibrasi
seluruh tubuh pada gangguan punggung yang cukup parah untuk dirujuk dan
diinvestigasi oleh spesialis dengan menggunakan pencitraan resonansi magnetik
(MRI) nuklir pada tulang lumbal dan sejauh mana rujukan tersebut dikaitakn
dengan vibrasi seluruh tubuh dan mengemudi profesional dibandingkan dengan
faktor resiko lain untuk nyeri punggung bawah.
 Kelompok kasus dan kontrol juga menyelesaikan pertanyaan umum yang
ditetapken pada pekerjaan saat ini dan pekerjaan lain yang dilakukan selama 12
bulan, faktor resiko fisik dan psikososial selama kerja, mengemudi profesional
dan paparan terhadap vibrasi seluruh tubuh (jenis kendaraan, durasi dan
intensitas), karakteristik personal (seperti tinggi badan, berat badan, usia, jenis
kelamin, kebiasaan merokok), kesehatan mental (mood rendah, kecenderungan
somatisasi), keyakinan dalam menghindari rasa takut, keyakinan mengenai
pekerjaan sebagai penyebab yang memperburuk dari nyeri punggung bawah dan
kecenderugan untuk berkonsultasi mengenai nyeri punggung bawah.
Populasi dan Metode Penelitian

 Penelitian ini mengguakan pendekatan kasus-kontrol. Populasi studi terdiri dari


penduduk dewasa berusia 20-64 tahun.
 Sebagai kontrol yaitu pasien yang datang ke IGD rumah sakit umum dan
dilakukan x-ray pada periode yang sama.
 Para calon partisipan dikirimkan kesioner melalui email dan pengingat
seperlunya setelah 4 minggu. Kelompok kasus diberikan pertanyaan mengenai
riwayat nyeri dan linu pada punggung belakang, dan disabilitas mereka saat ini
dievaluasi menggunakan kesioner Roland-Morris.
 Kelompok kasus dan kontrol juga menyelesaikan pertanyaan umum yang
ditetapken pada pekerjaan saat ini dan pekerjaan lain yang dilakukan selama 12
bulan, faktor resiko fisik dan psikososial selama kerja, mengemudi profesional
dan paparan terhadap vibrasi seluruh tubuh (jenis kendaraan, durasi dan
intensitas), karakteristik personal (seperti tinggi badan, berat badan, usia, jenis
kelamin, kebiasaan merokok), kesehatan mental (mood rendah, kecenderungan
somatisasi), keyakinan dalam menghindari rasa takut, keyakinan mengenai
pekerjaan sebagai penyebab yang memperburuk dari nyeri punggung bawah dan
kecenderugan untuk berkonsultasi mengenai nyeri punggung bawah.
 Kecenderungan somatisasi diteliti menggunakan Brief Symptom Inventory
pengukuran nilai kesulitan sendiri yang valid, terdiri dari beberapa hal yaitu
mual yang menganggu, pingsan atau pusing berputar, nyeri dada dan kesulitan
bernafas selama 7 hari terakhir. Jumlah gejala dilaporkan dalam kesulitan
“ekstrim”, “sedikit” atau “sedang”, dengan data dianalisis dalam 3 kelompok (0,
1, ≥2 gejala penyulit).
 Keyakinan dalam menghindari rasa takut dinilai dengan elemen dalam Fear-
Avoidance Beliefs Scale dari Waddell dkk yang valid, kesimpulan diambil dari
nilai pernyataan yang disetujui responden (0, 1-2, 3-4).
 Pertanyaan mengenai faktor resiko psikososial dalam okupasi didasarkan oleh
model Karasek.
 Pertanyaan serial juga ditanyakan mengenai paparan pada pekerjaan menggali,
mengangkat beban ≥10 kg (kali/hari), menekuk tubuh (kali/hari), memutar
(kali/hari), berdiri (kali/hari), duduk ketika tidak mengemudi (jam/hari) dan
menurunkan muatan kendaraan meggunakan tangan.
 Analisis dibatasi pada kasus yang mengalami episode nyeri punggung bawah yang
dimulai pada pekerjaan saat ini dan pada kontrol yang memberikan riwayat
pekerjaan saat ini. Hal ini terfokus pada dua kelompok hasil: (i) semua kasus dan
(ii) kasus dengan skor Roland-Morris >10 (nilai median dari seluruh kasus)
dibandingkan kontrol.
Diskusi
 Penelitian ini kurang memiliki hubungan jelas antara nyeri punggung bawah dan
vibrasi seluruh tubuh yang mana berbeda dengan hasil beberapa penelitian dan
kajian lain. Karena prevalensi pengemudi profesional yang relatif rendah dalam
populasi penelitian ini(17%).
 pengemudi dalam penelitian ini, yang mewakilkan sampel berbasis populasi, kurang
terpapar terhadap vibrasi seluruh tubuh. Sebagian besar pengemudi mobil, dengan
relatif sedikit sumber paparan lain yang dilaporkan.
 Temuan konsisten dan hubungan kuat dengan duduk selagi tidak mengemudi–
sebelumnya dilaporkan dengan vibrasi seluruh tubuh dirancu oleh duduk lama.
Bahwa ditemukan hubungan dalam model akhir antara mengemudi kontinyu dalam
satu periode (dengan duduk selama >3 jam pada suatu waktu) namun tidak dengan
jam mengemudi terkait dengan dosis vibrasi seluruh tubuh. Hubungan positif
dengan duduk selagi tidak mengemudi juga telah dilaporkan pada beberapa literatur
,namun peningkatan risikonya hanya sedikit dan tidak konsisten, dan keseimbangan
bukti menentang penjelasan ini.
Kesimpulan
 Vibrasi seluruh tubuh tampaknya bukan menjadi penyebab utama nyeri
punggung bawah berat untuk dirujuk dilakukan pencitraan MRI lumbal.
 Berbagai aspek kesehatan mental (mood rendah, kecenderungan somatisasi) dan
keyakinan kesehatan (keyakinan mengenai bekerja sebagai penyebab atau pemicu
nyeri punggung) dapat menjadi kontribusi penting.
Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai