Akut Abdomen
Pada saat nyeri pertama kali dirasakan, nyeri viseral biasanya nyeri yang
ditimbulkan terlokalisasi dan berbentuk khas. Nyeri yang berasal dari organ padat
kurang jelas dibandingkan nyeri dari organ yang berongga. Nyeri yang berasal dari
viseral dan berlangsung akut biasanya menyebabkan tekanan darah dan denyut
jantung berubah, pucat, dan berkeringat disertai fenomena viseral motor seperti
muntah dan diare.
Pada akut abdomen selain nyeri abdomen pasien juga mengeluhkan:
• Mual
• Muntah
• Anoreksia (jarang ditemukan ada akut abdomen pada kelainan
ginekologi atau urologi)
• Kembung
• Buang air besar cair
• Obstipasi akibat adanya gangguan pasase usus disertai tidak
adanya flatus dan distensi abdomen juga harus dipikirkan
kemungkinan adanya ileus atau obstruksi usus.
Pemeriksaan Fisik
Inspeksi
Pasien dengan akut abdomen biasanya diperiksa pada posisi supine. Inspeksi
abdomen dilakukan dengan teliti. Posisi tidur pasien apakah pasien tetap merasakan
nyeri pada posisi supine dan berusaha untuk berada pada posisi tertentu untuk
menghindari nyeri.
Auskultasi
Pada auskultasi bising usus yang didengar cukup bervariasi tergantung penyebab
dari akut abdomen tersebut. Pada ileus paralitik atau peritonitis umum bising usus tidak
terdengar sedang pada obstruksi usus bising usus akan meningkat dan kadang kala akan
terdengar Metallic’s sound.
Perkusi
Palpasi
Palpasi pada pasien dengan akut abdomen harus dilakukan dengan hati-hati dan
untuk menentukan lokasi nyeri jika nyeri tersebut terlokalisir atau tidak.
• Kita harus memulai pemeriksaan fisik dengan menilai pasien
penampilan umum dan ABC (Airway, Pernapasan, sirkulasi).
• Kemampuan pasien untuk berbicara, pola pernapasan, dan
ekspresi wajah harus diamati hati-hati.
• Pasien obesitas harus ditanyakan apakah terdapat
pembesaran perut yang tidak biasa.
• Penilaian suara usus (auskultasi) harus dilakukan sebelum
melakukan manuver pemeriksaan lainnya (palpasi atau
perkusi).
Pemeriksaan Penunjang
• Selain terapi farmakologi dan terapi bedah, terapi endoskopi dan terapi
radiologi intervensi serta melalui laparoskopi merupakan modalitas yang
biasa dilakukan pada pasien dengan akut abdomen.
• Beberapa keadaan akut abdomen dimana tindakan operasi bukan
merupakan pilihan utama adalah pankreatitis, biliaris akut dimana setelah
terapi antibiotik yang adekuat drainage bilier melalui endoskopi harus
dilakukan.
• Secara umum penanganan pasien akut abdomen adalah menentukan
apakah pasien tersebut merupakan kasus bedah yang harus dilakukan
tindakan bedah atau jika tindakan bedah tidak perlu dilakukan segera
kapan kasus tersebut dilakukan tindakan bedah.
• Apa pengobatan awal ketika dicurigai menderita abdomen akut?
Pertama, tanda vital pasien dan saluran napas (A), pernapasan (B),
sirkulasi (C), dan kesadaran, harus dikonfirmasi, dan perawatan
darurat diberikan pada penentuan tanda-tanda vital yang abnormal.
Ketika tanda-tanda vital stabil, keputusan mengenai kebutuhan akan
keadaan darurat. Operasi harus dilakukan berdasarkan riwayat medis
dan temuan pada pemeriksaan fisik pada abdomen.
Selain itu, tes laboratorium dan studi pencitraan memiliki kegunaan
menentukan kondisi klinis (perdarahan, iskemia organ, pan-peritonitis,
radang akut) membutuhkan intervensi bedah.
• Analgesik apa yang harus digunakan untuk nyeri perut karena akut
perut?
Apapun penyebabnya, penggunaan analgesik awal sebelum diagnosis
definitif direkomendasikan. Pemberian intravena 1.000 mg acetaminophen
direkomendasikan terlepas dari tingkat keparahan nyeri.
Analgesik narkotik intravena harus ditambahkan sesuai dengan tingkat
keparahan nyeri. Antikonvulsan, seperti butilkopolamin bromida, dapat
digunakan sebagai terapi adjuvan untuk kolik daripada obat pilihan
pertama sakit perut. Morfin, opioid seperti fentanil dan analgesik
antagonis seperti pentazocine, dan buprenorfin harus dipertimbangkan
dalam kasus perut akut.
DAFTAR PUSTAKA