AKM1-9 Persediaan
AKM1-9 Persediaan
PERSEDIAAN
Aset dalam bentuk barang atau
perlengkapan(supplies) yang diperoleh dengan
maksud untuk mendukung kegiatan operasional atau
barang-barang yang dimaksudkan untuk dijual dalam
waktu 12 bulan dari tanggal perolehan.
2
CAKUPAN PERSEDIAAN
Barang atau perlengkapan untuk operasional
Bahan atau perlengkapan untuk proses produksi
Barang dalam proses produksi
Barang yang disimpan untuk dijual atau diserahkan
kepada masyarakat dalam rangka kegiatan
pemerintahan
3
CONTOH PERSEDIAAN
Barang konsumsi
Bahan untuk pemeliharaan
Suku cadang
Persediaan untuk tujuan strategis/ berjaga-jaga
Materai baku (raw material)
Barang dalam proses/setengah jadi
4
Barang atau perlengkapan - Barang Habis Pakai
(supplies) yg digunakan sendiri - Barang Tak Habis Pakai
dalam rangka kegiatan operasional - Barang Bekas Pakai
5
JENIS PERSEDIAAN
Perusahaan dagang
Persediaan berupa barang yang dibeli dengan tujuan
untuk dijual
Perusahaan manufaktur
Bahan baku dan penolong, Barang dalam proses,
Barang jadi/produk selesai
6
PENGAKUAN PERSEDIAAN
Persediaan diakui pada saat diterima atau hak
kepemilikannya dan/atau kepenguasaannya
berpindah
Harga Pokok (Cost) Persediaan adalah jumlah semua
pengeluaran langsung atau tidak langsung yang
berhubungan dengan perolehan, penyiapan dan
penempatan persediaan tersebut agar dapat dijual.
7
MASALAH KEPEMILIKAN BARANG
Barang sudah dicatat sebagai persediaan
didasarkan pada hak kepemilikannya. Penentuan
perpindahan hak atas barang antara lain timbul
dalam keadaan:
Barang dalam perjalanan (Good in Transit)
Barang yang dipisahkan
Barang Konsinyasi
Barang Angsuran
8
Goods on Transit
FOB Shipping Point : hak atas seluruh muatan
beralih ke pembeli dengan pada saat pengiriman.
Ketika barang dalam perjalanan dimasukkan
dalam persediaan si pembeli.
FOB Destination : hak tidak beralih sampai
barang diterima oleh pembeli. Ketika barang
dalam perjalanan dimasukkan dalam persediaan si
penjual,
FOB= Free on Board
9
Barang yang Dipisahkan
Apabila melakukan pembelian tetapi pengiriman tidak
dilakukan sekaligus maka pembeli dapat mencatat
pembelian dan menambah persediaan barangnya.
10
Barang Konsinyasi
Sebelum barang tersebut dijual masih tetap menjadi
persediaan pihak yang menitipkan (consignor) dan
pihak yang menerima titipan (consignee) tidak
mempunyai hak atas barang tersebut sehingga tidak
mencatat sebagai persediaan
11
Penjualan Angsuran
Hak atas barang tetap pada penjual sampai seluruh
harga jualnya dilunasi. Penjual akan melaporkan
barang tersebut dalam persediaannya dikurangi
dengan jumlah yang sudah dibayar. Pembeli akan
melaporkan barang-barang tersebut dalam
persediaannya sejumlah yang sudah dibayarkan.
12
PENGUKURAN PERSEDIAAN
Biaya perolehan apabila diperoleh dengan pembelian
Biaya standar apabila diperoleh dengan
memproduksi sendiri
Nilai wajar apabila apabila diperoleh dengan cara
lainnya seperti donasi/rampasan
13
Biaya Perolehan: Persediaan diperoleh dengan pembelian
14
METODE PENCATATAN PERSEDIAAN
1. Metode Fisik/Periodic, pada metode fisik setiap ada
mutasi persediaan tidak ada catatannya sehingga untuk
mengetahui nilai persediaan harus dilakukan dengan
penghitungan secara fisik. Begitu juga harga pokok
penjualan baru dapat dihitung setelah persediaan akhir
sudah dihitung.
15
PERBEDAAN PENCATATAN
Pembelian Persediaan – Periodic:
Pembelian 3,000
Hutang Dagang 3,000
Penjualan periode berjalan – Periodic:
Piutang Dagang 4,125
Penjualan 4,125
Pembelian Persediaan - Perpetual
Persediaan Barang Dagang 3,000
Utang Dagang 3,000
Penjualan selama periode - Perpetual
Piutang Dagang 4,125
Penjualan 4,125
Harga Pokok Penjualan 2,750
Peresediaan Barang Dagang 2,750 16
METODE PENENTUAN HARGA POKOK
PERSEDIAAN
Metode Identifikasi Khusus (Specific Identification)
Metode FIFO (First In First Out)
Metode LIFO (Last In First Out)
Metode Rata-Rata (Average)
Metode LCM (Lower of Cost or Market)
Metode Taksiran ; Retail Methode, Gross Profit
Methode,
17
Identifikasi Khusus
Metode ini berdasarkan anggapan bahwa arus barang harus
sama dengan arus biaya. Tiap jenis barang dipisah berdasarkan
harga pokoknya dan tiap kelompok dibuatkan kartu persediaan
sendiri. Contohnya ponsel merek A tipe 123 dibuatkan kartu
persediaan sendiri.
Harga pokok penjualan terdiri dari harga pokok barang-barang
yang dijual, dan sisanya merupakan persediaan akhir.
Metode ini dapat digunakan perusahaan yang menggunakan
prosedur pencatatan persediaan dengan cara periodik maupun
perpectual.
Tetapi karena cara ini menimbulkan banyak pekerjaan
tambahan maupun gudang yang luas maka jarang digunakan.
Metode ini biasanya diterapkan pada perusahaan yang menjual
produk dengan harga mahal, jumlah dan jenis produknya
terbatas.
18
Contoh Metode Identifikasi Khusus :
Mobil A Mobil B Mobil C
Pembelian Rp 40.000 Rp 50.000 Rp 180.000
Penjualan Rp 45.000
19
Perpetual Inventory Costs
Data Biaya Persediaan untuk mengilustrasikan
FIFO and LIFO Perpetual Systems
20
21
FIFO Perpetual Inventory Account
Item 127B
22
FIFO Perpetual Inventory Account
22 Januari, perusahaan
menjual 4 units @ $31.
27
FIFO Perpetual Inventory Account
Item 127B
28 Januari , perusahaan
menjual 2 units @ $32.
29
FIFO Perpetual Inventory Account
Item 127B
28 Januari , perusahaan
menjual 2 units @ $32. 30
FIFO Perpetual Inventory Account
32
33
LIFO Perpetual Inventory Account
Item 127B
34
LIFO Perpetual Inventory Account
Item 127B
4 January , perusahaan
menjual 7 units seharga @
$30.
35
LIFO Perpetual Inventory Account
Item 127B
10 January ,
perusahaan membeli 8 Penyajian data
persediaan yg terkini.
units seharga @ $21.
36
LIFO Perpetual Inventory Account
Item 127B
28 Januari, terjual 2
units seharga @ $32 . 38
LIFO Perpetual Inventory Account
Item 127B
41
Fifo Periodic
200 units @ $9 Jan. 1 Persediaan
Awal
300 units @ $10 Mar. 10 Pembelian
42
Fifo Periodic
200 units @ $9 = $1,800 Jan. 1
44
Fifo Periodic
Terjual
200 units 200
@ $9 = $$1,800
0 Jan. 1
300Terjual
units @300$10 = 3,0000 Mar. 10
Sold
400 units
200 200 of
@these
$11 = 4,400
2,200 Sept. 21
46
Summary of Fifo Periodic
Harga Pokok
Persediaan Penjualan
Tersedia u/
Pembelian Dijual
$1,800 200 units at $9
Jan. 1
200 units at $9 $1,800
$3,000 300 units at $10
Mar. 10
300 units at $10 $3,000 200 units at $11
$2,200
Sep. 21
$7,000 700 units
400 units at $11 $4,400
Merchandise
Nov. 18
100 units at $12 $1,200 Inventory
$2,200 200 units at $11
1,000 units $10,400
$1,200 100 units at $12
48
Lifo Periodic
200 units @ $9 Jan. 1 Persediaan
Awal
300 units @ $10 Mar. 10 Pembelian
50
Lifo Periodic
200 units @ $9 = $1,800 Jan. 1
Sold
100 200 of
300 units @these
$10 = 3,000
1,000 Mar. 10
400
Soldunits
these@400
$11 = 4,4000 Sept. 21
100
Soldunits
these@100
$12 = 1,2000 Nov. 18
1,000 units tersedia $10,400
$2,800
untuk dijual
Persediaan Akhir
51
Lifo Periodic
52
Summary of Lifo Periodic
Merchandise
Persediaan Inventory
Tersedia u/
Pembelian Dijual $1,800 200 units at $9
$1,800
Jan. 1 $1,000 100 units at $10
200 units at $9 $1,800
$2,800 300 units
Mar. 10
300 units at $10 $3,000 Harga Pokok
Penjualan
Sep. 21
400 units at $11 $4,400
$2,000 200 units at $10
Nov. 18
100 units at $12 $1,200
$4,400 400 units at $11
1,000 units $10,400
$1,200 100 units at $12
54
Average Cost Periodic
200 units @ $9 = $ 1,800
$10,400
= $10.40 per Unit
1,000 Units
56
Average Cost Periodic
Nilai Persediaan yg tersedia u/ dijual $10,400
Dikurangi persediaan barang akhir
($10.40 x 300) 3,120
Harga Pokok Penjualan $ 7,280
Untuk memverifikasi
jumlah ini, kalikan
700 units penjualan
dengan $10.40 =
$7,280.
57
Penilaian Persediaan Menurut
LCM
Persediaan dinilai berdasarkan harga terendah
antara harga perolehan (buku) dengan harga pasar
persediaan tersebut
Dapat diberlakukan untuk tiap jenis persediaan,
kelompok persediaan atau keseluruhan persediaan
58
Contoh Penerapan LCM
59
Penilaian Persediaan Menurut
Harga Eceran
Penilaian persediaan maupun harga pokok
persediaan dihitung dengan melihat harga
eceran masing-masing jenis persediaan.
Didasarkan pada hubungan antara harga pokok
barang yang siap untuk dijual dengan harga
jualnya.
Biasa digunakan untuk perusahaan yang
bergerak dalam bidang retail
60
Contoh Retail Methode
UD. Berkat mempunyai data persediaan sebagai berikut :
Harga Pokok Harga Jual
Persediaan awal 3.500.000 7.000.000
Pembelian 15.750.000 + 28.000.000 +
BTUD 19.250.000 35.000.000
% harga pokok terhadap harga jual :
(19.250.000/35.000.000) x 100% = 55 %
Penjualan bersih 29.500.000 –
Persediaan akhir eceran 5.500.000
Persediaan akhir eceran dengan harga pokok (perolehan) :
55 % x 5.500.000 = 3.025.000
Beban Pokok Penjualan :
19.250.000 – 3.025.000 = 16.225.000
61
PENGUNGKAPAN PERSEDIAAN
Kebijakan akuntansi yang digunakan
Penjelasan lebih lanjut tentang cakupan persediaan
Kondisi persediaan
Hal-hal lain, misalnya peruntukan dan asal persediaan
62
Contoh Soal
Soal 1
Transaksi-transaksi dibawah ini adalah transaksi-transaksi yang bersangkutan
dengan jual beli barang dagangan UD Setia :
01/12 Dibeli barang dagang dari FA Berkat dengan harga Rp. 53.760.000 dengan
pembayaran 2/10 n/30
03/02 Dibayar ongkos angkut pembelian barang tersebut Rp. 1.260.00
07/02 Dijual barang dagangan kepada Toko Sinar sebesar Rp. 41.300.000
dengan syarat pembayaran 1/10 n/30. Harga pokok barang Rp. 30.250.000
09/12 Dibayar pembelian tanggal 01 lalu
11/02 Karena rusak barang yang dijual tanggal 07 yang lalu dikembalikan.
Harga pokok barang yang diterima kembali itu Rp. 1.750.000 harga
jualnya Rp. 2.380.000
13/02 Diterima pembayaran harga barang yang dijual pada tanggal 07 lalu
Diminta : Jurnal transaksi di atas dengan metode fisik atau perpectual
63
Contoh
Soal 2
Soal
Dari catatan perusahaan diperoleh keterangan-keterangan sebagai
berikut :
Persediaan awal 300 unit @ Rp. 60/unit
03/12 Pembelian 750 unit @ Rp. 63/unit
12/12 Pembelian 600 unit @ Rp. 61/unit
18/12 Pembelian 800 unit @ Rp. 65/unit
25/12 Pembelian 500 unit @ Rp. 62/unit
Berdasarkan inventaris phisik akhir bulan jumlah persediaan yang
masih ada sebanyak 600 unit.
Untuk tanda pengenal khusus jumlah ini terdiri dari : 300 unit
(03/12), 200 unit (18/12), dan 100 unit (25/12).
64
TERIMA KASIH
65