Anda di halaman 1dari 31

RESUSITASI CAIRAN

dr.Susi Handayani, M.Sc, Sp.An


Problem Cairan

 Perlukah terapi cairan?


 Kapan diberikan infus?

 Tujuan infus?

 Lewat mana pemberian cairan?


 Macam cairan infus?

 Berapa banyak?

 Sampai kapan?
PENILAIAN VOLUME
INTRAVASKULAR
PENILAIAN VOLUME INTRAVASKULER
PENILAIAN SANGAT DIANDALKAN (KLINIS)
KARENA PENGUKURAN VOLUME
KOMPARTEMEN CAIRAN TIDAK TERSEDIA
DENGAN MUDAH

PENILAIAN SECARA FISIK


PEMERIKSAAN
LABORATORIUM
TEHNIK MONITORING
HEMODINAMIK
EVALUAISI SERIAL
Penatalaksanaan cairan pada syok perdarahan
berat adalah dengan melakukan resusitasi
agresif/resusitasi standar (massive
resuscitation) untuk mengganti cairan yang
hilang dengan menggunakan kristaloid dengan
pemberian 3× lipat dari estimate blood loss.

Hal ini dikenal dengan ’hukum 3 untuk 1’


(’3 for 1 rule’)
Resusitasi agresif ini memiliki beberapa kerugian
• rebleeding
• koagulopati
• hipotermia
• cedera reperfusi
KONSEP BARU

• “PERMISSIVE HYPOTENSION”
• Pasien tetap sadar
• Nadi teraba
• SBP 90 mmHg
• MAP 50‐60 mmHg
• SaO2 > 92%
Resusitasi hipotensif/resusitasi
terbatas

Pemberian resusitasi cairan yang diberikan pada


pasien trauma dengan syok perdarahan yang
bertujuan mengembalikan volume darah
untuk mencukupi perfusi organ-organ vital
(jantung, otak), dan menghindari kehilangan
darah lebih lanjut
Tujuan Resusitasi Cairan
1. Resusitasi  mengganti cairan yang hilang
(kristaloid dan koloid)
2. Maintenance  kebutuhan rumatan dan
koreksi ( elektrolit dan nutrisi)
Jalur pemberian cairan

1. Intravena  Perifer
 Central
2. Intraosseus
Vena femoralis
1. Posisikan pasien terlentang dan tungkai sedikit abduksi
2. Operator berdiri di samping pasien
3. Lakukan palpasi spina iliaca anterior superior dan
tuberculum pubicum. Garis penghubung antara dua tempat
tersebut adalah ligamen inguinal. Kompartemen abdominal
terletak di cephalad, dan tungkai di caudal. Jangan
melakukan akses vena pada cephalad dari ligamen cephalad
4. Raba arteri femoralis dan tentukan arahnya
5. Vena femoralis terletak kira-kira 1 cm medial dan sejajar
dengan arteri femoralis
6. Tusukan kulit dilakukan 1 – 2 cm bawah
ligamen inguinal
7. Tusukan dilanjutkan dengan sudut kira-kira 45
derajat dan diarahkan cephalad
8. Tusukan dilanjutkan sampai darah vena secara
lancar dapat diaspirasi
Intraosseus

• Prosedur ini sangat bermanfaat pada kondisi


pasien anak yang mengalami henti jantung.
• Kondisi lain yang membutuhkan tindakan ini
antara lain : shock, trauma, dehidrasi berat,
status epileptikus, atau berbagai kondisi yang
membutuhkan pemberian cairan, obat-
obatan, atau tranfusi yang sifatnya segera
Kontraindikasi
• Pada lokasi pemasangan intraosseous tidak
boleh mengalami selulitis, abses dan luka
bakar.
• Fraktur tulang ipsilateral akan meningkatkan
resiko ekstravasasi yang mendorong terjadinya
kompartemen sindrom dan nonunion pada
fraktur tulang.
• Osteogenesis imperfekta dan osteopetrosis
•KRISTALOID HIPOTONUS •KRISTALOID HIPERTONUS
• 5% DEXTROSE • D5 ½ NS
• ½ NORMAL • D5 NORMAL
SALINE SALINE
• • D5 RINGER
•KRISTALOID ISOTONUS LAKTAT
• NORMAL SALINE • 3% SALINE
• D5 ¼ NS • 5% SALINE
• RINGER LAKTAT ( • 7,5% NaHCO3
RL )
• RINGER ASERING
( RA )
• PLASMALITE
• KAEN 1B, 3A, 3B
• Ringer asetat memiliki profil serupa dengan Ringer
Laktat.
• Tempat metabolisme laktat terutama adalah hati dan
sebagian kecil pada ginjal, sedangkan asetat dimetabolisme
pada hampir seluruh jaringan tubuh dengan otot sebagai
tempat terpenting.
• Penggunaan Ringer Asetat sebagai cairan resusitasi patut
diberikan pada pasien dengan gangguan fungsi hati berat
seperti sirosis hati dan asidosis laktat.
• Adanya laktat dalam larutan Ringer Laktat
membahayakan pasien sakit berat karena dikonversi dalam
hati menjadi bikarbonat.
Evaluasi Volume Intravaskular
Tanda-tanda kehilangan cairan
(dewasa)
Kehilangan cairan (berdasarkan presentasi berat
Tanda badan)
5% 10 % 15 %
Laju nadi normal Meningkat Meningkat

Takanan darah normal normal Menurun

Laju nafas normal normal Cepat

produksi urin normal Menurun Tidak ada


(ml/jam)
Capillary return <2 3-4 >5
(detik)
Membran mukosa Lembab Kering Sangat
kering

Kesadaran normal mengantuk Letargik/


koma
Tanda-tanda kehilangan cairan
(anak)

Tanda Dehidrasi Dehidrasi Dehidrasi10-15%


<5% 5-10%

Turgor kulit Baik Tenting Buruk

Sentuhan kulit Lembab Keting Basah

Selapur lendir Lembab Kering Kering

Bola mata Normal Dalam cekung

Fontanelies Datar Lunak Cekung

Sistem syaraf sentral Consolable Irritable Lesu koma

Sistem kardiovaskular Normal Normal Penurunan tekanan darah dan


pengisian kapiler
 KEADAAN HIPERVOLEMIA
 RONKHI PADA PARU

 WHEEZING

 SIANOSIS

 FROTHY SPUTUM
Evaluasi Laboratorium

TANDA HIPOVOLEMIA
 HEMATOKRIT ↑ASIDOSIS GRAVITY > 1.010
 NATRIUM URIN < 10 mEq/L
 OSMOLALITAS URIN > 450 mOSM
 BUN CREATININ RATIO > 10 : 1

TANDA HIPERVOLEMIA
 TANDA PENINGKATAN VASKULER PULMONER
 DAN INFILTRAT ALVEOLAR DIFUS (Rő Foto)

Anda mungkin juga menyukai