Anda di halaman 1dari 3

Pro dan Kontra Investasi di Pasar Uang

Positif
1. Tempat terbaik untuk memarkir uang
Ketika volatilitas pasar saham sedang tinggi dan investor tak yakin dimana akan
berinvestasi, pasar uang bisa menjadi tempat berlabuh ( safe haven ) yang bagus.
Kenapa? Seperti disebut di atas, pasar uang sering dianggap lebih sedikit berisiko
dibanding saham dan obligasi. Anggapan itu muncul karena pada umumnya reksa
dana pasar uang berinvestasi di instrumen keuangan rendah risiko seperti sertifikat
deposito, surat utang berjangka pendek yang dijamin pemerintah ( treasury bills
atau T-bills) dan surat utang jangka pendek lainnya. Meskipun pasar uang sering
menghasilkan imbal hasil satu-digit untuk investor, namun masih cukup menarik
saat pasar sedang turun.
2. Likuidititas tak selalu menjadi isu
Reksa dana pasar uang tidak selalu berinvestasi di surat berharga dengan volume
transaksi atau pelaku yang sedikit. Bahkan, pada umumnya ditransaksikan ke
entitas atau surat berharga yang permintaannya cukup tinggi (seperti T-bills). Ini
berarti cenderung lebih likuid, dan investor dapat membeli atau menjual dengan
relatif mudah.
Kondisi tersebut bertolak belakang dengan, katakanlah, saham kelas menengah
perusahaan bioteknologi. Dalam beberapa kasus, saham-saham tersebut bisa
sangat likuid, namun secara keseluruhan kemungkinannya sangat terbatas. Ini
berarti untuk masuk dan keluar dari jenis investasi tersebut akan sulit jika pasar
sedang jatuh.

Negatif
1. Bisa mengurangi daya beli
Jika seorang investor menghasilkan imbal hasil 3% dari rekening pasar uang,
namun di saat yang sama inflasi mencapai 4%, maka pada dasarnya investor itu
mengalami penurunan daya beli setiap tahunnya. Dari waktu ke waktu,
berinvestasi di pasar uang dapat membuat seseorang menjadi lebih miskin, dalam
arti nilai uang yang mereka peroleh tidak sebanding dengan kenaikan biaya hidup.
2. Menjadi korban biaya-biaya
Bila investor memperoleh 2% atau 3% dari rekening pasar uang, bahkan biaya
tahunan yang kecil pun dapat memakan secuil keuntungan yang diperoleh.
Kondisi ini semakin menyulitkan investor pasar uang untuk mengimbangi laju
inflasi.
Tergantung jenis rekening dan jumlah dananya, biaya-biaya dapat memberi
dampak negatif yang berbeda terhadap hasil investasi. Jika, misalnya, seseorang
menyerahkan $ 5000 ke rekening pasar uang dengan yields 3% per tahun, dan
dikenakan fee tahunan $ 30 oleh broker. Besarnya fee akan berdampak cukup
besar.
$5000 x 3% = $150 total yield
$150 -$30 fee = $120 keuntungan
Nilai fee $30 berarti mencapai 20% dari total yield , pengurangan cukup besar
yang memotong keuntungan akhir. Perlu dicatat bahwa perhitungan di atas belum
memasukkan faktor kewajiban pajak atas transaksi tersebut.

3. Hasilnya bisa bervariasi


Meski reksa dana pasar uang pada umumnya berinvestasi di surat berharga
pemerintah dan bentuk investasi lain yang dianggap aman, namun tetap memiliki
risiko bila dimaksudkan untuk mendapatkan hasil yang lebih besar bagi investor.
Demi upaya memperoleh persentase return yang lebih tinggi, dana tersebut
diinvestasikan ke obligasi atau commercial paper yang risikonya lebih tinggi.
Berinvestasi di reksa dana pasar uang dengan potensi yield yang lebih besar tak
selalu lebih baik karena ada risiko tambahan. Perlu juga diingat bahwa dana imbal
hasil yang diperoleh tahun sebelumnya tak selalu merupakan indikasi apa yang
akan dihasilkan tahun selanjutnya.
Penting juga dicatat bahwa alternatif pasar uang bisa menjadi tidak menarik dalam
beberapa situasi pasar. Misalnya, mendapat deviden atau hasil menjual saham
yang Anda terima (sebagai investor) tidak akan memungkinkan Anda untuk
mendapat rate of return yang sama. Menginvestasikan kembali deviden ke dalam
saham hanya akan memperburuk masalah dalam kondisi pasar yang sedang turun.
4. Kehilangan kesempatan
Selama ini, imbal hasil saham rata-rata sekitar 8-10% - termasuk masa resesi.
Dengan berinvestasi di reksadana pasar uang, yang sering memberi yield hanya
2% atau 3%, investor mungkin kehilangan kesempatan untuk mendapatkan imbal
hasil yang lebih baik.

Anda mungkin juga menyukai