Anda di halaman 1dari 6

Kasus yang Berkaitan dengan

Ketuhanan Menurut Islam

DISUSUN OLEH :
PUTRI GRCE SHELLA MELIALA
NPM : 216420258
JURUSAN : AKUNTANSI

UNIVERSITAS METHODIST
INDONESIA
MEDAN
T.A 2016/2017

Dosen Ibu Pdt Christie Kusnandar, S.Th., M.Pd


Ketuhanan menurut Islam

Tuhan disebut Allah Swt Beberapa teori mencoba menganalisa


etimologi dari kata "Allah". Salah satunya mengatakan bahwa kata Allāh (
‫ )هللا‬berasal dari gabungan dari kata al- (sang) dan ʾilāh (tuhan) sehingga
berarti "Sang Tuhan". Allah diyakini sebagai Zat Maha Tinggi Yang Nyata
dan Esa, Pencipta Yang Maha Kuat dan Maha Tahu, Yang Abadi, Penentu
Takdir, dan Hakim bagi semesta alam. Menurut pemikiran Islam, Tuhan itu
tunggal (satu) karna Tuhan itu tidak beranak dan tidak diperanakan.
Tuhan dalam Islam tidak hanya Maha Agung dan Maha Kuasa, namun
juga Tuhan yang personal. Menurut Al-Quran, Allah lebih dekat pada
manusia daripada urat nadi manusia. Dia menjawab bagi yang
membutuhkan dan memohon pertolongan jika mereka berdoa pada-Nya. Di
atas itu semua, Dia memandu manusia pada jalan yang lurus, “jalan yang
diridhai-Nya.”
Menurut ajaran Islam, Tuhan muncul dimana pun tanpa harus
menjelma dalam bentuk apa pun. Menurut Al – Qur’an, "Dia tidak dapat
dicapai oleh penglihatan mata, sedang Dia dapat melihat segala yang
kelihatan; dan Dialah Yang Maha Halus lagi Maha Mengetahui." (QS Al-
'An'am[6]:103). Dan ada 99 Nama Allah (asma'ul husna artinya: "nama-
nama yang paling baik") yang mengingatkan setiap sifat-sifat Tuhan yang
berbeda. Semua nama tersebut mengacu pada Allah, nama Tuhan Maha
Tinggi dan Maha Luas. Di antara 99 nama Allah tersebut, yang paling
terkenal dan paling sering digunakan adalah "Maha Pengasih" (ar-rahman)
dan "Maha Penyayang" (ar-rahim).

NEXT
Kasus yang Berkaitan dengan Ketuhanan
Menurut Islam

Probolinggo (beritajatim.com),
Gara-gara dituding menodai agama, Jazuli (35), warga Dusun Pengadangan, Desa
Kebonagung, Kecamatan Kraksaan, Kabupaten Probolinggo, diamankan polisi. Lutfi Ahmad,
warga Kraksaan, Kabupaten Probolinggo, yang pertama kali melakukan penyelidikan atas kasus
tersebut. Pria asal Arab ini merasa tak nyaman setela mendengar keterangan sejumlah rekannya
terkait tindakan pelaku yakni Jazuli.
Kasus ini bermula dari acara takziah di rumah kediaman Jupri di Dusun Pengadangan,
tepatnya sekitar seminggu lalu. Saat itu Jazuli datang melayat ke rumah tetangganya. Sesampai
disana, entah mengapa Jazuli tiba-tiba menghardik seorang petakziah yang menghafalkan
kalimat Istigfar. Disaat itu Jazuli melarang orang itu untuk menghafalkan kalimat itu. Tak
sampai disitu, Jazuli juga mengatakan jika Allah SWT itu tidak pernah ada. “Dia bilang Allah
tidak ada. Mana Allah, kalau ada saya culek matanya, dan saya robek mulutnya.
Mana, mana Allah,” lanjut Lutfi Ahmad, menirukan kata-kata Jazuli, saat itu.
Dikemudian hari Lutfi Rahmad, menyelidiki rumah Jazuli untuk memastikan sikap pria
asli itu terhadap Keesaan Allah. Tak disangka saat dijumpai dirumahnya, Jazuli makin berani
memperlihatkan sika ketidakwajaran tersebut “Dihadapan kami dia menduduki Alquran,
menyobek, bahkan berniat mengkentuti Alquran. Dia juga menantang keesaan
Allah SWT,” sambung Lutfi Ahmad.
Karna perbuatannya demikian, sekitar pukul 24:15 dini hari, aparat dari
jajaran Polres Probolinggo, dibantu warga desa sekitar, menjemput Jazuli di
rumahnya Bapak 5 anak ini, selanjutnya dibawa ke mapolres untuk diperiksa.
Dijumpai beritajatim.com disela-sela pemeriksaan, Jazuli, mengakui semua
perbuatannya. Namun ia berdalih, semua perbuatan yang ia lakukan tak lain
hanyalah sekedar iseng. “Saya guyonan kok. Saya juga ndak menduga
kalau guyonan saya berbuah penangkapan terhadap saya,” katanya.
Pria yang sehari-hari bekerja sebagai tukang tambal dan penjual ban sepeda
motor ini juga mengaku beraliran kejawen. “Kalau saya dikatakan serius dalam
peristiwa itu tentu tidak. Tapi memang saya menganut ilmu kejawen,”
sambungnya singkat.
Untuk sementara, tak banyak yang bisa dikorek dari Jazuli. Polisi menyatakan,
usai pemeriksaan nanti wartawan dipersilahkan mengajukan berbagai pertanyaan
kepada yang bersangkutan. “Nanti lagi wawancaranya. Sekarang kita periksa
dulu,” ujar Kasat Reskrim Polres Probolinggo, AKP Sunardi Riyono, seraya
mengahalau beritajatim.com dari ruang pemeriksaan I Polres Probolinggo.
Kiai As’ad berharap, masyarakat hendaknya tetap berpijak pada akal dan
pikiran yang jernih. “Kami semua umat Islam merasa telah dilecehkan dengan
sangat kasar. Tapi saya imbau masyarakat tetap santun menghukum pelaku. Dan
untuk aparat yang berwajib, jangan coba-coba menyepelekan masalah ini,”
tegasnya.
Kesimpulan dan Saran
 Kesimpulan
Kesimpulan dari makalah tersebut adalah Allah, Swt diyakini sebagai Zat Maha
Tinggi Yang Nyata dan Esa, Pencipta Yang Maha Kuat dan Maha Tahu, Yang
Abadi, Penentu Takdir, dan Hakim bagi semesta alam. Allah itu tunggal (satu)
karna Tuhan itu tidak beranak dan tidak diperanakan. Segala ciptaan yang
memuji keagungan-Nya menjadi saksi atas kuasa-Nya dan hal itu menjadi saksi
buat kita para ciptaan-Nya yang merasakan indahnya ciptaan dari Yang Maha
Kuasa. Tiada agama yang mengajarkan kepada umat beragama tersebut untuk
menjelek atau menghina Keesaan nama-Nya dan kita sebagai manusia
(ciptaan-Nya) taat lah terhadap larangan dan perintah-Nya, agar kita akan
diselamatkan oleh-Nya.
 Saran
Sebagai manusia kita tidak seharusnya bersikap yang tidak manusiawi seperti
pada kasus yang penulis cantumkan ini yang menghina Keesaan dari Sang
Pencipta. Kasus ini menjadi ajaran buat kita sebagai manusia yang memeluk
agama, agar tidak sesuka hati bercakap yang tidak sesuai dengan perintah-Nya
dan tidak ada manusia yang layak untuk menghina ataupun menjelekkan
nama-Nya yang agung dan besar yang menciptakan dunia ini dan menciptakan
kita sebagai para manusia dan hewan, dan lain-lain ciptaan-Nya.

Anda mungkin juga menyukai