Anda di halaman 1dari 9

INVEKSI KANDUNG KEMIH

KELOMPOK VI
ANANDA SHESILIA LAMBE
DEVI FANESA PAKAYA
PUTRI AMALIA
SEPTIANA
Pengertian
 Inveksi saluran kemih (ISK) adalah suatu keadaan
adanya infasi migroorganisme pada saluran kemih.
(Agus Tessy, 2001)
 Inveksi saluran kemih (ISK) adalah inveksi akibat
berkembangbiaknya mikroorganisme di dalam saluran
kemih, yang dalam keadaan normal air kemih tidak
mengandung virus, bakteri dan mikroorganisme lain.
 ISK terbagi menjadi ISK atas dan ISK bawah. ISK
atas merupakan infeksi yang terjadi di bagian atas
kandung kemih, yaitu di ginjal dan ureter. Sedangkan
ISK bawah adalah infeksi pada kandung kemih bagian
bawah, yaitu kandung kemih dan uretra.
Patofisiologi
 Masuknya mikroorganisme ke dalam saluran kemih
dapat melalui; penyebaran endogen yaitu kontak
langsung dari tempat inveksi terdekat, hematogen,
limfogen, eksogen sebagai akibat pemakaian alat
berupa kateter. Dua jalur utama terjadinya ISK ialah,
hematogen dan asending, tetapi dari dua jalur ini
asendinglah yang paling sering terjadi.
Gejala
1. ISK atas
 Nyeri pinggang
 Nyeri selangkangan
 Deman
 Tubuh terasa dingin dan menggigil
 Mual dan muntah
 Diare
2. ISK bawah
 Nyeri saat buang air keci
 Frekuensi buang air kecil meningkat, namun jumlah urine sedikit.
 Tidak bisa menahan rasa ingin buang air kecil.
 Kandung kemih terasa masih penuh, meski sudah buang air kecil.
 Nyeri di perut bagian bawah.
 Nyeri pada panggul (pada wanita) atau di bagian rektum (pada pria).
 Bau urine sangat menyengat.
 Warna urine keruh.
 Terdapat darah dalam urine (hematuria).
Pengobatan
Pemberian antibiotik :
1. Antibiotik oral
 Sulfamethoxazole-Trimethoprim
Kombinasi kedua antibiotik ini dapat mengobati ISK dengan komplikasi dan efektif
digunakan sebagai profilaksis pada infeksi berulang saluran kemih bagian atas atau
bawah. Dosisnya dua tablet ukuran biasa (sulfamethoxazole 400 mg dan
trimethoprim 80 mg) dengan interval pemberian setiap 12 jam. Efek samping yang
mungkin timbul dari penggunaan kedua antibiotik ini berupa
gangguan gastrointestinal, anemia aplastik, sindrom Stevens-Johnson dan lain-lain.
 Ampisilin
Ampisilin merupakan penisilin berspektrum luas termasuk terhadap bakteri
penyebab infeksi saluran kemih. Dosis ampisilin untuk ISK yakni 500 mg tiap 8 jam
untuk dewasa dan untuk anak di bawah 10 tahun dosisnya setengah dosis dewasa.
Sama seperti amoksisilin, efek samping ampisilin umumnya berupa mual, muntah,
diare dan ruam.
 Amoksilin
Amoksisilin diindikasikan untuk mengobati infeksi saluran kemih gonore tidak
terkomplikasi, uretritis, sistitis, pielonefriti dan infeksi lainnya. Dosis dewasa dan
anak-anak dengan berat badan dibawah 20 kg yakni sehari 250-500 mg tiap 8 jam.
Umumnya efek samping amoksisilin berupa mual, muntah, diare, sakit kepala dan
ruam (hentikan pengunaan).
2. Antibiotik Intravena
 Tobramycin
Antibiotik ini memiliki aktivitas yang serupa dengan gentamicin
namun sedikit lebih aktif terhadap Pseudomonas
aeruginosa dan dapat menjadi pilihan pengobatan parenteral
empiris infeksi saluran kemih. Mekanisme kerjanya dengan
cara menghambat sintesis protein melalui pengikatan sub unit
30S dan 50S yang menyebabkan kegagalam pembacaan mRNA
sehingga pertumbuhan bakteri akan terhambat. Pemakaian
tobramycin dapat menimbulkan efek samping berupa gangguan
pendengaran dan dalam jangka panjang dapat merusak jaringan
ginjal. Itulah beberapa antibiotik yang dapat digunakan untuk
mengobati juga mencegah berulangnya infeksi saluran kemih.
Ingat, konsumsi antibiotik hingga tuntas sesuai resep dokter.
Jangan menghentikan antibiotik secara tiba-tiba sekalipun
gejala yang dirasakan mulai berkurang karena dapat
menyebabkan bakteri menjadi resisten. Segera konsultasikan
dengan dokter apabila merasakan efek samping yang
mengganggu akibat penggunaan antibiotik atau jika gejala ISK
tidak berkurang, memburuk atau kembali berulang.
 Gentamicin
Gentamicin merupakan antibiotik golongan
aminoglikosida yang memiliki spektrum antibakteri
yang luas namun memiliki aktifitas yang lemah
terhadap kuman anaerob seperti Streptococcus
hemolyticus dan pneumokokus. Antibiotik ini memiliki
mekanisme kerja dengan cara menghambat sintesis
protein melalui pengikatan sub unit 30S dan 50S
sehingga pertumbuhan bakteri akan terhambat. Efek
samping gentamicin diantaranya seperti gangguan
pendengaran dan vestibuler. Pemberian jangka panjang
dapat mengakibatkan hipomagnesemia (konsentrasi
magnesium serum dibawah normal) dan kolitis karena
antibiotik.
Pencegahan
 Menjaga kondisi hidrasi tubuh dengan memastikan
konsumsi air minum yang rutin dan mencukupi
kebutuhan harian.
 Menjaga kebersihan anus dan membersihkannya dari
arah depan ke belakang saat selesai buang air di
toilet.
 Mencuci tangan dengan benar, khususnya usai
melakukan aktivitas di toilet
 Berkemih dan membesihkan diri setelah berhubungan
seksual. (Bagi yang sudah menikah)
 Menggunakan pakaian dalam yang terbuat dari katun
dan menghindari bahan sintetis seperti nilon.
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai