Anda di halaman 1dari 65

PENCITRAAN

ORAL DAN MAKSILOFASIAL


oleh :
NURUL FITRIANI
N 101 13 014

Pembimbing :
drg. Moh. Gazali, Sp. BM
RADIOGRAFI

Radiografi pertama kali


dikemukakan oleh
Wilhelm Conrad Roentgen,
seorang professor fisika dari
Universitas Wurzburg, Jerman pada
November 1895
2
• Dari sudut pandang radiodiagnostik, pencitran rongga
mulut merupakan area yang ‘penuh tantangan’ untuk
diinterpretasikan

• Melalui pemeriksaan radiografi akan dapat diperoleh


gambaran radiografis suatu obyek secara tepat, sehingga
dapat disusun rencana perawatan yang tepat, sehingga
komplikasi ataupun kegagalan perawatan dapat dihindari.

3
ANATOMI MAKSILOFASIAL

4
5
The Power of PowerPoint | thepopp.com 6
The Power of PowerPoint | thepopp.com 7
The Power of PowerPoint | thepopp.com 8
PENCITRAAN
Perkembangan teknologi terbaru telah
menghasilkan berbagai teknik dan prosedur
pencitraan yang kompleks dan membingungkan.
Namun demikian, prinsip dasar pencitraan
adalah tetap, yaitu memberikan gambaran
anatomi bagian tubuh tertetu dan kelainan-
kelainan yang berhubungan, dengan modalitas
utama pencitraan sebagai berikut :
Sinar - X polos
memanfaatkan pancaran sinar-X untuk menggambarkan struktur
tulang, dada, abdomen dan sebagainya

Ultrasonografi
menggunakan gelombang suara berfrekuensi tinggi untuk
memperlihatkan sebagai struktur seperti abdomen, pelivis, leher dan
jaringan lunak perifer.
Computed tomography (CT)
mendapatkan potongan melintang densitas dan citra
terkomputerisasi dari pancaran sinar-X / sistem detektor.

10
Magnetic resonance imaging (MRI)
memanfaatkan sifat-sifat magnetik atom hidrogen
dalam tubuh untuk mendapatkan citra.

Fluroskopi
menggunakan pancaran sinar-X yang berkesinambungan untuk
menghasilkan gambar bergerak untuk memonitor berbagai
pemeriksaan seperti barium meal, barium enema, dan sebagainya

11
MEDIA KONTRAS
Agen kontras merupakan zat yang membantu visualisasi
beberapa struktur selama melakukan teknik-teknik diatas,
bekerja berdasarkan prinsip dasar penyerapan sinar-X,
sehingga mencegah pengiriman sinar tersebut pada pasien.
Zat kontras yang paling banyak digunakan adalah barium
sulfat yang dapat memperlihatkan bentuk saluran
pencernaan, dan sediaan iodin organik, yang banyak
digunakan secara intravena pada CT untuk memperjelas
gambaran vaskular dan berbagai organ
Reaksi terhadap media kontras :

Reaksi minor
mual, muntah, bercak urtikaria, sakit kepala

Reaksi intermediate
hipotensi, bronkospasme

Rekasi mayor
konvulsi, edema paru, aritmia jantung, henti jantung

13
PROTEKSI
RADIASI

Semua individu menerima radiasi alami


namun saat ini berbagai tes diagnostik
merupakan sumber terbesar pajanan
radiasi sehingga harus dilakukan usaha-
usaha untuk mengurangi radiasi
tersebut.
14
Lorem ipsum dolor sit amet, elitr voluptua ad eam, duo cu legere
urbanitas. Eu prima aeque nam, ea erat omnesque probatus sea.
Ea modo sumo dolorum his, has ut quis malorum instructior, has
P E N C I T R A A N lorem melius argumentum ea. Eu consul accusam vix, pri mundi
D E N TO - quaestio te, quot solet pericula at qui.
M A X I L L O FA C I A L Ne eum erat adversarium complectitur, pri cu causae iriure feugiat.
Ubique luptatum no sit. Eu nec novum saepe legere, eu albucius
definitiones eam, duo ne tamquam comprehensam.
Has splendide scripserit an. Eos eu erant mucius apeirian.

The Power of PowerPoint | thepopp.com 15


PENCITRAAN
DENTO-MAXILLOFACIAL

Pencitraan Dento-Maxillofacial merupakan salah satu


bidang spesialisasi gigi yang diakui dengan nama dan
divisi yang berbeda oleh sekitar 40 negara di dunia.

16
1 • Pencitraan intra-oral 4
(radiografi periapikal, • Computed Tomography (CT)
bite-wing, oklusal)

2 • Pencitraan ekstra-oral 5
(radiografi panoramik, • Ultrasonografi (USG)
cephalometri),

3 6
• Cone Beam Computed • Pencitraan Resonansi
Tomography (CBCT) Magnetik (MRI).

17
1. Pencitraan
Intra-Oral
• Teknik ini digunakan untuk melihat
Radiografi keseluruhan mahkota serta akar gigi
Periapikal (crown and root) dan tulang pendukungnya.
Menunjukkan radiolusens
berbatas jelas pada apeks gigi
4.1 (granuloma)
Menunjukkan area kerusakan tulang yang
luas, difus pada gigi 2.2 dan area kecil
pada gigi 2.1 (Abses periapikal)
Terlihat gigi 48 impaksi,
sedangkan gigi 45,46,47
normal
• Untuk melihat mahkota gigi rahang atas dan
rahang bawah daerah anterior dan posterior
sehingga dapat digunakan untuk melihat
permukan gigi yang berdekatan dan puncak

Radiografi Bite- tulang alveolar. Teknik pemotretannya yaitu


pasien dapat menggigit sayap dari film untuk
Wing
stabilisasi film di dalam mulut.
Radiografi Bite-Ewing,
pada penampakan gigi
caries
• Teknik ini digunakan untuk melihat area yang
luas baik pada rahang atas maupun rahang
bawah dalam satu film. Film yang digunakan
adalah film oklusal. Teknik pemotretannya yaitu
Radiografi Oklusal pasien diinstruksikan untuk mengoklusikan
atau menggigit bagian dari film tersebut
Radigrafi oklusal
2. Pencitraan
Ekstra-Oral
• Cefalometri adalah ilmu pengukuran kepala serta
komponen-komponennya dengan caraX
Rontgenografik. Diperkenalkan oleh Broabdent
pada tahun 1931, dan kemudian berkembang
Cephalometri menjadi bagian integral dari peenlitian bidang
ortodonsia.
Menggambarkan morfologi dan

1 hubungan dari komponen


Dentomaxillofacial complex.

Menggambarkan deviasi morfologi


2 Dentomaxillofacial complex

Mendapatkan norma-norma ukuran


3 Dentomaxillofacial complex

4 STEPS
Membantu menegakkan diagnosa
Manfaat sefalometri menurut 4 dan merencakan perawatan
ortodonsia.
Salzmann 1966, yaitu :
Teknik pengambilan foto sefalogram :

Cephalostat dengan ear rods bilateral dimasukkan kedalam


masing-masing pada meatus auditorius dextra et sinistra

Penderita dalam posisi berdiri

Bidang sagital penderita sejajar dengan bidang film


Teknik pengambilan foto sefalogram :

Jarak kaset film dengan garis median berjarak 1,5cm

Sumber sinar x-ray berjarak 5 feet daro penderita

Kaset film sebelum dipakai ditandai dengan film marker untuk


menulis nama penderita, nomor kasus, tanggal pengambilan,
dan nama dokter dipojok kanan.
Teknik pengambilan foto sefalogram :

Penderita di instruksikan melihat lurus kedepan, agar bidang


Frankort Horizontal sejajar

Penderita harus dalam keadaan sentrik oklusi dan


menahan nafas, kemudian dilakukan exposure

Selama proses pembuatan foto penderota harus mengenakan


baju pelapis timah untuk melindungi tubuh dari radiasi.
Indikasi pemeriksaan cephalogram :

Pada trauma/kelainan pada tulang wajah

Untuk melihat jaringan nasopharangeal, sinus paranasal

Untuk melakukan pemeriksaan tumor pada kelenjar pituitary


pada acromegaly
• Tujuan utama pembuatan foto adalah untuk
melihat adanya benih gigi. Bila benih gigi ada
maka informasi yang bisa diperoleh dari foto ini
yaitu : letak benih, bentuk benih, ukuran benih,
Panoramik urutan erupsi gigi dan pembentukan akar gigi.
Gambar 11. Radiografi Panoramik
38
3. Cone Beam
Computed
Tomography
(CBCT)
• Cone Beam Computed Tomography (CBCT) adalah
rontgen khusus yang digunakan ketika sinar-X pada gigi
atau wajah biasa tidak cukup. Dokter dapat

Cone Beam menggunakan teknologi ini untuk menghasilkan gambar


tiga dimensi (3-D) dari struktur gigi, jaringan lunak, jalur
Computed saraf dan tulang diwilayah kraniofasial dalam satu

Tomography (CBCT) pemindaian tunggal


Gambar 10. Alat Cone Beam Computed Tomography
Cara kerja dari alat ini adalah dengan cara gantry berputar di sekitar kepala dalam rotasi 360
derajat lengkap sambil menangkap beberapa gambar dari sudut yang berbedakemudian
46
direkonstruksi untuk membuat gambar 3-D tunggal
INDIKASI

• Untuk perencanaan bedah pada gigi yang terimpaksi.


• Untuk mendiagnosis gangguan sendi temporomandibular (TMJ).
• Untuk penempatan implan gigi yang akurat.
• Untuk mengevaluasi rahang, sinus, saluran saraf dan rongga
hidung.
• Untuk mendeteksi, mengukur dan merawat tumor rahang.\
• Untuk menentukan struktur tulang dan orientasi gigi.
• Untuk menemukan asal sakit atau patologi.
47
48
Gambar 15. CBCT in Dental Implant
49
Gambar 16. Primary dentition, only primary teeth are erupted and
permanent teeth folicles are visualized but unerupted 50
4. Computed
Tomography
(CT)
• Computed tomography (CT) saat ini sering digunakan di
Indonesia untuk pencitraan daerah oral dan maksilofasial.
Semua pemeriksaan radiologis harus berdasarkan informasi
klinis. Hal ini penting mengenai CT karena pemeriksaan ini
mahal dan mungkin memberikan dosis radiasi yang sangat
tinggi. CT memiliki keunggulan dibandingkan radiografi
Computed lainnya, teknik yang memiliki resolusi kontras tinggi yang
melekat dan jaringan yang berbeda dalam kepadatan fisik
Tomography (CT) kurang dari 1% dapat dibedakan.
53
54
5. Pencitraan
Resonansi
Magnetik (MRI).
Pemeriksaan medis menggunakan MRI dimulai pada tahun
1980-an. Keunggulan utama MRI antara lain tidak
menggunakan radiasi pengion serta sangat baik dalam
menyajikan citra jaringan lunak.

Prinsip kerja MRI adalah dengan memanfaatkan


perubahan arah proton suatu partikel inti atom dengan
muatan positif dalam medan magnet. Atom paling
Resonansi sederhana dalam tubuh adalah hidrogen, yang memiliki 1
proton dalam intinya dan 1 elektron pada orbitnya. Sinyal
yang dihasilkan dari proton hidrogen tersebut yang
Magnetik (MRI). dimanfaatkan untuk membentuk citra MRI
57
Hasil pemeriksaan MRI pada metastase kanker

oral disertai nekrosis pada sentral pada

limfonodi cervikal
5. Ultrasonografi
(USG)
Ultrasonografi merupakan prosedur pemeriksaan dengan
menggunakan gelombang suara frekuensi tinggi (ultrasonik) yang
dirambatkan masuk ke dalam tubuh sehingga gelombang ultrasonik
tersebut memantul dan menghasilkan echo setelah menumbuk
organ internal tubuh. Pola echo sinyal ultrasonik tersebut ditangkap
oleh transducer dan dipergunakan untuk membentuk citra jaringan
tubuh yang tampak pada monitor dan dikenal dengan istilah
sonogram
USG).
USG merupakan pemeriksaan radiografi non pengion yang aman dan tidak
menghasilkan radiasi, sehingga pemeriksaan USG dapat dilakukan secara berulang
sesuai kebutuhan diagnostik, tanpa memberikan efek samping bagi pasien.

Meskipun prosedur USG relatif mudah dan nyaman bagi pasien,

namun interpretasi citra USG sangat dipengaruhi oleh kemampuan

dan pengalaman radiolog. Di Indonesia, pemeriksaan USG belum

banyak dipergunakan pada praktek kedokteran gigi.


PENUTUP
Teknik pencitraan Dento-Maxillofacial ini termasuk ; Pencitraan intra-oral (radiografi
periapikal, bite-wing, oklusal), Pncitraan ekstra-oral (radiografi panoramik, cephalometri),
Cone Beam Computed Tomography (CBCT), Computed Tomography (CT), Ultrasonografi
(AS), dan Pencitraan Resonansi Magnetik (MRI).

Pencitran rongga mulut merupakan area yang ‘penuh tantangan’ untuk diinterpretasikan.
Interpretasi radiografi kondisi patologi dalam rongga mulut memerlukan pengetahuan
mengenai jaringan keras dan jaringan lunak oral, struktur kelenjar, relasi tulang,
radioanatomi, patologi, serta pengetahuan mengenai alur penyebaran penyakit di area oral
dan maksilofasial..
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai