FAKULTAS HUKUM
UNIV. DR. SOETOMO
HAPUSNYA
PERIKATAN
1 SUBEIKTI
2
HAPUSNYA PERIKATAN
Pasal 1381 BW menyebutkan sepuluh
macam cara hapusnya perikatan
Pembayaran, Penawaran pembayaran
diikuti dengan penitipan, Pembaharuan
utang (novatie), Perjumpaan utang
(kompensasi), Percampuran utang,
Pembebasan utang, Musnahnya barang
yang terutang, Kebatalan dan
pembatalan perikatan-perikatan,
lewatnya waktu
SUBEIKTI
3
Pembayaran
Yang dimaksud oleh undang-undang
dengan perkataan ”pembayaran” ialah
pelaksanaan atau pemenuhan tiap
perjanjian secara sukarela, artinya tidak
dengan paksaan atau eksekusi.
Jadi perkataan pembayaran itu oleh
undang-undang tidak melulu ditujukan
pada penyerahan uang saja tetapi
penyerahan tiap barang menurut
perjanjian, dinamakan pembayaran.
SUBEIKTI
4
SUBEIKTI
5
SUBEIKTI
6
Lanjut
Kesimpulannya adalah pihak yang
berwajib membayar :
1.Debitur, Pasal 1382 KUH Perdata
mengatur tentang orang-orang selain
dari debitur sendiri. Mereka yang
mempunyai kepentingan, misalnya
kawan berutang (mede schuldenaar)
dan seorang penanggung (borg).
SUBEIKTI
7
SUBEIKTI
8
SUBEIKTI
9
SUBEIKTI
10
SUBEIKTI
11
SUBEIKTI
13
SUBEIKTI
14
SUBEIKTI
15
SUBEIKTI
16
Obyek Pembayaran
SUBEIKTI
17
Tempat pembayaran
Pada asasnya pembayaran dilakukan di tempat
yang diperjanjikan.
Apabila di dalam perjanjian tidak ditentukan
”tempat pembayaran” maka pembayaran
terjadi
Di tempat di mana barang tertentu berada
sewaktu perjanjian dibuat apabila perjanjian itu
adalah mengenai barang tertentu.
Di tempat kediaman kreditur, apabila kreditur
secara tetap bertempat tinggal di kabupaten
tertentu.
SUBEIKTI
18
SUBEIKTI
19
Waktu dilakukannya
pembayaran
Undang-Undang tidak mengatur mengenai
waktu pembayaran
Perjanjianlah yang menentukannya.
Jika waktunya tidak ditentukan, maka
pembayaran harus dilakukan dengan
segera setelah perikatan terjadi.
SUBEIKTI
20
Subrogasi
Penggantian kreditur dalam suatu perikatan
sebagai akibat adanya pembayaran disebut
subrogasi.
Dkl, subrogasi adalah penggantian
kedudukan kreditur oleh pihak ketiga.
Menurut Pasal 1400 KUH Perdata subrogasi
terjadi karena adanya pembayaran oleh
pihak ketiga kepada kreditur.
SUBEIKTI
21
SUBEIKTI
22
SUBEIKTI
23
SUBEIKTI
24
SUBEIKTI
25
SUBEIKTI
26
Penitipan
Apabila penawaran pembayaran tidak diterima,
debitur dapat menitipkan apa yang ia tawarkan
Untuk sahnya penitipan, Pasal 1406 KUH Perdata
menentukan beberapa syarat, yaitu :
sebelum penitipan kreditur harus diberitahukan
tentang hari, jam dan tempat di mana barang yang
ditawarkan akan disimpan.
debitur telah melepaskan barang yang ditawarkan,
dengan menitipkannya kepada kas penyimpanan
atau penitipan di kepaniteraan Pengadilan, yang
akan mengadilinya jika terjadi perselisihan disertai
bunga sampai pada hari penitipan.
SUBEIKTI
28
SUBEIKTI
29
SUBEIKTI
30
SUBEIKTI
32
SUBEIKTI
33
SUBEIKTI
34
SUBEIKTI
35
SUBEIKTI
39
SUBEIKTI
40
SUBEIKTI
41
SUBEIKTI
42
Pembebasan utang.
SUBEIKTI
43
SUBEIKTI
45
SUBEIKTI
46
SUBEIKTI
47
SUBEIKTI
51
SUBEIKTI
52
SUBEIKTI
53
SUBEIKTI
54
SUBEIKTI
55
KADALUARSA
Menurut ketentuan Pasal 1946 KUH Perdata,
lampau waktu adalah suatu alat untuk
memperoleh susuatu atau untuk dibebaskan
dari suatu perikatan dengan lewatnya suatu
waktu tertentu dan atas syarat-syarat yang
ditentukan oleh undang-undang
SUBEIKTI
56
SUBEIKTI
57
SUBEIKTI
58
SUBEIKTI
59
SUBEIKTI
60
SUBEIKTI
61
PEMBATALAN PERJANJIAN
Semua perikatan yang dibuat oleh anak
yang belum dewasa, atau orang-orang
yang berada di bawah pengampuan
adalah batal demi hukum.
Jika tata cara yang ditentukan untuk sahnya
perbuatan yang menguntungkan anak-anak
yang belum dewasa dan orang-orang yang
berada di bawah pengampuan telah
terpenuhi,
SUBEIKTI
62
SUBEIKTI
66
PERCAMPURAN HUTANG
Percampuran hutang adalah suatu kedudukan
dimana kreditur dan debitur berkumpul pada
satu orang, maka terjadilah demi hukum suatu
percampuran utang dan oleh sebab itu
piutang dihapuskan.
Percampuran yang terjadi pada diri
penanggung utang, sekali-kali tidak
mengakibatkan hapusnya utang pokok
SUBEIKTI
68
SUBEIKTI
69
TERIMA KASIH
SUBEIKTI
70
TUGAS
SUBEIKTI