Anda di halaman 1dari 15

Diagnosis Meningitis

SGD
• Penegakan diagnosis dapat diketahui dari :
– anamnesa
– pemeriksaan fisik dan
– pemeriksaan penunjang.
Anamnesa

• Pada anamnesa dapat diketahui adanya trias


meningitis seperti demam, nyeri kepala dan
kaku kuduk

• Gejala lain :
• seperti mual muntah, penurunan nafsu makan, mudah
mengantuk, fotofobia, gelisah, kejang dan penurunan
kesadaran.
Pemeriksaan Fisik
• Pemeriksaan fisik biasanya dilakukan
pemeriksaan rangsang meningeal. Yaitu sebagai
berikut :
a. Pemeriksaan Kaku Kuduk
b. Pemeriksaan Kernig
c. Pemeriksaan Brudzinski I (Brudzinski leher)
d. Pemeriksaan Brudzinski II (Brudzinski Kontralateral
tungkai)
e. Pemeriksaan Brudzinski III (Brudzinski Pipi)
f. Pemeriksaan Brudzinski IV (Brudzinski Simfisis)
g. Pemeriksaan Lasegue
• Pemeriksaan Kaku Kuduk
– Pasien berbaring terlentang dan dilakukan pergerakan
pasif berupa fleksi kepala. Tanda kaku kuduk positif (+) bila
didapatkan kekakuan dan tahanan pada pergerakan fleksi
kepala disertai rasa nyeri dan spasme otot.

• Pemeriksaan Kernig
– Pasien berbaring terlentang, dilakukan fleksi pada sendi
panggul kemudian ekstensi tungkai bawah pada sendi lutut
sejauh mengkin tanpa rasa nyeri. Tanda Kernig positif (+)
bila ekstensi sendi lutut tidak mencapai sudut 135° (kaki
tidak dapat di ekstensikan sempurna) disertai spasme otot
paha biasanya diikuti rasa nyeri.
Pemeriksaan Brudzinski I (Brudzinski leher)

• Pasien berbaring dalam sikap terlentang, tangan


kanan ditempatkan dibawah kepala pasien yang
sedang berbaring , tangan pemeriksa yang satu
lagi ditempatkan didada pasien untuk
mencegah diangkatnya badan kemudian kepala
pasien difleksikan sehingga dagu menyentuh
dada. Brudzinski I positif (+) bila gerakan fleksi
kepala disusul dengan gerakan fleksi di sendi lutut
dan panggul kedua tungkai secara reflektorik.
Pemeriksaan Brudzinski II (Brudzinski Kontralateral tungkai)

• Pasien berbaring terlentang dan dilakukan fleksi


pasif paha pada sendi panggul (seperti pada
pemeriksaan Kernig). Tanda Brudzinski II positif (+)
bila pada pemeriksaan terjadi fleksi involunter pada
sendi panggul dan lutut kontralateral.
• Pemeriksaan Brudzinski III (Brudzinski Pipi)
– Pasien tidur terlentang tekan pipi kiri kanan
dengan kedua ibu jari pemeriksa tepat di bawah
os ozygomaticum.Tanda Brudzinski III positif (+)
jika terdapat flexi involunter extremitas superior.

• Pemeriksaan Brudzinski IV (Brudzinski Simfisis)


– Pasien tidur terlentang tekan simpisis pubis
dengan kedua ibu jari tangan pemeriksaan.
Pemeriksaan Budzinski IV positif (+) bila terjadi
flexi involunter extremitas inferior.
Pemeriksaan Lasegue
• Pasien tidur terlentang, kemudian
diextensikan kedua tungkainya. Salah satu
tungkai diangkat lurus. Tungkai satunya lagi
dalam keadaan lurus. Tanda lasegue positif (+)
jika terdapat tahanan sebelum mencapai
sudut 70° pada dewasa dan kurang dari 60°
pada lansia.
Pemeriksaan Penunjang
• Pemeriksaan Pungsi Lumbal
– Lumbal pungsi biasanya dilakukan untuk
menganalisa jumlah sel dan protein cairan
cerebrospinal, dengan syarat tidak ditemukan
adanya peningkatan tekanan intrakranial.
Agent Opening Pressure (mm H2 O) WBC count (cells/µL) Glucose (mg/dL) Protein (mg/dL) Microbiology

Bacterial meningitis 200-300 100-5000; >80% PMNs < 40 >100 Specific pathogen
demonstrated in 60% of
Gram stains and 80% of
cultures

Viral meningitis 90-200 10-300; lymphocytes Normal, reduced in LCM and Normal but may be slightly Viral isolation, PCR assays
mumps elevated

Tuberculous meningitis 180-300 100-500; lymphocytes Reduced, < 40 Elevated, >100 Acid-fast bacillus stain,
culture, PCR

Normal values 80-200 0-5; lymphocytes 50-75 15-40 Negative findings on workup

LCM = lymphocytic choriomeningitis; PCR = polymerase chain reaction; PMN = polymorphonuclear leukocyte; WBC = white blood cell.
Pemeriksaan Darah
• Dilakukan pemeriksaan darah rutin, Laju Endap
Darah (LED), kadar glukosa, kadar ureum dan
kreatinin, fungsi hati, elektrolit.
– Pemeriksaan LED meningkat pada meningitis TB
– Pada meningitis bakteri didapatkan peningkatan
leukosit polimorfonuklear dengan shift ke kiri.
– Elektrolit diperiksa untuk menilai dehidrasi.
– Glukosa serum digunakan sebagai perbandingan
terhadap glukosa pada cairan serebrospinal.
– Ureum, kreatinin dan fungsi hati penting untuk
menilai fungsi organ dan penyesuaian dosis terapi.
Kultur
• Kultur bakteri dapat membantu diagnosis
sebelum dilakukan lumbal pungsi atau jika tidak
dapat dilakukan oleh karena suatu sebab seperti
adanya hernia otak. Sampel kultur dapat diambil
dari :
– Darah, 50% sensitif jika disebabkan oleh bakteri H.
Influenzae, S. Pneumoniae, N. Meningitidis.
– Nasofaring
– Sputum
– Urin
– Lesi kulit
Pemeriksaan Radiologis
• Pemeriksaan radiologis meliputi pemeriksaan
foto thorax, foto kepala, CT-Scan dan MRI.
– Foto thorax untuk melihat adanya infeksi sebelumnya
pada paru-paru misalnya pada pneumonia dan
tuberkulosis, foto kepala kemungkinan adanya
penyakit pada mastoid dan sinus paranasal.
• Pemeriksaan CT-Scan dan MRI tidak dapat
dijadikan pemeriksaan diagnosis pasti meningitis.
– Temuan pada CT-Scan dan MRI dapat normal,
penipisan sulcus, enhancement kontras yang lebih
konveks. Pada fase lanjut dapat pula ditemukan infark
vena dan hidrosefalus komunikans.
• Hasbu, Rodrigo, May 7, 2013. Meningitis. Article. Available at
http://emedicine.medscape.com/article/232915-overview#showall
• Harsono, 2003. Kapita Selekta Neurologi, Edisi Kedua. GadjahMada University
Press, Yogyakarta.
• Fatimah, 2012. Pemeriksaan Klinis Neurologi 1.

Anda mungkin juga menyukai