Anda di halaman 1dari 17

Asuhan keperawatan

pada pasien Diabetik


ketoasidosis

Oleh:
Hj.Megawati,S.Kep Ns.,M.Kep
Konsep dasar medis
Pengertian diabetik
ketoasidosis
Diabetik ketoasidosis adalah keadaan yang mengancam hidup
komplikasi dari diabetes mellitus tipe 1 tergantung insulin
dengan criteria diagnostic yaitu glukosa > 250 mg/dl, pH = <
7.3, serum bikarbonat <18 mEq/L, ketoanemia atau ketourinia.
(Urden Linda, 2008).
Ketoasidosis diabetik adalah komplikasi berbahaya dari
diabetes yang disebabkan oleh kurangnya insulin dalam tubuh.
Ketoasidosis diabetik ( diabetic ketoacidosis ) terjadi ketika
tubuh tidak mampu untuk menggunakan gula darah (glukosa)
karena tidak cukup insulin. Sebaliknya, memecah lemak
sebagai sumber bahan bakar alternatif. Hal ini menyebabkan
penumpukan oleh produk yang disebut keton.
Etiologi
Ketoasidosis diabetik dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu
akibat Hiperglikemia dan akibat ketosis, yang sering
dicetuskan oleh faktor-faktor :
Infeksi
Stress fisik dan emosional; respons hormonal terhadap stress
mendorong peningkatan proses katabolik .
Menolak terapi insulin
Factor pencetus KAD yang tidak terlalu sering adalah
pancreatitis, kehamilan, strok, hipokalemia dab obat.
Patofisiologi
Diabetes ketoasidosis disebabakan oleh tidak adanya
insulin atau tidak cukupnya jumlah insulin yang nyata,
keadaan ini mengakibatkan gangguan pada metabolisme
karbohidrat, protein dan lemak. Ada tiga gambaran klinis
yang penting pada diabetes ketoasidosis yaitu dehidrasi,
kehilangan elektrolit dan asidosis.
Apabila jumlah insulin berkurang, jumlah glukosa yang
memasuki sel akan berkurang pula. Disamping itu produksi
glukosa oleh hati menjadi tidak terkendali. Kedua faktor ini
akan mengakibatkan hipergikemia.
Manifestasi klinik
Poliuria
Polidipsi
Pengelihatan kabur
Lemah
Sakit kepala
Hipotensi ortostatik (penurunan tekanan darah sistolik 20
mmHg atau > pada saat berdiri)
Anoreksia
Mual
Muntah
Nyeri abdomen
Nafas aseton
Hiperventilasi
Komplikasi
Oedema paru
Hipertrigliserida
Infark miokard akut
Hipoglikemia
Hipokalsemia
Hiperkloremia
Oedema otak
Hipokalemia
Penatalaksanaan
Prinsip terapi KAD adalah dengan mengatasi dehidrasi,
hiperglikemia, dan ketidakseimbangan elektrolit,
serta mengatasi penyakit penyerta yang ada.
Pengawasan ketat, KU jelek masuk HCU/ICU
Tujuan penatalaksanaan :
Memperbaiki sirkulasi dan perfusi jaringan
(resusitasi dan rehidrasi),
Menghentikan ketogenesis (insulin),
Koreksi gangguan elektrolit,
Mencegah komplikasi,
Mengenali dan menghilangkan faktor pencetus.
Pemeriksaan
penunjang
Pemeriksaan Laboratorium
1. Glukosa.
2. Natrium.
3.Kalium
4.Bikarbonat.
5. Kadar kreatinin
Pemeriksaan Diagnostik
1. Tes toleransi Glukosa (TTG) memanjang (lebih besar dari
200mg/dl). Biasanya tes ini dianjurkan untuk pasien yang
menunjukkan kadar glukosa meningkat dibawah kondisi
stress.
2. Gula darah puasa normal atau diatas normal.
3.Essei hemoglobin glikolisat diatas rentang normal.
Konsep dasar asuhan keperawatan
Pengkajian
BIODATA.
Biodata : terdiri dari nama, umur (Usia : anak-anak cenderung mengalami
IDDM Tipe I) tanggal lahir, jenis kelamin, agama.
RIWAYAT PENYAKIT.
1. Riwayat penyakit sekarang.
Sesak nafas dirasakan pasien mulai tanggal 15-10-2001 pagi hari sehabis
hujan yang lebat. Oleh teman 1 kamar pasien ia diberi obat Asmasoho 1 tab
dan sesak mulai berkurang.
2. Riwayat penyakit terdahulu.
Sebelumnya pasien sudah pernah mengidap penyakit astma sejak usia 8
tahun.
3. Riwayat penyakit keluarga : penyakit diabetik dikenal sebagai penyakit yang
diturunkan (herediter) walaupun gejala tidak selalu muncul pada setiap
keturunan atau timbul sejak kecil (kongenital).
4. Status metabolik : Intake makanan yang melebihi kebutuhan kalori, infeksi
atau penyakit-penyakit akut lain, stress yang berhubungan dengan faktor-
faktor psikologis dan social, obat-obatan atau terapi lain yang mempengaruhi
glukosa darah, penghentian insulin atau obat anti hiperglikemik oral.
PEMERIKSAAN FISIK
1. Kesadaran bisa CM, letargi atau koma.
2. Keadaan umum (Penurunan BB, nyeri abdomen, status gizi turun).
3. Sistem pernafasan (nafas kusmaul, takhipneu, nafas bau aseton,
vesikuler pada lapang paru).
4. Sistem integument (turgor kulit turun, kulit kering, mukosa bibir
kering).
5. Sistem kardiovaskuler (hipertensi, Ortostatik hipotensi/sistole turun
20 mmHg atau lebih saat berdiri).
6. Sistem gastrointestinal (nyeri abdomen, mual muntah, anoreksia).
7. Sistem neurologi (sakit kepala, kesadaran menurun).
8. Sistem penglihatan (penglihatan kabur).
Diagnosa keperawatan
Defisit volume cairan berhubungan dengan diuresis osmotik
akibat hiperglikemia, pengeluaran cairan berlebihan: diare,
muntah, pembatasan intake akibat mual, kacau mental.
Perubahan nutrisi: kurang dari kebutuhan berhubungan
dengan ketidakcukupan insulin, penurunan masukan oral,
status hipermetabolisme.
Gangguan pola nafas tidak efektif berhubungan dengan
peningkatan respirasi ditandai dengan pernafasan kusmaul.
Intervensi keperawatan
1. Defisit volume cairan berhubungan dengan diuresis osmotik
akibat hiperglikemia, pengeluaran cairan berlebihan: diare ,
muntah, pembatasan intake akibat mual. Kriteria Hasil :
1. TTV dalam batas normal.
2. Pulse perifer dapat teraba.
Intervensi Rasional
1. Kaji riwayat 1. Membantu memperkirakan
durasi/intensitas pengurangan volume total.
mual, muntah dan Proses infeksi yang
berkemih berlebihan. menyebabkan demam dan status
hipermetabolik meningkatkan
pengeluaran cairan insensibel.
2. Monitor vital 2. Hypovolemia dapat
signg dan perubahan dimanifestasikan oleh hipotensi
tekanan darah dan takikardia. Hipovolemia
orthostatic. berlebihan dapat ditunjukkan
dengan penurunan TD lebih dari
10 mmHg dari posisi berbaring
ke duduk atau berdiri.
2. Perubahan nutrisi: kurang dari kebutuhan berhubungan
dengan ketidakcukupan insulin, penurunan masukan oral,
status hipermetabolisme. Kriteria hasil :
1. Klien mencerna jumlah kalori/nutrien yang tepat.
2. Menunjukkan tingkat energi biasanya.

Intervensi Rasional

1. Pantau berat badan 1. Mengkaji pemasukan


setiap hari atau sesuai makanan yang adekuat
indikasi. termasuk absorpsi dan
2. Tentukan program diet utilitasnya.
dan pola makan pasien 2. Mengidentifikasi
dan bandingkan dengan kekurangan dan
makanan yang penyimpangan dari
dihabiskan. kebutuhan terapetik
3. Gangguan pola nafas tidak efektif berhubungan dengan
peningkatan respirasi ditandai dengan pernafasan kusmaul.
Kriteria hasil :
1. Pertahanan pola nafas efektif.
2. Tampak rilex.

Intervensi Rasional

1. Kaji pola 1. Pola dan kecepatan pernafasan dipengaruhi


nafas tiap oleh status asam basa, status hidrasi, status
hari. cardiopulmonal dan sistem persyarafan.
2. Kaji Keseluruhan faktor harus dapat
kemungki diidentifikasi untuk menentukan faktor
nan mana yang berpengaruh/paling
adanya berpengaruh.
secret 2. Penurunan kesadaran mampu merangsang
yang pengeluaran sputum berlebih akibat kerja
mungkin reflek parasimpatik dan atau penurunan
timbul. kemampuan menelan.
Implmentasi keperawatan
Implementasi adalah tahap pelaksanaan
terhadap rencana tindakan keperawatan yang
telah ditetapkan untuk perawat bersama klien.
Implementasi dilaksanakan sesuai dengan
intervensi yang telah direncanakan.
Evaluasi
Evaluasi merupakan tahap terakhir dari
proses keperawatan. Kegiatan evaluasi ini
merupakan kegiatan dalam menilai tindakan
keperawatan yang telah ditentukan untuk
mengetahui pemenuhan kebutuhan klien secara
optimal dan mengukur hasil dari proses
keperawatan.
Thank
you

Anda mungkin juga menyukai