Anda di halaman 1dari 85

Modul 11

DIAGNOSIS HIV DAN IMS


Tujuan Pembelajaran
Tujuan Pembelajaran Umum:
Peserta mampu melakukan diagnosis Infeksi Menular
seksual (IMS) dan HIV.

Tujuan Pembelajaran Khusus- Peserta mampu:


1. Melakukan anamnesis
2. Melakukan pemeriksaan fisik dan pengambilan sampel
3. Menjelaskan pemeriksaan penunjang diagnosis IMS dan HIV
4. Melakukan diagnosis IMS
5. Melakukan diagnosis HIV (diagnosis IO dan penentuan stadium
klinis)
Pokok Bahasan
1. Anamnesis
2. Pemeriksaan fisik dan pengambilan sampel
3. Pemeriksaan penunjang diagnosis IMS dan HIV
4. Diagnosis IMS
5. Diagnosis HIV (diagnosis IO dan penentuan stadium
klinis)
PB 1. Anamnesis
Tujuan Anamnesis:
• Membantu dalam penegakan diagnosis
• Membantu menemukan faktor risiko pasien
• Membantu mengidentifikasi pasangan seksual
pasien tersebut
• Komunikasi Verbal (pertanyaan terbuka dan
tertutup)
– Kata-kata yang sopan
– Kata-kata yang mudah dipahami
– Ajukan setiap kali satu pertanyaan, jangan dua
sekaligus
– Hindari pertanyaan yang menghakimi
Komunikasi Non-verbal
- Lakukan anamnesis di tempat tenang dan jauh dari
gangguan.
- Ciptakan suasana pribadi dengan mengutamakan
kerahasiaan.
- Lakukan anamnesis dengan sopan
- Tunjukkan ketertarikan dan perhatian atas hal-hal yang
dikatakan pasien.
- Jangan memutus pembicaraan.
Informasi Yang Perlu Digali
• Informasi umum, seperti : nama, umur, alamat, pekerjaan,
status, jumlah anak, pendidikan
• Keluhan utama
• Keluhan tambahan
• Riwayat perjalanan penyakit
• Riwayat IMS yang lain
• Riwayat seksual
• Jenis kelamin pasangan seksual,
• Cara hubungan seksual dilakukan (genito – genital, oro –
genital, ano – genital, oral- ano - genital),
• Konsistensi Penggunaan kondom,
• Riwayat pengobatan dan riwayat alergi obat.
• Menggali faktor risiko
Pertanyaan untuk menggali
adanya faktor risiko
Pertanyaan Untuk laki-laki, Apakah :
• Pasangan seksual lebih dari satu dalam sebulan terakhir
• Berhubungan seksual dengan penjaja seks dalam 1 bulan
terakhir
• Mengalami satu atau lebih episode IMS dalam 1 bulan
terakhir
• Perilaku istri/pasangan seksual berisiko tinggi.
Pertanyaan untuk perempuan:
• Suami/pasangan seksual menderita IMS
• Suami/pasangan seksual pasien sendiri
mempunyai pasangan seksual lebih dari satu
dalam 1 bulan terakhir.
• Mempunyai pasangan seksual baru dalam 3
bulan terakhir,
• Mengalami satu atau lebih episode IMS dalam 1
bulan terakhir,
• Perilaku suami / pasangan seksual berisiko
tinggi.
Dalam Menggali riwayat seksual dan Faktor
Risiko:
Gunakan Pemahaman tentang SOGIEB
Perhatikan Komunikasi Verbal dan Non Verbal
Bermain Peran Melakukan Anamnesis
PB 2. Pemeriksaan Fisik dan
Pengambilan Sampel
Pemeriksaan Fisik dan Pengambilan
Sampel
• Tujuan pemeriksaan fisik adalah untuk
memperoleh tanda-tanda yang berhubungan
dengan IMS dan IO.
• Pengambilan sampel dilakukan untuk
mendapatkan spesimen guna pemeriksaan
laboratorium
Pemeriksaan fisik dan pengambilan
sampel pada perempuan
1 2

3
4

5
Pemeriksaan Fisik dan Pengambilan Sampel
pada Pasien Laki-Laki

• Pastikan pasien belum BAK tiga jam sebelumnya. Dan pasien


diminta BAB dulu, dan menunggu sampai BAB.
• Pasien melepaskan celananya, pakaikan kain penutup.
• Palpasi daerah inguinal untuk melihat ada tidaknya
pembengkakan kelenjar getah bening dan bubo
• Palpasi skrotum --- pembengkakan, radang, luka --- ; raba bagian
testis --- besar, pembengkakan ; epididimis --- besar,
pembengkakan ; saluran sperma --- nyeri.
• Periksa penis : tanda radang, luka. Kemudian penderita diminta
untuk menarik preputium agar dapat terlihat glans penis dan urethra
: adakah cairan, tanda radang. Jika tidak terdapat duh, minta pasien
untuk mengurut penis dari pangkal ke ujung untuk mendorong kalau
ada duh (milking)
• Catat ada atau tidaknya : bubo, ulkus, duh tubuh urethra
• Selanjutnya pasien diminta dalam posisi nungging, atau tidur miring
dengan lutut dilipat kearah dada.
• Lihat anus adakah luka, tumbuhan, cairan, tanda infeksi.
Prosedur Anoskopi
Prosedur Anoskopi
• Siapkan anoskopi, beri lubrikan berbahan dasar air.
• Penggunaan anuskopi pada pasien
• Setelah masuk tarik kembali trochart. Akan terlihat
dinding rectum.
• Lihat tanda infeksi, cairan, luka, dan tumbuhan.
• Pengambilan cairan dengan cara memutar lidi
aplikator dua kali kemudian tarik keluar, usahakan
tanpa menyentuh anoskopi.
• Usapkan lidi aplikator pada object glass untuk
diwarnai Gram.
Simulasi Pemeriksaan Fisik dan
Pengambilan Sampel
PB 3. Pemeriksaan Penunjang Diagnosis
Pemeriksaan Penunjang Diagnosis IMS

• Pemeriksaan Duh Tubuh Anogenital:


- Pemeriksaan Sediaan Basah
- Pemeriksaan Sediaan Kering (dengan Gram)

• Pemeriksaan Laboratorium darah Sifilis

Peran Dokter: Menyiapkan spesimen untuk pemeriksaan lab


Melakukan tes Amin di tempat pemeriksaan
Pemeriksaan Penunjang Diagnosis HIV

• Tes HIV (merupakan penentu diagnosis HIV)


• Tes CD4
• Tes viral load

Dokter Melakukan KTIP


Penerapan KTIP
Dilakukan Bertahap dengan urutan prioritas penerapan KTIP:

● Sarana layanan rawat jalan dan rawat inap pasien TB


● Sarana layanan KIA
● Sarana layanan Kesehatan Anak (<10 th)
● Sarana layanan kesehatan reproduksi dan keluarga berencana (KB)
● Sarana layanan dengan tindakan invasif
● Sarana layanan kesehatan remaja
● Sarana layanan kesehatan bagi kelompok dengan perilaku berisiko
tertular HIV
● Saranan layanan hemodialisis
● Sarana kesehatan di lembaga pemasyarakatan atau rumah tahanan
KTIP Dan Unsur Pendukung

• KTIP harus disertai dengan penyediaan paket layanan yang terkait


dengan HIV (layanan pencegahan dan PDP)
• Meskipun tidak semua layanan harus tersedia di satu tempat yang
sama dengan tempat dilaksanakannya tes-HIV, namun setidaknya
ada sarana kesehatan untuk HIV yang terjangkau dan siap meneri
ma rujukan dengan penyediaan terapi antiretroviral (ART) bagi yang
sudah memerlukannya
• Terapi profilaksis dengan antiretroviral dan infant feeding merupakan
komponen penting pada program pencegahan penularan dari ibu ke
anak
Konseling dan Tes HIV serta KTIP Mencakup
Komponen 5 C:

 Concent
 Confindentiality
 Counseling
 Correct testing and
 Conection/linkage to prevention ,care and treatement services
Bagan Alur KTHIV
Pasien Rajal, Ranap:
Terutama klinik IMS, TB, PTRM, LASS, Klien datang sendiri
KIA, Remaja, layanan populasi kunci Ingin menjalani pemeriksaan HIV

Sesi KIE Kelompok


di Ruang tunggu dengan video, selebaran,
brosur dsb KTS
Tidak setuju
KTIP Konseling Pra Tes
Tawarkan tes HIV kembali pada Oleh Konselor
Informasi Pra Tes kunjungan berikutnya bila masih belum
setuju rujuk ke untuk konseling
Oleh petugas kesehatan (dr, perwat,
bidan)

Pasien setuju Klien setuju

Ambil Darah Tes Darah Interpretasi oleh dokter

Pemberian hasil mll Konseling


Pasca Tes (Tenaga Kesehatan atau
Konselor terlatih)

Konseling untuk hasil Tes Negatif: Konseling untuk hasil Tes Positif:
• Pesan pencegahan • Berikan dukungan
• Pesan untuk tes ulang bila masih ada perilaku • Informasi pentingnya perawatan
berisiko dan bagi populasi kuci • Tentukan stadium klinis
• Skrining TB
• Rujuk untuk pemeriksaan CD4
• Penyiapan pengobatan ARV
• Pesan pencegahan positif
• Anjuran untuk tes pasangan
• Beri Nomor Register Nasional Layanan PDP yang dituju
(7 Digit Kode RS dan 4 Digit No Urut Pasien)

Beberapa alasan
Bagan seseorang
Alur melakukan
Konseling dan TesKTHIV
HIV adalah:
1. Orang atau pasangan yang ingin mengetahui status HIVnya;
2. Ibu hamil yang masuk dalam Program Pencegahan Penularan HIV dari
Dalam alur Layanan KTIP:

Informasi kelompok/ perorangan pra - tes


Persetujuan Tes HIV (Informed Concent) dan Permintaan tes dan
pemeriksaannya
Pelaksanaan tes HIV
Penyampaian hasil dan konseling pasca tes
KIE HIV AIDS SEBELUM TES

Komponen penting yang dibutuhkan pasien atau klien:

•Informasi dasar HIV dan AIDS,


•Upaya pencegahan yang efektif
•Keuntungan dan pentingnya tes HIV sedini mungkin.
•Informasi tentang proses pemeriksaan laboratorium HIV
•Membahas konfidensialitas, dan konfidensialitas bersama
•Membahas pilihan untuk tidak menjalani tes HIV
•Tawaran untuk menjalani tes pada masa mendatang bila klien belum siap
•Pentingnya pemeriksaan gejala dan tanda penyakit TB
•Layanan rujukan yang terkait dengan HIV (misalnya konsultasi gizi,
pemeriksaan penunjang dan pengobatan TB, pemeriksaan IMS, pemeriksaan
CD4, tatalaksana infeksi oportunistik dan stadium klinis)
Informasi pra-tes secara perorangan

1.Kepentingan melakukan tes HIV


2.Tujuan dan keuntungan melakukan tes HIV
3.Prosedur tes HIV dan konfidensialitas
4.Risiko prosedur tindakan
5.Tindak lanjut atas hasil pemeriksaan
6.Pembiayaan
Persetujuan Tes HIV (Informed
Concent)

- Informed concent bersifat universal berlaku pada semua pasien apapun


penyakitnya.
- Di fasilitas layanan kesehatan diberikan secara lisan atau tertulis. Aspek
penting: klien/pasien/wali telah memahami tentang maksud dan tujuan tes,
serta risiko dan dampaknya;
- Penolakan tes HIV tidak boleh mengurangi kualitas layanan lain.
- Tes HIV idealnya dilakukan di laboratorium yang tersedia di fasyankes.
Jika tidak tersedia , maka tes dapat dilakukan di laboratorium rujukan.
- Metode tes HIV yang digunakan sesuai dengan Pedoman Pemeriksaan
Laboratorium HIV Kementerian Kesehatan.
Bermain Peran KTIP
Tes HIV dan Pemeriksaan penunjang KTIP
- 16 -

Alur pemeriksaan Diagnosis HIV

Bersedia di tes HIV 

Tes Antibodi HIV
A1

Nonreaktif  Reaktif

Tes Antibodi HIV 
A2

Nonreaktif Reaktif 

Ulang tes HIV
A1 dan A2

Keduanya 
Hasil  Reaktif
Tes antibodi HIV
pengulangan 
Keduanya  Salah satu A3 
Nonreaktif  Reaktif

Nonreaktif Reaktif

 
Hasil 
A1  Pengulangan   A1 (R)  A1 (NR)  A1 (R)  A1 (NR)  A1 (R)  A1 (R) 
  A2 (R) 
non  A1 (NR)  A2 (NR)  A2 (R)  A2 (R)  A2 (R)  A2 (NR) 
A2 (NR)  A3 (NR)  A3 (NR)  A3 (NR)  A3 (R)  A3 (R)  A3 (R) 
  reaktif 

 Laporan laboratorium 

Berisiko
HIV Negatif  Indeterminate  HIV Positif 
Tidak   Ya

                         Keputusan klinis 
Kriteria Pemilihan Jenis Tes
 Reagensia yang dipilih setiap strategi pemeriksaan
didasarkan pada sensitivitas dan spesifisitas tiap jenis
reagensia.
 Reagensia yang dipakai pada pemeriksaan pertama adalah
reagensia yang memiliki sensitivitas tertinggi, sebaiknya  99
%, sedangkan reagensia yang pada pemeriksaan kedua
(spesifisitas  98% dan ketiga memiliki spesifisitas  99%)
 Reagensia kedua atau ketiga yang dipakai pada strategi ini
harus memiliki asal antigen dan / atau prinsip tes yang
berbeda.
 Kombinasi yang dapat dipakai adalah kombinasi dengan
jumlah hasil pemeriksaan yang indeterminate atau tidak
sesuai pada ketiga pemeriksaan  5 %.
Pemilihan Reagensia

• Sensitivitas Reagen I ≥ 99% dan spesifitas ≥ 98%


• Spesifisitas Reagen II ≥ 98 % > reagen I
• Spesifisitas Reagen III ≥ 99 % > reagen II
• Jenis pemeriksaan berbeda
• Jenis antigen berbeda
• Hasil “Discordant” ≤ 5%
Simpulan Hasil Tes HIV
Hasil Reaktif, Apabila:
• Pemeriksaan pertama reaktif, dilanjutkan kedua reaktif dan dilanjutkan
ketiga tetap reaktif, atau melewati hasil indeterminate namun hasil akhir
adalah reaktif

Hasil Non reaktif, Apabila


• Pemeriksaan pertama non reaktif, atau hasil pemeriksaan pertama reaktif,
lanjutan hasil menjadi indeterminate dengan hasil akhir non reaktif

Hasil Indeterminate (tidak dapat ditentukan), Apabila:


• Pemeriksaan dengan strategi III, dijumpai hasil reaktif dan non reaktif bisa
berupa dua kali reaktif atau dua kali non reaktif.
Sasaran Tes HIV untuk Anak (1)

• Anak sakit (jenis penyakit yang berhubungan dengan HIV


seperti TB berat atau mendapat OAT berulang, malnutrisi,
atau pneumonia berulang dan diare kronis atau berulang)
• Bayi yang lahir dari ibu terinfeksi HIV dan sudah mendapatkan
tindakan pencegahan penularan dari ibu ke anak
• Untuk mengetahui status bayi/anak kandung dari ibu yang
didiagnosis terinfeksi HIV (pada umur berapa saja)
Sasaran Tes HIV Untuk Anak (2)

• Untuk mengetahui status seorang anak setelah salah satu


saudara kandungnya didiagnosis HIV; atau salah satu atau
kedua orangtua meninggal oleh sebab yang tidak diketahui
tetapi masih mungkin karena HIV
• Terpajan atau potensial terkena infeksi HIV melalui jarum
suntik yang terkontaminasi, menerima transfusi berulang dan
sebab lain
• Anak yang mengalami kekerasan seksual.
Diagnosis Bayi Usia <18 Bulan

• tes antibodi,
• tes virologis (PCR DNA atau RNA), dan
• presumtif berdasarkan gejala dan tanda klinis.
- 14 -
Bagan Alur Diagnosis HIV
pada bayi usia <18 bulan
Diagnosis Presumtif infeksi HIV pada
bayi & anak < 18 bln
Bila ada 1 kriteria berikut atau Minimal 2 gejala berikut
 Pneumonia  Oral thrush (Kandidiasis
pneumocyctis (PCP), oral)
meningitis,  Pneumonia berat
kriptokokosis,  Sepsis berat
kandidiasis esophagus  Kematian ibu yang
 Toksoplasmosis berkaitan dengan HIV atau
 Malnutrisi berat yang penyakit HIV yang lanjut
tidak membaik dengan pada ibu
terapi standar  Jumlah persentase CD4
<20%
Kriteria interpretasi tes anti-HIV dan
tindak lanjutnya
Hasil tes Kriteria Tindak lanjut
Positif Bila hasil A1 reaktif, A2 Rujuk ke Pengobatan HIV
reaktif dan A3 reaktif
Negatif  Bila hasil A1 non reaktif  Bila tidak memiliki perilaku berisiko, dianjurkan
 Bila hasil A1 reaktif tapi perilaku hidup sehat
pada pengulangan A1  Bila berisiko, dianjurkan pemeriksaan ulang
 dan A2 non- reaktif minimum 3 bulan, 6 bulan dan 12 bulan dari
 Bila salah satu reaktif pemeriksaan pertama sampai satu tahun
tapi tidak berisiko

Indeterminate  Bila dua hasil tes reaktif  Tes perlu diulang dengan spesimen baru minimal
 Bila hanya 1 tes setelah dua minggu dari pemeriksaan yang
 reaktif tapi mempunyai pertama.
risiko atau pasangan  Bila hasil tetap indeterminate, dilanjutkan dengan
berisiko pemeriksaan PCR.
 Bila sarana pemeriksaan PCR tidak memungkinkan,
rapid tes diulang 3 bulan, 6 bulan, dan 12 bulan
dari pemeriksaan yang pertama. Bila sampai satu
tahun hasil tetap “indeterminate” dan faktor risiko
rendah, hasil dapat dinyatakan sebagai negatif
PB 4. Diagnosis IMS
Pendekatan Diagnosis IMS
SINDROM dg LAB.
DIAGNOSIS ETIOLOGI KLINIS
SEDERHANA

SDM **** **** ***

FASILITAS ***** ** ***

BIAYA/ DANA ***** *** ***

WAKTU *** ** **

TERAPI ** ** ****
9 Bagan alur diagnosis IMS dengan
Pendekatan Sindrom
1. Duh tubuh urethra
2. Duh tubuh vagina
3. Ulkus genitalia
4. Penyakit radang panggul
5. Pembengkakan skrotum
6. Bubo inguinal
7. Konjungtivitis neonatorum
8. Vegetasi genital
9. Duh tubuh anus
1. Duh tubuh urethra laki2
dgn Pendekatan Sindrom
1a. Duh tubuh urethra laki2
dgn Pem. Mikroskop
Pasien dengan keluhan duh tubuh vagina atau gatal/rasa terbakar pd vulva.

Anamnesis: riwayat penyakit, pasangan menderita PIMS, pemeriksaan


palpasi. 2. Duh tubuh vagina dgn
Pemeriksaan : Ada nyeri
Ya Gunakan bagan alur nyeri perut bagian
bawah
Pendekatan Sindrom
perut bagian bawah?

tidak Obati sebagai vaginitis :


vaginosis bakterial dan kandidiasis
tidak •Suluh penderita (KIE) dan Konseling
Adakah faktor risiko? •Sediakan dan anjurkan pemakaian kondom
•Anjurkan tes HIV dan lakukan pemeriksaan Serologi Sifilis (STS)
bila fasilitas tersedia.

Obati sebagai servisitis gonore, klamidiosis


dan trikomoniasis
•Suluh penderita (KIE) dan Konseling
•Sediakan dan anjurkan pemakaian kondom
•Obati pasangan sebagai gonore dan klamidiosis.
•Anjurkan tes HIV dan lakukan pemeriksaan STS bila
fasilitas tersedia. tidak Obati penderita sebagai
Hilangnya
keluhan pd servisitis gonore,
hari ke 7? klamidiosis dan
trikomoniasis

Hilangnya
Hilangnya tidak keluhan tidak
keluhan pd Rujuk pd hari ke
hari ke 7 ?
7?

Ya
Ya Ya Rujuk

Pengobatan selesai

Risiko (+) bila memiliki satu atau lebih faktor risiko dibawah ini.
•Suami/ mitra seksual menderita PIMS.
•Suami/ mitra seksual/ penderita sendiri mempunyai pasangan >1 dalam I bulan terakhir
•Mempunyai pasangan seks baru dalam 3 bulan terakhir.
•Mengalami 1/ lebih episode PIMS dalam 1 tahun terakhir.
•Pekerjaan suami/ mitra seksual berisiko tinggi.
Pasien dengan keluhan duh tubuh vagina atau gatal/rasa terbakar pd vulva.

Anamnesis: riwayat penyakit, pasangan menderita PIMS, pemeriksaan


dengan speculum dan bimanual.
2a. Duh tubuh vagina dgn
Pemeriksaan : Ada nyeri
perut bagian bawah?
Ya Gunakan bagan alur nyeri perut bagian
bawah Pem. Inspekulo
tidak
tidak •Suluh penderita (KIE) dan Konseling
•Sediakan dan anjurkan pemakaian kondom
Spekulum Adakah duh
•Anjurkan tes HIV dan lakukan pemeriksaan Serologi
tubuh vagian atau serviks
Sifilis (STS) bila fasilitas tersedia.

Obati sebagai vaginitis :


tidak
Adakah duh tubuh serviks vaginosis bakterialis dan kandidiasis
mukopurulen •Suluh penderita (KIE) dan Konseling
•Sediakan dan anjurkan pemakaian kondom
•Anjurkan tes HIV dan lakukan pemeriksaan Serologi Sifilis (STS)
bila fasilitas tersedia.

Obati sebagai servisitis gonore,


klamidiosis
dan trikomoniasis
•Suluh penderita (KIE) dan Konseling
•Sediakan dan anjurkan pemakaian kondom Obati penderita sebagai
•Obati pasangan sebagai gonore dan klamidiosis. tidak servisitis gonokokus,
Hilangnya
•Anjurkan tes HIV dan lakukan pemeriksaan STS bila klamidiosis dan
fasilitas tersedia. keluhan pd
hari ke 7? trikomoniasis

Hilangnya tidak
Hilangnya keluhan
keluhan pd tidak pd hari ke
hari ke 7 ? Ya 7?
Rujuk

Rujuk
Ya Ya

Pengobatan selesai
Pasien dengan keluhan duh tubuh vagina atau gatal/rasa terbakar pd vulva.

Anamnesis: pemeriksaan dengan Spekulum, Bimanual dan mikroskop. 2b. Duh tubuh vagina dgn
Pemeriksaan Bimanual : Ya Gunakan bagan alur nyeri perut
Pem. Inspekulo & Mikroskop
bagian bawah
Ada nyeri perut bagian Ya
bawah?
Ya
tidak •Suluh penderita (KIE) dan Konseling
•Sediakan dan anjurkan pemakaian kondom
tidak •Anjurkan tes HIV dan lakukan pemeriksaan Serologi Sifilis
Spekulum: Ada duh (STS) bila fasilitas tersedia.
tubuh vagina atau
serviks?

Buat Sediaan Hapus, Pewarnaan Gram dari duh tubuh serviks dan vagina;
Buat sediaan Basah dengan larutan NaCl 0,9 % dari duh di forniks posterior

Pewarnaan Sediaan Sediaan Sediaan


Gram dari basah dari Gram duh Gram duh
mukopus duh forniks vagina: Ada vagina: Ada
serviks: Ada posterior: Clue cells; Pseudohifa
Diplokokus Ada gerakan pH>4,5; dan atau sel
negatif Gram Trichomonas Tes amin (+) ragi
Intrasel vaginalis
tidak tidak
Ya
Obati sebagai Obati sebagai Obati sebagai
Obati sebagai vagi
gonore & trikomoniasis Kandidiasis
nitis bakterialis
klamidiosis

•KIE &Konseling
•Suluh penderita (KIE) dan Konseling
•Sediakan dan anjurkan
•Sediakan dan anjurkan pemakaian kondom
•Obati pasangan sebagai gonore dan klamidiosis. tidak pemakaian kondom
•Anjurkan tes HIV dan lakukan
•Anjurkan tes HIV dan lakukan pemeriksaan STS
pemeriksaan STS bila fasilitas
bila fasilitas tersedia.
tersedia.
•Konsul ulang bila perlu

tidak Ya
Hilangnya keluh Obati sebagai servisitis tida
Hilang
an pd hari ke 7 gonokokus, dan k ke luhan
? klamidiosis
pd hari
Ya Ya ke 7?

Rujuk Pengobatan selesai Hilang


keluhan pd Rujuk Pengobatan
hari ke 7 ? selesai
Perbedaan antara Vaginitis dan Servisitis

VAGINITIS SERVISITIS
Disebabkan oleh trikomoniasis, Disebabkan oleh gonore dan
kandidiasis dan vaginosis klamidiosis
bakterial.
Paling sering sebagai penyebab Jarang sebagai penyebab duh
duh tubuh vagina tubuh vagina
Mudah didiagnosis Sulit didiagnosis
Tak ada komplikasi Banyak komplikasi
Tak perlu mengobati mitra Mitra perlu diobati
seksual
Pasien dgn keluhan luka atau ulkus pada alat genital

Anamnesis: tanya faktor risiko dan pemeriksaan fisis (genital)


3. Ulkus Genital Dgn
Pendekatan Sindrom
 Suluh penderita (KIE).
Tampak adanya: Ulkus  Sediakan dan sedia
1. Lesi/ luka kecil Hanya ada luka: traumatik, tidak kan kondom
multi pel, dangkal, tidak tidak kelainan  Anjurkan test HIV dan
berkelompok, nyeri
tanpa lakukan pemeriksaan
riwayat vesikel dermatologis,
, dg atau tanpa STS bila fasilitas
sebelumnya Faktor Risiko
riwayat rekurensi tersedia.
negatif

2. Vesikel kecil berke-


lompok. ya ya
ya rekurensi.
3. Riwayat
Beri pengobatan yang sesuai
atau dirujuk

Obati sebagai herpes Obati sebagai sifilis dan chancroid


genitalis

 Suluh penderita (KIE)  Suluh penderita (KIE)


 Sediakan dan anjurkan  Sediakan dan anjurkan
pemakaian kondom pemakaian kondom
 Anjurkan test HIV dan  Obati pasangannya sesuai
lakukan pemeriksaan STS penyakit penderita. Risiko (+) bila dalam 1
bila fasilitas tersedia.  Anjurkan test HIV dan lakukan
pemeriksaan STS bila fasilitas
bulan terakhir
tersedia. mempunyai satu atau
lebih faktor risiko
dibawah ini.

1. Pasangan seksual > 1


2. Suami atau mitra seks
Perbaikan menderita PIMS
tidak 3. Berhubungan seksual
pada hari
Rujuk dengan wanita penjaja
ke 7? seks dalam 1 bulan
terakhir
4. Mengalami 1/ lebih
episode PIMS dalam 1
ya bulan terakhir.
5. Perilaku pasangan
Amati sampai ulkus menutup
seksual berisiko tinggi.

Perlu disesuaikan dengan situasi epidemiologi PIMS setempat


Pasien dgn keluhan luka atau ulkus pada alat genital  Suluh penderita (KIE).
 Sediakan dan sedia
kan kondom
 Anjurkan test HIV dan
lakukan pemeriksaan
3a. Ulkus Genital
Anamnesis: tanya faktor risiko dan pemeriksaan fisis (genital) STS bila fasilitas
tersedia.
Khusus utk
tidak
Tenaga Medis
Tampak adanya: Ulkus Ulkus keras ,
Vesikel/luka multiple,nyeri, biasanya Ulkus dengan Ulkus
tidak tidak tunggal,tidak
kecil, dangkal, lunak,Dasar tidak tanda campur tidak traumatik atau
berkelompok, nyeri, dasar
kotor,tepi an, kotak ke 2 kelainan
nyeri , dg atau bersih, tepi
tidak teratur rata dan ke 3 dermatologis
tanpa riwayat
rekurensi

1. Vesikel kecil
ya
berke- ya ya
lompok.
2. Riwayat
Obati sebagai Obati sebagai Obati sebagai Sifilis Obati sebagai Sifilis Beri pengobatan
rekurensi. dan Chancroid yang sesuai atau
Herpes Ganitalis Chancroid
dirujuk
Beri pengobatan yang sesuai
atau dirujuk

 Suluh penderita (KIE)  Suluh penderita (KIE)


 Sediakan dan anjurkan  Sediakan dan anjurkan
pemakaian kondom pemakaian kondom
 Anjurkan test HIV dan  Obati pasangannya sesuai
lakukan pemeriksaan STS penyakit pasien.
bila fasilitas tersedia.  Anjurkan test HIV dan
lakaukaan pemeriksaan STS
bila fasilitas tersedia.

Perbaikan tidak Risiko (+) bila dalam 1 bulan terakhir mempunyai


pada hari satu atau lebih faktor risiko dibawah ini.
Rujuk
ke 7?
1. Pasangan seksual > 1
2.Berhubungan seksual dengan wanita penjaja seks
3. Mengalami 1/ lebih episode PIMS.
ya 4. Perilaku pasangan seksual berisiko tinggi.
Amati sampai ulkus menutup
Pasien dengan keluhan nyeri perut bagian bawah.
4. Nyeri Perut Bagian Bawah
Anamnesis dan pemeriksaan fisis. Pada Perempuan
(Perut & Kelamin)

Apakah ditemukan salah satu hal


sbb?
•Terlambat haid, atau tidak •Suhu > 380 C, atau
•Pasca partus/ abortus, atau •Adakah duh vagina? tidak
•Nyeri lepas abdominal, atau •Atau pada pemeriksaan
•Perdarahan vaginal yang abnormal, bimanual,
atau - ada mukopus dari serviks,
•Terdapat massa di abdomen,atau - Nyeri goyang pd serviks.
•Akseptor AKDR (alat kontrasepsi
dalam rahim)
Kunjungan ulang
Ya hari ke 3 atau lebih
•Obati sebagai PRP (penyakit cepat bila perlu
Ya radang panggul)
•Suluh penderita (KIE) dan
RUJUK Konseling
•Sebelum dirujuk siapkan infus dan oksigen bila •Sediakan dan anjurkan
memungkinkan pemakaian kondom
•Rujuk penderita untuk penilaian/ pertimbangan •Obati pasangannya sesuai
tindakan pembedahan atau ginekologis penyakit pasien.
•Anjurkan test HIV dan lakukan
pemeriksaan STS bila fasilitas Adakah
tersedia. perbaikan
Perbaikan ?

Rujuk
Ya
tidak
Lanjutkan pengobatan dan
amati sampai nyeri hilang
Pasien dengan keluhan nyeri dan pembengkakan skrotum. 5. Pembengkakan Skrotum
Anamnesis: tanya faktor risiko dan pemeriksaangenitalia.

Adakah salah satu kemungkinan


penyebab sbb:
•Rotasi testis, atau
•Elevasi testis. atau
•Ada riwayat kecelakaan, atau
•Penyakit virus, parotitis Faktor
epidemika Risiko ?
•Hernia skrotalis
•Tumor testis

Ya
Obati sebagai gonore dan non-
gonore/ klamidiosis dengan
komplikasi

Perbaikan
Rujuk pada hari ke
•Suluh penderita (KIE), 7 atau lebih
•Sediakan dan anjurkan cepat
pemakaian kondom,
Risiko (+) bila dalam 1 bulan •Obati pasangannya sebagai
terakhir mempunyai satu atau gonore dan non- gonore/
lebih faktor risiko dibawah ini: klamidiosis
•Mitra seksual > 1 dalam 1 •Tawarkan tes HIV dan lakukan
•Berhubungan seksual dengan wanita penjaja tidak
pemeriksaan STS bila fasilitas
seks tersedia
•Mengalami 1/ lebih episode PIMS . Amati sampai
•Perilaku pasangan seksual berisiko tinggi.
tenang
Rujuk
Penderita dengan keluhan sakit dan bengkak

pada lipat paha.

Anamnesis, pemeriksaan genitalia dan lipat paha.


6. Bubo Inguinal

Adakah tidak Obati sebagai


ulkus ?
limfogranuloma venereum

Ya
Aspirasi bubo yang berfluktuasi *)
Obati sebagai
Chancroid  Suluh penderita (KIE) dan Konseling
 Sediakan dan anjurkan pemakaian
kondom
 Obati mitra seksualnya sesuai dng
penyakit penderita.
 Tawarkan tes HIV dan lakukan
pemeriksaan STS bila fasilitas
tersedia.

Perbaikan pada tidak


Rujuk
hari ke 7 ?

Ya

Amati sampai tenang.

Bubo yang berfluktuasi sebaiknya di aspirasi


melalui kulit yang sehat di dekatnya dengan
memakai jarum yang cukup besar.

Bubo tidak boleh diinsisi untuk drainage, karena


lukanya akan lama sembuh
Neonatus dengan duh pada mata

7. Konjungtivitis Neonatorum
Lakukan Anamnesis dan pemeriksaan fisis

Mata sembab, Tenangkan Ibu, dan


kemerahan uni/ Perbaikan
tidak anjurkan kunjungan tidak Rujuk
bilateral yg setelah
ulang dalam 3 hari
disertai dgn duh 3 hari?
tubuh bernanah ?
ya
ya
Pengobatan selesai
Obati bayi sebagai gonore

•Obati ibu & mitra seksualnya untuk


gonore & klamidiosis
•Suluh Ibu (KIE) & Konseling
•Anjurkan test HIV dan lakukan
pemeeriksaan STS bila fasilitas
tersedia.
•Sarankan kembali sesudah 3 hari

Obati sebagai klamidiosis


Perbaikan tidak Perbaikan tidak
setelah setelah Rujuk
Saran untuk kunjungan
3 hari? hari ke 3?
ulang hari ke 3
3 hari?

ya ya

Teruskan pengobatan
Tenangkan Ibu
8. Tumbuhan (Vegetasi) Genital
9. Proktitis Akibat Infeksi Menular Seksual
Berdasarkan Sindrom
Latihan Diagnosis IMS
PB 5. Diagnosis IO dan Penentuan
Stadium Klinis
Diagnosis HIV dan IO
Penentuan diagnosis ada tidaknya IO, pada
dasarnya adalah:
• Melakukan telaah terhadap hasil anamnesis
pasien
• Melakukan telaah terhadap hasil pemeriksaan
fisik pasien
• Membandingkan dengan gejala, tanda dan
hasil pemeriksaan fisik IO serta pemeriksaan
penunjang
Bagan Alur Tatalaksana Gejala Disfagia
Keterangan
[a] Kandidiasis esofageal Kandidiasis dapat menyerang
esofagus pasien dengan imunokompromis,
menyebabkan kesulitan dan sakit menelan. Diagnosis
dibuat berdasarkan respons terhadap terapi sistemik
antifungal. Tidak perlu dilakukan Endoskopi , kecuali
bila ada kegagalan terapi. Terapi:
– Flukonasol 200 mg setiap hari selama 14 hari atau
– Itrakonasol 400 mg setiap hari selama 14 hari atau
– Ketokonasol 200 mg setiap hari selama 14 hari
[b] Asiklovir 5 X 200 mg atau 3 x 400mg selama 14 hari
[c] Penyebab lain dari esofagitis adalah infeksi CMV,
sarkoma Kaposi dan limfoma. Penyebab lain yang
tidak terkait dengan HIV seperti refluks esofagitis.
Dalam hal ini perlu endoskopi untuk menegakkan
diagnosis.
Differensial Diagnosis Diare
menurut penyebabnya
• Infeksi bakteri: Salmonella sp, Shigella sp,
Campilobacter, Mycobacterium tuberculosis,
mycobacterium avium
• Infeksi jamur: Candida sp.
• Infeksi parasit
– Blastocystis hominis, Giardia Lamblia
– Isospora,cyclospora
– Cryptospora
– Cacing: ascariasis, strongiloides, dll
• Infeksi virus: CMV
• Enteropati HIV
Differensial Diagnosis
Infeksi Susunan Saraf Pusat pada HIV

Manifestasi Penyebab utama


Space
Toxoplasma, limfoma otal, PML, TB, cryptococcus,
occupying
metastasis limfoma non-Hodgkin, gumma sifilis
lesion (SOL)
Ensefalitis TB, Varicella zoster, herpes simpleks, sifilis, HIV
Meningitis TB, cryptococcus, sifilis, bakteri, serokonversi HIV
Spastik TB, herpes simpleks, mielitis transversa akibat
paraparesis varisela, HTLV-1, toksoplasma atau sifilis
Poliradikulitis CMV, limfoma non-Hodgkin
Bagan pendekatan pada pasien AIDS dengan
infeksi intrakranial



Penapisan TB pada ODHA
• Batuk
• Demam
• Berat badan berkurang
• Keringat malam
• Gejala TB ekstra paru
Alur Diagnosis TB Pada ODHA Untuk Faskes Yang Memiliki
Layanan/Akses
Gambar Alur Diagnosis TB PadaTes
Cepat TB
ODHA Ke
Untuk Layanan TesLayanan/Akses
Faskes Yang Memiliki CepatTesTB Keterangan :
(1) Lakukan peme
yaitu bila dijum
kali/menit, dem
dibantu. Berika
diagnosis

(2) Untuk terduga


penunjang bak

(3) Pemeriksaan
tujuan untuk m
namun diagno
(4) Pada ODHA te
menetap atau
mungkin denga

(5) Pada ODHA te


- Jika hasil te
cepat
- Jika hasil
TB
- Jika hasil
lain
Keterangan
(1) Lakukan pemeriksaan klinis untuk melihat tanda-tanda bahaya. Tanda-tanda
bahaya yaitu bila dijumpai salah satu dari tanda-tanda berikut: frekuensi
pernapasan > 30 kali/menit, demam > 39oC, denyut nadi > 120 kali/menit,
tidak dapat berjalan bila tidak dibantu. Berikan antibiotika non fluorokuinolon
(untuk IO lain) dengan meneruskan alur diagnosis
(2) Untuk terduga pasien TB Ekstra Paru, lakukan pemeriksaan klinis,
pemeriksaan penunjang bakteriologis, histopatologis, dan pemeriksaan
penunjang lainnya.
(3) Pemeriksaan mikroskopis tetap dilakukan bersamaan dengan tes cepat TB
dengan tujuan untuk mendapat data dasar pembanding pemeriksaan
mikroskopis follow up, namun diagnosis TB berdasarkan hasil pemeriksaan tes
cepat
(4) Pada ODHA terduga TB dengan hasil MTB (-) tetapi menunjukkan gejala klinis
TB yang menetap atau bahkan memburuk, maka ulangi pemeriksaan tes cepat
sesegera mungkin dengan kualitas sputum yang lebih baik.
(5) Pada ODHA terduga TB dengan hasil MTB (-) dan foto toraks mendukung TB:
• Jika hasil tes cepat ulang MTB (+) maka diberikan terapi TB sesuai dengan
hasil tes cepat
• Jika hasil tes cepat ulang MTB (-) pertimbangan klinis kuat maka diberikan
terapi TB
• Jika hasil tes cepat ulang MTB (-) pertimbangan klinis meragukan cari
penyebab lain
Alur Diagnosis TB Pada ODHA Untuk Faskes Yang Sulit Keterangan :
Gambar Alur Diagnosis TB Pada ODHA Untuk Faskes Yang Sulit Menjangkau Layanan Tes (1) Lakukan pemeriks
Menjangkau Layanan Tes Cepat TB
Cepat TB yaitu bila dijumpa
kali/menit, demam
dibantu. Berikan a
diagnosa.
(2) Untuk terduga pa
penunjang bakterio
(3) Pada ODHA terdu
diberikan terapi TB
(4) Tes cepat TB b
rifampisin
(5) Pada ODHA terdu
dilanjutkan denga
diagnosis TB.

5. DIAGNOSIS HIV PADA

• Salah satu tujuan d


TB. Untuk mencapa
menjadi pintu mas
sehingga dengan de

• Tes dan konseling


Tes HIV Atas Inisias
Sukarela (KTS)

• Merujuk pada Perm


semua pasien TB di
standar pelayanan o

• Tujuan utama TIPK


dan/atau menentuka
tanpa mengetahui st

• Langkah-langkah un
dalam Petunjuk Tata

6. PENGOBATAN TB PA

• Diantara pasien TB
Keterangan

(1) Lakukan pemeriksaan klinis untuk melihat tanda-tanda bahaya. Tanda-tanda


bahaya yaitu bila dijumpai salah satu dari tanda-tanda berikut: frekuensi
pernapasan > 30 kali/menit, demam > 39oC, denyut nadi > 120 kali/menit,
tidak dapat berjalan bila tidak dibantu. Berikan antibiotika non
fluorokuinolon ( untuk IO lain) dengan meneruskan alur diagnosa.
(2) Untuk terduga pasien TB Ekstra Paru, lakukan pemeriksaan
klinis,pemeriksaan penunjang bakteriologis, histopatologis, dan pemeriksaan
penunjang lainnya
(3) Pada ODHA terduga TB dengan hasil BTA neg dan foto toraks mendukung TB :
diberikan terapi TB terlebih dahulu
(4) Tes cepat TB bertujuan untuk konfirmasi MTB dan mengetahui resistensi
terhadap rifampisin
(5) Pada ODHA terduga TB dengan hasil BTA neg dan foto toraks tidak
mendukung TB dilanjutkan dengan pemeriksaan Tes cepat TB yang bertujuan
untuk menegakkan diagnosis TB.
Stadium Klinis 1

DIAGNOSIS
KONDISI KLINIS DIAGNOSIS KLINIS
DEFINITIF
Asimtomatik Tidak ada keluhan maupun tanda -
Kelenjar limfe membesar atau
membengkak >1 cm pada 2 atau
Limfadenopati lebih lokasi yang tidak
generalisata berdekatan (selain inguinal), Histologi
persisten sebabnya tidak diketahui,
bertahan selama 3 bulan atau
lebih
Stadium Klinis 2
DIAGNOSIS
KONDISI KLINIS DIAGNOSIS KLINIS
DEFINITIF
Penurunan berat badan
Penurunan berat badan
derajat sedang yang tidak Anamnesis adanya penurunan berat badan. Pada kehamilan,
dari pemeriksaan fisik
dapat dijelaskan (<10% berat badan gagal naik
sebesar <10%
BB)
Infeksi saluran napas atas Kumpulan gejala ISPA, seperti nyeri wajah unilateral dengan Pemeriksaan
berulang (episode saat sekret nasal (sinusitis), nyeri dan radang di membran timpani laboratorium bila ada,
ini, ditambah 1 episode (otitis media), atau tonsilofaringitis tanpa tanda infeksi virus misal kultur cairan tubuh
atau lebih dalam 6 bulan) (coryza, batuk) yang terkait
Vesikel nyeri dengan distribusi dermatomal, dengan dasar
Herpes zoster Diagnosis klinis
eritem atau hemoragik, tidak menyeberangi garis tengah
Sariawan atau robekan pada sudut mulut bukan karena
Keilitis angularis Diagnosis klinis
defisiensi vitamin atau besi, membaik dengan terapi antifungal
Sariawan berulang (2
Ulserasi aptosa dengan bentuk khas halo dan pseudomembran
episode atau lebih dalam Diagnosis klinis
berwarna kuning-keabuan, nyeri
6 bulan)
Lesi papular pruritik, seringkali dengan pigmentasi pasca
inflamasi. Sering juga ditemukan pada anak yang tidak
Erupsi Papular Pruritik Diagnosis klinis
terinfeksi, kemungkinan skabies atau gigitan serangga harus
disingkirkan
Stadium Klinis 2 (lanjutan)
Kondisi kulit bersisik dan gatal, umumnya di daerah berambut
Dermatitis seboroik Diagnosis klinis
(kulit kepala, aksila, punggung atas, selangkangan)
Paronikia (dasar kuku membengkak, merah dan nyeri) atau
onikolisis (lepasnya kuku dari dasar kuku) dari kuku (warna
keputihan, terutama di bagian proksimal kuku, dengan
Infeksi jamur pada kuku Kultur jamur dari kuku
penebalan dan pelepasan kuku dari dasar kuku). Onikomikosis
proksimal berwarna putih jarang timbul tanpa disertai
imunodefisiensi
Hepatosplenomegali
persisten yang tidak Pembesaran hati dan limpa tanpa sebab yang jelas Diagnosis klinis
dapat dijelaskan
Garis/pita eritem yang mengikuti kontur garis gingiva yang
Eritema linea gingiva Diagnosis klinis
bebas, sering dihubungkan dengan perdarahan spontan
Lesi wart khas, tonjolan kulit berisi seperti buliran beras ukuran
Infeksi virus wart luas kecil, teraba kasar, atau rata pada telapak kaki (plantar warts) Diagnosis klinis
wajah, meliputi > 5% permukaan kulit dan merusak penampilan
Lesi: benjolan kecil sewarna kulit, atau keperakan atau merah
muda, berbentuk kubah, dapat disertai bentuk pusat, dapat
Moluskum kontagiosum
diikuti reaksi inflamasi, meliputi 5% permukaan tubuh dan Diagnosis klinis
luas
ganggu penampilan Moluskum raksasa menunjukkan
imunodefiensi lanjut
Pembesaran kelenjar
Pembengkakan kelenjar parotis bilateral asimtomatik yang dapat
parotis yang tidak dapat Diagnosis klinis
hilang timbul, tidak nyeri, dengan sebab yang tidak diketahui
dijelaskan
Stadium Klinis 3
KONDISI KLINIS DIAGNOSIS KLINIS DIAGNOSIS DEFINITIF
Penurunan berat Anamnesis adanya penurunan berat badan dan terlihat penipisan di
badan derajat sedang wajah, pinggang dan ekstremitas disertai wasting yang kentara atau Penurunan berat badan dari
yang tidak dapat Indeks Massa Tubuh (IMT) <18,5. Dapat terjadi masking penurunan pemeriksaan fisik sebesar <10%
dijelaskan (<10% BB) berat badan pada kehamilan
Tidak diharuskan, namun perlu
Diare kronik selama >1
Anamnesis adanya diare kronik (feses lembek atau cair ≥3 kali untuk konfirmasi apabila ≥3 feses
bulan yang tidak dapat
sehari) selama lebih dari 1 bulan tidak cair dan ≥2 analisis feses
dijelaskan
tidak ditemukan patogen
Pemeriksaan fisik menunjukkan
Demam persisten yang Dilaporkan sebagai demam atau keringat malam yang berlangsung suhu >37.6 0C, dengan kultur
tidak dapat >1 bulan, baik intermiten atau konstan, tanpa respons dengan darah negatif, Ziehl-Neelsen
dijelaskan (>37,5oC pengobatan antibiotik atau antimalaria. Sebab lain tidak ditemukan negatif, slide malaria negatif,
intermiten atau pada prosedur diagnostik. Malaria harus disingkirkan pada daerah Rontgen toraks normal atau tidak
konstan, > 1 bulan) endemis berubah, tidak ada fokus infeksi
yang nyata
Plak kekuningan atau putih yang persisten atau berulang, dapat
Kandidiasis oral (di
diangkat (pseudomembran) atau bercak kemerahan di lidah, palatum
luar masa 6-8 minggu Diagnosis klinis
atau garis mulut, umumnya nyeri atau tegang (bentuk eritematosa)
pertama kehidupan)

Lesi putih tipis kecil linear atau berkerut pada tepi lateral lidah, tidak
Oral hairy leukoplakia Diagnosis klinis
mudah diangkat
Gejala kronik (bertahan selama 2-3 minggu): batuk, hemoptisis,
sesak napas, nyeri dada, penurunan berat badan, demam, keringat Isolasi
malam, ditambah: Mycobacterium tuberculosis pada
TB Paru Sputum BTA negatif ATAU Sputum BTA positif DAN kultur sputum atau histopatologi
Gambaran radiologis (termasuk infiltrat di lobus atas, kavitasi, fibrosis biopsi paru (sejalan dengan gejala
pulmoner, pengecilan, dan lain-lain). Tidak ada bukti gejala yang muncul)
ekstrapulmoner
Stadium Klinis 4
KONDISI KLINIS DIAGNOSIS KLINIS DIAGNOSIS DEFINITIF
Pemeriksaan fisik menunjukkan adanya
Anamnesis adanya penurunan berat badan (>10% BB) dengan
penurunan berat badan (>10% BB)
wasting yang jelas atau IMT <18,5, itambah: Diare kronik yang
ditambah patogen negatif pada dua atau
tidak dapat dijelaskan (feses lembek atau cair ≥3 kali sehari)
lebih feses ATAU Pemeriksaan fisik
selama >1 bulan ATAU Demam atau keringat malam selama >1
HIV wasting syndrome menunjukkan adanya peningkatan suhu
bulan tanpa penyebab lain dan tidak merespons terhadap
melebihi 37,6°C tanpa penyebab lain.
antibiotik atau antimalaria. Malaria harus disingkirkan pada
Kultur darah negatif, slide malaria negatif,
daerah endemis
dan radiografi normal atau tidak berubah

Sesak saat aktivitas atau batuk kering onset baru (dalam 3 bulan
terakhir), takipneu, demam Sitologi atau gambaran mikroskopik
Pneumonia Pneumocystis DAN Rontgen toraks menunjukkan infiltrat interstisial bilateral imunofluoresens dari sputum terinduksi
(PCP) difus DAN Tidak ada gejala dan tanda pneumonia bakterial. atau bilasan bronkoalveolar atau
Pada asukultasi terdengar krepitasi bilateral dengan atau tanpa histopatologi jaringan paru
penurunan inspirasi
Episode saat ini ditambah satu episode atau lebih dalam 6
Pneumonia bakterial
bulan. Gejala (misal demam, batuk, dispneu, nyeri dada)
berulang (episode saat ini Kultur positif atau tes antigen dari
memiliki onset akut (<2 minggu)
ditambah satu episode atau organisme yang sesuai
DAN Pemeriksaan fisik atau radiografi menunjukkan konsolidasi
lebih dalam 6 bulan terakhir)
baru, berespons dengan antibiotik
Infeksi herpes simpleks
kronik (orolabial, genital Ulserasi anogenital atau orolabial progresif disertai nyeri; lesi
atau anorektal) selama >1 disebabkan oleh infeksi HSV berulang dan sudah dikeluhkan >1 Kultur positif atau DNA (PCR) HSV atau
bulan, atau viseral tanpa bulan. Ada riwayat episode sebelumnya. HSV viseral sitologi atau histologi yang sesuai
melihat lokasi ataupun memerlukan diagnosis definitif
durasi.
Stadium Klinis 4 (lanjutan)

KONDISI KLINIS DIAGNOSIS KLINIS DIAGNOSIS DEFINITIF


Gambaran makroskopik pada
Onset baru, nyeri retrosternal atau sulit menelan (makanan dan cairan)
Kandidiasis esophageal endoskopi atau bronkoskopi, atau
bersamaan dengan kandidiasis oral
mikroskopik atau histopatologi
Gejala sistemik (misal demam, keringat malam, malaise, penurunan Isolasi M. tuberculosis atau
berat badan). Gejala atau tanda TB ekstraparu atau diseminata histopatologi yang sesuai dari lokasi
tergantung dari lokasi: pleuritis, perikarditis, peritonitis, meningitis, infeksi terkait, disertai dengan gejala
TB ekstraparu limfadenopati mediastinal atau abdominal, osteitis. atau tanda yang sesuai (bila kultur
TB milier: foto toraks menunjukkan bayangan milier kecil atau atau hisopatologi dari spesimen
mikronodul yang terdistribusi merata dan difus. Infeksi TB di KGB pernapasan, harus ada bukti penyakit
servikal umumnya dianggap sebagai TB ekstraparu yang lebih ringan ekstraparu lainnya)
Gambaran khas di kulit atau orofaring berupa bercak datar, Gambaran makroskopik pada
Sarkoma Kaposi persisten, berwarna merah muda atau merah lebam, lesi kulit endoskopi atau bronkoskopi atau
biasanya berkembang menjadi plak atau nodul mikroskopik melalui histopatologi
Retinitis CMV: dapat didiagnosis oleh klinisi berpengalaman. Lesi
Infeksi sitomegalovirus Histopatologi yang sesuai atau
mata khas pada pemeriksaan funduskopi: bercak diskret
(retinitis atau infeksi CMV CMV ditemukan di cairan
keputihan pada retina berbatas tegas, menyebar sentrifugal,
pada organ lain kecuali serebrospinal melalui kultur atau
mengikuti pembuluh darah, dikaitkan dengan vaskulitis retina,
liver, limpa dan KGB) DNA (PCR)
perdarahan dan nekrosis
Antibodi toksoplasma positif di
Onset baru gejala neurologis fokal atau penurunan
serum DAN (Bila tersedia) lesi
Toksoplasmosis otak kesadaran DAN
massa intrakranial tunggal atau
Merespons dalam 10 hari dengan terapi spesifik
multipel pada CT atau MRI
Stadium Klinis 4 (lanjutan)
KONDISI KLINIS DIAGNOSIS KLINIS DIAGNOSIS DEFINITIF
Adanya disfungsi kognitif dan/atau motorik yang
menyebabkan disabilitas pada aktivitas sehari-hari,
Diagnosis eksklusi dan, bila ada, CT atau
Ensefalopati HIV progresif dalam beberapa minggu atau bulan, tanpa
MRI
adanya penyakit atau kondisi lainnya selain HIV yang
dapat menyebabkan manifestasi klinis tersebut
Kriptokokosis Meningitis: biasanya subakut, demam dengan sakit
Isolasi Cryptococcus neoformans dari lokasi
ekstrapulmonar kepala yang bertambah berat, meningismus, bingung,
ekstraparu atau tes antigen kriptokokus
(termasuk perubahan perilaku, dan respons dengan terapi
(CRAG) positif di LCS atau darah
meningitis) kriptokokus
Infeksi mikobakteria Penemuan mikobakterium atipikal di feses,
non-tuberkulosis Tidak ada diagnosis klinis presumtif darah, cairan tubuh atau jaringan lainnya
diseminata selain paru
Kelainan neurologis progresif (disfungsi
Progressive multi kognitif, bicara/berjalan, visual loss,
focal kelemahan tungkai dan palsi saraf kranial)
Tidak ada diagnosis klinis presumtif
leukoencephalopath disertai gambaran hipodens di substansi
y (PML) alba otak pada pencitraan, atau PCR
poliomavirus (virus JC) positif di LCS
Identifikasi kista pada pemeriksaan
Kriptosporidiosis
Tidak ada diagnosis klinis presumtif mikroskopik feses menggunakan modifikasi
kronik
Ziehl- Neelsen
Isosporiasis kronik Tidak ada diagnosis klinis presumtif Identifikasi Isospora
Stadium Klinis 4 (lanjutan)
KONDISI KLINIS DIAGNOSIS KLINIS DIAGNOSIS DEFINITIF
Mikosis diseminata Histopatologi, deteksi antigen
(histoplasmosis, Tidak ada diagnosis klinis presumtif atau kultur dari spesimen
coccidiomycosis) klinis atau kultur darah
Septisemia berulang
(termasuk
Tidak ada diagnosis klinis presumtif Kultur darah
Salmonella non-
tifoid)

Limfoma (sel B non-


Hodgkin atau Histopatologi spesimen terkait
limfoma serebral) Tidak ada diagnosis klinis presumtif atau, untuk tumor SSP,
atau tumor solid pencitraan otak
terkait HIV lainnya
Karsinoma serviks
Tidak ada diagnosis klinis presumtif Histopatologi atau sitologi
invasive
Histopatologi (penampakan
Leishmaniasis
Tidak ada diagnosis klinis presumtif amastigot) atau kultur dari
diseminata atipikal
spesimen terkait
Stadium Klinis 4 (lanjutan)
KONDISI KLINIS DIAGNOSIS KLINIS DIAGNOSIS DEFINITIF
Nefropati terkait HIV
Tidak ada diagnosis klinis presumtif Biopsi ginjal
(HIVAN)
Kardiomegali dan adanya gangguan
Kardiomiopati terkait HIV Tidak ada diagnosis klinis presumtif
fungsi ventrikel kiri pada ekokardiografi
Penurunan berat badan persisten, tidak disebabkan
Malnutrisi, wasting dan oleh pola makan yang buruk atau inadekuat, infeksi
stunting berat yang tidak lain dan tidak berespons adekuat dengan terapi Tercatatnya berta menurut tinggi atau
dapat dijelaskan dan tidak standar selama 2 minggu. Ditandai dengan : berat menurut umur kurang dari – 3 SD
berespons terhadap terapi wasting otot yang berat, dengan atau tanpa edema +/- edema
standar di kedua kaki, dan/atau nilai BB/TB terletak – 3SD,
sesuai dengan pedoman IMCI WHO
Infeksi bakterial berat yang
berulang (misalnya Demam disertai gejala atau tanda spesifik infeksi
empiema, piomiositis, lokal. Berespons terhadap antibiotik. Episode saat Diagnosis dengan kultur spesimen klinis
infeksi tulang dan sendi, ini ditambah 1 atau lebih episode lain dalam 6 yang sesuai
meningitis, kecuali bulan terakhir
pneumonia)
Diagnosis dengan penampilan
Sulit menelan, atau nyeri saat menelan (makanan
makroskopik saat endoskopi,
Kandidiasis esofagus (atau padat atau cairan). Pada bayi, dicurigai bila
mikroskopik dari jaringan atau
trakea, bronkus, atau paru) terdapat kandidiasis oral dan anak menolak makan
makroskopik dengan bronkoskopi atau
dan/atau kesulitan atau menangis saat makan
histologi
Latihan Diagnosis IO dan Stadium Klinis
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai