MODUL 12 - Diagnosis HIV Dan IMS
MODUL 12 - Diagnosis HIV Dan IMS
3
4
5
Pemeriksaan Fisik dan Pengambilan Sampel
pada Pasien Laki-Laki
Concent
Confindentiality
Counseling
Correct testing and
Conection/linkage to prevention ,care and treatement services
Bagan Alur KTHIV
Pasien Rajal, Ranap:
Terutama klinik IMS, TB, PTRM, LASS, Klien datang sendiri
KIA, Remaja, layanan populasi kunci Ingin menjalani pemeriksaan HIV
Konseling untuk hasil Tes Negatif: Konseling untuk hasil Tes Positif:
• Pesan pencegahan • Berikan dukungan
• Pesan untuk tes ulang bila masih ada perilaku • Informasi pentingnya perawatan
berisiko dan bagi populasi kuci • Tentukan stadium klinis
• Skrining TB
• Rujuk untuk pemeriksaan CD4
• Penyiapan pengobatan ARV
• Pesan pencegahan positif
• Anjuran untuk tes pasangan
• Beri Nomor Register Nasional Layanan PDP yang dituju
(7 Digit Kode RS dan 4 Digit No Urut Pasien)
Beberapa alasan
Bagan seseorang
Alur melakukan
Konseling dan TesKTHIV
HIV adalah:
1. Orang atau pasangan yang ingin mengetahui status HIVnya;
2. Ibu hamil yang masuk dalam Program Pencegahan Penularan HIV dari
Dalam alur Layanan KTIP:
Alur pemeriksaan Diagnosis HIV
Bersedia di tes HIV
Tes Antibodi HIV
A1
Nonreaktif Reaktif
Tes Antibodi HIV
A2
Nonreaktif Reaktif
Ulang tes HIV
A1 dan A2
Keduanya
Hasil Reaktif
Tes antibodi HIV
pengulangan
Keduanya Salah satu A3
Nonreaktif Reaktif
Nonreaktif Reaktif
Hasil
A1 Pengulangan A1 (R) A1 (NR) A1 (R) A1 (NR) A1 (R) A1 (R)
A2 (R)
non A1 (NR) A2 (NR) A2 (R) A2 (R) A2 (R) A2 (NR)
A2 (NR) A3 (NR) A3 (NR) A3 (NR) A3 (R) A3 (R) A3 (R)
reaktif
Laporan laboratorium
Berisiko
HIV Negatif Indeterminate HIV Positif
Tidak Ya
Keputusan klinis
Kriteria Pemilihan Jenis Tes
Reagensia yang dipilih setiap strategi pemeriksaan
didasarkan pada sensitivitas dan spesifisitas tiap jenis
reagensia.
Reagensia yang dipakai pada pemeriksaan pertama adalah
reagensia yang memiliki sensitivitas tertinggi, sebaiknya 99
%, sedangkan reagensia yang pada pemeriksaan kedua
(spesifisitas 98% dan ketiga memiliki spesifisitas 99%)
Reagensia kedua atau ketiga yang dipakai pada strategi ini
harus memiliki asal antigen dan / atau prinsip tes yang
berbeda.
Kombinasi yang dapat dipakai adalah kombinasi dengan
jumlah hasil pemeriksaan yang indeterminate atau tidak
sesuai pada ketiga pemeriksaan 5 %.
Pemilihan Reagensia
• tes antibodi,
• tes virologis (PCR DNA atau RNA), dan
• presumtif berdasarkan gejala dan tanda klinis.
- 14 -
Bagan Alur Diagnosis HIV
pada bayi usia <18 bulan
Diagnosis Presumtif infeksi HIV pada
bayi & anak < 18 bln
Bila ada 1 kriteria berikut atau Minimal 2 gejala berikut
Pneumonia Oral thrush (Kandidiasis
pneumocyctis (PCP), oral)
meningitis, Pneumonia berat
kriptokokosis, Sepsis berat
kandidiasis esophagus Kematian ibu yang
Toksoplasmosis berkaitan dengan HIV atau
Malnutrisi berat yang penyakit HIV yang lanjut
tidak membaik dengan pada ibu
terapi standar Jumlah persentase CD4
<20%
Kriteria interpretasi tes anti-HIV dan
tindak lanjutnya
Hasil tes Kriteria Tindak lanjut
Positif Bila hasil A1 reaktif, A2 Rujuk ke Pengobatan HIV
reaktif dan A3 reaktif
Negatif Bila hasil A1 non reaktif Bila tidak memiliki perilaku berisiko, dianjurkan
Bila hasil A1 reaktif tapi perilaku hidup sehat
pada pengulangan A1 Bila berisiko, dianjurkan pemeriksaan ulang
dan A2 non- reaktif minimum 3 bulan, 6 bulan dan 12 bulan dari
Bila salah satu reaktif pemeriksaan pertama sampai satu tahun
tapi tidak berisiko
Indeterminate Bila dua hasil tes reaktif Tes perlu diulang dengan spesimen baru minimal
Bila hanya 1 tes setelah dua minggu dari pemeriksaan yang
reaktif tapi mempunyai pertama.
risiko atau pasangan Bila hasil tetap indeterminate, dilanjutkan dengan
berisiko pemeriksaan PCR.
Bila sarana pemeriksaan PCR tidak memungkinkan,
rapid tes diulang 3 bulan, 6 bulan, dan 12 bulan
dari pemeriksaan yang pertama. Bila sampai satu
tahun hasil tetap “indeterminate” dan faktor risiko
rendah, hasil dapat dinyatakan sebagai negatif
PB 4. Diagnosis IMS
Pendekatan Diagnosis IMS
SINDROM dg LAB.
DIAGNOSIS ETIOLOGI KLINIS
SEDERHANA
WAKTU *** ** **
TERAPI ** ** ****
9 Bagan alur diagnosis IMS dengan
Pendekatan Sindrom
1. Duh tubuh urethra
2. Duh tubuh vagina
3. Ulkus genitalia
4. Penyakit radang panggul
5. Pembengkakan skrotum
6. Bubo inguinal
7. Konjungtivitis neonatorum
8. Vegetasi genital
9. Duh tubuh anus
1. Duh tubuh urethra laki2
dgn Pendekatan Sindrom
1a. Duh tubuh urethra laki2
dgn Pem. Mikroskop
Pasien dengan keluhan duh tubuh vagina atau gatal/rasa terbakar pd vulva.
Hilangnya
Hilangnya tidak keluhan tidak
keluhan pd Rujuk pd hari ke
hari ke 7 ?
7?
Ya
Ya Ya Rujuk
Pengobatan selesai
Risiko (+) bila memiliki satu atau lebih faktor risiko dibawah ini.
•Suami/ mitra seksual menderita PIMS.
•Suami/ mitra seksual/ penderita sendiri mempunyai pasangan >1 dalam I bulan terakhir
•Mempunyai pasangan seks baru dalam 3 bulan terakhir.
•Mengalami 1/ lebih episode PIMS dalam 1 tahun terakhir.
•Pekerjaan suami/ mitra seksual berisiko tinggi.
Pasien dengan keluhan duh tubuh vagina atau gatal/rasa terbakar pd vulva.
Hilangnya tidak
Hilangnya keluhan
keluhan pd tidak pd hari ke
hari ke 7 ? Ya 7?
Rujuk
Rujuk
Ya Ya
Pengobatan selesai
Pasien dengan keluhan duh tubuh vagina atau gatal/rasa terbakar pd vulva.
Anamnesis: pemeriksaan dengan Spekulum, Bimanual dan mikroskop. 2b. Duh tubuh vagina dgn
Pemeriksaan Bimanual : Ya Gunakan bagan alur nyeri perut
Pem. Inspekulo & Mikroskop
bagian bawah
Ada nyeri perut bagian Ya
bawah?
Ya
tidak •Suluh penderita (KIE) dan Konseling
•Sediakan dan anjurkan pemakaian kondom
tidak •Anjurkan tes HIV dan lakukan pemeriksaan Serologi Sifilis
Spekulum: Ada duh (STS) bila fasilitas tersedia.
tubuh vagina atau
serviks?
Buat Sediaan Hapus, Pewarnaan Gram dari duh tubuh serviks dan vagina;
Buat sediaan Basah dengan larutan NaCl 0,9 % dari duh di forniks posterior
•KIE &Konseling
•Suluh penderita (KIE) dan Konseling
•Sediakan dan anjurkan
•Sediakan dan anjurkan pemakaian kondom
•Obati pasangan sebagai gonore dan klamidiosis. tidak pemakaian kondom
•Anjurkan tes HIV dan lakukan
•Anjurkan tes HIV dan lakukan pemeriksaan STS
pemeriksaan STS bila fasilitas
bila fasilitas tersedia.
tersedia.
•Konsul ulang bila perlu
tidak Ya
Hilangnya keluh Obati sebagai servisitis tida
Hilang
an pd hari ke 7 gonokokus, dan k ke luhan
? klamidiosis
pd hari
Ya Ya ke 7?
VAGINITIS SERVISITIS
Disebabkan oleh trikomoniasis, Disebabkan oleh gonore dan
kandidiasis dan vaginosis klamidiosis
bakterial.
Paling sering sebagai penyebab Jarang sebagai penyebab duh
duh tubuh vagina tubuh vagina
Mudah didiagnosis Sulit didiagnosis
Tak ada komplikasi Banyak komplikasi
Tak perlu mengobati mitra Mitra perlu diobati
seksual
Pasien dgn keluhan luka atau ulkus pada alat genital
1. Vesikel kecil
ya
berke- ya ya
lompok.
2. Riwayat
Obati sebagai Obati sebagai Obati sebagai Sifilis Obati sebagai Sifilis Beri pengobatan
rekurensi. dan Chancroid yang sesuai atau
Herpes Ganitalis Chancroid
dirujuk
Beri pengobatan yang sesuai
atau dirujuk
Rujuk
Ya
tidak
Lanjutkan pengobatan dan
amati sampai nyeri hilang
Pasien dengan keluhan nyeri dan pembengkakan skrotum. 5. Pembengkakan Skrotum
Anamnesis: tanya faktor risiko dan pemeriksaangenitalia.
Ya
Obati sebagai gonore dan non-
gonore/ klamidiosis dengan
komplikasi
Perbaikan
Rujuk pada hari ke
•Suluh penderita (KIE), 7 atau lebih
•Sediakan dan anjurkan cepat
pemakaian kondom,
Risiko (+) bila dalam 1 bulan •Obati pasangannya sebagai
terakhir mempunyai satu atau gonore dan non- gonore/
lebih faktor risiko dibawah ini: klamidiosis
•Mitra seksual > 1 dalam 1 •Tawarkan tes HIV dan lakukan
•Berhubungan seksual dengan wanita penjaja tidak
pemeriksaan STS bila fasilitas
seks tersedia
•Mengalami 1/ lebih episode PIMS . Amati sampai
•Perilaku pasangan seksual berisiko tinggi.
tenang
Rujuk
Penderita dengan keluhan sakit dan bengkak
Ya
Aspirasi bubo yang berfluktuasi *)
Obati sebagai
Chancroid Suluh penderita (KIE) dan Konseling
Sediakan dan anjurkan pemakaian
kondom
Obati mitra seksualnya sesuai dng
penyakit penderita.
Tawarkan tes HIV dan lakukan
pemeriksaan STS bila fasilitas
tersedia.
Ya
7. Konjungtivitis Neonatorum
Lakukan Anamnesis dan pemeriksaan fisis
ya ya
Teruskan pengobatan
Tenangkan Ibu
8. Tumbuhan (Vegetasi) Genital
9. Proktitis Akibat Infeksi Menular Seksual
Berdasarkan Sindrom
Latihan Diagnosis IMS
PB 5. Diagnosis IO dan Penentuan
Stadium Klinis
Diagnosis HIV dan IO
Penentuan diagnosis ada tidaknya IO, pada
dasarnya adalah:
• Melakukan telaah terhadap hasil anamnesis
pasien
• Melakukan telaah terhadap hasil pemeriksaan
fisik pasien
• Membandingkan dengan gejala, tanda dan
hasil pemeriksaan fisik IO serta pemeriksaan
penunjang
Bagan Alur Tatalaksana Gejala Disfagia
Keterangan
[a] Kandidiasis esofageal Kandidiasis dapat menyerang
esofagus pasien dengan imunokompromis,
menyebabkan kesulitan dan sakit menelan. Diagnosis
dibuat berdasarkan respons terhadap terapi sistemik
antifungal. Tidak perlu dilakukan Endoskopi , kecuali
bila ada kegagalan terapi. Terapi:
– Flukonasol 200 mg setiap hari selama 14 hari atau
– Itrakonasol 400 mg setiap hari selama 14 hari atau
– Ketokonasol 200 mg setiap hari selama 14 hari
[b] Asiklovir 5 X 200 mg atau 3 x 400mg selama 14 hari
[c] Penyebab lain dari esofagitis adalah infeksi CMV,
sarkoma Kaposi dan limfoma. Penyebab lain yang
tidak terkait dengan HIV seperti refluks esofagitis.
Dalam hal ini perlu endoskopi untuk menegakkan
diagnosis.
Differensial Diagnosis Diare
menurut penyebabnya
• Infeksi bakteri: Salmonella sp, Shigella sp,
Campilobacter, Mycobacterium tuberculosis,
mycobacterium avium
• Infeksi jamur: Candida sp.
• Infeksi parasit
– Blastocystis hominis, Giardia Lamblia
– Isospora,cyclospora
– Cryptospora
– Cacing: ascariasis, strongiloides, dll
• Infeksi virus: CMV
• Enteropati HIV
Differensial Diagnosis
Infeksi Susunan Saraf Pusat pada HIV
•
•
Penapisan TB pada ODHA
• Batuk
• Demam
• Berat badan berkurang
• Keringat malam
• Gejala TB ekstra paru
Alur Diagnosis TB Pada ODHA Untuk Faskes Yang Memiliki
Layanan/Akses
Gambar Alur Diagnosis TB PadaTes
Cepat TB
ODHA Ke
Untuk Layanan TesLayanan/Akses
Faskes Yang Memiliki CepatTesTB Keterangan :
(1) Lakukan peme
yaitu bila dijum
kali/menit, dem
dibantu. Berika
diagnosis
(3) Pemeriksaan
tujuan untuk m
namun diagno
(4) Pada ODHA te
menetap atau
mungkin denga
• Langkah-langkah un
dalam Petunjuk Tata
6. PENGOBATAN TB PA
• Diantara pasien TB
Keterangan
DIAGNOSIS
KONDISI KLINIS DIAGNOSIS KLINIS
DEFINITIF
Asimtomatik Tidak ada keluhan maupun tanda -
Kelenjar limfe membesar atau
membengkak >1 cm pada 2 atau
Limfadenopati lebih lokasi yang tidak
generalisata berdekatan (selain inguinal), Histologi
persisten sebabnya tidak diketahui,
bertahan selama 3 bulan atau
lebih
Stadium Klinis 2
DIAGNOSIS
KONDISI KLINIS DIAGNOSIS KLINIS
DEFINITIF
Penurunan berat badan
Penurunan berat badan
derajat sedang yang tidak Anamnesis adanya penurunan berat badan. Pada kehamilan,
dari pemeriksaan fisik
dapat dijelaskan (<10% berat badan gagal naik
sebesar <10%
BB)
Infeksi saluran napas atas Kumpulan gejala ISPA, seperti nyeri wajah unilateral dengan Pemeriksaan
berulang (episode saat sekret nasal (sinusitis), nyeri dan radang di membran timpani laboratorium bila ada,
ini, ditambah 1 episode (otitis media), atau tonsilofaringitis tanpa tanda infeksi virus misal kultur cairan tubuh
atau lebih dalam 6 bulan) (coryza, batuk) yang terkait
Vesikel nyeri dengan distribusi dermatomal, dengan dasar
Herpes zoster Diagnosis klinis
eritem atau hemoragik, tidak menyeberangi garis tengah
Sariawan atau robekan pada sudut mulut bukan karena
Keilitis angularis Diagnosis klinis
defisiensi vitamin atau besi, membaik dengan terapi antifungal
Sariawan berulang (2
Ulserasi aptosa dengan bentuk khas halo dan pseudomembran
episode atau lebih dalam Diagnosis klinis
berwarna kuning-keabuan, nyeri
6 bulan)
Lesi papular pruritik, seringkali dengan pigmentasi pasca
inflamasi. Sering juga ditemukan pada anak yang tidak
Erupsi Papular Pruritik Diagnosis klinis
terinfeksi, kemungkinan skabies atau gigitan serangga harus
disingkirkan
Stadium Klinis 2 (lanjutan)
Kondisi kulit bersisik dan gatal, umumnya di daerah berambut
Dermatitis seboroik Diagnosis klinis
(kulit kepala, aksila, punggung atas, selangkangan)
Paronikia (dasar kuku membengkak, merah dan nyeri) atau
onikolisis (lepasnya kuku dari dasar kuku) dari kuku (warna
keputihan, terutama di bagian proksimal kuku, dengan
Infeksi jamur pada kuku Kultur jamur dari kuku
penebalan dan pelepasan kuku dari dasar kuku). Onikomikosis
proksimal berwarna putih jarang timbul tanpa disertai
imunodefisiensi
Hepatosplenomegali
persisten yang tidak Pembesaran hati dan limpa tanpa sebab yang jelas Diagnosis klinis
dapat dijelaskan
Garis/pita eritem yang mengikuti kontur garis gingiva yang
Eritema linea gingiva Diagnosis klinis
bebas, sering dihubungkan dengan perdarahan spontan
Lesi wart khas, tonjolan kulit berisi seperti buliran beras ukuran
Infeksi virus wart luas kecil, teraba kasar, atau rata pada telapak kaki (plantar warts) Diagnosis klinis
wajah, meliputi > 5% permukaan kulit dan merusak penampilan
Lesi: benjolan kecil sewarna kulit, atau keperakan atau merah
muda, berbentuk kubah, dapat disertai bentuk pusat, dapat
Moluskum kontagiosum
diikuti reaksi inflamasi, meliputi 5% permukaan tubuh dan Diagnosis klinis
luas
ganggu penampilan Moluskum raksasa menunjukkan
imunodefiensi lanjut
Pembesaran kelenjar
Pembengkakan kelenjar parotis bilateral asimtomatik yang dapat
parotis yang tidak dapat Diagnosis klinis
hilang timbul, tidak nyeri, dengan sebab yang tidak diketahui
dijelaskan
Stadium Klinis 3
KONDISI KLINIS DIAGNOSIS KLINIS DIAGNOSIS DEFINITIF
Penurunan berat Anamnesis adanya penurunan berat badan dan terlihat penipisan di
badan derajat sedang wajah, pinggang dan ekstremitas disertai wasting yang kentara atau Penurunan berat badan dari
yang tidak dapat Indeks Massa Tubuh (IMT) <18,5. Dapat terjadi masking penurunan pemeriksaan fisik sebesar <10%
dijelaskan (<10% BB) berat badan pada kehamilan
Tidak diharuskan, namun perlu
Diare kronik selama >1
Anamnesis adanya diare kronik (feses lembek atau cair ≥3 kali untuk konfirmasi apabila ≥3 feses
bulan yang tidak dapat
sehari) selama lebih dari 1 bulan tidak cair dan ≥2 analisis feses
dijelaskan
tidak ditemukan patogen
Pemeriksaan fisik menunjukkan
Demam persisten yang Dilaporkan sebagai demam atau keringat malam yang berlangsung suhu >37.6 0C, dengan kultur
tidak dapat >1 bulan, baik intermiten atau konstan, tanpa respons dengan darah negatif, Ziehl-Neelsen
dijelaskan (>37,5oC pengobatan antibiotik atau antimalaria. Sebab lain tidak ditemukan negatif, slide malaria negatif,
intermiten atau pada prosedur diagnostik. Malaria harus disingkirkan pada daerah Rontgen toraks normal atau tidak
konstan, > 1 bulan) endemis berubah, tidak ada fokus infeksi
yang nyata
Plak kekuningan atau putih yang persisten atau berulang, dapat
Kandidiasis oral (di
diangkat (pseudomembran) atau bercak kemerahan di lidah, palatum
luar masa 6-8 minggu Diagnosis klinis
atau garis mulut, umumnya nyeri atau tegang (bentuk eritematosa)
pertama kehidupan)
Lesi putih tipis kecil linear atau berkerut pada tepi lateral lidah, tidak
Oral hairy leukoplakia Diagnosis klinis
mudah diangkat
Gejala kronik (bertahan selama 2-3 minggu): batuk, hemoptisis,
sesak napas, nyeri dada, penurunan berat badan, demam, keringat Isolasi
malam, ditambah: Mycobacterium tuberculosis pada
TB Paru Sputum BTA negatif ATAU Sputum BTA positif DAN kultur sputum atau histopatologi
Gambaran radiologis (termasuk infiltrat di lobus atas, kavitasi, fibrosis biopsi paru (sejalan dengan gejala
pulmoner, pengecilan, dan lain-lain). Tidak ada bukti gejala yang muncul)
ekstrapulmoner
Stadium Klinis 4
KONDISI KLINIS DIAGNOSIS KLINIS DIAGNOSIS DEFINITIF
Pemeriksaan fisik menunjukkan adanya
Anamnesis adanya penurunan berat badan (>10% BB) dengan
penurunan berat badan (>10% BB)
wasting yang jelas atau IMT <18,5, itambah: Diare kronik yang
ditambah patogen negatif pada dua atau
tidak dapat dijelaskan (feses lembek atau cair ≥3 kali sehari)
lebih feses ATAU Pemeriksaan fisik
selama >1 bulan ATAU Demam atau keringat malam selama >1
HIV wasting syndrome menunjukkan adanya peningkatan suhu
bulan tanpa penyebab lain dan tidak merespons terhadap
melebihi 37,6°C tanpa penyebab lain.
antibiotik atau antimalaria. Malaria harus disingkirkan pada
Kultur darah negatif, slide malaria negatif,
daerah endemis
dan radiografi normal atau tidak berubah
Sesak saat aktivitas atau batuk kering onset baru (dalam 3 bulan
terakhir), takipneu, demam Sitologi atau gambaran mikroskopik
Pneumonia Pneumocystis DAN Rontgen toraks menunjukkan infiltrat interstisial bilateral imunofluoresens dari sputum terinduksi
(PCP) difus DAN Tidak ada gejala dan tanda pneumonia bakterial. atau bilasan bronkoalveolar atau
Pada asukultasi terdengar krepitasi bilateral dengan atau tanpa histopatologi jaringan paru
penurunan inspirasi
Episode saat ini ditambah satu episode atau lebih dalam 6
Pneumonia bakterial
bulan. Gejala (misal demam, batuk, dispneu, nyeri dada)
berulang (episode saat ini Kultur positif atau tes antigen dari
memiliki onset akut (<2 minggu)
ditambah satu episode atau organisme yang sesuai
DAN Pemeriksaan fisik atau radiografi menunjukkan konsolidasi
lebih dalam 6 bulan terakhir)
baru, berespons dengan antibiotik
Infeksi herpes simpleks
kronik (orolabial, genital Ulserasi anogenital atau orolabial progresif disertai nyeri; lesi
atau anorektal) selama >1 disebabkan oleh infeksi HSV berulang dan sudah dikeluhkan >1 Kultur positif atau DNA (PCR) HSV atau
bulan, atau viseral tanpa bulan. Ada riwayat episode sebelumnya. HSV viseral sitologi atau histologi yang sesuai
melihat lokasi ataupun memerlukan diagnosis definitif
durasi.
Stadium Klinis 4 (lanjutan)