Anda di halaman 1dari 26

LONG LINE

PENDAHULUAN
 Alat penangkapan ikan ini disebut rawai karena
bentuk alat sewaktu dioperasikan adalah rawe-
rawe (rawe = bahasa Jawa) yang berarti sesuatu
yang ujungnya bergerak bebas. Rawai disebut juga
dengan longline yang secara harfiah dapat
diartikan dengan tali panjang.
 alat untuk menangkap ikan yg dibuat dr tali atau
rotan yg direntangkan dan diikatkan beberapa
buah kail
KARAKTERISTIK
 Kapal Longline kapal secara khusus dirancang untuk
menangkap ikan dengan alat tangkap jenis long line atau
sering juga disebut rawaii dan sekaligus untuk menyimpan,
mendinginkan, dan mengangkut hasil tangkapan sampai
ke pelabuhan. Kapal longline yang berukuran 30-100 GT
pada umumnya dioperasikan untuk menagkap ikan jenis
tuna dengan hasil sampingan ikan cucut, sehingga sering
pula kapal tersebut disebut kapal tuna long line.
 Satu kapal tuna longline biasanya mengoperasikan 1000-
2000 mata pancing untuk sekali operasi.
pancing yang terdiri dari:
 tali panjang ( tali utama, main line )
kemudian pada tali tersebit secara berderet
pada jarak tertentu digantungkan atau
dikaitkan ...
 tali-tali pendek ( tali cabang, branch line )
yang ujungnya diberi ...
 mata pancing ( hook ) tergantung dari
banyaknya satuan yang dipergunakan
JENIS UMPAN
Umpan yang digunakan ada 2 macam yaitu:
 Umpan Asli
Umpan yang umum dipakai adalah jenis ikan yang mempunyai sisik mengkilat,
tidak cepat busuk, dan rangka tulangnya kuat sehingga tidak mudah lepas dari
pancing bila tidak di sambar ikan. Beberapa jenis diantaranya adalah bandeng,
saury, tawes, kembung, layang, dan cumi-cumi. Panjang umpan berkisar antara
15-20 cm, dengan berat 80-150 gram. Cumi-cumi kecil masih dapat dipakai
asalkan digabung (dijahit) beberapa ekor sehingga menjadi cukup besar. Umpan
ini harus berasal dari ikan-ikan yang benar-benar segar dan dilakukan dengan
baik agar tahan dalam waktu yang lama.
 Umpan Buatan
Umpan buatan dapat terbuat dari kayu, plastik yang menyerupai ikan, udang, dll.
Alat ini tidak banyak mengalami kemajuan karena hanya melekatkan umpan
pada mata pancing, lalu pancing diberi tali. Dalam teknisnya benang yang dipakai
berwarna sehingga tidak tampak dalam air, umpan diberi bau – bauan sehingga
dapat memberikan rangsangan untuk dimakan, bentuknya diolah sedemikian
rupa, sehingga menyerupai ikan yang umumnya disenangi oleh ikan.
JENIS - JENIS
Longline memiliki beberapa jenis, salah satunya adalah :
1. Rawai tetap/bottom long line adalah alat tangkap rawai
yang dipasang didasar perairan serta tetap dalam jangka
waktu tertentu, dan biasanya digunakan untuk menangkap
ikan-ikan demersal
2. Rawai hanyut/dript long line adalah alat tangkap rawai
yang mengikuti arah arus air, dan biasanya untuk
menangkap ikan-ikan pelagis.
KONTRUKSI
Desain dan konstruksi rawai tuna didasarkan
dibedakan menjadi 2 sistem.
 sistem arranger dan
 non arranger (blong dan basket)
Bahan pembuatan kapal ada yang terbuat dari kayu,
FRP dan baja. Bahan kapal juga tergantung kepada
ukuran besar kapal. Ukuran kapal lebih dari 150GT
umumnya terbuat dari baja.
DAERAH PENANGKAPAN
Daerah penangkapan dan daerah penyebaran tuna di perairan Indonesia adalah di
Samudera Hindia sebelah Barat Pulau Sumatera, Selatan Pulau Jawa, Laut Timor,
Laut Sulawesi, Laut Flores, dan perairan sebelah Utara Papua (Naingolan, 2007).

 Penentuan daerah penangkapan ikan yang masih menggunakan metode –


metode lama. Perkembangan teknologi menuntut pengusaha atau pun nelayan
untuk bersaing dalam upaya penangkapa ikan. Penggunaan teknologi yang
terus berkembang mengakibatkan operasi kapal rawai yang belum
menggunakan teknologi terbaru susah bersaing dengan kapal rawai yang
menggunakan teknologi terbaru. Penggunaan teknologi terbaru akan lebih
cepat menentukan daerah penangkapan ikan dan berakibat pada penekanan
biaya operasional
 Posisi penurunan atau pengangkatan alat tangkap rawai yang umumnya
panjang (berkisar antara 800 – 2000 mata pancing panjanynya mencapai
ratusan kilometer) menuntut kemampuan dan keterampilan ABK dalam
penggunaan peralatan tangkap dan peralatan pendukung lainnya. Kesalahan
dalam penurunan dan pengangkatan rawai berakibat pada kecelakaan seperti
putusnya tali, tersangkutnya kail, dan lain – lain.
Longline menangkap:
 Target spesies (tuna,
swordfish)
 Byproduct (wahoo,
mahi-mahi, opah)
 3. By catch
(unwanted fish,
shark, marlin,
turtles)
ALAT TANGKAP
 Pelampung
 Tali Utama (Main Line)
 Tali Cabang (Branch Line)
 dll
TEKNIK PEGOPERASIAN
Kondisi pancing pada satu pelamung disesuaikan dengan kedalaman perairan
yang akan dijangkau oleh pancing. Jangkauan terdalam bisa mencapai 450 meter.
Secara ringkas dalam kegiatan operasi penangkapan rawai tuna, setelah persiapan
dilakukan dan kapal ikan telah tiba di fishing ground yang telah ditentukan,
selanjutnya dilakukan setting yang diawali dengan penurunan pelampung
bendera dan penebaran tali utama. Selanjutnya dilakukan penebaran pancing
yang telah dipasangi umpan. Rata-rata waktu yang digunakan untuk melepas
pancing 0,6 menit/pancing.
Pelepasan pancing dilakukan menurut garis yang menyerang atau tegak lurus
terhadap arus. Pelepasang pancing umumnya dilakukan saat malam dengan
pertimbangan pancing yang telah terpasang waktu pagi saat ikan aktif mencari
mangsa. Pengoperasian juga dapat dilakukan pada siang hari. Penarikan alat
tangkap dilakukan setelah berada didalam air selama 3-6 jam. Penarikan
dilakukan dengan menggunakan line hauler yang dapat diatur kecepatannya.
Lamanya penarikan alat tangkap sangat ditentukan oleh banyaknya hasil
tangkapan dan faktor cuaca. Penarikan biasanya membutuhkan waktu 3
menit/pancing.
Normal longline set
 Umumnya tuna longline
dioperasikan pada kedalaman
100 – 400 m (seperti gambar
di samping)
 Swordfish ditangkap pada
kedalaman 100 – 400 m
 By-catch ditangkap di mixed
layer atau 100m >
Problems
 Setting normal longline akan TETAP menyebabkan
sebagian mata pancing berumpan tetap berada di mixed
layer dimana by-catch sering tertangkap.
 Mengapa by catch harus dihindari:
• Penanganan spesies by-catch (un-wanted/protected
species) memerlukan waktu yang lama
• Kehilangan kesempatan utk menangkap spesies target
(umpan telah dimakan oleh spesies by-catch)
• Kemungkinan alat akan hilang jika hiu memakan pancing
• Nelayan berpotensi utk cedera jika menangani spesies yg
tdk diinginkan
• Berdampak pada ekosistem  fishery collapse
Solution
• Set your longline so that all baited hooks are fishing
deeper than 100 m, out of the mixed layer, and out of
reach of most by catch.
• This will decrease by catch and could increase target
catch and profits.
Setting bergantung
pada line setter, line
setting timer dan
kecepatan kapal
Tersettingnya lead weight
(pemberat) akan
menegangkan talikarena
pemberat akan bergantung
di bawah pelampung seperti
pendulum. Dengan begitu
performance longline di air
akan baik karena branch line
akan terpasang pada range
300 – 400 m dari sebelumnya
100 m.
What gear is needed?
Menambahkan rangkaian
pemberat pada alat yang
ada dengan snaps untuk
setiap basket (rangkaian
longline yang dibatasi dua
pelampung). Biaya
pembelian alat tangkap
akan bertambah + 30 juta
tiap 1000 pancing namun
ini adalah one-time cost
How does the technique work?
Untuk menghindari
terbelitnya lead weight dari
kedua basket, maka
pelampung disetting secara
berpasangan antar basket
dengan jarak 50 m (blank
mainline tanpa branch line
yang berumpan)
Menurut (Alam Ikan 1), persyaratan daerah operasi bagai
perawai :
 pantai yang keadaannya landai
 kedalamannya merata
 bersih dari tonggak, bangkai kapal yang rusak
 terhindar dari kesibukan lalu-lintas perahu/kapal
SEKIAN & TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai