Anda di halaman 1dari 9

SUPRAVENTRIKULAR TAKIKARDI

(SVT)

Masriana Mursaling, S.Ked


DEFINISI

Perubahan laju jantung yang mendadak


bertambah cepat menjadi berkisar antara 150
kali/menit sampai 240 kali/menit.
KLASIFIKASI
Atrio Ventricular Takikardia dengan QRS sempit, sangat reguler,
Nodal Reentrant dengan laju jantung berkisar antara 150- 240x/mnt.
Tachycardia Sebagian besar gelombang P ada di dalam kompleks
(AVNRT) QRS.

Atrio Ventricular Kelainan EKG yang disebabkan oleh adanya jalur


Reciprocal aksesori yang ditandai dengan interval PR yang
Tachycardia pendek.
(AVRT)

Sindrom WPW Kelainan EKG pola WPW yang disertai takikardia


(biasanya takikardia dengan QRS sempit, reguler,
dengan laju jantung berkisar antara 150-240x/mnt.
Interval RP biasanya >70 mdet. QRS dapat lebar bila
dengan aberansi, walaupun sangat jarang, dapat
disertai blok ke ventrikel atau ke atrium)
EPIDEMIOLOGI
• Prevalensi SVT pada populasi umum adalah 2,29 per 1.000
orang.
• Pada pasien yang tanpa penyakit kardiovaskular, SVT
paroksismal sering muncul pada usia yang lebih muda
dibandingkan pasien dengan penyakit kardiovaskular dan
memiliki SVT yang lebih cepat.
• Perempuan : laki-laki (2:1)
• usia >65 tahun memiliki risiko SVT >5 kali lebih sering daripada
orang muda.
• Prevalensi SVT di Pusat Jantung Nasional Harapan Kita berkisar
9% dari seluruh pasien aritmia dan 1,26%-1,42% dari seluruh
jumlah kunjungan rumah sakit. 2
ETIOLOGI
• Idiopatik, ditemukan hampir setengah jumlah
insiden. Tipe idiopatik lebih sering pada bayi
daripada anak.
• Sindrom Wolf Parkinson White (WPW) 10-20%
terjadi setelah konversi menjadi sinus aritmia.
• Beberapa penyakit jantung bawaan
MEKANISME TERJADINYA TAKIKARDI
• Automatisasi (automaticity)
Irama ektopik yang terjadi akibat otomatisasi terjadi akibat adanya
sel yang mengalami percepatan (akselerasi) pada fase 4
• Reentry
Prasyarat mutlak untuk timbulnya reentry adalah sebagai berikut:
1. Adanya dua jalur konduksi yang saling berhubungan hingga
membentuk suatu rangkaian konduksi tertutup.
2. Salah satu jalur tersebut harus memiliki blok searah
3. Aliran listrik antegrad secara lambat pada jalur konduksi yang
tidak mengalami blok memungkinkan terangsangnya bagian
distal jalur konduksi yang mengalami blok searah untuk
kemudian menimbulkan aliran listrik secara retrograde secara
cepat pada jalur konduksi.
DIAGNOSIS
Anamnesis
- Palpitasi -Nyeri kepala
- Pusing -Hilang kesadaran
- Nyeri dada -Sesak

Pemeriksaan fisik
• Laju nadi teraba cepat dan regular, 150- 240x/menit
• Tanda-tanda hipoperfusi: akral dingin, pucat. (tidak
selalu)
DIAGNOSIS
Pemeriksaan penunjang
• Elektrokardiografi (EKG)
AVNRT: QRS sempit, sangat reguler, laju QRS berkisar
antara150- 240x/ menit. Sebagian besar gelombang P ada di
dalam kompleks QRS.
AVRT/WPW: QRS sempit, reguler, laju QRS berkisar
antara150-240x/mnt. Interval RP biasanya >70 mdet.
• Laboratorium darah
• Ekokardiografi
• Foto thoraks
• Holter monitoring
• Elektrofisiologi
TATALAKSANA
a. Manuver valsava
b. Adenosin IV (obat pilihan utama): ATP 10mg– 20mg
c. Verapamil IV: 2,5–5 mg perlahan
d. Diltiazem IV: 0,25-0,35 mg/kg (bila tidak ada gagal
jantung)
e. Digitalis IV: 0,5mg
f. Metoprolol IV: 5-15 mg; propranolol 1-2 mg iv
g. Kardioversi listrik bila hemo dinamik tidak stabil

Anda mungkin juga menyukai