Anda di halaman 1dari 15

Tinjauan Pustaka

Daya Saing
• Menurut Frinces (2011), daya saing adalah hasil dari keunggulan-
keunggulan yang dimiliki dan nilai lebih oleh sebuah perusahaan untuk
menghasilkan sesuatu, baik berupa jasa atau barang.
• Daya saing didentifikasikan dengan masalah produktifitas, yakni dengan
melihat tingkat output yang dihasilkan untuk setiap input yang digunakan.
Meningkatnya produktifitas ini disebabkan oleh peningkatan jumlah input
fisik modal dan tenaga kerja, peningkatan kualitas input yang digunakan
dan peningkatan teknologi (Abdullah, 2002).
Daya Saing
Elemen Daya Saing

• Menurut Porter (1995), hal yang paling penting dalam pengukuran daya
saing adalah produktivitas suatu industri baik dalam memproduksi barang
maupun jasa, karena dengan produktivitas pendapatan perkapita dan
pertumbuhan ekonomi suatu negara dapat meningkat.
• Porter mengemukakan pentingnya daya saing bagi sebuah industri karena
dapat meningkatkan kapasitas ekonomi yang mampu meningkatkan
pertumbuhan ekonomi dalam jangka panjang, menjadi stimulator
peningkatan produktivitas dan kemampuan usaha mandiri, dan adanya
kepercayaan bahwa mekanisme pasar dapat menimbulkan efisiensi.
Daya Saing
Elemen Daya Saing
Dalam model Porter’s diamond, terdapat empat elemen penting terkait daya
saing.

Model Porter’s Diamond


Sumber: (Porter, 1990)
Daya Saing
Konsep Daya Saing
• Daya saing mencakup aspek yang lebih luas, tidak berkutat hanya pada
level mikro perusahaan, tetapi juga mencakup aspek diluar perusahaan
seperti iklim berusaha yang jelas diluar kendali perusahaan (Abdullah, dkk,
2002).
• Michael Porter (1990) mendefinisikan daya saing nasional sebagai : “luaran
dari kemampuan suatu negara untuk berinovasi dalam rangka mencapai,
atau mempertahankan posisi yang menguntungkan dibandingkan dengan
negara lain dalam sejumlah sektor-sektor kuncinya”
• Martin (2003) menyatakan konsep dan definisi daya saing suatu negara
atau daerah mencakup beberapa elemen utama sebagai berikut :
1) Meningkatkan taraf hidup masyarakat
2) Mampu berkompetisi dengan daerah maupun negara lain
3) Mampu memenuhi kewajibannya baik domestik maupun
internasional
4) Dapat menyediakan lapangan kerja
5) Pembangunan yang berkesinambungan dan tidak membebani
generasi yang akan datang
Multi Sector Analysis (MSA)
• Multi Sector Analysis (MSA) adalah adalah teknik analisa kualitatif yang
menilai faktor-faktor pada daya saing yang berkontribusi pada
pengembangan wilayah (Roberts and Stimson, 1998).
• Menurut Stimson, Stough, and Roberts (2005) Multi Sector Analysis (MSA)
adalah metode analisis untuk menilai daya saing dan risiko pada suatu
industri atau wilayah di masa mendatang.
• MSA digunakan untuk mengetahui faktor dan industri apa saja yang
berkontribusi untuk keunggulan kompetitif, mengetahui kekuatan dan
kelemahan dari sektor, untuk mengidentifikasi hubungan dan
interdependensi dari faktor-faktor yang mendukung dalam perkembangan
suatu wilayah.
Multi Sector Analysis (MSA)
Metode Multi Sector Analysis (MSA)
Menurut Stimson, R., Stough, R., Roberts, B. (2006), terdapat beberapa metode yang
digunakan dalam melakukan Multi-Sector Analysis (MSA) antara lain:
1. Analisis SWOT
Pada MSA digunakan untuk mengidentifikasi kesempatan atau kelebihan dari
salah satu sektor industri yang dapat berpengaruh terhadap industri lain untuk
meningkatkan daya saing ekonomi.
2. Matrix Theory
 Pada MSA, Matrix Theory digunakan untuk membandingkan sektor industri
pada berbagai macam kriteria. Kriteria-kriteria tersebut diperoleh dari
penaksiran pelaksanaan sektor industri dibandingkan dengan kriteria evaluasi
atau kepentingan kriteria evaluasi untuk daya saing wilayah pada sektor
industri.
 Manfaat dari penggunaan teori matriks pada MSA adalah untuk
mengkompilasi serangkaian indikator yang digunakan untuk mengevaluasi
daya saing sektor industri suatu wilayah dan menaksir faktor resiko apa yang
mungkin muncul dari industri tersebut yang akan berdampak pada wilayah.
Multi Sector Analysis (MSA)
Metode Multi Sector Analysis (MSA)

3. Structural Analysis
 Analisis struktural menjelaskan suatu sistem menggunakan matriks
yang menghubungkan seluruh komponen pada sistem
tersebut dengan pembobotan.
 Manfaat dari penggunaan analisis strukural pada MSA adalah untuk
menstimulasi pemikiran mengenai bagaimana suatu sistem
ekonomi wilayah beroperasi.
 Analisis ini dapat digunakan untuk mengevaluasi pilihan
strategis dan skenario perencanaan, serta membantu dalam
komunikasi dan diskusi untuk menentukan opsi pengembangan
ekonomi yang spesifik.
Multi Sector Analysis (MSA)
Metode Multi Sector Analysis (MSA)
3. Structural Analysis
 Pada contoh tabel terdapat 41 (empat
puluh satu) kategori exogenous dan
endogenous yang berpengaruh
terhadap ketenagakerjaan
menggunakan qualitative assessment.
 Pada contoh matriks terdapat 5 (lima)
indikator pembobotan, yaitu Very
Strong (VS), Strong (S), Average (A),
Weak (W), dan Very Weak (VW).
 Kategori pada matriks tersebut
didapatkan dengan menggunakan
Delphi atau teknik FGD (Forum Group
Discussion), dan diperbaiki berulang
kali hingga mencapai konsensus.
 Hasil dari penggunaan analisis
struktural diatas adalah variabel yang
paling determinan jika dibandingkan
dengan variabel lainnya.
Manfaat Multi-Sector Analysis (MSA)
1) Untuk mengetahui faktor-faktor dalam industri yang berpengaruh
terhadap keunggulan kompetitif
2) Untuk mengukur strength dan weakness dari suatu sektor industri
3) Untuk mengidentifikasi hubungan dan interdependensi dari faktor-faktor
yang mendukung perkembangan industri
4) Untuk mengidentifikasi kesempatan dan pasar baru untuk
pengembangan ekonomi wilayah
MSA Dalam Ekonomi Wilayah
1) MSA merupakan teknik analisa untuk menilai faktor-faktor daya saing
yang berkontribusi pada pengembangan wilayah, dimana daya saing
tersebut berperan dalam penyusunan strategi pengembangan ekonomi
wilayah dan sebagai penentu potensi pengembangan wilayah.
2) Hasil penilaian faktor pada MSA dapat digunakan untuk mendorong
suatu wilayah agar tidak hanya mengandalkan keunggulan komparatifnya
saja namun juga dapat bersaing dengan wilayah lain menggunakan
keunggulan kompetitif.
MSA Dalam Ekonomi Wilayah
Elemen Daya Saing
Menurut Simarmata (2013), daya saing wilayah terdiri atas tiga elemen yaitu
sebagai berikut:
1) Kemampuan Inti (Core Competencies)
 Menurut Hamel dan Prahalad (1994), core competencies yang
dimaksud dalam daya saing wilayah berupa sumber daya keunggulan
wilayah, teknologi, kemampuan, dan infrastruktur yang mendorong
keunggulan kompetitif.
 Core competencies dapat digunakan untuk mengukur daya saing
sektor industri dan daya saing kemampuan pusat.
 Berikut merupakan rumus perhitungan yang digunakan dalam
menghitung Indeks Kompetensi Inti:
𝐼𝑛𝑑𝑒𝑘𝑠 𝐾𝑜𝑚𝑝𝑒𝑡𝑒𝑛𝑠𝑖 𝐼𝑛𝑡𝑖=
T𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑖𝑛𝑑𝑒𝑘𝑠 𝑠𝑒𝑙𝑢𝑟𝑢ℎ 𝐼𝑛𝑑𝑒𝑘𝑠 𝐾𝑜𝑚𝑝𝑒𝑡𝑒𝑛𝑠𝑖 𝐼𝑛𝑡𝑖 𝑃𝑒𝑟𝑘𝑟𝑖𝑡𝑒𝑟𝑖𝑎
J𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑘𝑟𝑖𝑡𝑒𝑟𝑖𝑎 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑔𝑢𝑛𝑎𝑘𝑎𝑛 𝑝𝑎𝑑𝑎 𝑝𝑒𝑛𝑒𝑙𝑖𝑡𝑖𝑎𝑛
MSA Dalam Ekonomi Wilayah
Elemen Daya Saing
Menurut Simarmata (2013), daya saing wilayah terdiri atas tiga elemen yaitu
sebagai berikut:
2) Infrastruktur Strategis (Strategic Infrastructure)
 Infrastruktur strategis dalam penentuan daya saing wilayah adalah
segala bentuk infrastruktur yang mendukung penambahan nilai
sebuah kegiatan.
 Infrastruktur strategis dapat berupa elemen fisik yang memfasilitasi
usaha produksi, transportasi, dan perdagangan ekspor yang
menambahkan nilai sektor.
 Infrastruktur strategis juga dapat berupa sumber daya internal seperti
alam, fiskal, teknologi, dan sumber daya manusia yang mendukung
wilayah untuk bersaing dalam investasi, pengembangan, dan
perdagangan.
 Infrastruktur stategis sangat berpengaruh dalam penentuan daya saing
suatu daerah karena daya saing suatu industri dan faktor-faktor terkait
daya saing sangat berkorelasi dengan dukungan infrastruktur yang
baik.
MSA Dalam Ekonomi Wilayah
Elemen Daya Saing
Menurut Simarmata (2013), daya saing wilayah terdiri atas tiga elemen yaitu
sebagai berikut:
3) Manajemen Risiko (Risk Management)
 Penilaian resiko wilayah adalah salah satu elemen penting dalam MSA
yang sangat krusial dalam perencanaan strategis, dan juga dalam
manajemen wilayah dan keputusan investasi (Mason and Harrison,
1995).
 Terdapat tujuh kategori yang dapat dipertimbangkan dalam penilaian
dan manajemen resiko. Ketujuh resiko tersebut diantaranya: economic
risk, production risk, governance risk, environmental risk, societal or
social risk, technological risk, and behavioral risk.
 Faktor-faktor resiko tersebut tidak dapat diterapkan begitu saja dalam
setiap sektor eknomi wilayah karena beberapa resiko menghasilkan
dampak/efek yang luas.
MSA Dalam Ekonomi Wilayah
Elemen Daya Saing
Menurut Simarmata (2013), daya saing wilayah terdiri atas tiga elemen yaitu
sebagai berikut:
3) Manajemen Risiko (Risk Management)
 Manajemen resiko wilayah membutuhkan pendekatan pengembangan
strategis yang dapat melihat resiko baik secara internal maupun
eksternal. Oleh sebab itu, manajemen resiko terbagi atas exogenous
dan endogenous resiko.
a. Exogenous risk adalah resiko yang dilihat secara eksternal.
Terdapat empat pendekatan yang dapat digunakan untuk
mengurangi resiko exogeneous wilayah yaitu: pembatasan secara
kolektif, dukungan dan perlindungan industri, sistem inovasi
daerah, dan strategi kerjasama.
b. Endogenous risk adalah resiko yang dilihat secara internal.
Terdapat empat pendekatan yang dapat digunakan untuk
mengurangi resiko exogeneous wilayah yaitu: kluster industri,
peningkatan kerjasama lokal, dan peningkatan proses konsultasi.

Anda mungkin juga menyukai