Anda di halaman 1dari 21

PREDIKSI RESPON

BRONKODILATOR PADA
PASIEN DENGAN OBSTRUKSI
JALAN NAPAS DAN KANKER
PARU
Whendy Wijaksono
Arief Bakhtiar
Pendahuluan
COPD
Tiotropium
 Abnormalitas struktur
 Long-acting muscarinic
antagonist   Penyempitan jalan
bronchodilator yang napas perifer dan
dipakai luas pada pembesaran rongga
pasien COPD udara alveolar
 Menghasilkan  CT kuantitatif kombinasi
perbaikan pada FVC dengan spirometri
dan FEV1 perbaikan berfungsi untuk
kualitas hidup mengukur densitas dan
volume paru (area
 Efektiv lebih dari 24 jam emfisematous)
setelah inhalasi
sehingga
Hipotesa : respon
menguntungkan bila dari Tiotropium dapat diprediksi secara
akurat
dipakai menggunakan parameter dari CT kuantitatif dan test
preoperatif
faal paru
Penilaian preoperatif
• Variable spirometri
diukur sebelum
Pasien dan Metode penggunaan tiotropium
kemudian diulang 7 hari
Pasien setelah penggunaan
• 29 pasien COPD tidak tiotropium
terapi • CT scan (High
Terencana
• Periode reseksi paru
perioperatif resolution) dilakukan
karena tumor
inhalasi primer
Tiotopium 18 paru
µg sebelum penggunaan
tiotropium
• tiap hari
September 2012 – May
• Volume paru diukur
2015
• Median pemberian 14 pada HU -600 hingga –
• hari (11-28)
Merokok >10 tahun 1024  TLV
• Tiotropium
FEV1/FVC <70%dilanjutkan • Volume
• 30
ACOSharidi
setelah
ekslusioperasi emphysematous Lung
• Kriteria reseksi: PaCO2 diukur pada <-910 HU 
<50 mm Hg, predicted LAA
postoperative FEV1> The unpaired Student’s t-test
500 mL linear regression analysis
• Thoracoscopy
% perolehan FEV1 setelah penggunaan tiotropium =
FEV1 setelah penggunaan tiotropium – baseline FEV1
baseline FEV1 x 100
Hasil
 Grade COPD didiagnosa menjadi Mild
(predicted FEV1>80%) sebanyak 11 pasien ,
Moderate(50-80%) 12 pasien, severe(<50%) 6
pasien
 Penggunaan tiotropium preoperatif
menghasilkan perolehan yang signifikan baik
FVC maupun FEV1. peningkatan signifikan juga
didapatkan pada FEV1/FVC
 Persentase perolehan FEV1 terbesar setelah
penggunaan tiotropium pada individu dengan
range -4,5% sampai 84,2%
% perolehan FEV1 =
(post FEV1 – preFEV1)

post FEV1 = FEV1 setelah


penggunaan tiotropium
preFEV1 = FEV1 setelah
penggunaan tiotropium
• Tabel 2 menunjukkan
hubungan antara
persentase perolehan
FEV1 setelah
penggunaan tiotropium
dan beberapa variabel
preoperativ
• FVC/TLV indikator terbaik
untuk persentase
perolehan FEV1
• Prediksi Persentase perolehan
FEV1 = 58.7 - 87.2 FVC/TLV + 9 TLV
– 74 LAA/TLV
• Prediksi % perolehan FEV1
memiliki AUC tertinggi diikuti
FVC/TLV dan FEV1/FVC
Hasil Post operatif
 Pemulihan sementara dialami oleh semua
pasien namun ada 6 pasien yang mengalami
progresivitas sesak dan pengurangan kualitas
hidup
 1 diantaranya meninggal karena gagal napas
kronik dan 3 memerlukan terapi oksigen di rumah
karena hipoxemia (PaO2 <60 mmHg)

• Major responder : % perolehan FEV1 ≥ 13%


• Minor responder : % perolehan FEV1 < 13%
Diskusi

• Persamaan 58.7 - 87.2 FVC/TLV + 9 TLV - 74


LAA/TLV merupakan prediksi akurat respon
tiotropium
• FVC/TLV secara statistik berguna dalam prediksi
tersebut
• Jika TLV lebih tinggi daripada FVC maka ada
respon terhadap tiotropium
• Apabila FVC/TLV tidak berespon terhadap
tiotropium maka pasien tersebut memiliki resiko
sesak kronik setelah major lung resection
Diskusi

• gap antara FVC dan TLV meningkat


dapat disebabkan meningkatnya
nonventilated airspace merujuk pada
obstruksi small airways
• Tiotropium berkontribusi mengurangi
nonventilated airspace  bronkodilator
• FVC dan TLV mudah dilakukan
preoperativ
Diskusi
 Tiotropium memperbaiki FEV1 dan FVC
 FVC mengalami perbaikan signifikan pada major
responden
 Pemberian tiotropium tidak merubah TLV -
Tiotropium mengurangi gap TLV-FVC
 Tiotropium meningkatkan inspiratory capacity (IC)
dikarenakan pengurangan residual volume
 Studi sebelumnya pasien dengan emphysematous
lung dan kanker paru dengan peningkatan gap
TLV-FVC lebih berefek pada pengurangan volume
paru dan kembali normal setelah operasi

Ueda K, Murakami J, Sano F, et al. Assessment of volume reduction effect after lung
lobectomy for cancer. J Surg Res. 2015;197:176e182.
Diskusi

 Pasien dapat mengeluh sesak meskipun tidak


memiliki obstruksi airways berat (FEV1/FVC <70)
 Tiotropium berkontribusi meningkatkan FEV1
pada pasien tanpa obstruksi aliran udara
apabila dalam kondisi meningkatnya
nonventilated airspace seperti pada air trapping
 Penggunaan bronkodilator pada pasien
simptomatis dengan peningkatan gap TLV-FVC
yang tidak memiliki obstruksi aliran udara masih
memerlukan penjelasan
Diskusi
 Pengurangan FVC/TLV berhubungan
dengan peningkatan resiko komplikasi
cardiopulmonary setelah major lung
resection
 Normalisasi FVC/TLV preoperatif dengan
penggunaan tiotropium mengurangi
komplikasi postoperatif
Diskusi

 Pengukuran TLV rutin mengoptimalisasi terapi


pada pasien kanker paru yang resectable
 TLV dapat menjadi pengganti dari TLC yang
dipakai pada spirometri
 Residual volume (TLC-VC) dan residual volume
index (1-VC/TLC) dapat diprediksi dengan
pengukuran rutin tanpa pengukuran TLC

Murakami J, Ueda K, Hayashi M, Kobayashi T, Kunihiro Y, Hamano K. Size-capacity


mismatch in the lung: a novel predictor for complications after lung cancer surgery. J
Surg Res. 2017;209:131e138.
Keterbatasan
 Respon tiotropium hanya berdasarkan FEV1 tanpa
melihat gejala atau kapasitas exercise
 Studi ini tidak bisa diaplikasikan pada semua
pasien COPD karena populasi terbatas (operable
saja)
 FVC/TLV tidak berguna untuk mengukur respon
tiotropium pada pasien dengan ireversibel
obstruksi airways dikarenakan end stage COPD
Kesimpulan

 Studi ini mengembangkan persamaan


untuk memprediksi respon terhadap
tiotropium menggunakan paramater
dari spirometri dan CT kuantitatif
 58.7 - 87.2 FVC/TLV + 9 TLV - 74 LAA/TLV
 Penggunaan dari persamaan ini
memerlukan studi dengan skala lebih
besar

Anda mungkin juga menyukai