Anda di halaman 1dari 19

INISIASI MENYUSU DINI

& ASI EKSKLUSIF


Disusun Oleh :

Ita Mustofa Rini


Rica Frastia Prahardani
Riza Ramli
indikator utama derajat kesehatan masyarakat adalah angka
kematian bayi (AKB). Tinggi rendahnya AKB merupakan
dampak dari berbagai factor, baik dari ibu maupun bayi, baik
secara langsung maupun tidak langsung. Salah satu
diantaranya adalah masalah yang berkaitan dengan gizi.
• World Health Organization (WHO) telah merekomendasikan
kepada semua bayi untuk mendapatkan kolostrum yaitu ASI
pada hari pertama dan kedua untuk melawan berbagai
infeksi dan mendapatkan ASI eksklusif selama 6 bulan
(Kemenkes, 2012).
• Kolostrum yang didapat pada saat IMD (Inisiasi Menyusu
Dini),
• IMD yaitu suatu proses membiarkan bayi dengan nalurinya
sendiri untuk menyusu sesegera dalam satu jam pertama
setelah lahir, bersamaan dengan kontak antara kulit bayi
dengan kulit ibu (Depkes RI, 2008).
Menurut pokok-pokok Peraturan Pemerintahan No.33 Tahun
2012 tentang pemberian ASI Ekslusif
• IMD adalah suatu proses dimana bayi begitu dilahirkan dari
Rahim ibu, tanpa dimandikan terlebih dahulu segera
diletakkan pada perut dan dada ibu dengan kulit bayi
melekat atau bersentuhan langsung pada kulit ibu.
• IMD dilakukan sekurangnya selama 1 jam dan/atau sampai
bayi berhasil meahin puting ibu untuk menyusu langsung
sesuai kebutuhannya atau lamanya menyusu saat IMD
ditentukan oleh bayi.
• IMD dapat dilakukan dalam semua jenis kelahiran normal
maupun dengan bantuan vakum atau operasi.
• Kebijakan pelaksanaan inisiasi menyusu dini tersebut juga
diharapkan dapat menurunkan kematian bayi (AKB) sesuai
dengan pencapaian Millineum Development Goals (MDGs)
sebanyak 23 per 1000 kelahiran hidup di tahun 2015
(Depkes, 2013).
• Setiap ibu hamil dianjurkan untuk memberikan ASI kepada
bayinya segera setelah bayi lahir karena ASI mengandung zat
kekebalan tubuh yang penting untuk kesehatan bayi.
Pemberian ASI dilanjutkan sampai bayi berusia 6 bulan.
• Permenkes RI No. 97 tentang Pelayanan Kesehatan Masa
Sebelum Hamil, Masa Hamil, Persalinan dan Masa Sesudah
Melahirkan, Penyelenggaraan Pelayanan Kontrasepsi serta
Pelayanan Kesehatan Seksual.
Pesan Penting untuk IMD & Asi Eksklusif
• Skin to skin contact untuk IMD
• Kolostrum
• Rawat gabung
• ASI saja 6 bulan
• Tidak diberi susu formula
• Keinginan untuk menyusui
• Penjelasan pentingnya ASI
• Perawatan puting susu
Manfaat IMD
1. Dada ibu menghangatkan bayi dengan tepat selama bayi merangkak
mencari payudara
2. Ibu dan bayi merasa lebih tenang. Pernapasan dan detak jantung
bayi lebih stabil
3. Saat merangkak mencari payudara, bayi memindahkan bakteri dari
kulit ibunya dan dia akan menjilat-jilat kulit ibu, menelan bakteri
baik dari kulit ibu. Bakteri baik ini akan berkembangbiak
membentuk koloni di kulit dan usus bayi, menyaingi bakteri jahat
dari lingkungan
4. Ikatan kasih saying (bonding) anata ibu dan bayi akan lebih baik
karena pada 1-2 jam pertama, bayi dalam keadaaan siaga.
Pemberian ASI lebih awal dapat membantu bayi untuk belajar
menyusu (UNICEF, 2015)
5. Bayi mendapatan ASI kolostrum yaitu ASI yang pertana kali kelar.
Menurut Queensland Maternity dan Neonatal Clinical
Guidelines Program (2010) kontak kulit ke kulit memiliki
beberapa manfaat bagi ibu dan bayi.
Manfaat bagi ibu:
1. menstimulus pelepasan oksitosin yang akan meminimalkan
kehilangan darah,
2. mengurangi kecemasan
3. meningkatkan ikatan emosisonal ibu dan bayi
4. mencegah atau meringankan masalah menyusui
(pembengkakan payudara, puting, putting sakit).
Manfaat bagi bayi:
1. Menjaga suhu tubuh agar tetap hangat
2. Mengurangi lamanya waktu menangis
3. Meningkatkan interaksi dengan ibu
4. Meningakatkan kebiasaan menyusu sejak lahir
5. Meningkatkan durasi menyusu
6. Menjaga kadar glukosa darah normal
• Syarat dilakukannya IMD adalah apabila ibu dan bayi dalam
keadaan sehat, bugar, tidak gawat darurat, meskipun
kelahiran dilakukan melalui operasi caesar, IMD tetap bisa
dilakukan (info, 2013)
• Menurut PP No.33 Tahun 2012 tentang Pemberian ASI
Ekslusif bahwa pelaksaan IMD ini dapat tidak dilaksanakan
apabila terdapat indikasi medis demi kesalamatan ibu dan
bayi.
ASI EKSKLUSIF
ASI EKSLUSIF
• Kriteria menyusu ekslusif ditegakkan bila anak umur 0-6 bulan hanya
diberi ASI saja pada 24 jam terakhir dan tidak diberi makanan dan
minuman lain selain ASI.
• UNICEF dan WHO merekomendasikan sebaiknya anak hanya disusui
air susu ibu (ASI) selama paling sedikit 6 bulan. Makanan padat
seharusnya diberikan sesudah anak berumur 6 bulan, dan
pemberian ASI dilanjutkan sampai anak berumur dua tahun
laporan Riskesdas, pola menyusui
dikelompokkan menjadi tiga kategori
1. Menyusui eksklusif adalah tidak memberi bayi makanan atau
minuman lain, termasuk air putih, selain menyusui (kecuali obat-
obatan dan vitamin atau mineral tetes; ASI perah juga diperbolehkan).
2. Menyusui predominan adalah menyusui bayi tetapi pernah
memberikan sedikit air atau minuman berbasis air, misalnya teh,
sebagai makanan/ minuman prelakteal sebelum ASI keluar
3. Menyusui parsial adalah menyusui bayi serta diberikan makanan
buatan selain ASI, baik susu formula, bubur atau makanan lainnya
sebelum bayi berumur enam bu Ian, baik diberikan secara kontinyu
maupun diberikan sebagai makanan prelakteal.
Adanya faktor protektif dan nutrien yang sesuai dalam ASI
menjamin status gizi bayi baik serta kesakitan dan kematian
anak menurun. Adapun zat gizi yang terdapat dalam ASI antara lain:
1. Kolostrum
2. Bifidobakteri
3. Karbohidrat
4. Protein
5. Lemak
6. Karnitin
7. Vitamin
8. Mineral, dll
Sepuluh langkah menuju keberhasilan
menyusui (LMKM)
Berdasarkan keputusan menteri kesehatan Republik Indonesia
nomor /MENKES/SK/IV/2004 tentang pemberian ASI secara
Ekslusif pada bayi di Indonesia:
1. Sarana Pelayanan Kesehatan (SOK) mempunyai kebijakan
Peningkatan Pemberian Air Susu Ibu (PP-ASI) tertulis yang
secara rutin dikomunikasikan kepada semua petugas
2. Melakukan pelatihan bagi petugas dalam hal pengetahuan
dan keterampilan untuk menerapkan kebijakan tersebut
3. Menjelaskan kepada semua ibu hamil tentan manfaat
menyusui dan penatalaksanaannya dimulai sejak masa
kehamilan, masa bayi lahir sampai umur 2 tahun termasuk
cara mengatasi kesulitan menyusui
4. Membantu ibu hamil menyusui bayinya dalam 30 menit
setelah melahirkan, yang dilakukan di ruang bersalin.
Apabila ibu mendapat operasi caesar, bayi menyusu setalah
30 menit setalh ibu sadar.
5. Membantu ibu bagaimana cara menyusui yang benar dan
cara mempertahankan menyusui meski ibu dipisah dari
bayi atas indikasi medis
6. Tidak memberikan makanan atau minuman apapun selain
ASI kepada bayi baru lahir
7. Melaksanakan rawat gabung dengan engupayakan ibu
bersama bayi 24 jam sehari
8. Membantu ibu menyusui semau bayi semu ibu, tanpa
pembatasan terhadap lama dan frekuensi menyusui
9. Tidak memberikan dot atau kempeng kepada bayi yang
diberi ASI
10.Mengupayakan terbentuknya Kelompok Pendukung ASI
(KP-ASI) dan rujuk ibu kepada kelompok tersebut ketika
pulang dari Rumah Sakit/Rumah Bersalin/Sarana Pelayana
Kesehatan
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai