Anda di halaman 1dari 16

GERAKAN LITERASI SEKOLAH

DI SEKOLAH MENENGAH ATAS

Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Atas


Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
2016
GLS memperkuat gerakan penumbuhan budi pekerti
sebagaimana dituangkan dalam Peraturan Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 23 Tahun 2015.
Salah satu kegiatan di dalam gerakan tersebut adalah
“kegiatan 15 menit membaca buku nonpelajaran
sebelum waktu belajar dimulai”. Kegiatan ini
dilaksanakan untuk menumbuhkan minat baca
peserta didik serta meningkatkan keterampilan
membaca agar pengetahuan dapat dikuasai secara
lebih baik. Materi baca berisi nilai-nilai budi pekerti,
berupa kearifan lokal, nasional, dan global yang
disampaikan sesuai tahap perkembangan peserta
didik
PENGERTIAN
1. Pengertian Literasi
Pengertian Literasi Sekolah dalam konteks GLS adalah
kemampuan mengakses, memahami, dan menggunakan
sesuatu secara cerdas melalui berbagai aktivitas, antara lain
membaca, melihat, menyimak, menulis, dan/ atau
berbicara.

2. Gerakan Literasi Sekolah


GLS merupakan sebuah upaya yang dilakukan secara
menyeluruh untuk menjadikan sekolah sebagai organisasi
pembelajaran yang warganya literat sepanjang hayat melalui
pelibatan publik.
TUJUAN
1. Tujuan Umum

Menumbuhkembangkan budi pekerti peserta


didik melalui pembudayaan ekosistem literasi
sekolah yang diwujudkan dalam Gerakan Literasi
Sekolah agar mereka menjadi pembelajar
sepanjang hayat.
Tujuan Khusus
a. Menumbuhkembangkan budaya literasi di
sekolah.
b. Meningkatkan kapasitas warga dan lingkungan
sekolah agar literat.
c. Menjadikan sekolah sebagai taman belajar yang
menyenangkan dan ramah anak agar warga
sekolah mampu mengelola pengetahuan.
d. Menjaga keberlanjutan pembelajaran dengan
menghadirkan beragam buku bacaan dan
mewadahi berbagai strategi membaca
KOMPONEN LITERASI
Literasi Dini • kemampuan untuk menyimak, memahami bahasa lisan, dan berkomunikasi melalui gambar
dan tutur yang dibentuk oleh pengalamannya berinteraksi dengan lingkungan sosialnya di
(Early Literacy) rumah.

Literasi Dasar • kemampuan untuk mendengarkan, berbicara, membaca, menulis, dan menghitung
(counting) berkaitan dengan kemampuan analisis untuk memperhitungkan (calculating),
(Basic Literacy) mempersepsikan informasi (perceiving), mengkomunikasikan, serta menggambarkan
informasi (drawing) berdasarkan pemahaman dan pengambilan kesimpulan pribadi.

Literasi Perpustakaan • kemampuan untuk mendengarkan, berbicara, membaca, menulis, dan menghitung
(counting) berkaitan dengan kemampuan analisis untuk memperhitungkan (calculating),
(Library Literacy) mempersepsikan informasi (perceiving), mengkomunikasikan, serta menggambarkan
informasi (drawing) berdasarkan pemahaman dan pengambilan kesimpulan pribadi

• kemampuan untuk mengetahui berbagai bentuk media yang berbeda, seperti media cetak,
Literasi Media media elektronik (media radio, media televisi), media digital (media internet), dan memahami
(Media Literacy) tujuan penggunaannya

• kemampuan memahami kelengkapan yang mengikuti teknologi seperti peranti keras


Literasi Teknologi (hardware), peranti lunak (software), serta etika dan etiket dalam memanfaatkan
teknologi.
(Technology • kemampuan dalam memahami teknologi untuk mencetak, mempresentasikan,
Literacy) dan mengakses internet.

Literasi Visual
• pemahaman tingkat lanjut antara literasi media dan literasi teknologi, dengan
(Visual Literacy) memanfaatkan materi visual dan audio-visual secara kritis dan bermartabat.
Prinsip-prinsip Literasi Sekolah
Sesuai dengan tahapan perkembangan peserta didik berdasarkan karakteristiknya

Dilaksanakan secara berimbang; menggunakan berbagai ragam teks dan


memperhatikan kebutuhan peserta didik

Berlangsung secara terintegrasi dan holistik di semua area kurikulum

Kegiatan literasi dilakukan secara berkelanjutan

Melibatkan kegiatan kecakapan berkomunikasi lisan

Mempertimbangkan keberagaman
Strategi Membangun Budaya
Literasi

Mengkondisikan Mengupayakan
lingkungan fisik ramah lingkungan sosial dan
literasi. afektif.

Mengupayakan sekolah
sebagai lingkungan
akademik yang literat.
Parameter sekolah yang telah membangun
budaya literasi

Lingkungan fisik

Lingkungan sosial dan afektif

Lingkungan akademik

(cf. Beers dkk., 2009)


3 Tahapan Pelaksanaan
Literasi Sekolah
Meningkatkan kemampuan literasi di
semua mata pelajaran: menggunakan
buku pengayaan dan strategi
Meningkatkan membaca di semua mata pelajaran
kemampuan
literasi melalui
kegiatan
menanggapi buku III
pengayaan Pembelajaran
Penumbuhan minat
baca melalui kegiatan
15 menit membaca II
(Permendikbud Pengembangan
23/2015)
I
Pembiasaan
PERMASALAHAN DAN TANTANGAN

1. Rendahnya minat baca


2. Motivasi membaca di kalangan peserta
didik
3. Tuntutan kemampuan membaca dalampengertian memahami
teks secara analitis, kritis, dan reflektif.
KEGIATAN PEMBIASAAN MEMBACA 15 MENIT DALAM GERAKAN LITERASI SEKOLAH

SMA Plus Muthhahari

SMAN 3 Yogyakarta

SMAN 5 Surabaya

SMAN 1 KLATEN
Book Drop SMAN 5 Surabaya
Pengumpulan buku dari siswa yang
tidak terpakai di rumah untuk di
masukan ke dalam drop book sekolah
Perpustakaan Kejujuran dan Book
Drop SMAN 5 Surabaya

Pojok Perpustakaan kelas SMAN 1


Klaten

Pojok Perpustakaan SMAN 1 Giri


Sudut baca SMAN 5 Surabaya

Pojok buku SMAN 5 Surabaya


Guru yang Literat

1. gemar membaca;
2. menjadi teladan membaca;
3. menciptakan lingkungan yang
kaya literasi;
4. menjadikan kegiatan
membaca menyenangkan;

5. memperlakukan seluruh peserta


didik dengan baik;
6. menyesuaikan kegiatan
membaca dengan gaya belajar
peserta didik yang unik; dan
7. meningkatkan profesionalisme.
TERIMA KASIH

Foto: jogjanews.com

Anda mungkin juga menyukai