Anda di halaman 1dari 16

MANAJEMEN OPERASIONAL

“STRATEGI TATA LETAK”

JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS NEGERI MUSAMUS
MERAUKE
2019

KELOMPOK 9
Disusun Oleh:
Irsania Aprilia Nuriska 2017-62-201-010
Yohanes Andhika Renyut 2017-62-201-026
Crisna Wulandari 2017-62-201-046
Mohammad Saputra 2017-62-201-024
Wedin Lambe
Iriani M. Menggabubun
Strategi Tata letak
Tata letak adalah suatu keputusan penting yang menentukan efisiensi operasisecara
jangka panjang. Tata letak yang efektif akan dapat menunjang pelaksanaan strateg bisnis
yang telah
ditetapkan perusahaan apakah diferensiasi, low cost atau respon yang cepat. Hal yang harus
dipertimbangkan dalam menentukan desain tata letak adalah :

1. Utilisasi ruang, peralatan, dan orang yang lebih tinggi

2. Aliran informasi, barang atau orang yang lebih baik

3. Modal karyawan yang lebih baik, juga kondisi lingkungan kerja yang lebihaman

4. Interaksi dengan pelanggan/klien yang lebih baik

5. Fleksibilitas
Jenis-Jenis Tata Letak
Tata letak berorientasi produk (product layout)

Tata letak produk (product layout) lazim juga disebut flow shop atau continous production system
layout adalah penataan mesin, fasilitas dan peralatan produksi menurut urutan pengerjaan untuk menyelesaikan
pembuatan sebuah produk atau jasa yang akan diserahkan dimana unit-unit yang diproduksi akan memiliki
urutan proses pengerjaan yang sama. Tata letak berorientasi produk ini akan digunakan dengan kentuan sebagai
berikut:

1. Produk yang dihasilkan adalah produk terstandarisasi dan ragamnya terbatas, atau tidak berbeda satu
dengan lainnya;

2. Volume produksi tinggi (mass production system) dengan tanpa variabel desain atau variabel desain yang
sangat terbatas;

3. Urutan proses pengerjaannya tetap; dan

4. Proses produksi bersifat kontinyu atau berkesinambungan


Tata letak proses (process layout)
Tata letak proses, atau lazim disebut dengan functional layout (tata letak fungsional) adalah
penataan tata letak fasilitas dan mesin atau peralatan produksi yang dikelompokkan menurut
kesamaan fungsinya. Ciri-ciri tata letak ini adalah sebagai berikut:

1. Arus kegiatan pengolahan atau pengerjaan produk berbeda antara batch yang satu dengan yang
lainnya, atau antara pesanan pelanggan yang satu dengan yang lainnya;

2. Produk yang dibuat tergolong produk yang tidak terstandarisasi, spesifikasinya disesuaikan
dengan permintaan pesanan atau pelanggan;

3. Volume produksi terbatas, tapi memiliki keragaman yang banyak;

4. Mesin atau alat produksi yang dipergunakan adalah mesin atau perlatan yang multiguna;

5. Pelanggan yang menentukan desain atau spesifikasi produk.


Tata letak tetap (fixed position layout)

Tata letak tetap lazim juga disebut dengan tata letak proyek. Proyek adalah sistim produksi yang
dirancang untuk memproduksi hanya satu unit produk dalam satuan waktu tertentu atau sejumlah
kecil tugas dengan volume dan keragaman elemen pekerjaan yang tinggi. Pada umumnya tata letak
tetap menjadi rumit karena dipengaruhi oelh faktor-faktor antara lain sebagai berikut:

1. Ruang geraknya terbatas. Proyek harus tetap berada di posisi pengerjaan;

2. Pada tahap-tahap proses konstruksi diperlukan bahan baku yang berbeda-beda sehingga
diperlukan penjadwalan yang cermat;

3. Jumlah bahan baku yang dibutuhkan bervariasi, dengan demikian bagian logistik harus selalu
siap dengan permintaan terhadap material
Tata letak ritel (ritel layout)

Tata letak ritel adalah tata letak dari usaha eceran besar, seperti departemen store dan supermarket.
Tata letak harus memperhitungkan selera dan persepsi pelanggan. Tata letak harus menjamin semua
pengunjung dn pelanggan merasa nyaman berada dalam bangunan karena udaranya yang sejuk, cahaya
yang cukup dan lain-lain. Ada lima ide yang berguna untuk menentukan pengaturan tata letak
menyeluruh untuk departemen store atau supermarket yaitu:

1. Menempatkan produk yang sering dibeli konsumen di sekitar akses ke luar toko atau di dekat kasir;

2. Menggunakan lemari atau alat untuk memjang produk yang mudah dilihat konsumen dari jarak yang
cukup jauh;

3. Menggunakan lokasi yang paling ujung untuk menempatkan produk yang berpotensi menimbulkan
bau . Agar baunya tidak menyebar ke lokasi pajang produk lain;

4. Mempertahankan citra toko dengan memilih secara hati-hati penempatan posisi bagian yang akan
menjadi awal pembelanjaan konsumen
Tata letak gudang (warehouse layout)

Storage atau warehouse atau inventory adalah gudang penyimpanan untuk


tempat menyimpan material baik bahan baku, barang setengah jadi maupun barang
jadi yang siap dikirim ke pelanggan. Sebagian besar material disimpan di gudang di
lokasi tertentu sampai material tadi diperlukan dalam proses produksi. Bentuk
gudang tergantung ukuran dan kuantitas komponen dalam persediaan dan karakter
sistem penanganan bahan dari produk atau kontainer yang digunakan
Tata letak kantor (office layout)

Tata letak kantor bertujuan untuk menentukan posisi karywan dan peralatan agar arus
pekerjaan dan komunikasi antara semua pegawai dan manajer yang ada terjamin. Tata
letak pada kantor modern difokuskan pada keterbukaan dan fleksibilitas yang tinggi.
Ruangan kerja para karyawan harus disesuaikan antara luasnya dengan volume
pekerjaannya. Dengan demikian ruangan akan terpakai secara efisien dan karywan dapat
bekerja lebih produktif.
Tata Letak berulang Berorientasi Pada Produk
Tata letak berorientasi produk diorganisasikan di sekeliling produk atau kelompok produk yang
sama yang bervolume tinggi dan bervariasi rendah. Produksi yang berulang dan kontinu
menggunakan macam-macam tata letak produk. Berikut asumsi yang digunakan:

1. Volumenya memadai untuk utilisasi peralatan yang tinggi.

2. Permintaan produnya cukup stabil untuk menjamin penanaman modal yang besar untuk
pelaratan khusus.

3. Produknya terstandardisasi atau mendekati suatu fase dalam siklus hidupnya yang menjamin
penanaman modal pada peralatan khusus.

4. Pasokan bahan baku dan komponennya memadai dan berkualitas seragam (cukup
terstandardisasi) untuk memastikan mereka dapat dikerjakan dengan peralatan khusus
tersebut.
Terdapat dua jenis tata letak yang berorientasi produk, yaitu lini fabrikasi dan lini
perakitan. Lini fabrikasi (fabrication line) membuat komponen seperti ban mobil atau
komponen logam sebuah kulkas pada beberapa mesin. Lini perakitan (assembly line)
meletakkan komponen yang difabrikasi secara bersamaan pada sekumpulan stasiun kerja.
Kedua lini ini merupakan proses yang berulang, dan kedua lini ini harus “seimbang”.
Artinya, waktu yang dihabiskan untuk mengerjakan suatu pekerjaan haruslah sama atau
“seimbang” dengan waktu yang dihabiskan untuk mengerjakan pekerjaan pada mesin
berikutnya pada lini fabrikasi

Lini fabrikasi cenderung dipacu oleh mesin dan membutuhkan perubahan secara
mekanis dan rekayasa untuk memfasilitasi proses penyeimbangan. Di sisi lain, lini perakitan
cenderung dipacu oleh tugas yang diberikan kepada pekerja atau kepada stasiun kerja
Tujuan tata letak yang berorientasi produk adalah meminimalkan ketidakseimbangan dalam lini
fabrikasi atau perakitan. Berikut keuntungan utama dari tata letak yang berorientasi produk:
1. Rendahnya biaya variabel per unit yang biasanya dikaitkan dengan produk yang terstandardisasi
dan bervolume tinggi.
2. Rendahnya biaya penanganan bahan.
3. Mengurangi persediann barang setengah jadi.
4. Proses pelatihan dan pengawasan lebih mudah.
5. Hasil keluaran produksinya lebih cepat.
Berikut kelemahan dari tata letak yang berorientasi produk:
1. Dibutuhkan volume yang tinggi karena modal yang diperlukan untuk menjalankan proses cukup
besar.
2. Adanya pekerjaan yang harus berhenti pada setiap titik mengakibatkan seluruh operasi pada
lini yang sama juga terganggu.
3. Fleksibilitas yang ada kurang saat menangani beragam produk atau tingkat produksi yang
berbeda.
Sekian Dan Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai