Anda di halaman 1dari 54

PERAN OTAK PADA PEMBENTUKAN PERILAKU

MANUSIA

dr. Nindita Pinastikasari, SH, SpKJ


Pendahuluan
 Proses kognitif, emosi, maupun perilaku berkaitan dengan
aktivasi pola-pola spesifik dalam jaringan sel-sel otak
(neurons) yang terdistribusi dalam sistem saraf pusat.
 Aktivasi2 tersebut di mediasi oleh koneksi antara struktur
otak yang spesifik
Neurofisiologi dan Neurokimia
Neurotransmiter adalah molekul yang memenuhi kriteria:
1. Molekul di sintesis dalam neuron
2. Molekul ditemukan dalam neuron prasinaptik dan dilepaskan
pada depolarisasi dalam jumlah yang bermakna secara fisiologis
3. Jika diberikan secara eksogen sebagai suatu obat,molekul
eksogen menyerupai efek neurotransmiter endogen
4. Terdapat suatu mekanisme di dalam neuron atau celah sinaptik
untuk menghilangkan atau deaktivasi neurotransmiter
Neurotransmiter adalah suatu molekul kimiawi yang
disintesis dalam neuron dan dapat membawa sinyal antar neuron

Pelepasan suatu Neurotransmiter oleh suatu neuron disertai


pengikatan molekul neurotransmiter oleh suatu reseptor pada
neuron lain disebut Neurotransmiter kimiawi
Klasifikasi Neurotransmiter
1. Amin Biogenik
2. Asam Amino
3. Peptida
I. Neurotransmiter Amin Biogenik

 Dopamin
 Epinefrin
 Norepinefrin
 Asetilkolin
 Histamin
 Serotonin
1. Dopamin,epinefrin dan norepinefrin semuanya disintesis dari
prekursor asam amino yang sama yaitu tirosin dan di
klasifikasikan dalam kelompok katekolamin
2. Serotonin disintesis dari prekursor asam amino triptofan dan di
klasifikasikan dalam kelompok indolamin
3. Semua Neurotransmiter amin biogenik disintesis di dalam akson
terminal
4. Enzim diperlukan untuk sintesisnya, disintesis di dalam badan
sel, di transpor menuruni akson  produksi sesungguhnya dari
neurotransmiter terjadi di tempat pelepasan  menyebabkan
suplai amin biogenik cepat menurun saat dilepaskan
II. Neurotransmiter Asam Amino

 Gamma aminobutyric acid (GABA) adalah asam amino


inhibitor
 Glutamat adalah asam amino eksitator
III. Neurotransmiter Peptida
 Peptida dibuat dari asam amino rantai pendek, merupakan
protein rantai pendek, yang mempunyai kurang dari 100 asam
amino
 Peptida harus dibuat di dalam badan sel,dan pelepasan peptida
neuroaktif memerlukan waktu yang cukup lama
 Berperan sebagai neuromodulator (memodulasi respon neuron
terhadap Neurotransmiter lain)
 Sekitar 30 peptida berada di dalam otak manusia
Neurotransmiter Peptida Tertentu
 Opioid endogen→pengaturan stres,rasa sakit dan mood
 Zat P →penyakit huntington, demensia dan ggn mood
 Neurotensin →patofisiologi skizofrenia
 Kolesistokinin → patofisiologi skizofrenia, ggn makan
 Somatostatin → penyakit huntington dan demensia
 Vasopresin dan Oksitosin→pengaturan mood
Dopamin

Tiga traktus dopamin yang paling penting adalah:


 Traktus nigrostriatal
 Traktus mesolimbik-mesokortikal
 Traktus tuberoinfundibular
DOPAMINE PATHWAYS
 Sistem mesokorteks
Sistem ini berfungsi mengatur motivasi, konsentrasi,
memulai aktifitas bertujuan terarah dan kompleks serta tugas
tugas fungsi eksekutif
Penurunan aktifitas dopamin pada sistem ini dikaitkan
dengan gangguan kognitif, motorik dan hedonia
 Sistem mesolimbik
Sistem ini mengatur ekspresi emosi, belajar dan penguatan
dan kemampuan hedonia. Peningkatan aktifitas dopamin pada
sistem ini dikaitkan dengan gejala positif dari skizofrenia
 Sistem Nigrostriatal
Jaras ini berasal dari substansia nigra ke ganglia basalis dan berfungsi
mengatur aktivitas mototrik.
Gangguan pada sistem ini oleh pemakaian psikotropika
menyebabkan timbul gejala ekstrapiramidal(EPS)
 Sistem tubero infundibular
Gangguan sistem ini oleh pemakaian psikotropika dapat
menimbulkan gejala hiperprolaktinemia, yaitu:
- Gangguaan haid
- Galactorhea, gynaecomastica, impotensia, disfungsi sex,
infertil, obesitas
- Perubahan mod
- Osteoporosis
- Gangguan autoimun
- Ca mamma
 Traktus nigrostriatal keluar dari badan selnya di substansia nigra
ke korpus striatum
 Jika reseptor dopaminergik pada akhir traktus dihambat oleh anti
psikotik klasik (tipikal), terjadi efek samping parkinson
 Traktus mesolimbik- mesokortikal berjalan dari badan selnya di
area tegmental ventralis (VTA) ke sebagian besar area korteks
cerebral dan sistem limbik
 Badan sel dari traktus tuberoinfundibular berada dalam nukleus
arkuata dan area periventrikuler dari hipothalamus dan menuju
infundibulum dan hipofisis anterior
 Dopamin menginhibisi pelepasan prolaktin dari hipofisis anterior

Kerja dopamin diakhiri oleh dua jalur:


1. Dopamin dapat diambil kembali ke dalam neuron
prasinaptik dan didaur ulang sebagai suatu
neurotransmiter→ mekanisme ambilan (uptake)
2. Dopamin dapat dimetabolisme oleh monoamine oxidase
(MAO,enzim intraneural) dan katekol- O-
methyltranferase (COMT,enzim ekstraneural)
Dopamin dan obat
 Karena penghambatan reseptor dopamin, khususnya reseptor
D2, telah dihubungkan dengan kemanjuran obat antipsikotik,
pemberian antagonis reseptor dopamin jangka panjang
menyebabkan regulasi naik (up-regulation) dalam jumlah
reseptor dopamin yang ada
 Regulasi naik mungkin terlibat dalam perkembangan tardive
dyskinesia
Dopamin dan psikopatologi
- Hipotesis dopamin pada skizofrenia berkembang dari
pengamatan bahwa obat yang menghambat reseptor dopamin
(sebagai contohnya, haloperidol) mempunyai aktivitas
antipsikotik
- obat yang menstimulasi aktivitas dopamin (sebagai
contohnya, amfetamin) dapat menginduksi gejala psikotik
pada orang non skizofrenia jika diberikan dalam dosis tinggi
Norepinefrin dan obat
 Obat yang paling berhubungan dengan norepinefrin adalah
obat antidepresan klasik, obat trisiklik, dan inhibitor MAO
(MAOIs)
 Obat trisiklik menghambat ambilan norepinefrin (dan
serotonin) kembali ke neuron prasinaptik, dan MAOIs
menghambat metabolisme norepinefrin (dan serotonin) di
dalam celah sinaptik
 Sistem adrenergik-α juga terlibat dalam produksi beberapa
peristiwa merugikan yang dapat ditemukan pada banyak obat
psikoterapetik
 Penghambatan reseptor adrenergik-α1 adalah sering disertai
dengan sedasi dan hipotensi postural
Norepinefrin dan psikopatologi
 Hipotetis amin biogenik untuk gangguan mood didasarkan
pada pengamatan bahwa trisiklik dan MAOIs adalah efektif
dalam menghilangkan gejala depresi
Serotonin
 Traktus serotonergik sistem saraf pusat
 Tempat utama untuk badan sel serotonergik adalah di pons bagian
atas dan otak tengah—secara spesifik, nuklei raphe median dan
dorsal, lokus seruleus kaudal, area postrema, dan area
interpeduncular
 Neuron tersebut berhubungan ke ganglia basalis, sistem limbik
dan korteks serebral
Jaras Serotonin
1. Dorsal Raphe Nuclei
2. Median Raphe Nuclei
3. Caudal Raphe Nuclei
Serotonin dan psikopatologi
 Berdasarkan pengamatan farmakologis dan klinis terlihat
bahwa peningkatan stimulasi reseptor 5HT dapat berperan
pada patologi, khususnya gangguan mood dan gejala negatif
skizofrenia
 Hipotetis tersebut secara sederhana menyatakan bahwa
depresi berhubungan dengan serotonin yang terlalu rendah
dan bahwa mania berhubungan dengan serotonin yang terlalu
banyak
Asetilkolin
 Dua subtipe utama reseptor kolinergik adalah muskarinik dan
nikotinik
 Hubungan patologis yang paling sering terkiat dengan
asetilkolin adalah demensia alzheimer dan tipe lainnya
Jaras Asetilkholin
1. Basal Forebrain Complex (BFC)
Alzheimer  nucleus basalis menghilang
2. Mesopontine Complex (MPC)
Penurunan kesadaran  penurunan asetilkholin pd Locus
Cereleus
Asetilkolin dan obat
 Penggunaan obat antikolinergik yang paling sering dalam psikiatri
adalah sebagai pengobatan kelainan motorik yang disebabkan oleh
penggunaan obat antipsikotik klasik (sebagai contohnya,
haloperidol)
 Kemanjuran obat untuk indikasi tersebut ditentukan oleh
keseimbangan antara aktivitas asetilkolin dan aktivitas dopamin di
dalam ganglia basalis
 Penghambatan reseptor kolinergik muskarinik adalah efek
farmakodinamik yang umum dari banyak obat psikotropik
 Penghambatan reseptor tersebut menyebabkan efek samping yang
sering dilihat, seperti pandangan kabur, mulut kering konstipasi,
dan kesulitan memulai urinasi
 Penghambatan reseptor kolinergik sistem saraf pusat secara luas
menyebabkan konfusi dan delirium
Histamin

 Neuron yang melepaskan histamin sebagai


neurotransmiternya berlokasi di hipotalamus dan berjalan ke
korteks serebral, sistem limbik dan talamus
Glutamat

 Glutamat merupakan neurotransmiter utama dalam


talamokortikal, sel piramida dan proyeksi kortikostriatal
 Juga merupakan neurotransmiter utama di dalam
hipokampus
Glutamat
 Glutamat pathway
- Corticoamygdala  emosi
- Corticocortical  asosiasi, persepsi
- Hippocampal/ subiculoseptal  learning, memory, emosi
- Intercereberal  motor
- Retinotectal  vision - sensory
Glutamat dan psikopatologi
 Kondisi patopsikologi utama yang sekarang dihubungkan
dengan sistem glutamat adalah eksitotoksisitas dan skizofrenia
 Eksitotoksisitas adalah suatu hipotesis bahwa stimulasi yang
berlebihan pada reseptor glutamat menyebabkan konsentrasi
kalsium intraneuronal yang lama dan tinggi
GABA
 Sintesis,metabolisme dan jalur GABA disintesis dari
Glutamat oleh enzim glutamic acid decarboxylase
 Penelitian klinis pada sistem GABA ergik berpotensi dalam
patopsikologis gangguan kecemasan dan konvulsi
GABA pathway
 Cerebral cortex
 Basal ganglia
 Cerebellum
 Hippocampus
 Brain stem , spinal cord
Psikoneuroendokrinologi

Tiga bidang saling berhubungan yang melibatkan peptida dan


perlu dibedakan:
1. Neurotransmiter peptida neuroaktif yang berfungsi sebagai
Neurotransmiter klasik
2. Hormon sumbu neuroendokrin klasik (sumbu limbik-
hipotalamik, hipofisis- adrenal)
3. Hiperaktifitas dan hipoaktifitas sumbu neuroendokrin
klasik
 Hormon = produk dari kelenjar endokrin yang dibawa oleh
darah untuk melakukan aksinya di tempat yang jauh dari
tempatnya dilepaskan.
 Endocrine Disorder are frequently associated w/ secondary
psychiatric symptoms: depressed mood, disturbances in
thought.
 On a target tissue, hormones may also act as
“Neuromodulator”, regulating effects of neurotransmitters.
Sumbu Hormonal Tertentu
1. Sumbu adrenal
Komponen dari sumbu adalah corticotropin- releasing
hormone (CRH) dari hipotalamus, ACTH dari hipofisis
anterior, dan kortisol dari kelenjar adrenal
Sumbu adrenal bereaksi terhadap stres dengan
meningkatkan sekresi kortisol. Pelepasan kortisol
menyebabkan banyak fungsi perifer, dan juga umpan balik
ke otak untuk menginduksi sintesis protein baru,
kemungkinan adaptif untuk menangani situasi stres
2. Sumbu Tiroid
Komponen sumbu tiroid adalah thyrotropin releasing hormone
(TRH) dari hipothalamus, thyroid –stimulating hormone
(TSH) dari hipofisis anterior, dan hormon tiroid dari kelenjar
tiroid
Hubungan antara hipotiroid dengan depresi sudah lama
diketahui
Penyakit tiroid primer dikaitkan dengan anxietas dan depresi
3. Hormon pertumbuhan
Komponen sumbu hormon pertumbuhan adalah growth-hormone
releasing hormone (GHRH) dan growth-hormone-release-
inhibiting factor (GHRIH) yang juga dikenal sebagai somatostatin
dari hipotalamus dan hormon pertumbuhan sendiri dari hipofise
anterior
Seleksi hormon pertumbuhan dari hipofisis anterior
dirangsang oleh norepifenin, dopamin dan dihambat oleh CRH
dan somatostatin, suatu neuropeptida hipotalamus.
Somatostatin juga menghambat sekresi CRH. Sekresi hormon
pertumbuhan mengikuti ritmik sirkadian 24 jam. Sekresi
meningkat pada beberapa jam pertama tidur
Pada depresi terjadi penumpulan respon hormon
pertumbuhan.
4. Prolaktin
Pelepasan prolaktin dari hipofisis anterior diatur oleh
prolactin-releasing factors dan inhibiting factors yang merupakan
neurotransmiter dopamin.
Pelepasan prolaktin dari hipofisis dirangsang oleh serotonin
dan dihambat oleh dopamin. TRH juga berperan melepaskan
prolaktin. Tidak adanya respons prolaktin terhadap berbagai
agonis serotonin menjadi tanda kerentanan seseorang terhadap
depresi.
5. Melatonin
Melatonin dilepaskan oleh badan pinealis,yang juga mengandung
banyak peptida dan hormon lainnya
Melatonin di sekresi jika mata menerima sensasi gelap, dan
pelepasannya dihambat jika mata menerima cahaya
Melatonin di sintesis dari serotonin oleh kerja dua enzim serotonin
n-acetylase dan 5 hydroxyindole-O- methyltransferase
Melatonin terlibat dalam pengaturan irama sirkardian dan dalam
patofisiologi depresi
Psikoneuroimunologi
 Sistem imun saling berhubungan dengan sistem saraf pusat
dan sistem endokrin. Walaupun kondisi psikiatrik dapat
berhubungan dengan kelainan pada sistem imunologis, adalah
tidak diketahui apakah hubungan tersebut mencerminkan
suatu defek sekunder dari gangguan sistem saraf.
 Tetapi, telah diketahui bahwa sistem imun dapat terlibat pada
patofisiologi kondisi psikiatrik baik dengan membiarkan
patogen merusak jaringan saraf, atan dengan merusak
jaringan sendiri, seperti pada gangguan autoimun.
Regulasi Normal terhadap Imunitas
Norepinefrin, β-endorfin, metenkephalin, dan kortisol
diperkirakan merupakan mediator kimia dan hormonal yang
utama pada sistem imun
Hipotalamus, hipokampus, dan hipofisis adalah tempat utama untuk
pengaturan tersebut
Sistem imun dapat berhubungan balik ke sistem saraf pusat dengan
melepaskan pembawa pesan kimiawi, termasuk ACTH, β-
endorfin, dan zat kimia unik yang disekresikan oleh limfosit
Kronobiologi

Kronobiologi adalah ilmu yang mempelajari irama biologis yang


teratur pada organisme biologis
Beberapa macam irama ditemukan pada hampir semua fungsi
biologis, termasuk sekresi hormonal, sintesis
neurohormonal, sensitivitas reseptor, dan konsentrasi enzim
Siklus tidur bangun, kadar hormonal, temperatur tubuh, dan
siklus menstruasi merupakan contoh irama biologis pada
manusia
GENETIKA PERILAKU
Kemungkinan semua gangguan mental akhirnya akan terbukti
merupakan hasil dari interaksi antara pengaruh genetika dan
lingkungan
Lingkungan melalui mekanisme psikologis dan biologis dapat
mempengaruhi ekspresi gen
Ekspresi gen yang abnormal atau kegagalan ekspresi gen yang
normal merupakan jalur utama pada perkembangan penyakit
Pengaturan Gen oleh Hormon dan
Neurotransmiter
 Hormon steroid dan tiroid, dan neurotransmiter dapat
mengatur proses transkripsi pesan DNA ke dalam molekul
RNA
 Hormon steroid berikatan dengan reseptor intraselularnya,
selanjutnya komplex hormonal-reseptor berikatan dengan
elemen sisregulator tertentu, dan dapat mengaktivasi maupun
mengsupresi transkripsi suatu protein
 Neurotransmiter bekerja dengan cara yang mirip, terutama
dengan mengaktivasi protein kinase, yang selanjutnya
memfosforilasi dan dengan demikian mengaktivasi faktor
transkripsi
Model genetika
 Model gen utama tunggal: menghipotesiskan bahwa suatu gen
tunggal terlibat dalam transmisi sifat dan bahwa faktor
lingkungan minimal atau tidak ada
 Model poligenik- multifaktorial menyatakan bahwa dua atau
lebih gen terlibat dan bahwa faktor lingkungan adalah terlibat
dalam perkembangan fenotipe akhir
Contoh faktor lingkungan psikologis: pengalaman hidup yang
mungkin menginduksi stres, kecemasan, rasa kehilangan atau
perasaan bersalah
Contoh faktor lingkungan nonpsikologis: penyakit perinatal,
infeksi, trauma, nutrisi yang buruk dan obat obatan

Anda mungkin juga menyukai