Anda di halaman 1dari 26

Chronic Kidney

Disease (CKD)
Oleh :
Audyla Sri Putri
22004101091

Pembimbing :
dr. Rosida Fajariya, Sp.PD

KSM Ilmu Penyakit Dalam


RSUD SYARIFAH AMBAMI RATO EBU
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ISLAM
MALANG
2022
01.
Latar
Belakang
Latar Belakang
• Chronic Kidney Disease (CKD) → gangguan pada struktur atau fungsi ginjal yang
terjadi selama lebih dari 3 bulan, berdasarkan kelainan patologis dan etiologi yang
beragam, mengakibatkan penurunan fungsi ginjal yang progresif.

Etiologi

Sistemik Vaskular Gangguan Gangguan


glomerulus tubulointerstitial

• Stenosis arteri
renalis
• Vaskulitis
• DM
• Arteroemboli
• Hipertensi
• Nefrosklerosis
• Trombosis vena
renal
Latar Belakang
• Prevalensi CKD di seluruh dunia cukup tinggi
• Amerika serikat → tingkat mortalitas cukup tinggi, yaitu diatas 100 orang per
1000 pasien per tahun
• Kriteria CKD adanya kerusakan ginjal ≥3 bulan :

1. berupa kelainan struktural/fungsional, dengan/tanpa laju filtrasi glomerulus


dengan manifestasi kelainan patologis (radiologik → kista, massa,  scarring ,
atropi ginjal, dan histologik → kelainan pada hasil biopasi ginjal)
2. ditemukannya marker kerusakan ginjal : mikroalbuminuria,  proteinuria,
hematuria.
3. Glomerulus Filtration Rate (GFR), <60 mL/menit/1.73 m2
02.
Tinjauan
Pustaka
Definisi CKD
• Chronic Kidney Disease (CKD) → proses patofisiologi dengan beragam etiologi yang
mengakibatkan penurunan fungsi ginjal, berjalan secara kronis dan progresif. pada akhirnya terjadi
gagal ginjal terminal (GGT) / End State Renal Disease (ESRD)
• The National Kidney Foundation (NKF) Kidney Disease Outcome Quality Initiative
(K/DOQI) membagi beberapa definisi, yaitu :

1. Kerusakan ginjal selama ≥ 3 bulan


Kelainan struktur atau fungsi ginjal dengan atau tanpa penurunan Laju Filtrasi
Glomerulus (LFG), dengan salah satu manifestasi:
a. Kelainan patologi, atau
b. Petanda kerusakan ginjal, termasuk kelainan komposisi darah atau urine, atau
kelainan radiologi
Definisi CKD
2. LFG <60 ml/menit/1,73 m2 ≥ 3 bulan dengan atau tanpa kerusakan ginjal
3. CKD sebagai aKDIGO (Kidney Disease Improving Global Outcomes) 2012
mendefinisikan bnormalitas struktur atau fungsi ginjal yang terjadi > 3 bulan
disertai implikasi pada kesehatan.
Klasifikasi CKD
• Menurut (KDIGO) 2012 yang mengacu pada (NKF-QOL) 2002, diklasifikasikan
menjadi 5 stadium berdasarkan penurunan GFR :
Klasifikasi CKD
• Berdasarkan peningkatan albumin didalam urin, KDIGO 2012 clinical practice
guidelines for the evaluation and management chronic kidney disease mengklsifikasikan
CKD menjadi 3 kategori :

• Penghitungan GFR secara praktis dapat dihitung dengan rumus Cockroft-Goult:


LFG ml/min/1,73 m2:
Epidemiologi CKD

• WHO 2015 angka kejadian CKD diseluruh dunia mencapai


10% dari populasi

• Amerika serikat → tingkat mortalitas cukup tinggi, yaitu


diatas 100 orang per 1000 pasien per tahun

• Indonesia (PERNEFRI 2015) → 21.050 penduduk mengalami


CKD, Proporsi berdasarkan usia tertinggi pada usia 45–54
tahun. Tercatat 56.72% pasien baru dan 56.77% pasien lama.
Fakor Risiko CKD
• Beberapa faktor risiko yang dapat menimbulkan penyakit CKD
Etiologi CKD
• Umumnya 2 penyebab utama : Diabetes dan hipertensi.
• Diabetes → kerusakan pada banyak organ tubuh, termasuk ginjal, pembuluh darah,
jantung, serta saraf dan mata.
• Tekanan darah tinggi / hipertensi yang tidak terkendali → serangan jantung, stroke
dan penyakit ginjal kronik. Sebaliknya, penyakit ginjal kronik juga dapat menyebabkan
tekanan darah tinggi.

• Kondisi lain yang dapat mempengaruhi ginjal yaitu:


1. Glomerulonefritis → inflamasi dan kerusakan pada unit penyaring pada ginjal.
2. Penyakit bawaan → penyakit ginjal polikistik, dapat menyebabkan pembentukan kista
pada ginjal dan merusak jaringan di sekitarnya.
3. Lupus dan penyakit lain → mempengaruhi sistem kekebalan tubuh
4. Obstruksi → batu ginjal, tumor atau pembesaran kelenjar prostat pada pria serta
5. Infeksi saluran kencing yang berulang
Patofisiologi CKD
Tergantung pada penyakit awal yang mendasarinya

Pengurangan massa ginjal menyebabkan hipertrofi struktur dan fungsi dari nefron

Kompensasi oleh vasoaktif sitokin dan growth factor

hiperfiltrasiyang diikuti oleh peningkatan tekanan kapiler dan aliran darah glomerulus

akan mengaktifkan aktivitas RAAS yang diperantai oleh TGF- β

↑ RAAS berperan dalam terjadinya hipertensi dan ↑ permeablitisa glomerulus →
proteinuria, beberapa faktor : albuminuria, hyperlipidemia, hiperglikemia, hiperfosfatemia,
dan diabetes yang tidak terkontrol dapat ↑ progresifitas CKD, menyebabkan sclerosis dan
fibrosis glomerulus maupun tubulointerstitial
Patofisiologi CKD

• ↓ fungsi ginjal → permeabilitas glomerulus ↑ sehingga molekul protein menyebabkan albumin


bebas melewati membrane filtrasi.

• Fungsi filtrasi yang terganggu → akumulasi urea didalam darah (uremia)

• Hipertensi dapat timbul → kerusakan fungsional ginjal yang mengaktifkan pelepasan renin yang
mengubah menjadi angiotensin I dan oleh converting enzyme diubahangiotensin II. Timbul efek
vasokonstriksi yang ↑ tekanan darah
Patofisiologi CKD

• Hiperfosfatemia → ↓ GFR : eksresi folat meningkat dan fosfat akan berikatan dengan Ca 2+,
membentuk kalsium fosfat, akan mengendap menyebabkan nyeri sendi dan pruritus

• Asidosis metabolic → ↑ konsentrasi ion H+ dalam sel ginjal menyebabkan ↑ seksresi hydrogen
sedangkan sekresi kalium berkurang. Menyebabkan hyperkalemia.
Manifestasi Klinis
• Pada dasarnya gejala yang timbul pada CKD erat hubungannya dengan penurunan
fungsi ginjal, yaitu :

a. Kegagalan fungsi ekskresi, penurunan LFG, gangguan reabsorbsi dan sekresi di


tubulus. Akibatnya akan terjadi penumpukan toksin uremik dan gangguankeseimbangan
cairan, elektrolit serta asam-basa tubuh.
b. Kegagalan fungsi hormonal
• Penurunan eritropoetin
• Penurunan vitamin D3 aktif
• Gangguan sekresi renin
• Lain-lain
Manifestasi Klinis
• Keluhan dan gejala klinis yang timbul pada CKD hampir mengenai seluruh sistem :

1. Umum : lemah, malaise, letargi, apatis, penurunan kesadaran


2. Kulit : pucat, rapuh, gatal, bruising
3. Mata : fundus hipertensi, konjunctiva anemis
4. Jantung dan vaskuler : hipertensi, sindroma overload, gagal jantung, perikarditis uremik,
tamponade
5. Respirasi : efusi pleura, edema paru, nafas Kussmaul, pleuritis uremik
6. Gastrointestinal : anorexia, mual, muntah, gastritis, ulkus, kolitis, ilremik, perdarahan saluran
cerna
7. Ginjal : nokturia, poliuria, haus, proteinuria, hematuria
8. Darah : anemia, perdarahan akibat penurunan fungsi trombosit, defisiensi imun akibat
penurunan fungsi imunologis dan fagositosis
9. Endokrin : intoleransi glukosa, resistensi insulin, hiperlipidemia, penurunan kadar estrogen
Laboratorium

• Elektrolit serum, BUN, dan kreatinin - akan meningkat pada pasien dengan penyakit ginjal
kronis,dan hiperkalemia atau tingkat bikarbonat rendah dapat ada pada pasien dengan penyakit
ginjal kronis.

• CBC hitung - Anemia normokromik normositik umumnya terlihat pada penyakit ginjal kronis.

• Serum albumin - hipoalbuminemia karena hilangnya protein urin atau malnutrisi.

• Profil lipid - Sebuah profil lipid harus dilakukan pada semua pasien dengan penyakit ginjal kronis
karena risiko mereka terhadap penyakit kardiovaskular.

• Urinalisis - Sedimen urin menemukan sel darah merah, RBC gips, menunjukkan glomerulonefritis
proliferatiff atau infeksi saluran kemih.
Radiologi
• Plain x-ray abdomen - Terutama berguna untuk mencari batu radio-opak atau nefrokalsinosis

• Pyelogram intravena - Tidak umum digunakan karena potensi toksisitas dari kontras yang sering
tidak bisa melewati glomerulus, sehingga jarang dikerjakan; digunakan untuk mendiagnosa batu
ginjal

• USG ginjal – dapat mengamati kelainan struktural, seperti ukuran ginjal yang mengecil, kortex yang
menipis, adanya hidronefrosis atau batu ginjal, kista, massa, kalsifikasi.ginjal polikistik, juga dapat
diamati
Tatalaksana CKD
• Tatalaksana CKD tergantung pada derajat atau stadium dari penyakit tersebut. Tatalaksana sesuai
stadium
Tatalaksana CKD
• Dikutip dari KDOQI clinical practice guidelines for chronic kidney disease :

1. Pengobatan untuk Initiations Factors : faktor-faktor yang dapat menyebabkan


kerusakan ginjal secara langsung (DM, HT)
2. Pengendalian Keseimbangan Air dan Garam
• Pemberian cairan per 24 jam disesuaikan dengan produksi urine, yaitu produksi urin 24
jam ditambah 500 ml
• Asupan sodium < 90 mmol/hari atau < 2 g/hari (setara dengan NaCl 5 g) pada orang
dewasa
3. Diet Rendah Protein dan Tinggi Kalori
• Protein dibatasi 0.6-0.8 gram/kgBB/hari, rata-rata px CKD → 20-40 g
• Kebutuhan kalori minimal 35 kcal/kgBB/hari.
Tatalaksana CKD
4. Pengendalian Gangguan Keseimbangan Elektrolit dan Asam-Basa
• Hiperkalemia : diet K dibatasi 40-60 mEq/hari
• Asidosis metabolic : NaHCO3 iv/ p.o

5. Pengelolaan Hipertensi
• Diusulkan bahwa ARB atau ACE-I digunakan pada pasien DM dewasa dengan CKD
dan ekskresi albumin urin 30-300 mg/24 jam

6. Pencegahan dan Pengobatan Metabolic Bone Disease


• CKD berpengaruh terhadap regulasi Ca dan P, diet rendah phospat (800-1000 mg/hari),
p.ophospate binder.

7. Pengelolaan anemia
• Dilakukan pemeriksaanDL, dengan pemeriksaan panel anemia. Terapi eritropoetin
rekombinasi bisa diberikan pada pasien CKD yang menjalani HD atau CKD pra-HD.
Tatalaksana CKD
8. Deteksi Pengobatan Infeksi

9. Tatalaksana Pengobatan dan Kesselamatan Pasien


• Menghentikan sementara obat-obat yang berpotensi nefrotoksik dan diekskresi melalui
ginjal. KDIGO juga merekomendasikan untuk tidak menggunakan herbal pada CKD.

10. Persiapan dialysis dan Transplantasi


• Pasien CKD dan keluarganya sudah harus diberitahu sejak awal bahwa suatu saat akan
memerlukan HD. Pembuatan akses vaskuler sebaiknya sudah dikerjakan sebelum klirens
kreatinin dibawah 15 ml/menit. Dianjurkan pembuatan akses vaskuler jika klirens
kreatinin 20 ml/menit.
03.
Penutup
Kesimpulan

Chronic Kidney Disease adalah gangguan pada struktur atau fungsi ginjal yang terjadi selama lebih
dari 3 bulan, berdasarkan kelainan patologis dan etiologi yang beragam, mengakibatkan penurunan
fungsi ginjal yang progresif. Selanjutnya, gagal ginjal adalah suatu keadaan klinis yang ditandai
dengan penurunan fungsi ginjal yang irreversible pada suatu derajat yang memerlukan terapi pengganti
ginjal yang tetap, berupa dialysis atau transplantasi ginjal.
Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai