Anda di halaman 1dari 14

HEMATURIA

Clerekship Kelompok A
• Hematuria adalah didapatkannya sel-sel darah
merah di dalam urine.

Secara visual, hematuria dibedakan menjadi:


• Hematuria makroskopik adalah hematuria yang
secara kasat mata dapat dilihat sebagai urine
yang berwarna merah.
• hematuria mikroskopik adalah hematuria yang
secara kasat mata tidak dapat dilihat sebagai
urine yang berwarna merah tetapi pada
pemeriksaan mikroskopik diketemukan lebih dari
2 (dua) sel darah merah per lapangan pandang.
PATOFISIOLOGI
Hematuria dapat disebabkan oleh kelainan-kelainan yang
berada di dalam sistem urogenitalia atau kelainan yang
berada di luar sistem urogenitalia. Kelainan yang berasal
dari sistem urogenitalia antara lain adalah:
• Infeksi/inflamasi antara lain pielonefritis,
glomerulonefritis, ureteritis, sistitis, dan uretritis
• Tumor jinak atau tumor ganas yaitu: tumor Wilm,
tumor Grawitz, tumor pielum, tumor ureter, tumor
buli-buli, tumor prostat, dan hiperplasia prostat jinak.
• Kelainan bawaan sistem urogenitalia, antara lain : kista
ginjal dan ren mobilis
• Trauma yang mencederai sistem urogenitalia.
• Batu saluran kemih.
Kelainan yang berasal dari luar sistem
urogenitalia

• Kelainan pembekuan darah

• SLE (Systemic Lupus Erythematosus)

• Kelainan sistem hematologik yang lain.


GEJALA KLINIS
• Pasien dengan hematuria mikroskopik
biasanya dijumpai secara kebetulan, sewaktu
pasien tersebut melakukan pemeriksaan
urinalisis karena suatu indikasi atau pada saat
melakukan general check-up. Adapun pasien
dengan gross hematuria biasanya datang ke
dokter karena mendapati urine yang berwarna
merah atau datang karena keluhan tidak bisa
miksi karena adanya sumbatan bekuan darah.
PEMERIKSAAN DAN DIAGNOSIS
Anamnesis
• – Bagaimanakah warna urine yang keluar?
• – Apakah diikuti dengan keluarnya bekuan-
bekuan darah?
• – Di bagian manakah pada saat miksi urine
berwarna merah?
• – Apakah diikuti dengan perasaan sakit ?
• Kualitas warna urine dapat juga menolong
menentukan penyebab hematuria. Darah baru
yang berasal dari buli-buli, prostat, dan uretra
berwarna merah segar sedangkan darah lama
atau yang berasal dari glomerulus berwarna
lebih coklat dengan bentuk seperti cacing
(vermiform).
• Nyeri yang menyertai hematuria dapat berasal
dari nyeri di saluran kemih bagian atas berupa
kolik atau gejala iritasi dari saluran kemih
bagian bawah berupa disuria atau stranguria.
Pemeriksaan Fisik
• Pada pemeriksaan perhatikan adanya hipertensi yang
mungkin merupakan manifestasi dari suatu penyakit
ginjal. Syok hipovolumik dan anemia mungkin
disebabkan karena banyak darah yang keluar.
Diketemukannya tanda-tanda pendarahan di tempat
lain adalah petunjuk adanya kelainan sistem
pembekuan darah yang bersifat sistemik.
• Palpasi bimanual pada ginjal perlu diperhatikan adanya
pembesaran ginjal akibat tumor, obstruksi, ataupun
infeksi ginjal. Massa pada suprasimfisis mungkin
disebabkan karena retensi bekuan darah pada buli-buli.
Colok dubur dapat memberikan informasi adanya
pembesaran prostat benigna maupun karsinoma
prostat.
Pemeriksaan penunjang

• Pemeriksaan urinalisis
• Pielografi Intra Vena (PIV)
• Pemeriksaan USG
• Sistoskopi atau sisto-uretero-renoskopi
DIAGNOSIS BANDING
• Yakinkan dulu apakah seorang pasien menderita hematuria,
pseudo hematuria, atau perdarahan per-uretra. Pseudo
atau false hematuria adalah urine yang berwarna merah
atau kecoklatan yang bukan disebabkan sel-sel darah
merah. Keadaan ini dapat disebabkan oleh karena
hemoglobinuria, mioglobinuria, konsentrasi asam urat yang
meningkat, sehabis makan/minum bahan yang
mengandung pigmen tumbuh-tumbuhan yang berwarna
merah, atau setelah mengkonsumsi beberapa obat-obatan
tertentu antara lain: fenotiazina, piridium, porfirin,
rifampisin, dan fenolftalein. Perdarahan per-uretra adalah
keluarnya darah dari meatus uretra eksterna tanpa melalui
proses miksi, hal ini sering terjadi pada trauma uretra atau
tumor uretra.
KOMPLIKASI
• Retensi urine karena bekuan darah
• Infeksi
• Anemia yang berat, bila hematuria profus atau
berlangsung lama
PENATALAKSANAAN
• Jika terdapat gumpalan darah pada buli-buli yang
menimbulkan retensi urine, dicoba dilakukan kateterisasi
dan pembilasan buli-buli dengan memakai cairan garam
fisiologis, tetapi jika tindakan ini tidak berhasil, pasien
secepatnya dirujuk untuk menjalani evakuasi bekuan darah
transuretra dan sekaligus menghentikan sumber
perdarahan.
• Jika terjadi eksanguinasi yang menyebabkan anemia, harus
difikirkan pemberian transfusi darah.
• Jika terjadi infeksi harus diberikan antibiotika.
• Setelah hematuria dapat ditanggulangi, tindakan
selanjutnya adalah mencari penyebabnya dan selanjutnya
menyelesaikan masalah primer penyebab hematuria
Daftar Pustaka
Purnomo BB, Dasar-dasar Urologi, Edisi Kedua.
CV Sagung Seto, Jakarta, 2007, hal 153-156.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai