Anda di halaman 1dari 24

ANAMNESIS

BRAIN
NEOPLASM
INTRODUCTIONS
Tumor and cancers are
insidious disease that result
from uncontrolled growth of
abnormal cells in one or more With rapidly aging world
parts of body . population , widespread
oncogenic viruses and constant
environtment pollution and

Riwayat Penyakit Keluarga


Keluhan serupa saat ini (-)
HT (+ pada ibu), DM (-), Asma
(-),Aalergi (-), Peny. jantung (-),
Riwayat Sosial Ekonomi
Tumor (-)
• Pasien adlhmahasiswi
• Tinggal di rumah kost
• Jamkes dgn BPJS.
• (-) Merokok, (-) NAPZA.
• Jarang berolahraga.
Status Generalis
Pulmo
Normochest, (-) retraksi dada,
Mulut ves +/+, rho -/-, wheez -/-
5
Mukosa lembab, 4
Coated Tongue Cor
6 BJ 1-11 reg, murmur (-),
Mata gallop (-)
3
CA -/-, SI -/-, RC +/+
7 Abdomen
Kulit Rose spot (-), BU+,
Warna kulit sawo matang, 2 Supel, datar, Hepar Lien
lesi (-), sudamina (-), tidak teraba
NT Epigastrium VAS 4-5
Kepala 1
Normocephal, rambut hitam 8 Ekstremitas
distribusi merata, Akral hangat, edema -/-,
edema pada wajah (-) CRT <2s’
DEMAM
Intermitten Persisten

Kontinu
Remitten
DEMAM TIFOID?

Dengan gejala
demam > 7 hari,
Infeksi akut
Disebabkan gangguan
saluran
bakteri pencernaan,
pencernaan 
Salmonella thypIi dengan atau
usus halus
tanpa penurunan
kesadaran
Geographic distribution of Brain Neoplasm

Fitmaurice C, MD, MPH. Global, Regional and


ETIOLOGI
S. typhi, S. paratyphi A, S.
paratyphi B (S.Schotmuelleri)
dan S. paratyphi C
(S.Hirschfeldii).

Bakteri Gram-negatif, mempunyai


flagela, tidak berkapsul, tidak
membentuk spora. fakultatif
anaerob.

Antigen somatik (O) yang terdiri


dari oligosakarida, flagelar antigen
(H) yang terdiri dari protein dan
envelope antigen (K) yang terdiri
polisakarida.
Patofisiologi
Epitel usus
fagositosis
Lamina propria respons inflamasi
endotoxin (lokal,
sistemik,
multiplikasi Plaque Payeri komplemen)

Duktus torasikus
bakteriemi primer sirkulasi

Organ target RES (hati,limpa,ss.tl)


bakteriemi sekunder

Organ lain ( fenomena metastasis)


Patogenesis

Masa inkubasi Fase invasif Fase tifoid Penyembuhan

Asimtomatik Demam intermiten Demam menetap Karier


Nyeri kepala Bradikardi Relaps
Lesu,lelah Coated tongue
Tidak enak di perut Hepatomegali
Konstipasii Splenomegali
Diare Diare/konstipasi
Rose spot
Komplikasi
400C
370C

Hari 7-15 Hari 0 Hari 7 Hari 21

Mulai demam
Suspect
Case

DIAGNOSIS
Diagnosis Klinis
1
2

Naussea & Nyeri


Demam Anoreksia
Vomitting Abdomen

Hepato/sple Bradikardi
Nyeri Kepala Kelemahan
nomegali Relatif

Kesadaran
Insomnia Melena
Menurun
PEMERIKSAAN PENUNJANG

Pemeriksaan Darah tepi

 Anemia ringan – berat

 Leukositosis/Leukopenia

 Limfositosis

 Trombositopenia
Uji Serologis

Uji Widal Tes Tubex ELISA


Pemeriksaan bakteriologis dengan isolasi dan
biakan kuman

Diagnosis pasti demam tifoid dapat ditegakkan bila


ditemukan bakteri S. typhi dalam biakan dari
darah, urine, feses, sumsum tulang, cairan
duodenum atau dari rose spots

Spesifisitasnya tinggi, sensitivitas rendah, lamanya


waktu yang dibutuhkan (5-7 hari) serta peralatan yang
lebih canggih untuk identifikasi bakteri.
PENATALAKSANAAN

Non Medikamentosa:

Nutrisi:
TKTP rendah serat
Tirah Baring
Diet cair, bubur lunak,
tim, dan nasi biasa

Cairan Kompres Hangat


MEDIKAMENTOSA:

Simptomatik
• Antipiretik:
Paracetamol (10
mg/kg/kali peroral)
Antibiotik
MEDIKAMENTOSA

Sefalosporin
gen.III
Ceftriaxone
Cotrimoxazole
Chloramphenicol Dosis 100
(Trimetoprim : mg/kg/hari
50-100 mg/kg/hari Sulfametoxazole = Ampicillin dan IVdibagi dalam 1-2
dibagi menjadi 4 1:5) Amoxicillin dosis (5-7hari)
dosis Dosis Trimetoprim Dosis 100-200 Cefotaxim
IV cukup 50 10 mg/kg/hari dan mg/kg/hari dibagi
mg/kg/hari Sulfametoxzazole Dosis150-200
menjadi 4 dosis mg/kg/hari IV
Selama 10-14 hari 50 mg/kg/hari
dibagi dalam 2 (2 minggu) dibagi dalam 3-4
atau sampai 7 hari dosis.
setelah demam↓ dosis.
(2 minggu) Cefixime
Dosis10-15
mg/kg/hari peroral
(10 hari)
2
0
KOMPLIKASI

GI Track Non GI Track

• Perdarahan usus • Bronkitis dan


• Perforasi usus bronkopneumonia
• Peritonitis • Kolesistitis
• Typhoid ensefalopati
• Meningitis
• Miokarditis
• Karier kronik
PENCEGAHAN

Hindari minum air


Cuci tangan. yang tidak
dimasak.

Tidak perlu
Pilih makanan
menghindari
yang masih
buah dan
panas.
sayuran mentah.
Vaksin oral Ty 21a (kuman yang dilemahkan)
VAKSINASI
•Diberikan per oral 3x dengan interval pemberian selang sehari.
•Kontraindikasi: wanita hamil, menyusui, penderita imunokompromais, sedang demam, sedang
minum antibiotik, dan anak kecil 6 tahun.
•Diberikan pada anak berumur diatas 2 tahun.
•Lama proteksi dilaporkan 6 tahun.

Vaksin parenteral sel utuh (TAB vaccine)


•Mengandung sel utuh Salmonella typhi yang dimatikan
•Dosis untuk dewasa 0,5 mL; anak 6-12 tahun 0,25 mL; dan anak 1-5 tahun 0,1 mL yang
diberikan 2 dosis dengan interval 4 minggu.
•Kontraindikasi: pada keadaan demam, hamil, dan riwayat demam pada pemberian pertama.
•Vaksin ini sudah tidak beredar lagi, mengingat efek samping yang ditimbulkan dan lama
perlindungan yang pendek.

Vaksin polisakarida
•Vaksin yang mengandung polisakarida Vi dari bakteri Salmonella.
•Vaksin ini tersedia dalam alat suntik 0,5 mL yang berisi 25 mikrogram antigen Vi dalam buffer
fenol isotonik.
•Diberikan secara IM dan diperlukan pengulangan (booster) setiap 3 tahun.
•Kontraindikasi: pada keadaan hipersensitif, hamil, menyusui, sedang demam, dan anak kecil 2
tahun.
PROGNOSIS
Tergantung ketepatan terapi, usia, keadaan kesehatan sebelumnya, dan
ada tidaknya komplikasi.
• Di negara maju, dengan terapi antibiotik yang adekuat, angka
mortalitas <1%.
• Di negara berkembang, angka mortalitasnya >10%, biasanya karena
keterlambatan diagnosis, perawatan, dan pengobatan.
Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai