Anda di halaman 1dari 47

TOP TEN DISEASE

CAD

SERLYN S. K. TAEK (1308011010)

PEMBIMBING:

DR. LWRY, SP.JP

SMF/BAGIAN ILMU PENYAKIT DALAM

RSUD PROF DR W.Z YOHANES


FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS NUSA CENDANA


KUPANG
PENDAHULUAN
C
A
D
WHO
2012
7,4 juta
17,5 juta
(42,3%) PJK
orang di
dan 6,7 juta
dunia +
(38,3%) stroke

Riskesdas tahun 2013 -> PJK, yakni


sebesar 1,5 %.

65-74 tahun (3,6%)


Provinsi Nusa 75 tahun ke atas
Tenggara Timur (3,2%),
(4,4%) 55-64 tahun (2,1%)
dan 35-44 tahun
(1,3%)
IDENTITAS LAPORAN KASUS
 Nama : Ny. YB
 Umur : 67 tahun
 Jenis kelamin : Perempuan
 Pekerjaan : Tukang Tenun
 Alamat : Lembata
 Agama : Katolik
 Status pernikahan : Menikah
 Status Bangsa : Flores
 Pembayaran : JKN
 No.MR : 495656
 Ruang Perawatan : Cempaka
 Tangggal MRS IGD : 14 Juli 2017 (15.15 WITA)
 Tanggal MRS Ruangan: 14 Juli 2017 (18.50 WITA )
 Tanggal pemeriksaan : 17 Juli 2018 (14.00 WITA)
ANAMNESIS Keluhan Utama

Nyeri pada dada kiri


ANAMNESIS Riwayat penyakit sekarang
 Pasien MRS dengan keluhan nyeri pada dada kiri yang
dirasakan ± 20 menit, seperti terbakar. Nyeri yang dirasakan
tidak menjalar, rasa sesak maupun rasa dada tertekan
beban berat tidak dikeluhkan pasien. Keluhan nyeri dada
dirasakan tiba-tiba ketika pasien sedang menenun kain dan
berkurang dengan istirahat. Keluhan nyeri dada di sertai
muntah ± ≥ 10 x, muntah berisi lendir berwarna putih tanpa
makanan. Pasien juga mengeluhkan munculnya keringat
dingin ketika nyeri dada muncul, keluhan jantung berdebar –
debar tidak ada. Riwayat demam tidak dikeluhkan pasien.
Pasien mengatakan makan – minum seperti biasanya tidak
mudah lapar dan haus ataupun berkemih lebih sering,
namun pasien mengatakan mengalami penurunan berat
badan beberapa bulan ini. Aktivitas sehari – hari dapat
dilakukan sendiri. Pasien mengatakan sudah tiga hari belum
BAB namun masih bisa kentut. BAK tidak ada keluhan.
ANAMNESIS Riwayat penyakit terdahulu
 Keluhan nyeri dada baru dirasakan
pertama kali terjadi. Pasien memiliki
riwayat sakit TBC dan sudah minum OAT
(obat paket) ± 4 bulan. Riwayat
Hipertensi tidak diketahui. Riwayat sakit
diabetes tidak diketahui. Pasien
mengatakan tidak pernah minum obat
rutin sebelUm sakit TB.
Riwayat Pasien mengonsumsi obat paket OAT sudah ± 4
Pengobatan bulan .

Riwayat Tidak ada keluarga yang memiliki riwayat penyakit


penyakit yang sama.
keluarga

Riwayat
Kebiasaan merokok tidak ada namun pasien
Kebiasaan memiliki riwayat mengonsumsi alkohol (Moke)
sejak masih muda.
PEMERIKSAAN
FISIK Status Generalis

 Keadaan umum : Sakit sedang


 Kesadaran : Kompos mentis
 Tanda vital
 TD : 90/60 mmHg  Status Antropometri
 Respirasi : 22 x/menit  BB : 40 Kg
 Nadi : 67 x/menit  TB : 150 cm
 Suhu : 36,7 derajat Celcius  IMT : 17.77 kg/m ->
 SPO2 : 99 % Underweight

 VAS :0
PEMERIKSAAN
FISIK KEPALA DAN LEHER

 Kepala : Bentuk normal, rambut tidak mudah rontok, warna hitam,


edema wajah dan kepala (-)
 Kulit : Sianosis (-), ikterik (-), scar (-), lembab, turgor kulit baik.
 Mata : Konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-), edema palpebra (-/-
), pupil isokor, refleks cahaya langsung dan tidak langsung (+/+)
 Telinga : Deformitas daun telinga (-/-), nyeri tekan mastoid(-/-),
discharge(-/-)
 Hidung : Deviasi septum (-), sekret (-/-), epistaksis (-/-)
 Mulut : Bibir tampak kering, sianosis (-), pucat (-), perdarahan gusi (-),
plak putih (-), mukosa mulut tampak lembab, lidah bersih
 Leher : Pembesaran KGB dan pembesaran kelenjar tiroid (-), trakea
letak tengah, JVP R+3 cm H2O, penggunaan otot bantu nafas (-)
PEMERIKSAAN
FISIK THORAKS

 Paru-Paru Depan:
 Inspeksi : pergerakan napas simetris,pelebaran
Jantung
sela iga (-), tidak terlihat adanya jejas dan tanda
peradangan Inspeksi : ictus cordis terlihat di ICS 5
linea midclavicula sinistra
 Palpasi : taktil fremitus dextra = sinistra
Palpasi : ictus cordis teraba pada ICS 5
 Perkusi : sonor pada seluruh lapangan paru(+/+)
linea midclavicula sinistra, thrill (-)
 Auskultasi : vesikuler (+/+), wheezing (-/-), rhonki (-/-)
Perkusi :
 Paru-Paru Belakang:
 batas kanan jantung : ICS 4 linea
 Inspeksi : pergerakan napas simetris, pelebaran parasternal kanan
sela iga (-), tidak terlihat adanya jejas dan tanda
 batas kiri jantung : ICS 5 linea
peradangan,kelainan tulang belakang (-)
axilaris anterior sin
 Palpasi : taktil fremitus dextra = sinistra
Auskultasi : S1 - S2 reguler, Murmur (-),
 Perkusi : sonor (+/+) BJ tambahan (-) gallop (-)

 Auskultasi : vesikuler (+/+),wheezing (-/-),rhonki (-/-)


PEMERIKSAAN
FISIK THORAKS

 Paru-Paru Depan:
 Inspeksi : pergerakan napas simetris,pelebaran
Jantung
sela iga (-), tidak terlihat adanya jejas dan tanda
peradangan Inspeksi : ictus cordis terlihat di ICS 5
linea midclavicula sinistra
 Palpasi : taktil fremitus dextra = sinistra
Palpasi : ictus cordis teraba pada ICS 5
 Perkusi : sonor pada seluruh lapangan paru(+/+)
linea midclavicula sinistra, thrill (-)
 Auskultasi : vesikuler (+/+), wheezing (-/-), rhonki (-/-)
Perkusi :
 Paru-Paru Belakang:
 batas kanan jantung : ICS 4 linea
 Inspeksi : pergerakan napas simetris, pelebaran parasternal kanan
sela iga (-), tidak terlihat adanya jejas dan tanda
 batas kiri jantung : ICS 5 linea
peradangan,kelainan tulang belakang (-)
axilaris anterior sin
 Palpasi : taktil fremitus dextra = sinistra
Auskultasi : S1 - S2 reguler, Murmur (-),
 Perkusi : sonor (+/+) gallop (-)

 Auskultasi : vesikuler (+/+),wheezing (-/-),rhonki (-/-)


PEMERIKSAAN
FISIK
Abdomen & Ekstremitas

 Abdomen :
 Inspeksi : Perut datar, pelebaran vena (-)
 Ekstremitas :
 Auskultasi : Bising usus 9 kali/menit, kesan
normal.  Akral hangat, CRT< 2 detik, tidak
ditemukan edema pada
 Palpasi : Nyeri tekan epigastrium (-), Lien ekstremitas bawah, tidak
scuffner 0, hepar tidak teraba ditemukan tanda radang pada
 Perkusi : Tympani pada 9 regio sendi-sendi di ekstremitas atas
abdomen, liver span 9 cm maupun bawah.
PEMERIKSAAN
PENUNJANG
Darah Lengkap
Darah Lengkap
PEMERIKSAAN
PENUNJANG

 c
Electrokardiografi (EKG)
PEMERIKSAAN
PENUNJANG

14 Juli
2018
Irama sinus
HR 100 X/m
Normal Axis
ST elevasi di lead II,III, & AVF,
V1-V6 - > Kesan Infark miokard
akut Inferior dan anterior
Electrokardiografi (EKG)
PEMERIKSAAN
PENUNJANG

15 Juli
2018
Irama sinus
HR 75 X/m
Normal Axis
ST elevasi di lead II,III, & AVF,
V1-V6 - > Kesan Infark miokard
akut Inferior dan anterior
Electrokardiografi (EKG)
PEMERIKSAAN
PENUNJANG

16 Juli
2018
Irama sinus
HR 100 X/m
Normal Axis
ST elevasi di lead II,III, & AVF,
V1-V6 - > Kesan Infark miokard
akut Inferior dan anterior
Electrokardiografi (EKG)
PEMERIKSAAN
PENUNJANG

17 Juli
2018
Irama sinus
HR 100 X/m
Normal Axis
ST elevasi di lead II,III, & AVF,
V1-V6 - > Kesan Infark miokard
akut Inferior dan anterior
Foto Thorax PA
PEMERIKSAAN
PENUNJANG

Expertise : = KP takaktif +
Post Efusi S + Cor :
Normal
ANAM
PEMFIS
NESIS
Bangsal :
DIAGNOSA ISDN 3 x 5 mg,
Simvastatin 0-0-20 mg
Aspilet 1 x 80 mg
PEMERIKSAAN Clopidogrel 1 x 75 mg
PENUNJANG Allopurinol 300 mg 0 - 1 – 0
Natrium Diclofenat 2 x 25 mg (bila
nyeri)
STEMI Micardis 0 – 0 – 40 mg
Acarbose 3 x 100 mg
DMtipe2 OAT lanjut

TB ON OAT
TERAPI
ICCU :
IGD :
IVFD D5 % 500 cc/24 jam + drip
Bed Rest Ondancetron 8 mg/ 24 jam
O2 nasal canul 4 lpm Drip NE 0.05 meq/KgBB Via syiringe pump
IVFD NS 0.9 % loading 250 cc PO : ISDN 3 x 5 mg
Loxadin 3 x 1 Cth
Aspilet 80 mg 4 tablet Simvastatin 0-0-20 mg
CPG 75 mg 4 tablet Aspilet 1 x 80 mg
Clopidogrel 1 x 75 mg
Alprazolam 0.25 mg 0 - 0 -1
Allopurinol 300 mg 0 - 1 - 0
Inj. Levenox 2 x 0.4 cc (sc) slot 4,5
TINJAUAN PUSTAKA &
PEMBAHASAN
 Coronary artery disease (CAD)
merupakan penyakit jantung
yang paling sering terjadi yang
disebabkan oleh aterosklerosis.
DEFINISI
 Lesi dimulai pada lapisan dalam
arteri intima dan secara
progresif memengaruhi
keseluruhan dinding arteri,
termasuk media dan adventitia.
Beberapa faktor risiko dapat
mengintensifkan atau
memprovokasi atherosclerosis
melalui pengaruhnya pada low-
density lipoprotein (LDL) partikel
dan peradangan
PATOGENESIS
PATOGENESIS
PATOGENESIS
PATOGENESIS
PATOGENESIS
REFERAT
MDR

Serlyn S. K. Taek (1308011010)


Reynaldo ()

PEMBIMBING:
dr. Nikson E. Faot, Sp.P

SMF/BAGIAN ILMU PENYAKIT DALAM


RSUD PROF DR W.Z YOHANES
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS NUSA CENDANA
KUPANG
2018
FAKTOR RISIKO

x
KLASIFIKASI

AKUT

CAD STEMI NSTEMI UAP SKA

KRONIK
KASUS :
EKG menunjukkan ST -
STABLE AP ELEVASI

ST-Elevasi ST-Depresi EKG tidak spesifik


Troponin I Troponin I Troponin Normal
 Diagnosis STEMI perlu dibuat sesegera mungkin
melalui perekaman dan interpretasi EKG 12
sadapan, selambat-lambatnya 10 menit dari saat
pasien tiba untuk mendukung penatalaksanaan
yang berhasil.
 Gambaran EKG yang atipikal pada pasien dengan
tanda dan gejala iskemia miokard yang sedang
berlangsung menunjukkan perlunya tindakan
segera.
ANAMNESIS

Keluhan atipikal ini lebih


sering dijumpai pada
pasien usia muda
(25-40 tahun) atau usia
lanjut (>75 tahun), wanita,
penderita diabetes, gagal
ginjal menahun, atau
demensia

KASUS
1. nyeri dada kiri ± 20 menit, seperti terbakar.
2. tidak menjalar
3. rasa sesak maupun rasa dada tertekan beban berat
tidak dikeluhkan pasien
4. nyeri dada ketika aktivitas dan berkurang dengan
istirahat
5. muntah
6. keringat dingin
PEMFIS

Pada Pemeriksaan Fisik secara


umum dalam batas normal
kecuali disertai komplikasi dan KASUS DBN
atau komorbiditi
Semua pasien dengan keluhan
nyeri dada atau keluhan lain yang
mengarah kepada iskemia harus
menjalani pemeriksaan EKG 12
sadapan sesegera mungkin
sesampainya di ruang gawat
darurat.

rekaman EKG dibuat dalam 10 menit


sejak kedatangan pasien di ruang gawat
darurat. Pemeriksaan EKG sebaiknya
diulang setiap keluhan angina timbul
kembali.
M
A
R
K
E
R

Kreatinin kinase-MB (CK-MB)


atau
troponin I/T merupakan
marka nekrosis miosit
jantung dan menjadi marka
untuk diagnosis infark
miokard
TINDAKAN UMUM DAN LANGKAH
AWAL

 √
x O√
M orfin ksigen N √
√ A
itrit spirin
UGD

 Bed Rest
 O2 nasal canul 4
lpm
 IVFD NS 0.9 %
loading 250 cc
 ISDN 3 x 5 mg
 Aspilet 80 mg 4
tablet
 CPG 75 mg 4 tablet
Terapi reperfusi (sebisa mungkin berupa IKP primer)
diindikasikan apabila terdapat bukti klinis maupun
EKG adanya iskemia yang sedang berlangsung,
bahkan bila gejala telah ada lebih dari 12 jam
yang lalu atau jika nyeri dan perubahan EKG
tampak tersendat Inj. Lovenox 2
x 0.4 cc (sc)
Pemberian antikoagulan
disarankan untuk semua
pasien yang
mendapatkan terapi
antiplatelet (Kelas I-A).

Jika antikoagulan
diberikan bersama
aspirin dan clopidogrel,


terutama pada
penderita tua atau yang
risiko tinggi perdarahan,
target INR 2- 2,5 lebih
terpilih (Kelas IIb-B).


ICCU

 IVFD D5 % 500 cc/24 jam


+ drip Ondancetron 8
mg/ 24 jam
 Drip NE 0.05 meq/KgBB
Via syiringe pump
PO :
 ISDN 3 x 5 mg Alopurinol -> Hiperurisemia
 Loxadin 3 x 1 Cth Alprazolam -> anti cemas
 Simvastatin 0-0-20 mg Simvastatin -> Dislipidemia
 Aspilet 1 x 80 mg Loxadin -> konstipasi
 Clopidogrel 1 x 75 mg
 Alprazolam 0.25 mg 0 - 0
-1
 Allopurinol 300 mg 0 - 1 -
0
 Inj. Levenox 2 x 0.4 cc
(sc)
 ISDN 3 x 5 mg,
 Simvastatin 0-0-20 mg
 Aspilet 1 x 80 mg
 Clopidogrel 1 x 75 mg
 Allopurinol 300 mg 0 - 1 – 0
 Natrium Diclofenat 2 x 25
mg (bila nyeri)
 Micardis 0 – 0 – 40 mg

Micardis (ARB)
diberikan bukan
untuk Anti hipertensi
tetapi untuk proses
remodeling dan
untuk membantu
disfungsi LV
Terapi jangka panjang
 Kendalikan faktor risiko seperti hipertensi, diabetes, dan terutama merokok, dengan ketat
(Kelas I-B)
 Terapi antiplatelet dengan aspirin dosis rendah (75-100 mg) diindikasikan tanpa henti
(Kelas I-A)
 DAPT (aspirin dengan penghambat reseptor ADP) diindikasikan hingga 12 bulan setelah
STEMI (Kelas I-C)
 Pengobatan oral dengan penyekat beta diindikasikan untuk pasien-pasien dengan
gagal ginjal atau disfungsi ventrikel kiri (Kelas I-A)
 Profil lipid puasa harus didapatkan pada setiap pasien STEMI sesegera mungkin sejak
datang (Kelas I-C)
 Statin dosis tinggi perlu diberikan atau dilanjutkan segera setelah pasien masuk rumah
sakit bila tidak ada indikasi kontra atau riwayat intoleransi, tanpa memandang nilai
kolesterol inisial (Kelas I-A)
 ACE-I diindikasikan sejak 24 jam untuk pasien-pasien STEMI dengan gagal ginjal,
disfungsi sistolik ventrikel kiri, diabetes, atau infark aterior (Kelas I-A).
 Sebagai alternatif dari ACE-I, ARB dapat digunakan (Kelas I-B).
 Antagonis aldosteron diindikasikan bila fraksi ejeksi ≤40% atau terdapat gagal ginjal atau
diabetes, bila tidak ada gagal ginjal atau hyperkalemia (Kelas I-B).
KESIMPULAN

Telah dilaporkan pasien wanita 67 tahun dengan


diagnose STEMI. Diagnosa ditegakkan berdasarkan
anamnesis, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan
penunjang (pemeriksaan troponin I dan EKG). Pasien
mendapatkan terapi ISDN 3 x 5 mg, Loxadin 3 x 1 Cth,
Simvastatin 0-0-20 mg, Aspilet 1 x 80 mg, Clopidogrel 1
x 75 mg , Alprazolam 0.25 mg 0 - 0 -1, Allopurinol 300
mg 0 - 1 – 0, Inj. Levenox 2 x 0.4 cc (sc), OAT lanjut +
Neurodex 1 x 1, dan Acarbose 3 x 100 mg. Pasien
dirawat selama empat hari, dua hari perawatan di
ICCU dan dua hari di ruang perawatan biasa. Pasien
lalu dipulangkan dengan keluhan yang membaik dan
disarankan untuk kontrol tiga hari selanjutnya.
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai