CAD
PEMBIMBING:
Riwayat
Kebiasaan merokok tidak ada namun pasien
Kebiasaan memiliki riwayat mengonsumsi alkohol (Moke)
sejak masih muda.
PEMERIKSAAN
FISIK Status Generalis
VAS :0
PEMERIKSAAN
FISIK KEPALA DAN LEHER
Paru-Paru Depan:
Inspeksi : pergerakan napas simetris,pelebaran
Jantung
sela iga (-), tidak terlihat adanya jejas dan tanda
peradangan Inspeksi : ictus cordis terlihat di ICS 5
linea midclavicula sinistra
Palpasi : taktil fremitus dextra = sinistra
Palpasi : ictus cordis teraba pada ICS 5
Perkusi : sonor pada seluruh lapangan paru(+/+)
linea midclavicula sinistra, thrill (-)
Auskultasi : vesikuler (+/+), wheezing (-/-), rhonki (-/-)
Perkusi :
Paru-Paru Belakang:
batas kanan jantung : ICS 4 linea
Inspeksi : pergerakan napas simetris, pelebaran parasternal kanan
sela iga (-), tidak terlihat adanya jejas dan tanda
batas kiri jantung : ICS 5 linea
peradangan,kelainan tulang belakang (-)
axilaris anterior sin
Palpasi : taktil fremitus dextra = sinistra
Auskultasi : S1 - S2 reguler, Murmur (-),
Perkusi : sonor (+/+) BJ tambahan (-) gallop (-)
Paru-Paru Depan:
Inspeksi : pergerakan napas simetris,pelebaran
Jantung
sela iga (-), tidak terlihat adanya jejas dan tanda
peradangan Inspeksi : ictus cordis terlihat di ICS 5
linea midclavicula sinistra
Palpasi : taktil fremitus dextra = sinistra
Palpasi : ictus cordis teraba pada ICS 5
Perkusi : sonor pada seluruh lapangan paru(+/+)
linea midclavicula sinistra, thrill (-)
Auskultasi : vesikuler (+/+), wheezing (-/-), rhonki (-/-)
Perkusi :
Paru-Paru Belakang:
batas kanan jantung : ICS 4 linea
Inspeksi : pergerakan napas simetris, pelebaran parasternal kanan
sela iga (-), tidak terlihat adanya jejas dan tanda
batas kiri jantung : ICS 5 linea
peradangan,kelainan tulang belakang (-)
axilaris anterior sin
Palpasi : taktil fremitus dextra = sinistra
Auskultasi : S1 - S2 reguler, Murmur (-),
Perkusi : sonor (+/+) gallop (-)
Abdomen :
Inspeksi : Perut datar, pelebaran vena (-)
Ekstremitas :
Auskultasi : Bising usus 9 kali/menit, kesan
normal. Akral hangat, CRT< 2 detik, tidak
ditemukan edema pada
Palpasi : Nyeri tekan epigastrium (-), Lien ekstremitas bawah, tidak
scuffner 0, hepar tidak teraba ditemukan tanda radang pada
Perkusi : Tympani pada 9 regio sendi-sendi di ekstremitas atas
abdomen, liver span 9 cm maupun bawah.
PEMERIKSAAN
PENUNJANG
Darah Lengkap
Darah Lengkap
PEMERIKSAAN
PENUNJANG
c
Electrokardiografi (EKG)
PEMERIKSAAN
PENUNJANG
14 Juli
2018
Irama sinus
HR 100 X/m
Normal Axis
ST elevasi di lead II,III, & AVF,
V1-V6 - > Kesan Infark miokard
akut Inferior dan anterior
Electrokardiografi (EKG)
PEMERIKSAAN
PENUNJANG
15 Juli
2018
Irama sinus
HR 75 X/m
Normal Axis
ST elevasi di lead II,III, & AVF,
V1-V6 - > Kesan Infark miokard
akut Inferior dan anterior
Electrokardiografi (EKG)
PEMERIKSAAN
PENUNJANG
16 Juli
2018
Irama sinus
HR 100 X/m
Normal Axis
ST elevasi di lead II,III, & AVF,
V1-V6 - > Kesan Infark miokard
akut Inferior dan anterior
Electrokardiografi (EKG)
PEMERIKSAAN
PENUNJANG
17 Juli
2018
Irama sinus
HR 100 X/m
Normal Axis
ST elevasi di lead II,III, & AVF,
V1-V6 - > Kesan Infark miokard
akut Inferior dan anterior
Foto Thorax PA
PEMERIKSAAN
PENUNJANG
Expertise : = KP takaktif +
Post Efusi S + Cor :
Normal
ANAM
PEMFIS
NESIS
Bangsal :
DIAGNOSA ISDN 3 x 5 mg,
Simvastatin 0-0-20 mg
Aspilet 1 x 80 mg
PEMERIKSAAN Clopidogrel 1 x 75 mg
PENUNJANG Allopurinol 300 mg 0 - 1 – 0
Natrium Diclofenat 2 x 25 mg (bila
nyeri)
STEMI Micardis 0 – 0 – 40 mg
Acarbose 3 x 100 mg
DMtipe2 OAT lanjut
TB ON OAT
TERAPI
ICCU :
IGD :
IVFD D5 % 500 cc/24 jam + drip
Bed Rest Ondancetron 8 mg/ 24 jam
O2 nasal canul 4 lpm Drip NE 0.05 meq/KgBB Via syiringe pump
IVFD NS 0.9 % loading 250 cc PO : ISDN 3 x 5 mg
Loxadin 3 x 1 Cth
Aspilet 80 mg 4 tablet Simvastatin 0-0-20 mg
CPG 75 mg 4 tablet Aspilet 1 x 80 mg
Clopidogrel 1 x 75 mg
Alprazolam 0.25 mg 0 - 0 -1
Allopurinol 300 mg 0 - 1 - 0
Inj. Levenox 2 x 0.4 cc (sc) slot 4,5
TINJAUAN PUSTAKA &
PEMBAHASAN
Coronary artery disease (CAD)
merupakan penyakit jantung
yang paling sering terjadi yang
disebabkan oleh aterosklerosis.
DEFINISI
Lesi dimulai pada lapisan dalam
arteri intima dan secara
progresif memengaruhi
keseluruhan dinding arteri,
termasuk media dan adventitia.
Beberapa faktor risiko dapat
mengintensifkan atau
memprovokasi atherosclerosis
melalui pengaruhnya pada low-
density lipoprotein (LDL) partikel
dan peradangan
PATOGENESIS
PATOGENESIS
PATOGENESIS
PATOGENESIS
PATOGENESIS
REFERAT
MDR
PEMBIMBING:
dr. Nikson E. Faot, Sp.P
x
KLASIFIKASI
AKUT
KRONIK
KASUS :
EKG menunjukkan ST -
STABLE AP ELEVASI
KASUS
1. nyeri dada kiri ± 20 menit, seperti terbakar.
2. tidak menjalar
3. rasa sesak maupun rasa dada tertekan beban berat
tidak dikeluhkan pasien
4. nyeri dada ketika aktivitas dan berkurang dengan
istirahat
5. muntah
6. keringat dingin
PEMFIS
√
x O√
M orfin ksigen N √
√ A
itrit spirin
UGD
Bed Rest
O2 nasal canul 4
lpm
IVFD NS 0.9 %
loading 250 cc
ISDN 3 x 5 mg
Aspilet 80 mg 4
tablet
CPG 75 mg 4 tablet
Terapi reperfusi (sebisa mungkin berupa IKP primer)
diindikasikan apabila terdapat bukti klinis maupun
EKG adanya iskemia yang sedang berlangsung,
bahkan bila gejala telah ada lebih dari 12 jam
yang lalu atau jika nyeri dan perubahan EKG
tampak tersendat Inj. Lovenox 2
x 0.4 cc (sc)
Pemberian antikoagulan
disarankan untuk semua
pasien yang
mendapatkan terapi
antiplatelet (Kelas I-A).
Jika antikoagulan
diberikan bersama
aspirin dan clopidogrel,
√
terutama pada
penderita tua atau yang
risiko tinggi perdarahan,
target INR 2- 2,5 lebih
terpilih (Kelas IIb-B).
√
ICCU
Micardis (ARB)
diberikan bukan
untuk Anti hipertensi
tetapi untuk proses
remodeling dan
untuk membantu
disfungsi LV
Terapi jangka panjang
Kendalikan faktor risiko seperti hipertensi, diabetes, dan terutama merokok, dengan ketat
(Kelas I-B)
Terapi antiplatelet dengan aspirin dosis rendah (75-100 mg) diindikasikan tanpa henti
(Kelas I-A)
DAPT (aspirin dengan penghambat reseptor ADP) diindikasikan hingga 12 bulan setelah
STEMI (Kelas I-C)
Pengobatan oral dengan penyekat beta diindikasikan untuk pasien-pasien dengan
gagal ginjal atau disfungsi ventrikel kiri (Kelas I-A)
Profil lipid puasa harus didapatkan pada setiap pasien STEMI sesegera mungkin sejak
datang (Kelas I-C)
Statin dosis tinggi perlu diberikan atau dilanjutkan segera setelah pasien masuk rumah
sakit bila tidak ada indikasi kontra atau riwayat intoleransi, tanpa memandang nilai
kolesterol inisial (Kelas I-A)
ACE-I diindikasikan sejak 24 jam untuk pasien-pasien STEMI dengan gagal ginjal,
disfungsi sistolik ventrikel kiri, diabetes, atau infark aterior (Kelas I-A).
Sebagai alternatif dari ACE-I, ARB dapat digunakan (Kelas I-B).
Antagonis aldosteron diindikasikan bila fraksi ejeksi ≤40% atau terdapat gagal ginjal atau
diabetes, bila tidak ada gagal ginjal atau hyperkalemia (Kelas I-B).
KESIMPULAN