Anda di halaman 1dari 20

Diabetes Mellitus

Tipe 2
Nama kelompok :
Asriani Umbu Rambang 40118002
Grace Krisman 40118004
Rista Anjelita 40118010
Definisi Diabetes Mellitus Tipe 2

Diabetes mellitus adalah gangguan metabolisme yang


ditandai dengan peningkatan kadar gula yang
disebabkan oleh penurunan sekresi insulin (Asuhan
keperawatan gerontik, hal : 10).

Kadar glukosa darah secara normal berkisar antara


70-120 mg/dL. Diagnosis DM ditemukan apabila kadar
glukosa sewaktu >200g/dL atau gula darah puasa
>126 g/dL (Rencana asuhan keperawatan medikal-
bedah, hal : 160).
Anatomi Fisiologi Diabetes Mellitus Tipe 2

Hepar
Pankreas Ginjal
(Hati)
Etiologi DM tipe 2
Faktor risiko utama DM tipe 2 berdasarkan buku Keperawatan
Medikal Bedah vol. 2 edisi 5, hal : 656 adalah sebagai berikut :

• Genetik
• Obesitas
• Tidak ada aktivitas fisik
• Ras atau etnis `
• Gender
• Hipertensi
• Sindrom metabolik
• Usia
• Makanan
• Gaya hidup
Manifestasi Klinik

03
02
01 Polidipsi (banyak
Polifagia (banyak
makan)
minum)
Poliuria
(banyak kencing)
Patofisiologi
Penatalaksanaan Diabetes
Mellitus Tipe 2
Pemeriksaan Pemeriksaan Terapi Medis
Utama Penunjang
01 02 03

Terapi Latihan
Nutrisi Jasmani
04 Medis (Diit) 05
Kebutuhan Dasar Manusia
yang Terganggu
Asuhan
Keperawatan
Dasar
Pengkajian
Pengkajian dilakukan pada Ny. T di unit P. Sebatik pada hari
Sabtu, 1 Juni 2019 pukul 13.30 WIB. Ny. T berumur 55 tahun,
11 bulan, 9 hari dan lahir di Comal pada tanggal 20 Juni 1963.
Ny. T berjenis kelamin perempuan, pendidikan terakhir SD,
agama yang dianut adalah islam, pekerjaan sehari-hari sebagai ibu
rumah tangga, dan sudah menikah. Ny. T tinggal di Jln. Karet
Pasar Baru, rt 003/002 dan dirawat di Rumah Sakit TNI AL Dr.
Mintohardjo sejak 29 Mei 2019, pukul 20.45 WIB dengan nomor
rekam medis 194915. Ny. T tidak memiliki riwayat alergi
apapun, sudah pernah mendapat vaksin saat kecil yaitu hepatitis
B, polio, dan campak. Data didapat dari wawancara dan
pemeriksaan fisik. Diagnosa medis Ny. T adalah Diabetes
Mellitus Tipe 2.
Riwayat Kesehatan

1. Keluhan utama
Ny. T dirawat dengan keluhan awal mual dan muntah 5x
dalam sehari dan tidak nafsu makan

2. Riwayat penyakit
Dahulu : Ny. T sempat dirawat di RS TNI AL Dr. Mintohardjo
pada tahun 2013 dengan diagnosis Colic Abdomen. Ny. T
juga memiliki riwayat penyakit diabetes mellitus sejak 2
tahun yang lalu
Konsep Psikososial dan
Spiritual
Pasien mengatakan bahwa orang terdekatnya adalah Ny.L yaitu
anaknya, interaksi dan pola komunikasi dalam keluarga baik,
pembuat keputusan adalah suami pasien, kegiatan masyarakat
yang diikuti tidak ada karena sehari-harinya Ny. T membuka
warteg, dampak penyakit pada keluarga yaitu sumber
pemasukan ekonomi keluarga berkurang karena pasien harus
membayar biaya perawatan dan belum dapat berjualan kembali,
masalah yang mempengaruhi pasien adalah pasien tidak pernah
peduli terhadap jenis makanan yang dikonsumsi.
Pemeriksaan Fisik
Tanda-Tanda Vital
Kesadaran : compos mentis
Keadaan Umum : pasien TD : 130/70 mmHg
terlihat sakit ringan karena MAP : 90 mmHg
pasien dapat berkomunikasi Kesimpulan : adanya
dengan lancar dan dapat peningkatan cardiac ouput dan
mobilisasi secara mandiri, perfusi organ
namum pasien merasakan RR : 20x/ menit
nyeri dan mual, pasien Pola nafas : reguler
terpasang IV Kesimpulan : pola nafas
eupnea
GCS : 15 S : 36,1°C Axilla
M : 6; V : 5; E : 4 N : 63x/ menit arteri radiallis
Pemeriksaan Sistematis
Telinga
Kepala Hidung Leher
Wajah Mulut & Paru-paru
Mata bibir

Jantung Hepar Ekstremitas


Abdomen Ginjal

Anus
Eliminasi
Pemeriksaan Uji Saraf Kranial
Nervus Fascialis (N.VII)
Nervus Olfaktorius (N.I) Sensorik : pasien mampu menebak rasa
Sensorik : pasien mampu menebak aroma manis gula dan asin garam dengan menutup
kopi dan apel dengan menutup mata mata secara benar
Nervus Optikus (N.II) Motorik : pasien mampu mengerutkan
Sensorik : pasien mampu membaca huruf dahi, menunjukkan ekspresi marah, dan
yang ditunjuk dengan benar hingga jarak 1 tersenyum
meter Nervus Vestibulo-Akustikus (N.VIII)
Nervus Oculomotorius (N.III) Sensorik : pasien mampu menyebutkan
Motorik : saat diinstruksikan, mata pasien arah sumber suara saat menutup mata
mampu mengikuti gerakan vertikal dari yaitu telinga dextra
penlight Nervus Glossophryngeus (N.IX)
Nervus Trigeminus (N.V) Motorik : pasien mampu menunjukkan
Sensorik : pasien mampu menyebut dan refleks menelan
menunjuk dengan benar area yang disentuh Nervus Vagus (N.X)
oleh pemeriksa yaitu pipi sinistra dan dahi Motorik : pasien mampu menunjukkan
Motorik : pasien mampu menunjukkan refleks muntah
refleks mengunyah Nervus Accessorius (N.XI)
Nervus Abduscens (N.VI) Motorik : pasien mampu mengangkat bahu
Motorik : saat diinstruksikan, mata pasien dekstra dan sinistra
mampu mengikuti gerakan menyilang dari Nervus Hypoglossus (N.XII)
penlight Motorik : pasien mampu menjulurkan
lidahnya
No Tanda dan Gejala Etiologi Masalah

1. Data objektif : Ketidakmampuan Ketidakseimbangan


TD : 130/70 mmhg mengabsorbsi nutrien nutrisi : kurang dari
N : 63x/menit kebutuhan tubuh
RR : 20x/menit
T : 36,1 °C
Rambut pasien banyak yang rontok
Pasien hanya mampu menghabiskan
makan ⅓ porsi saja

Data subjektif :
Klien mengatakan mual dan muntah
pada saat sebelum dan sesudah
makan sebanyak 5x dalam sehari
Klien mengatakan tidak nafsu makan
Klien mengatakan badannya lemas

Diagnosa keperawatan :
Ketidakseimbangan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
ketidakmampuan mengabsorbsi nutrien yang ditandai dengan rambut pasien banyak
yang rontok dan klien mengatakan mual dan muntah pada saat sebelum dan sesudah
makan sebanyak 5x dalam sehari
No Intervensi Rasional Tujuan
Intervensi
Mandiri : - Distensi lambung dan atoni usus Setelah
- Kaji abdomen, perhatikan sering terjadi, mengakibatkan dilakukan
adanya bising usus dan penurunan bissing usus atau tindakan
karakternya, distensi bahkan tidak ada. Kembalinya manajemen
abdomen, dan laporan mual bising usus dan meredanya gejala nutrisi selama
menunjukan kesiapan untuk 3x24 jam,
penghentikan NG diharapkan
- Berikan perawatan mulut yang - Mengurangi stimulus muntah dan kebutuhan
sering meringankan membran mukosa nutrisi pasien
kering yang mengalami inflamasi dapat tercukupi
terkait dengan dehidrasi
pernafasan mulut ketika slang NG
terpasang
Kesimpulan
Diabetes mellitus adalah gangguan metabolisme yang ditandai dengan
peningkatan kadar gula yang disebabkan oleh penurunan sekresi insulin.
Diabetes mellitus memerlukan perawatan yang segera dan tepat sebelum
timbul komplikasi kronis mikrovaskuler, makrovaskuler, dan neuropatik.
Ny. T dengan diagnosa ketidakseimbangan nutrisi : kurang dari kebutuhan
tubuh akibat ketidakmampuan mengabsorsi nutrien yang ditandai dengan
klien hanya mampu menghabiskan ⅓ porsi makannya saja dan klien kurang
peduli pada jenis makanan yang dikonsumsi, perlu mendapatkan intervensi
edukasi untuk manajemen diit yang tepat dan benar agar kadar glukosa
darahnya kembali stabil.
Daftar Pustaka
Mawar, D. D. M. D. R., & Plagiarisme, S. P. B. (2012). Asuhan
keperawatan gerontik.
Betteng, R. (2014). Analisis faktor resiko penyebab terjadinya diabetes
melitus tipe 2 pada wanita usia produktif di puskesmas Wawonasa. Jurnal
e-Biomedik, 2(2).
Fatimah, R. N. (2015). Diabetes melitus tipe 2. Jurnal Majority, 4(5).
Mahmudin, A. (2012). Evaluasi manajemen mandiri karyawan penyandang
diabetes mellitus tipe 2 setelah mendapatkan edukasi kesehatan di PT
Indocement Tunggal Prakarsa Plantsite Citeureup. Depok : Perpustakaan
UI.
PERKENI. (2015). Konsensus pengelolaan dan pencegahan diabetes
melitus tipe 2 di Indonesia. Indonesia : PB PERKENI.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai