Anda di halaman 1dari 34

L/O/G/O

SEORANG LAKI-LAKI 44 TAHUN


DENGAN SUBARACHNOID
HEMORAGIK
Oleh: Walida Nur Habibah
J510185029

KEPANITRAAN KLINIK ILMU PENYAKIT SARAF


RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KARANGANYAR
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
Identitas
1 Nama : Tn. S

2 Alamat : Papahan, karanganyar

3 Usia : 44 tahun

4 Jenis Kelamin : Laki-laki

5 No.RM : 0038xxxx

6 Pekerjaan : Buruh
8
7 Tanggal masuk RS : 10 Juli 2019
ANAMNESIS
Keluhan Utama

Nyeri kepala
Riwayat Penyakit Sekarang
Nyeri kepala hebat, cekot-cekot, 2 hari

Mual, muntah 15x

Kaku di leher

Kejang

Kelemahan anggota gerak kiri


Riwayat Penyakit Dahulu

Riwayat stroke Diakui (2 thn)

Riwayat trauma kepala Disangkal

Riwayat Hipertensi Disangkal

Riwayat kejang Diakui

Riwayat diabetes mellitus Disangkal

Riwayat alergi obat Dsangkal

Riwayat penurunan kesadaran Disangkal


Riwayat Penyakit Keluarga

Riwayat stroke Disangkal

Riwayat Alergi Obat Disangkal

Riwayat Hipertensi Disangkal

Riwayat Diabetes Melitus Disangkal


Riwayat Kebiasaan

Riwayat merokok Diakui

Riwayat minum alkohol Disangkal

Riwayat olahraga teratur Disangkal

Riwayat makan berlemak Disangkal

Riwayat susah tidur Disangkal


Anamnesis Sistem

Sistem serebropinal Nyeri kepala, kejang

Sistem kardiovaskular dbn

Sistem respiratorius dbn

Sistem gastrourinarius Mual, muntah

Sistem muskuloskeletal Kelemahan anggota gerak kiri

Sistem integumentum dbn


PEMERIKSAAN FISIK
Status Generalis

Keadaan umum : Lemas

Kesadaran: Compos Mentis

Gizi : Kesan Cukup


Vital Sign

92x/menit 36.8 oC

Tekanan Nadi Respirasi Suhu


Darah Rate

100/60 18x/menit
mmHg
Kulit : dalam batas normal Telinga : dalam batas normal

Kepala : dalam batas normal Hidung : dalam batas normal

Wajah : dalam batas normal Mulut : dalam batas normal

Mata : dalam batas normal Leher : kaku kuduk (+)

Paru : dalam batas normal Jantung : dalam batas normal

Eks : dalam batas normal


Status Psikis
• Cara berpikir : baik
• Orientasi : baik
• Perasaan hati : baik
• Tingkah laku : baik, kooperatif
• Ingatan : baik
• Kecerdasan : baik
Status Neurologis

Kepala Dbn

Leher Kaku kuduk (+)

Nervi cranialis Dbn

Meningeal sign Kaku kuduk (+)

Kekuatan otot Sup: 5/4- inf: 5/4-


Reflek patologis Sup: -/- inf: -/-

Reflek fisiologi Sup: +/+ inf:+/+

Tonus Sup: N/N inf: N/N

Trofi Sup: eutrofi inf:eutrofi

Sensibilitas Dbn

Fungsi vegetatif Dbn


PEMERIKSAAN PENUNJANG
Laboratorium
HEMATOLOGI Hasil Nilai rujukan Satuan

Hemoglobin 11.2 14.00-18.00 g/dL

Hematokrit 33.5 42.00-52.00 %

Leukosit 8.73 5-10 10^3/uL

Trombosit 298 150-300 10^3/uL

Eritrosit 3.95 4,00-5,00 10^3/uL

MCV 84.9 82-92 fL

MCH 28.5 27,0-31,0 Pg

MCHC 33.5 32,0-37,0 g/Dl

neutrofil% 69.9 50-70 %

Limfosit% 19.2 25-40 %

Monosit% 6.6 3-9 %

Eosinofil % 4.0 0.5-5.0

Basofil % 0.3 0.0-1.0

RDW 15.1 11-16

KIMIA

Gula darah

Sewaktu 108 70-150 mg/100ml

Ginjal

Kreatinin 0.94 0.8-1.1 mg/100ml

Ureum 18 10-50 mg/dl


CT Scan

Kesan :
Subarachnoid hemmorrage
Infark lakuner pada centrum semiovale dextra
dan nukleus caudatus dextra
Lesi hipodens (densitas menyerupai LCS) pada
lobus temporoparietalis dextra cenderung
encephalomalasia
Gambaran aaging atrofi cerebri
EKG

Kesan : normal sinus rhythm


Skor Gajah Mada

• Penurunan kesadaran (-)


• Nyeri kepala (+)
• Reflek Babinski (-)

Stroke Hemoragik
Resume

Pemeriksaan Pemeriksaan
Anamnesis
Neurologi Penunjang

• Nyeri kepala hebat • Kaku kuduk (+) • Ct scan : SAH,


• Cekot-cekot • Kekuatan otot Encephalomalasia
(sup: 5/4- , inf:5/4-) • Skor gajah mada:
• 2 hari
stroke hemoragik
• Mual
• Muntah
• Leher kaku
• Kejang
• Kelemahan
anggota gerak kiri
Diagnosis

Hemiparese sinistra tipe UMN


Diagnosis Kejang
klinis Nyeri kepala
vomitus

Hemisferium cerebri dextra


Lobus frontotemporoparietalis dextra, centrum
semiovale dexra, nukleus caudatsu dextra,
Diagnosis
subarachnoid topis
a. Cerebri media et anterior

Stroke hemoragik (SAH)


Diagnosis Encephalomalasia
etiologi Epilepsi sekunder
Tatalaksana

Farmakologi

Inj. Mecobalamin Inj. Diazepam ½-1 Phenitoin 100 mg


Inf RL 20 tpm amp/ (tiap kejang)
500 mg/ 12 jam 3x1
Inj. Citicolin 500 Flunarizin 2 x 1
Inj. Santagesik 1 Clobazam 10 mg
mg/12 jam Asam folat 100 mg
amp/8 jam 1x1 (malam)
Inj. ranitidin 1 amp 0-1-0
Inj. Asam Ambroxol syrup
/12 jam Sukralfat syrup 3Xc1
tranexamat 500 3xcth1
mg/8 jam Eperison HCl 2x1/2

Non Farmakologi

Fisioterapi: leher, bicara, ekstremitas, mobilisasi


Prognosis

• Death : dubia ad malam


• Disease : dubia ad malam
• Disability : dubia ad malam
• Discomfort : dubia ad malam
• Dissatisfication : dubia ad malam
L/O/G/O

Thank You!
Anatomi
Definisi
Apendisitis infiltrat adalah proses radang
apendiks yang penyebarannya dapat
dibatasi oleh omentum dan usus-usus dan
peritoneum disekitarnya sehingga
membentuk massa (appendiceal mass).
Etiologi
• Fekalit
• hipertrofi jaringan limfoid
• sisa barium dari pemeriksaan roentgen
• diet rendah serat
• cacing usus termasuk ascaris.
• Trauma tumpul atau trauma karena
colonoscopy
Manifestasi klinis
• Appendisitis infiltrat didahului oleh keluhan appendisitis
akut yang kemudian disertai adanya massa
periapendikular.
• Gejala klasik apendisitis akut yaitu nyeri di daerah
umbilikus atau periumbilikus yang berhubungan dengan
muntah.
• Dalam 2-12 jam nyeri beralih kekuadran kanan, yang
akan menetap dan diperberat bila berjalan atau batuk.
• anoreksia, malaise, dan demam yang tidak terlalu tinggi
• konstipasi tetapi kadang-kadang terjadi diare
• Pada permulaan timbulnya penyakit belum ada keluhan
abdomen yang menetap. Namun dalam beberapa jam
nyeri abdomen kanan bawah akan semakin progresif.
Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan penunjang
• Pemeriksaan Laboratorium
• Pemeriksaan Radiologi
Foto polos abdomen.
USG atau CT Scan
Pemeriksaan Barium enema dan Colonoscopy
Tatalaksana
• Pada periapendikular infiltrat, dilarang keras membuka perut, tindakan
bedah apabila dilakukan akan lebih sulit dan perdarahan lebih banyak.
Terapi sementara untuk 8-12 minggu adalah konservatif saja
• Bila pada waktu membuka perut terdapat periapendikular infiltrat maka luka
operasi ditutup lagi, apendiks dibiarkan saja. Terapi konservatif pada
periapendikular infiltrat :
 Total bed rest posisi fawler agar pus terkumpul di cavum douglassi
 Diet lunak bubur saring
 Antibiotika parenteral dalam dosis tinggi, antibiotik kombinasi yang aktif
terhadap kuman aerob dan anaerob. Baru setelah keadaan tenang,
yaitu sekitar 6-8 minggu kemudian, dilakukan apendiktomi.
• Massa apendiks dengan proses radang yang masih aktif sebaiknya
dilakukan tindakan pembedahan segera setelah pasien dipersiapkan,
karena dikuatirkan akan terjadi abses apendiks dan peritonitis umum.
Komplikasi
• Peritonitis generalisata
• Pelvic Abscess
• Subphrenic absess
• Intra peritoneal abses lokal.

Anda mungkin juga menyukai