Anda di halaman 1dari 15

Penyusun Kelompok 5

 M. Taufiqurahman

 M. Hani Arrifa’I

 Malik

 Rama Cakraningrat
A. Entitas Penyeimbang dan Mitra Negara
B. Kebebasan Individu & Stabilitas Masyarakat
C. -
D. Ruang Politik & Kebebasan Publik
E. Individu sebagai Sumber Kebebasan Politik
Masa Orde Baru : Stabilitas Nasional yang semu.

- Gerakan Rakyat di muka umum


sebagai ancaman.
- Medsos terkunci kuat.
- Media Cetak diam seribu bahasa
- Parlemen hanya tahu kata SETUJU
- Bebas menyampaikan aspirasi.
- Sosial Kontrol Negara
- Gagasan masyarakat sipil
mendapat tempat penting
di publik.
“Masyakat Madani (Al-Mujtama Al-Madani)”
Tahun 1990an Anwar Ibrahim,
Merumuskan masyakat madani
Adalah masyarakat yang ber-
Moral & menjamin keseimba-
ngan antara kebebasan indivi-
du dan stabilitas masyarakat.
 Adanya Ruang Publik yang Luas.
 Demokrasi
 Toleransi
 Pluralisme
 Keadilan social
 Terintegrasinyaindividu dan kelompok.
 Menyebarnya kekuasaan sehingga kepentingan –
kepentingan yang mendominasi dalam
masyarakat dapat dikurangi oleh kekuatan –
kekuatan alternatif.
 Terjembataninya kepentingan individu dan
negara.
 Meluasnya kesetiaan (loyalty) dan kepercayaan
(trust).
 Adanya pembebasan masyarakat melalui kegiatan
lembaga – lembaga sosial.
1. Kebebasan agama.
2. Persaudaraan seagama & keharusan untuk
solidaritas yg tinggi terhadap sesama.
3. Persatuan politik dalam meraih cita-cita bersama.
4. Saling membantu sesama anggota masyarakat.
5. Persamaan hak & kewajiban warga negara.
6. Persamaan di depan hukum bagi setiap warga
negara.
7. Penegakan hukum.
8. Memberlakukan hukum adat yg tetap berpedoman
kpd keadilan & kebenaran.
9. Perdamaian dan kedamaian.
10. Pengakuan hak atas setiap atau invidu.
 Campur tangan negara terhadap sipil harus
jelas.
 Kebhinekaan Toleransi.
 NKRI harga mati !!!
 Radikalisme.
 Medsos yang kebablasan.
 Gagasan masyarakat sipil memberikan jarak
yang tegas antara masyarakat sipil dengan
kekuasaan. Jarak tersebut mewadahi
independensi peran masyarakat sipil dalam
setiap kebijakan yang sesuai dengan aspirasinya.
Kebijakan tersebut secara umum merupakan
indikasi terpenuhinya tiga hak yang utama, yaitu
1. Kehidupan
2. Kebebasan
3. Kepemilikan
 Mekanisme politik yang berlangsung dalam
masyarakat sipil adalah mekanisme publik.
Kekuasaan dalam bentuk negara adalah
penyerahan publik yang larut dalam fungsinya
sebagai masyarakat. Jika ada kekuasaan negara,
maka kekuasaan tersebut tidak dimiliki secara
individual atau segelintir individu yang ada pada
jajaran kekuasaan.

 Penyelewengan atas persyarat tersebut


mengakibatkan munculnya state of war ( kondisi
perang ), atau kondisi politik yang tak henti-
hentinya dirundung chaos.
 maka pihak kekuasaan dalam lembaga negara atau
atasan dalam hubungan budak - tuan, harus
menempatkan diri sebagai bagian dalam dari warga
negara. Sedangkan konstitusi dan hukumlah yang
menjadi warga negara.

 Tujuan penciptaan dasar negara adalah menciptakan


ruang politik yang memungkinkan kebebasan publik
terwadahi. Itulah makna perlindungan pada hak-
hak sipil

 Terkait dengan upaya menciptakan ruang politik


yang bebas dominasi maka pilihannya ada pada
individu.

 Ruang bebas politik terhampar sebagai pilihan yang


ada pada dasarnya jika manusia kembali pada
kondisi alamiahnya, maka ia memilih untuk bebas.
 Pengakuan atas peran rasio dalam mendukung
peran masyarakat sipil mampu menembus
moralitas dan memunculkan efek kebaikan
dalam kehidupan. Dan rasionalitaslah yang
melahirkan ide" tentang kebebasan.

 Kebebasan merupakan model kekuasaan ideal


yang harus diterapkan oleh masyarakat politik.
Dan hadirlah kekuasaan dari upaya individu
untuk menyatukan visi mereka dalam sebuah
komunitas.
 Kebebasan adalah kekuasaan, dalam arti
kekuasaan yang mampu menata pikiran dan
gerak tingkah-laku seseorang sesuai dengan
pilihannya.
 Locke menegaskan bahwa tidak relevan
untuk menyatakan bahwa manusia
"berkehendak untuk bebas", karena kehendak
kebebasan adalah bagian integral tak
terpisah dari individu. Konsekuensinya,
kekuasaan bergerak pada latar subtantif dan
bukan sekedar milik seseorang.
 Pikiran individu melatari pemikiran akan kebebasan,
dan kebebasan lebih bersifat hakiki dan tidak
memiliki relavansi dengan kenyataan hegemonik dan
tiranik. Bebas disini adalah bebas bertindak dan
berfikir berdasarkan keputusan pribadi. Dan
kebebasan prinsipal merupakan kebebasan yang
bersumber pada pikiran.

 Kebebasan integral yang dimiliki individu memiliki


efek pada upaya dan kerjakerasnya untuk
memperoleh hasil dari alam. Publik menjadi wasit
yang berhak mengevaluasi sejauh mana kekuasaan
menjalankan perannya dengan baik. Dan masyarakat
sipil berhak membentuk asosiasi publik yang bertugas
menjadi penengah, karena pada tataran politis
kekuasaan tersebut tidak berdiri secara otonom,
melainkan terkait dengan entitas masyarakat sipil.

Anda mungkin juga menyukai