Analisa Frekuensi
Sistem hidrologi kadang-kadang dipengaruhi oleh peristiwa-peristiwa yang
luar biasa (ekstrim), seperti hujan lebat, banjir, dan kekeringan. Besaran
peristiwa ekstrim berbanding terbalik dengan frekuensi kejadiannya,
peristiwa yang luar biasa ekstrim kejadiannya sangat langka. Dalam
menghitung analisa frekuensi hujan ini menggunakan 2 metode antara lain
Metode Gumbell dan Metode log Pearsson
Metode Gumbell
Reduced Variate YT sebagai fungsi kala ulang
Reduced Standar Deviation (Sn)
Reduced Mean (Yn)
Metode Log Pearsson
Faktor Frekuensi G
Curah Hujan Regional
Ada 3 macam cara yang berbeda dalam menentukan tinggi curah hujan
rata-rata pada areal tertentu dari angka-angka curah hujan di beberapa
titik pos penakar atau pencatat
Bagian-bagian daerah AA, AB, … An ditentukan dengan cara sebagai berikut :
Poligon Thiessen
C. Cara Isohiet
Luas bagian daerah antara 2 garis isohiet yang berdekatan diukur dengan
planimeter. Demikian pula harga rata-rata dari garis-garis isohiet yang
berdekatan yang termasuk bagian-bagian itu dapat dihitung. Curah hujan
daerah itu dapat dihitung menurut persamaan sebagai berikut :
Cara ini adalah cara rasional yang terbaik jika garis-garis isohiet dapat
digambar dengan teliti. Akan tetapi jika titik-titik pengamatan itu banyak
dan variasi curah hujan di daerah bersangkutan besar, maka pada
pembuatan peta isohiet ini akan terdapat kesalahan pribadi si pembuat
data.
Peta Isohiet
Intensitas Curah Hujan
Intensitas curah hujan adalah jumlah curah hujan yang dinyatakan dalam
tinggi hujan atau volume hujan tiap satuan waktu, yang terjadi pada satu
kurun waktu air hujan terkonsentrasi. (Sumber : Wesli 2008)
Debit air hujan (limpasan) adalah volume aliran yang terjadi di permukaan
tanah yang disebabkan oleh turunnya hujan dan terkumpulnya
membentuk suatu aliran. Aliran ini dipengaruhi oleh beberapa faktor yang
saling mempengaruhi yaitu jenis permukaan tanah, luas daerah limpasan,
dan intensitas curah hujan. Debit air hujan ini dapat dihitung dengan
menggunakan rumus :
Koefisien Pengaliran
Debit Air Limbah Buangan adalah semua cairan yang dibuang, baik yang
mengandung kotoran manusia maupun yang mengandung sisa-sisa proses
industri.
Air Buangan dapat dibagi menjadi 4 golongan, yaitu :
• Air Kotor : Air buangan yang berasal dari kloset, peturasan, bidet dan
air buangan yang mengandung kotoran manusia yang berasal dari alat-
alat plambing.
• Air Bekas : Air buangan yang berasal dari alat-alat plambing lainnya
seperti bak mandi, baik cuci tangan, bak dapur dan lain-lain.
• Air Hujan : Air buangan yang berasal dari atap bangunan, halaman dan
sebagainya.
• Air Buangan Khusus : Air buangan yang mengandung gas, racun atau
bahan-bahan berbahaya seperti berasal dari pabrik, air buangan
laboratorium, tempat pengobatan, tempat pemeriksaan di rumah sakit,
rumah pemotongan hewan, air buangan yang bersifat radioaktif yang
dibuang dari pusat Listrik Tenaga Nuklir.
Debit air limbah rumah tangga didapat dari 60% - 70% suplai air bersih
setiap orang, diambil debit limbah rumah tangga 70% dan sisanya dipakai
pada proses industri, penyiraman kebun-kebun dal lain-lain. Debit air kotor
ini dapat dihitung menggunakan rumus :
Bulan
Tahun
Jan Feb Maret April May Jun Jul August Sept Oct Nov Dec
1996 263,73 393,64 227,93 113,42 125,97 92,81 97,78 151,71 98,62 98,72 142,47 126,41
1997 161,46 152,12 142,80 145,88 235,80 16,26 21,02 29,75 0,00 3,76 88,95 202,03
1998 331,23 266,88 550,34 264,85 230,25 172,94 127,53 171,90 102,97 122,61 153,55 281,91
1999 320,46 296,12 272,38 89,24 193,40 52,86 98,81 118,21 83,19 273,24 187,69 302,22
2000 251,70 219,93 214,71 237,03 80,49 122,39 147,94 40,20 107,60 214,97 323,22 315,33
2001 328,79 342,68 157,56 125,52 223,22 66,82 93,49 17,95 61,32 208,47 263,11 304,17
2002 374,43 156,29 387,54 278,41 143,40 60,40 174,54 30,88 10,48 33,24 106,62 102,62
2003 182,69 288,74 269,51 111,16 69,33 20,78 12,81 13,49 60,30 46,77 35,63 79,68
2004 153,69 201,70 204,98 142,28 131,90 74,31 52,20 31,26 36,54 59,05 90,53 158,05
2005 529,34 346,50 360,22 203,31 105,17 205,49 72,65 106,58 270,91 238,05 222,77 162,18
2006 443,54 328,01 450,81 369,68 270,39 75,47 72,65 0,00 0,00 62,85 181,40 271,49
Rerata 303,73 272,05 294,43 189,16 164,48 87,32 88,31 64,72 75,63 123,79 163,27 209,64
PR :
Diketahui data seperti diatas, coba lakukan analisa hidrologi
sampai ketemu debitnya
Desain Saluran
Debit aliran yang sama dengan debit akibat hujan, harus dialirkan pada
saluran bentuk persegi, segitiga, trapesium, dan setengah lingkaran untuk
drainase muka tanah (surface drainage).
Dimensi Saluran
A. Penampang Persegi
• Luas Penampang (A) = B x H
= 2H x H
= 2H2 (m)
• Keliling Basah (P) = B + 2H
= 2H2 + 2H (m)
Kemiringan Saluran
Jagaan saluran adalah jarak vertikal dari puncak saluran ke permukaan air
pada kondisi rancang. Jarak ini harus cukup untuk mencegah gelombang
atan kenaikan muka air yang melimpah ke tepi. Untuk menghitung sebuah
jagaan biasa menggunakan rumus sebagai berikut