Anda di halaman 1dari 10

TUGAS ORKESBUD II

“ MAKALAH TENIS MEJA ”

NAMA : GUNTUR
NPM : 15311327

FAKULTAS TEKNIK SIPIL


UNIVERSITAS BANDAR LAMPUNG
2016
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat dan
hidaya-Nya maka makalah yang berjudul “ TENIS MEJA “ ini dapat saya selesaikan tepat pada
waktunya.
Dengan demikian saya berharap dengan di susunnya makalah ini kualitas pendidikan di
SMA ini semakin meningkat terutama di bidang pengetahuan tentang tenis meja, akan tetapi saya
memerlukan masukan atau saran dan kritik dari pembaca, atas dukungannya baik berupa material
atau pun moril.
Saya menyadari bahwa makalah yang saya susun tentang tenis meja ini masih banyak
terdapat kesalahan dan kekurangan baik dari segi penyusunan maupun isinya, oleh sebab itu saya
menucapkan terima kasih jika ada pihak yang memberikan kritik yang sifatnya membangun demi
kesempurnaan makalah ini. Semoga makalah ini bermanfaat bisa menambah pengetahuan bagi
kita semua.

Penyusun,
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Pentingnya olahraga dirasakan oleh manusia dalam aktivitasnya sehari-hari sehingga
semua laporan masyarakat ikut serta didalamnya. Olahraga banyak macamnya salah satu
diantaranya olahraga bidang tenis meja. Tenis meja merupakah salah satu cabang olahraga yang
banyak penggemarnya, tidak terbatas pada tingkat usia remaja, tetapi juga anak-anak dan orang
tua, pria atau wanita cukup besar peminatnya. Hal ini disebabkan karena olahraga yang satu ini
tidak terlalu rumit untuk diikuti.

Pada dasarnya olahraga tenis meja merupakan olahraga yang berskala internasional,
banyak negara yang ikut berperan dalam olimpiade atau pesta olahraga dunia, bahkan pada tahun
1977 kurang lebih 75 negara ikut bertanding di Bermingham (Inggris)..
BAB II
SEJARAH TENIS MEJA

A. Sejarah Tenis Meja

Berawal dari sebuah permainan yang bersifat rekreasi, ping pong atau tenis meja menjadi
olahraga serius yang turut dilombakan di ajang Olimpiade. Peminatnya pun tak sebatas pada para
atlet tenis meja, tetapi merambah juga hingga ke klub atau perkumpulan nonformal di
masyarakat.

Sejarah tenis meja sendiri berawal di Inggris. Situs pongworld menyebutkan bahwa ping pong
dimulai sebagai hobi sosial di Inggris yang mencuat akhir 1800-an. Meja makan dan bola yang
terbuat dari gabus menjadi perangkat pertama yang digunakan. Boleh jadi mereka menyebut
permainan itu sebagai gossima, flim-flam, atau ping pong.

Hasilnya, terbentuklah Federasi Tenis Meja Internasional (ITTF) yang terdiri atas 140 negara
anggota pada 1926. ITTF juga menjadi sponsor individu dan tim yang bermain di kejuaraan
dunia yang diselenggarakan dua tahun sekali.
BAB III
PENGERTIAN, SERVICE, TEKNIK , STRATEGI,

A. Pengertian Tenis Meja


Yang dimaksud dengan tenis meja adalah suatu permainan yang menggunakan meja sebagai
lapangan yang dibatasi oleh jaring (net) yang menggunakan bola kecil yang terbuat dari celluloid
dan permainannya menggunakan pemukul atau yang disebut bet.

B. Alat dan Fasilitas Tenis Meja


Adapun alat dan fasilitas yang digunakan adalah sebagai berikut :

 Meja berbentuk persegi panjang dengan ukuran panjang 274 cm, lebar 152,5 cm, dan
tinggi 76 cm.
 Jaring (net) termasuk tali pengantungnya dengan panjang 183 cm, dan tinggi 15,25 cm.
 Bola berbentuk bulat, terbuat dari bahan celluloid atau plastik, berwarna putih atau pudar,
diameternya 37,2 mm atau 38,2 mm, dengan berat 2,40 gram atau 5,50 gram.
 Bet atau Raket tebuat dari kayu sama tebal, latar dan kayu, permukaan berwarna gelap
dan pudar, bila daun pemukul dilapisi dengan karet berbintik dan menonjol keluar dan
tebal seluruhnya tidak lebih dari 2 mm.

C. Taktik dan Strategi Tenis Meja

 Taktik

Taktik adalah siasat utuk menghadapi permainan lawan, dengan tujuan untuk dapat
memenangkan permainan.

 Strategi

Strategi adalah siasat yang bersifat umum, menyeluruh, dan menyangkut banyak segi. Dalam
strategi bermain banyak mencangkup unsur yaitu pertama menganalisis kekurangan sendiri, yang
kedua menganalisis kepada pihak lawan.

D. Pengertian Service
Service adalah suatu pukulan yang dilakukan untuk memulai atau membuka permainan dengan
tiap bagian alat pemukul memulai bagian atas net, setelah bola dilambungkan pada daerah
service.

a. Macam-macam Service

Di dalam permainan tenis meja ada 2 macam service yaitu


1. Service Forehand
Service Forehand adalah service yang dilakukan dengan bagian depan bet/raket, di sebelah kanan
badan bagi seorang pemain yang memegang bet dengan tangan kanan atau sebelah kiri badan
bagi seorang pemain kidal.
2. Service Backhand
Service Backhand adalah Service yang dilakukan dengan menggunakan bagian belakang kepala
bet/raket.

b. Tehnik service forehand dan tehnik Backhand

Adapun cara melakukan service forehand dan service backhand adalah sebagai berikut
1. Tehnik Service Forehand

 Posisi Kaki, Service forehand memiliki sikap dasar badan agak condong ke arah meja,
dengan pengertian bahwa kaki kiri berada di depan, (bagi yang tidak kidal).
 Posisi Lengan, Lengan atas membentuk sudut kecil dengan tubuh lengan bahwa
mengarah ke bawah.
 Posisi Bet, Saat melakukan service bet terbuka, maksud dari bet terbuka adalah waktu
perkenaan bola posisi bagian depan bet menghadap ke depan.
 Gerakan service dilakukan dari bawah ke atas, dari kanan ke kiri, dari belakang ke depan.
Lengan bawah mengkhiri gerakanya di depan dahi. Jadi selama melakukan pukulan
lengan bawah membentuk sudut lebih kecil.

2. Tehnik Service Backhand

 Sikap Posisi Kaki, Kedua kaki berdiri paralel dengan meja.


 Sikap Lengan, Lengan mengarah ke depan, lengan bawah membentuk sudut yang lebih
besar. Tangan yang memegang bet lebih dekat dengan tubuh dari pada siku.
 Posisi Bet, Selama melakukan service bet terbuka. Pada waktu melakukan service posisi
bagian depan bet menghadap ke depan.
 Gerakan Service, Gerakan service dilakukan dari belakang ke depan, dari kiri ke kanan,
dan dari atas ke bawah.
 Pengembalian Bola, Dalam usaha mengembalikan bola pada dasarnya adalah tidak
memberikan kesempatan pada para pemain untuk mematikan bola tersebut.

Selain dari kedua dasar dan gerakan service yang disebutkan di atas maka terdapat beberapa hal
lagi yang perlu diperhatikan dalam melakukan service forehand dan service backhand
diantaranya yaitu :

1) Pandangan
Pada pelaksanaan service kita hendaknya melihat arah bola lambung karena kita menginginkan
bola yang dipukul dapat melambung dengan baik dan akurat.

Service merupakan serangan pertama di dalam permainan tenis meja sebab dengan service yang
baik serta pandangan dimana kita mengetahui tempat-tempat yang sulit dikembalikan oleh pihak
lawan akan menghasilkan nilai (point).
2) Melempar bola ke atas
Melempar bola ke atas dalam setiap jenis service merupakan syarat yang terpenting di dalam
peraturan tenis meja. Bola yang tidak dilambungkan akan dianggap tidak syah atau service
gagal, karena melempar bola merupakan tahapan pertama yang selanjutnya disusun dengan
memukul bola

3) Ayunkan tangan pada saat memukul bola


Ayunan tangan yang baik sangat diperlukan sekali di dalam menyajikan service, karena ayunan
tangan merupakan gerakan awal untuk memukul maupun untuk menentukan sasaran yang tepat
untuk mendapatkan hasil yang baik di dalam penyajian service,

4) Saat perkenaan(Inpect) bola dengan bet


Bersamaan dengan turunnya bola dari ketinggian, saat itulah perkenaan bola dengan bet. Pada
saat bet menempel atau membentur bola, komponen ke depan lebih besar dari komponen ke atas,
agar bola berjalan menuju ke depan dan keras.

5) Gerakan lanjut/akhir
Setelah pekenaan bola teruskan gerakan lengan ke depan samping berhenti di depan kiri atau di
depan dahi jadi gerakan lanjut ini yang mengangkat bola untuk melewati jaring dan selanjutnya
memantul pada meja lawan.
BAB IV
UKURAN LAPANGAN TENIS MEJA

A. Ukuran Meja Tenis Meja


- Panjang = 274 cm
- Lebar = 152,5 cm
- Tebal garis sisi = 2 cm
- Tinggi meja dari lantai lapangan = 76 cm
- Luas = 4,1785 meter persegi

B. Tiang Net dan Jaring Net


- Panjang Net = 183 cm
- Lebar / Tinggi Net = 15,25 cm
- Jarak Meja Ke Tiang = 15,25 cm
- Luas Net = 0,279075 meter persegi
BAB V
PERATURAN BERMAIN TENIS
MEJA
A. PERATURAN
1. Memukul bola dilakukan dari belakang garis akhir/ujung meja (bidang meja sendiri).
2. Bola harus terletak di atas telapak tangan yang terbuka (4 jari rapat dan ibu jari terbuka).
Jadi bola itu tidak boleh dijepit atau dikepal.
3. Pada waktu akan memukul bola, bola itu harus dilambungkan dahulu baru dipukul.
4. Bola yang dipukul harus jatuh dulu pada bidang meja sendiri baru jatuh ke bidang meja
lawan dengan melalui set/jala/jaring.
5. Bola yang dipukul pada waktu servis kemudian menyentuh net dan masuk pada bidang
meja lawan harus diulang.
6. Servis untuk double harus dilakukan di sebelah kanan serta jatuhnya bola ke bidang meja
lawan harus diagonal/silang.
7. Bola out/keluar tidak boleh ditahan atau dipegang.
8. Pada permainan double, kedua pemain mengembalikan bola berganti-ganti.

B. Cara mendapatkan nilai (score)


Seorang pemain akan mendapatkan satu angka bila ia melakukan servis dengan baik atau
mengembalikan bola dengan baik, sedangkan lawannya tidak dapat menerimanya atau
mengembalikannya dengan baik, (misalnya bola keluar atau perkenaannya tidak sah).

a) Pemain kehilangan nilai

1. Ia gagal membuat servis yang sempurna.


2. Lawan membuat servis yang sempurna atau mengembalikan bola dengan sempurna,
tetapi ia tidak berhasil mengembalikannya dengan sempurna.
3. Jika bat/pemukulnya atau apa saja yang menyentuh net atau tiang net pada waktu bola di
dalam permainan (in play).
4. Jika bat/pemukul atau apa saja yang dipakai atau dibawanya menggerakkan
bidang permainan (meja) pada waktu bola dalam permainan (in play).
5. Jika tangan bebasnya menyentuh bidang permainan/meja pada waktu bola
dalam permainan.

b) Perhitungan nilai (point)

1. Setiap game dimenangkan oleh pemain atau pasangan lawan.


2. Setiap game dimenangkan oleh pemain atau pasangan yang telah terdahulu mencapai
nilai 21 kecuali bila terjadi duece.
3. Bila kedua belah pihak mencapai nilai sama, misalnya 20 lawan 20 (duece) maka
yang menang adalah yang terdahulu dapat melebihi 2 angka.
4. Di dalam duece, perpindahan bola dilakukan setelah mencapai nilai ataupun tidak,
tetapi bola harus pindah/berganti.
BAB VI
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan uraian diatas bahwa olahraga Tenis Meja di tingkat Nasional telah
melakukan fungsinya. Namun demikian agar olahraga Tenis Meja ini arif dan bijaksana, maka
perlu ada peningkatan sistem penyelenggaraan yaitu selain memberikan layanan dalam bentuk
ekstra kulikuler juga memberikan layanan dalam pertandingan. Hal ini merupakan bentuk
kepedulian Nasional untuk ikut menyehatkan kehidupan bangsa melalui olahraga basket yang
tepat, cepat, akurat dan relatif dapat dijangkau oleh kebutuhan masyarakat dan diharapkan
mampu menciptakan atlit basket professional khususnya pada cabang olahraga Tenis Meja yang
dapat mengharumkan nama bangsa Indonesia.

B. Saran
Supaya pertumbuhan dan perkembangan olahraga Tenis Meja berjalan dengan normal,
maka sebagai olahragawan, harus memotivasi dan merangsang masyarakat umum (
masyarakat/siswa ) dalam pertumbuhan dan perkembangan untuk mencintai olahraga supaya
keingintahuan tentang dunia olahraga bertambah. Supaya generasi yang akan datang lebih
optimal dalam bidang olahraga sehingga dalam era globalisasi ini bangsa kita tidak tertinggal
perkembangannya dalam berbagai bidang terutama dalam bidang olahraga.

Anda mungkin juga menyukai