Anda di halaman 1dari 10

BAB 2 PEMBAHASAN

2.1 Sejarah Permainan Tenis Meja


Sejarah tenis meja sendiri berawal di Inggris. Situs
pongworld menyebutkan bahwa ping pong dimulai
sebagai hobi sosial di Inggris yang mencuat akhir 1800-
an. Meja makan dan bola yang terbuat dari gabus
menjadi perangkat pertama yang digunakan. Boleh jadi
mereka menyebut permainan itu sebagai gossima, flim-
flam, atau ping pong.
Ketika abad berganti, permainan itu pun mengalami
sejumlah perubahan di Inggris. Belakangan, ada yang
memperkenalkan bola seluloid pada permainan itu,
sedangkan yang lain menambahkan karet pada bet yang
terbuat dari kayu. Namun, belakangan seperti dilansir
situs geocities.com, olahraga ini juga populer di
Amerika Serikat (AS) sekitar 1900-an. Terbentuklah
Federasi Tenis Meja Internasional (ITTF) yang terdiri
atas 140 negara anggota pada 1926. ITTF juga menjadi
sponsor individu dan tim yang bermain di kejuaraan
dunia yang diselenggarakan dua tahun sekali.
Olahraga ini pun segera menyebar ke Jepang dan negara
Asia lain. Jepang pun mendominasi olahraga tersebut
pada 1950-1960-an. Namun, Cina langsung mengejar
ketertinggalan. Sekitar 1960-an dan 1970-an, Cina
menguasai sendiri tenis meja. Tapi, setelah tenis meja
menjadi cabang olahraga yang dilombakan di
Olimpiade pada 1980-an, negara lain seperti Swedia
dan Korea Selatan turut masuk dalam jajaran papan atas
dunia.
Sejarah tenis meja masuk ke asia melalui Republik
Rakyat Cina, Jepang dan Korea. Negara-negara tersebut
merupakan pelopor perkembangan tenis meja di Asia.
Sedangkan sejarah tenis meja di Indonesia baru dikenal
pada tahun 1930.
Permainan tenis meja di Indonesia baru dikenal
pada tahun 1930. Pada masa itu hanya dilakukan di
balai-balai pertemuan orang-orang Belanda sebagi suatu
permainan rekreasi. Sebelum perang dunia ke II pecah,
tepatnya tahun 1939, tokoh-tokoh pertenismejaan
mendirikan PPPSI (Persatuan Ping Pong Seluruh
Indonesia).Pada tahun 1958 dalam kongresnya di
Surakarta PPPSI mengalami perubahan nama
menjadi PTMSI (Persatuan Tenis Meja Seluruh
Indonesia).
Tahun 1960 PTMSI telah menjadi anggota federasi
tenis meja Asia, yaitu TTFA (Table Tennis Federation
of Asia).Perkembangan tenis meja di Indonesia sejak
berdirinya PPPSI hingga sekarang bisa dikatakan cukup
pesati. Hal ini dapat dilihat dari banyaknya

2
perkumpulan-perkumpulan tenis meja yang berdiri,
serta banyaknya pertandingan tenis meja yang
dilakukan, misalnya dalam arena : PORDA, PON,
POMDA, POSENI di tingkat SD, SLTP, SLTA serta
pertandingan-pertandingan yang diselenggarakan oleh
perkumpulan-perkumpulan tenis meja, instansi
pemerintah atau swasta atau karang taruna. Indonesia
selalu di undang dalam kejuaraan-kejuaraan dunia resmi
setelah Indonesia terdaftar sebagai anggota ITTF pada
tahun
1961. Dalam perkembangan pertenismejaan nasional
adalah berdirinya Silatama (Sirkuit Laga Tenis Meja
Utama) yang dimulai pada awal tahun 1983, yang
diiselenggarakan setiap 3 bulan sekali serta Silataruna
yang kegiatannya dimulai sejak 1986 setiap 6 bulan
sekali.
2.2 Teknik Dasar Permainan Tenis Meja
a. Teknik memegang bet (grib)
 Penhold Grib
Penhold grip dikenal pula dengan nama Asia grip,
walaupun sebenarnya kebanyakan atlit tenis meja
Asia memakai teknik Shakehand grip. Pada teknik
ini, sisi yang bisa digunakan untuk bermain hanya
satu saja.

3
 Seemiller Grib
Seemiller grip adalah cabang dari Shakehand grip,
karena dasar cara memegangnya masih hampir
sama dengan Shakehand grip. Hanya saja, bedanya
adalah kalauSeemiller grip ini masih harus
memutar bet bagian atas mulai dari 20-90 derajat
ke arah tubuh, sehingga jari telunjuk menempel di
sepanjang sisi bet.
b. Teknik Siap Sedia (stance)
Ada dua teknik stance utama yang biasa dipakai oleh
profesional dalam permainan tenis meja, yaitu:
 Square Stance
Square Stance adalah posisi badan menghadap
penuh ke meja seperti biasa. Biasanya posisi ini
digunakan untuk menerima servis dari lawan atau
siap kembali setelah mengembalikan pukulan dari
lawan. Dengan satu langkah ke samping kiri,
samping kanan, ke depan, ke belakang maupun
diagonal, pemain diharapkan dapat mengembalikan
bola dari lawan dengan baik.
 Side Stance
Side stance berarti posisi badan dalam keadaan
menyamping, baik ke kanan maupun kiri. Pada side
stance, jarak bahu ke meja harus lebih dekat dari
yang biasanya. Misalkan, bagi pemain kidal yang

4
hendak melakukan forehand berarti ia harus
mendekatkan bahu kiri dan kaki kirinya ke dekat
meja atau net. Sedangkan bagi pemain yang tidak
kidal adalah kebalikannya.
c. Teknik Pukulan (Stroke)
 Pukulan Forehand
Pukulan forehand dilakukan apabila bola berada
disebelah kanan/kiri (sesuaikan dengan kebiasaan
tangan) tubuh. Cara melakukan pukulan ini adalah
dengan merendahkan posisi tubuh, lalu tangan yang
memegang bet digerakkan ke arah pinggang.
Apabila tidak kidal, maka gerakkan tangan ke arah
kanan. Pada teknik ini, siku dibentuk menjadi sudut
90 derajat dan sekarang tinggal menggerakkan
tangan kedepan tanpa merubah siku.
 Pukulan Backhad
Posisi pukulan ini dilakukan apabila bola berada di
arah yang berlawanan dengan tangan yang
memegang bet. Untuk melakukannya, rendahkan
posisi tubuh lalu gerakkan tangan yang memegang
bet ke arah kiri (apabila tidak kidal). Arahkan
tangan dan bet ke arah depan dan jaga siku agar
tetap berada dalam bentuk sudut 90 derajat.
Jenis Pukulan:

5
 Drive, adalah pukulan dengan ayunan panjang
sehingga menghasilkan pukulan yang datar dan
sangat keras. Tipe pukulan ini keras dan cepat. Ada
dua jenis drive, yaitu forehand drive and backhand
drive.
 Push, merupakan pukulan backspin pasif yang
dilakukan untuk membalas backspin dari lawan.
Pukulan ini bisa menjaga agar bola tidak
melambung terlalu tinggi dari net ketika kita
membalas pukulan. Terdapat dua jenis push, yaitu
forehand push dan backhand push
 Chop merupakan pukulan backspin yang cocok
untuk mode bertahan. Ada dua jenis chop, yaitu
forehand chop dan backhand chop
 Block merupakan teknik paling sederhana untuk
mengembalikan pukulan yang keras atau smash.
Block dilakukan tepat setelah bola memantul dari
meja. Hal ini dilakukan untuk membuat lawan
tidak dapat melancarkan serangan dengan cepat,
karena bola yang di block akan kembali dengan
cepat. Ada dua jenis block, yaitu forehand block
dan backhand block.
 Servis maksudnya adalah pukulan bola pertama
saat memulai permainan. Ada beberapa teknik
servis yaitu servis forehand topspin, servis

6
backhand topspin, servis forehand backspin, servis
backhand backspin.
2.3 Peraturan Permainan Tenis Meja
a. Penilaian
 Seorang pemain memperoleh niai bila lawannya
gagal melakukan pengembalian bola yang sah. Ini
termauk memukul bola keluar dari ujung atau sisi
meja, memukul bola ke net, atau gagal melakukan
servis yang baik.
 Satu set dimenangkan dengan 21 poin
 Satu permainan harus dimenangkan dengan dua
poin.
 Satu pertandingan selesai dengan 2 kali menang
dari 3 set atau 3 kali menang dari 5 set
 Servis berpindah setiap 5 poin, kecuali saat deuce
(20-20) dimana pemain melakukan servis
bergantian tiap 1 poin.
 Permainan tidak berhenti pada 7-0 atau skor
lainnya kecuali 21 atau deuce.
b. Meja
 Permukaan meja atau meja tempat bermain harus
berbentuk segi empat dengan panjang 2,74m dan
lebar 1,525m, dan harus datar dengan ketinggian
76 cm di atas lantai.

7
 Permukaan meja tidak termasuk sisi permukaan
meja.
 Permukaan meja boleh terbuat dari bahan apa saja
namun harus menghasilkan pantulan sekitar 23 cm
dari bola yang dijatuhkan dari ketinggian 30 cm.
 Seluruh permukaan meja harus berwarna gelap
dan pudar dengan garis putih selebar 2 cm pada
tiap sisi panjang meja 2,74 m dan tiap lebar meja
1,525 m.
 Permukaan meja dibagi dalam 2 bagian yang sama
secara vertikal oleh net paralel dengan garis akhir
dan harus melewati lebar permukaan masing-
masing bagian meja.
 Untuk ganda, setiap bagian meja harus dibagi
dalam 2 bagian yang sama dengan garis tengah
berwarna putih selebar 3 mm, paralel dengan garis
lurus sepanjang kedua bagian meja, garis tengah
tersebut harus dianggap menjadi 2 bagian kiri dan
kanan.
c. Net
 Perangkat net harus terdiri dari net,
perpanjangannya dan ke dua tiang penyangga,
termasuk kedua penjepit yang dilekatkan ke meja.
 Net harus terpajang dengan bantuan tali yang
melekat pada ke dua sisi atas tiang setinggi 15,25

8
cm, batas perpanjangan ke dua tiang di setiap sisi
akhir lebar meja adalah 15,25 cm.
 Ketinggian sisi atas net secara keseluruhan harus
15,25 cm di atas permukaan meja.
 Dasar net sepanjang lebar meja harus rapat dengan
permukaan meja dan perpanjangan ujung net harus
serapat mungkin dengan tiang penyangga.
d. Bola
 Bola harus bulat dengan diameter 40 mm.
 Berat bola harus 2,7 gram.
 Bola harus terbuat dari bahan selulosa (celluloid)
atau sejenis bahan plastik, berwarna putih atau
oranye, dan tidak mengkilap.
e. Bet
 Ukuran, berat dan bentuk raket tidak ditentukan,
tetapi daun raket harus datar dan kaku.
 Daun raket minimal 85 % terbuat dari kayu
diukur dari ketebalannya; lapisan perekat di
dalam kayu dapat diperkuat dengan bahan yang
berserat seperti serat karbon (carbon fibre) atau
serat kaca (glass fibre) atau bahan kertas yang
dipadatkan, namun bahan tersebut tidak boleh
lebih dari 7,5 % dari total ketebalan atau
berukuran 0,35 mm, yang lebih tipis yang dipakai
sebagai acuan.

9
 Karet penutup daun raket tidak melebihi daun
raket itu sendiri, kecuali pada bagian yang
terdekat dari pegangan raket dan yang ditutupi
oleh jari-jari dapat ditutupi oleh bahan lain atau
tidak ditutupi.
 Daun raket, lapisan yang ada di dalam dan lapisan
yang menutupinya baik karet atau lemnya pada
sisi yang digunakan untuk memukul bola harus
tiada sambungan dan ketebalannya juga merata..

10

Anda mungkin juga menyukai