Anda di halaman 1dari 4

BAB 6 PERMAINAN TENIS MEJA

A. LATAR Belakang
 Sejarah Permainan Tenis Meja
Sejarah tenis meja sendiri berawal di Inggris. Situs pongworld menyebutkan bahwa ping
pong dimulai sebagai hobi sosial di Inggris yang mencuat akhir 1800-an. Meja makan dan
bola yang terbuat dari gabus menjadi perangkat pertama yang digunakan. Boleh jadi
mereka menyebut permainan itu sebagai gossima, flim-flam, atau ping pong.
Ketika abad berganti, permainan itu pun mengalami sejumlah perubahan di Inggris.
Belakangan, ada yang memperkenalkan bola seluloid pada permainan itu, sedangkan
yang lain menambahkan karet pada bet yang terbuat dari kayu. Namun, belakangan
seperti dilansir situs geocities.com, olahraga ini juga populer di Amerika Serikat (AS)
sekitar 1900-an. Terbentuklah Federasi Tenis Meja Internasional (ITTF) yang terdiri atas
140 negara anggota pada 1926. ITTF juga menjadi sponsor individu dan tim yang
bermain di kejuaraan dunia yang diselenggarakan dua tahun sekali.
Olahraga ini pun segera menyebar ke Jepang dan negara Asia lain. Jepang pun
mendominasi olahraga tersebut pada 1950-1960-an. Namun, Cina langsung mengejar
ketertinggalan. Sekitar 1960-an dan 1970-an, Cina menguasai sendiri tenis meja. Tapi,
setelah tenis meja menjadi cabang olahraga yang dilombakan di Olimpiade pada 1980-an,
negara lain seperti Swedia dan Korea Selatan turut masuk dalam jajaran papan atas dunia.
Sejarah tenis meja masuk ke asia melalui Republik Rakyat Cina, Jepang dan Korea.
Negara-negara tersebut merupakan pelopor perkembangan tenis meja di Asia. Sedangkan
sejarah tenis meja di Indonesia baru dikenal pada tahun 1930.
Permainan tenis meja di Indonesia baru dikenal pada tahun 1930. Pada masa itu
hanya dilakukan di balai-balai pertemuan orang-orang Belanda sebagi suatu permainan
rekreasi. Sebelum perang dunia ke II pecah, tepatnya tahun 1939, tokoh-tokoh
pertenismejaan mendirikan PPPSI (Persatuan Ping Pong Seluruh Indonesia).Pada
tahun 1958 dalam kongresnya di Surakarta PPPSI mengalami perubahan nama
menjadi PTMSI (Persatuan Tenis Meja Seluruh Indonesia).
Tahun 1960 PTMSI telah menjadi anggota federasi tenis meja Asia, yaitu TTFA (Table
Tennis Federation of Asia).Perkembangan tenis meja di Indonesia sejak berdirinya PPPSI
hingga sekarang bisa dikatakan cukup pesati. Hal ini dapat dilihat dari banyaknya
perkumpulan-perkumpulan tenis meja yang berdiri, serta banyaknya pertandingan tenis
meja yang dilakukan, misalnya dalam arena : PORDA, PON, POMDA, POSENI di
tingkat SD, SLTP, SLTA serta pertandingan-pertandingan yang diselenggarakan oleh
perkumpulan-perkumpulan tenis meja, instansi pemerintah atau swasta atau karang
taruna. Indonesia selalu di undang dalam kejuaraan-kejuaraan dunia resmi setelah
Indonesia terdaftar sebagai anggota ITTF pada tahun
1961. Dalam perkembangan pertenismejaan nasional adalah berdirinya Silatama (Sirkuit
Laga Tenis Meja Utama) yang dimulai pada awal tahun 1983, yang diiselenggarakan
setiap 3 bulan sekali serta Silataruna yang kegiatannya dimulai sejak 1986 setiap 6 bulan
sekali.
B. Teknik Dasar Permainan Tenis Meja
a. Teknik memegang bet (grib)
 Penhold Grib
Penhold grip dikenal pula dengan nama Asia grip, walaupun sebenarnya
kebanyakan atlit tenis meja Asia memakai teknik Shakehand grip. Pada teknik ini,
sisi yang bisa digunakan untuk bermain hanya satu saja.
 Seemiller Grib
Seemiller grip adalah cabang dari Shakehand grip, karena dasar cara
memegangnya masih hampir sama dengan Shakehand grip. Hanya saja, bedanya
adalah kalauSeemiller grip ini masih harus memutar bet bagian atas mulai dari 20-
90 derajat ke arah tubuh, sehingga jari telunjuk menempel di sepanjang sisi bet.
b. Teknik Siap Sedia (stance)
Ada dua teknik stance utama yang biasa dipakai oleh profesional dalam permainan tenis
meja, yaitu:
 Square Stance
Square Stance adalah posisi badan menghadap penuh ke meja seperti biasa.
Biasanya posisi ini digunakan untuk menerima servis dari lawan atau siap kembali
setelah mengembalikan pukulan dari lawan. Dengan satu langkah ke samping kiri,
samping kanan, ke depan, ke belakang maupun diagonal, pemain diharapkan
dapat mengembalikan bola dari lawan dengan baik.
 Side Stance
Side stance berarti posisi badan dalam keadaan menyamping, baik ke kanan
maupun kiri. Pada side stance, jarak bahu ke meja harus lebih dekat dari yang
biasanya. Misalkan, bagi pemain kidal yang hendak melakukan forehand berarti ia
harus mendekatkan bahu kiri dan kaki kirinya ke dekat meja atau net. Sedangkan
bagi pemain yang tidak kidal adalah kebalikannya.
c. Teknik Pukulan (Stroke)
 Pukulan Forehand
Pukulan forehand dilakukan apabila bola berada disebelah kanan/kiri (sesuaikan
dengan kebiasaan tangan) tubuh. Cara melakukan pukulan ini adalah dengan
merendahkan posisi tubuh, lalu tangan yang memegang bet digerakkan ke arah
pinggang. Apabila tidak kidal, maka gerakkan tangan ke arah kanan. Pada teknik
ini, siku dibentuk menjadi sudut 90 derajat dan sekarang tinggal menggerakkan
tangan kedepan tanpa merubah siku.
 Pukulan Backhad

2
Posisi pukulan ini dilakukan apabila bola berada di arah yang berlawanan dengan
tangan yang memegang bet. Untuk melakukannya, rendahkan posisi tubuh lalu
gerakkan tangan yang memegang bet ke arah kiri (apabila tidak kidal). Arahkan
tangan dan bet ke arah depan dan jaga siku agar tetap berada dalam bentuk sudut
90 derajat.
Jenis Pukulan:
 Drive, adalah pukulan dengan ayunan panjang sehingga menghasilkan pukulan
yang datar dan sangat keras. Tipe pukulan ini keras dan cepat. Ada dua jenis
drive, yaitu forehand drive and backhand drive.
 Push, merupakan pukulan backspin pasif yang dilakukan untuk membalas
backspin dari lawan. Pukulan ini bisa menjaga agar bola tidak melambung terlalu
tinggi dari net ketika kita membalas pukulan. Terdapat dua jenis push, yaitu
forehand push dan backhand push
 Chop merupakan pukulan backspin yang cocok untuk mode bertahan. Ada dua
jenis chop, yaitu forehand chop dan backhand chop
 Block merupakan teknik paling sederhana untuk mengembalikan pukulan yang
keras atau smash. Block dilakukan tepat setelah bola memantul dari meja. Hal ini
dilakukan untuk membuat lawan tidak dapat melancarkan serangan dengan cepat,
karena bola yang di block akan kembali dengan cepat. Ada dua jenis block, yaitu
forehand block dan backhand block.
 Servis maksudnya adalah pukulan bola pertama saat memulai permainan. Ada
beberapa teknik servis yaitu servis forehand topspin, servis backhand topspin,
servis forehand backspin, servis backhand backspin.
C. Peraturan Permainan Tenis Meja
a. Penilaian
 Seorang pemain memperoleh niai bila lawannya gagal melakukan pengembalian
bola yang sah. Ini termauk memukul bola keluar dari ujung atau sisi meja,
memukul bola ke net, atau gagal melakukan servis yang baik.
 Satu set dimenangkan dengan 21 poin
 Satu permainan harus dimenangkan dengan dua poin.
 Satu pertandingan selesai dengan 2 kali menang dari 3 set atau 3 kali menang
dari 5 set
 Servis berpindah setiap 5 poin, kecuali saat deuce (20-20) dimana pemain
melakukan servis bergantian tiap 1 poin.
 Permainan tidak berhenti pada 7-0 atau skor lainnya kecuali 21 atau deuce.
b. Meja
 Permukaan meja atau meja tempat bermain harus berbentuk segi empat dengan
panjang 2,74m dan lebar 1,525m, dan harus datar dengan ketinggian 76 cm di
atas lantai.
 Permukaan meja tidak termasuk sisi permukaan meja.

3
 Permukaan meja boleh terbuat dari bahan apa saja namun harus menghasilkan
pantulan sekitar 23 cm dari bola yang dijatuhkan dari ketinggian 30 cm.
 Seluruh permukaan meja harus berwarna gelap dan pudar dengan garis putih
selebar 2 cm pada tiap sisi panjang meja 2,74 m dan tiap lebar meja 1,525 m.
 Permukaan meja dibagi dalam 2 bagian yang sama secara vertikal oleh net
paralel dengan garis akhir dan harus melewati lebar permukaan masing-masing
bagian meja.
 Untuk ganda, setiap bagian meja harus dibagi dalam 2 bagian yang sama dengan
garis tengah berwarna putih selebar 3 mm, paralel dengan garis lurus sepanjang
kedua bagian meja, garis tengah tersebut harus dianggap menjadi 2 bagian kiri
dan kanan.
c. Net
 Perangkat net harus terdiri dari net, perpanjangannya dan ke dua tiang
penyangga, termasuk kedua penjepit yang dilekatkan ke meja.
 Net harus terpajang dengan bantuan tali yang melekat pada ke dua sisi atas tiang
setinggi 15,25 cm, batas perpanjangan ke dua tiang di setiap sisi akhir lebar meja
adalah 15,25 cm.
 Ketinggian sisi atas net secara keseluruhan harus 15,25 cm di atas permukaan
meja.
 Dasar net sepanjang lebar meja harus rapat dengan permukaan meja dan
perpanjangan ujung net harus serapat mungkin dengan tiang penyangga.
d. Bola
 Bola harus bulat dengan diameter 40 mm.
 Berat bola harus 2,7 gram.
 Bola harus terbuat dari bahan selulosa (celluloid) atau sejenis bahan plastik,
berwarna putih atau oranye, dan tidak mengkilap.
e. Bet
 Ukuran, berat dan bentuk raket tidak ditentukan, tetapi daun raket harus datar
dan kaku.
 Daun raket minimal 85 % terbuat dari kayu diukur dari ketebalannya; lapisan
perekat di dalam kayu dapat diperkuat dengan bahan yang berserat seperti serat
karbon (carbon fibre) atau serat kaca (glass fibre) atau bahan kertas yang
dipadatkan, namun bahan tersebut tidak boleh lebih dari 7,5 % dari total
ketebalan atau berukuran 0,35 mm, yang lebih tipis yang dipakai sebagai acuan.
 Karet penutup daun raket tidak melebihi daun raket itu sendiri, kecuali pada
bagian yang terdekat dari pegangan raket dan yang ditutupi oleh jari-jari dapat
ditutupi oleh bahan lain atau tidak ditutupi.
 Daun raket, lapisan yang ada di dalam dan lapisan yang menutupinya baik karet
atau lemnya pada sisi yang digunakan untuk memukul bola harus tiada
sambungan dan ketebalannya juga merata..

Anda mungkin juga menyukai