Anda di halaman 1dari 24

Presentasi kasus kecil

CHRONIC KIDNEY
DISEASE
Disusun oleh :
Aida Ainul Chikmah G4A017001
Dias Kurniawan G4A017024
Fauzan 1610221123
Irine Karen Oktaviani 1620221208
Rudolf Noer Addien Binanda Putra 1710221096

Pembimbing :
dr. Heppy Oktavianto, Sp.PD
Identitas pasien
 Nama : Tn. M
 Jenis Kelamin : Laki-laki
 Umur : 28 tahun
 Pekerjaan : Pekerja Bangunan
 Agama : Islam
 Alamat : Klapagading Kulon
 Tanggal masuk RS : 1 Febuari 2018
 Tanggal periksa : 10 Febuari 2018
 Ruang rawat : Mawar Pria
ANAMNESIS
 Keluhan utama
Sesak Nafas

 Keluhan tambahan
Pasien juga mengeluhkan badan lemas dan muntah muntah

 Riwayat penyakit sekarang


Pasien datang ke IGD RSMS dengan keluhan sesak nafas sejak 3 hari sebelum
datang ke rumah sakit, sesak nafas dirasakan semakin memberat, semakin
sesak jika dalam posisi tiduran, dan sesak sedikit berkurang jika posisi pasien
duduk, sesak tidak disertai dengan nyeri dada. Pasien juga mengeluhkan mual
dan muntah sejak 3 hari yang lalu, Pasien merupakan pasien HD rutin setiap
minggu satu kali, pasien mengaku tidak melakukan HD satu siklus sebelum
masuk rumah sakit kerena merasa badannya sudah enak.
Riwayat penyakit dahulu

 Riwayat penyakit yang sama : disangkal


 Riwayat hipertensi : diakui
 Riwayat DM : disangkal
 Riwayat asma : disangkal
 Riwayat operasi : disangkal
 Riwayat penyakit ginjal : diakui
 Riwayat cuci darah : disangkal
 Riwayat penyakit paru : disangkal
 Riwayat penyakit jantung : disangkal
Riwayat penyakit keluarga

 Riwayat hipertensi : disangkal


 Riwayat DM : disangkal
 Riwayat alergi : disangkal
 Riwayat penyakit ginjal : disangkal
 Riwayat penyakit paru : disangkal
 Riwayat penyakit jantung : disangkal
Riwayat sosial dan ekonomi
 Community
Pasien tinggal di orang tuannya dengan 4 orang saudaranya . pasien merupakan
anak ke 2 dari 4 bersaudara. Pasien belum menikah
 Home
Rumah pasien terdiri dari 3 kamar tidur, satu ruang keluarga, satu dapur, dan satu
kamar mandi. Satu kamar masing-masing dihuni oleh 3-4 orang. Kamar mandi dan
jamban di dalam rumah. Atapnya memakai genteng dan lantai terbuat dari
keramik.
 Occupational
Pasien merupakan pekerja bangunan tetapi saat ini sudah tidak bekerja.
Pembiayaan kebutuhan sehari-hari terpenuhi dari kakak dan orangtuanya.
Pembiayaan rumah sakit ditanggung BPJS Kesehatan.
 Diet
Pasien mengaku makan sehari 2-3 kali sehari, dengan nasi, sayur dan lauk pauk
seadanya. Pasien mengaku pernah mengkonsumsi alkohol pada tahun 2010 saat
masih bekerja di Jakarta, pasien juga mengaku rutin mengkonsumsi energi drink
merk extra joss setiap hari selama sepuluh bulan pada tahun 2013-2014.
OBJEKTIF
 Keadaan umum : Sedang
 Kesadaran : Compos mentis
 Vital sign
TD : 140/100 mmHg
N : 86 x/menit
RR : 20 x menit
S : 36.2 oC
 Berat badan : 60 kg
 Tinggi badan : 165 cm
 Indeks Massa Tubuh : 22 kg/m2
PEMERIKSAAN FISIK
 Pemeriksaan kepala
Bentuk kepala : Simetris, mesocephal
Rambut : Distribusi merata, warna putih
Venektasi temporal : tidak ada
 Pemeriksaan mata
Konjungtiva : Anemis (+/+)
Sklera : Ikterik (-/-)
Palpebra : Oedem (-/-)
Reflek cahaya langsung/ tidak langsung : (+/+) / (+/+)
 Pemeriksaan telinga
Simetris
Kelainan bentuk : (-)
Discharge : (-)
 Pemeriksaan Hidung
Discharge : (-)
Nafas Cuping Hidung : (-)
 Pemeriksaan mulut
Bibir sianosis : (-)
Lidah sianosis : (-)
Lidah kotor : (-)
 Pemeriksaan leher
Deviasi trakea (-), pembesaran kelenjar tiroid (-)
Palpasi : JVP 5+2 cm
 PemeriksaanThorax
 Pulmo
Inspeksi : Simetris kanan kiri, retraksi (-), ketinggalan gerak (-)
Palpasi : Vokal fremitus lobus superior kanan sama dengan kiri.
: Vokal fremitus lobus inferior kanan sama dengan kiri.
Perkusi :Sonor di kedua lapang paru, batas paru hepar di SIC V LMCD.
Auskultasi :Suara dasar vesikuler (+/+), wheezing (-/-), RBH (-/-), RBK(-/-)
 Jantung
Inspeksi : Ictus cordis tampak di SIC V LMCS, pulsasi epigastrium (-).
 Palpasi : Ictus cordis teraba di SIC V LMC sinistra, kuat angkat.
Perkusi
Batas atas kanan : SIC II LMCD
Batas atas kiri : SIC II LMCS
Batas bawah kanan : SIC V LPSD
Batas bawah kiri : SIC V LMCS
Auskultasi
S1>S2, reguler, murmur (-), gallop (-).
 Pemeriksaan Abdomen
Inspeksi
Datar, jaringan parut (-)
Auskultasi
Bising usus (+) normal.
Perkusi
Timpani, pekak alih (-), pekak sisi (-)
Palpasi
Supel, nyeri tekan (-), undulasi (-)
 Hepar : Tidak teraba
 Lien : Tidak teraba
 Pemeriksaan Ekstremitas
Superior : Edema (-/-), akral dingin (-/-), sianosis (-/-), ikterik (-/-)
Inferior : Edema (-/-), akral dingin (-/-), sianosis (-/-), ikterik (-/-)
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan laboratorium tanggal 1/02/18
Darah Lengkap Hitung Jenis

Basofil 0.2 % 0–1


Hemoglobi 7.4 g/dL 11.7 – 15.5
n Eosinofil 0.0 (L) % 2–4

Batang 1.0 (L) % 3–5


Leukosit 11490 U/L 4500 - 12500 Segmen 79.6 (H) % 50 – 70

Hematokri 24 (L) % 35 – 47 Limfosit 16.7 (L) % 25 – 40


t
Monosit 2.5 % 2–8
Eritrosit 4.3 (L) x106 3.8 – 5.2
/uL Kimia Klinik
Trombosit 286.000 /uL 154000 – 386000
Total Protein 6.52 g/dL 6.40 – 8.20
MCV 89.8 fL 80 – 100
Albumin 2.63 (L) g/dL 3.40 – 5.00
MCH 27.8 pg/cell 26 – 34 Globulin 3.89 (H) g/dL 2.70 – 3.20

MCHC 31.0 (L) % 32 – 36 SGOT 29 u/L 15 - 37

SGPT 14 (L) u/L 16 - 63


RDW 14.6 (H) % 11.5 – 14.5
Ureum darah 250.4 (H) Mg/dL 14.98 – 38.52
MPV 8.7 (L) fL 9.4 - 12.4 Kreatinin 23.96 (H) Mg/dL 70. - 1.30
Rongent thoraks 1/2/2018
 Kesan : Efusi Pleura bilateral
DIAGNOSIS DAN PENATALAKSAAAN
 Non Medikamentosa
CKD ON HD RUTIN Bed rest
Diet randah garam dan kurangi
minum
 Medikamentosa
IVFD 0,9% 500cc 20TPM
Inj. Ceftazidim 3x1gr
Inj. Ranitidine 2x50mg
Inj. Furosemide 1amp
Bicnat 3x2
Asam folat 3x1
Acetylsistein 3x1
ISDN 3x2
PROGNOSIS

 Ad vitam : Dubia
 Ad fungtionam : Dubia
 Ad sanationam : Dubia
TINJAUAN PUSTAKA
DEFENISI

 Chronic Kidney Disease (CKD) : kerusakan fungsi ginjal ireversibel


yang memberikan efek pada hampir seluruh sistem organ (Brenner &
Lazarus, 2012)
 Kidney Disease Quality Outcome Initiative (K/DOQI) CKD : kerusakan
ginjal atau Glomerular Filtration Rate (GFR) < 60 mL/min//1.73 m2
selama 3 bulan atau lebih (Levey et., al., 2005).
Klasifikasi
Chronic Kidney Disease diklasifikasikan menjadi 5 derajat
Etiologi : Faktor Risiko :
Penyakit infeksi tubulointerstitial Usia
Penyakit peradangan Jenis Kelamin
Penyakit vaskuler hipertensif Riwayat Hipertensi
Gangguan jaringan ikat Riwayat Diabetes Mellitus
Gangguan congenital dan herediter Penggunaan Obat-obatan
Penyakit metabolik Merokok
Nefropati toksik Konsumsi minuman berenergi
Nefropati obstruktif
PATOFISIOLOGI
Gangguan fungsi dan
kerusakan struktur

Kelainan struktur fungsional


Penurunan GFR
parenkim

Retensi Na Edema

Retensi phosphat Hipokalsemiademineralisasi

Neuropathy
Uremia
Gastroenteropahty

anemia Penurunan eritropoietin

demineraliasasi Penurunan calsitriol


Manifestasi Klinis
 Kelainan hemopoeisis
Anemia normokrom normositer dan normositer (MCV 78-94 CU), sering
ditemukan pada pasien gagal ginjal kronik. Anemia pada pasien gagal ginjal
kronik terutama disebabkan oleh defisiensi eritropoetin
 Kelainan saluran cerna : Mual dan muntah
 Kelainan mata
Visus hilang (azotemia amaurosis, kelainan retina (retinopati) mungkin
disebabkan hipertensi maupun anemia yang sering dijumpai pada pasien gagal
ginjal kronik.
Penimbunan atau deposit garam kalsium pada conjunctiva menyebabkan
gejala red eye syndrome akibat iritasi dan hipervaskularisasi.
 Kelainan kulit : Gatal sering mengganggu pasien
 Kelainan kardiovaskular
Beberapa faktor seperti anemia, hipertensi, aterosklerosis, kalsifikasi sistem
vaskular, sering dijumpai pada pasien gagal ginjal kronik.
Penegakan diagnosis
Anamnesis dan Pemeriksaan Fisik
 Sesuai dengan penyakit yang mendasarinya.
 Sindrom uremia
 Gejala komplikasinya, seperti anemia, asidosis metabolik, dan sebagainya.
Pemeriksaan Laboratorium
 Pada pemeriksaan darah ditemukan anemia normositik normokrom dan terdapat sel Burr pada uremia berat
 Klirens kreatinin meningkat melebihi laju filtrasi glomerulus dan turun menjadi kurang dari 5 ml/menit pada
gagal ginjal terminal.
 Dapat ditemukan proteinuria 200-1000mg/hari.
 Penurunan fungsi ginjal berupa peningkatan ureum dan kreatinin serum
 Kelainan biokimiawi darah seperti penurunan kadar hemoglobin dan asam urat.
 Kelainan urinalisis meliputi proteinuria, hematuria dan leukosuria.
Radiologis
Biopsi dan Histopatologi Renal
Manajemen
Terapi konservatif
 Peranan diet
 Kebutuhan iumlah kalori
 Kebutuhan cairan
 Kebutuhan elektrolit dan mineral
 Terapi simptomatik

Terapi Pengganti Ginjal


dilakukan pada penyakit ginjal kronik stadium V yaitu pada LFG
kurang dari 15 ml/menit. Terapi tersebut dapat berupa hemodialisis,
Continuous Ambulatory Peritoneal Dialysis (CAPD) dan transplantasi
ginjal
Prognosis

 Pasien dengan gagal ginjal kronik umumnya akan menuju stadium terminal
atau stadium V. Angka prosesivitasnya tergantung dari diagnosis yang
mendasari, keberhasilan terapi, dan juga dari individu masing-masing
 Pasien dengan gagal ginjal stadium akhir yang menjalani transpantasi ginjal
akan hidup lebih lama daripada yang menjalani dialisis kronik. Kematian
terbanyak adalah karena kegagalan jantung (45%), infeksi (14%), kelainan
pembuluh darah otak (6%), dan keganasan (4%)
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai