• Laki-laki, 17 tahun
• Kesadaran menurun karena kecelakaan lalu lintas
• Mendengkur
• Buka mata dengan rangsang nyeri
• Hanya menggerakkan tangan dan kaki setelah rangsang nyeri
• TD : 90/40mmHg
• Nadi : 100x/menit
• Pupil : 2mm OS
• 4mm OD
• Pernapasan : 16x/menit
• Suhu : 37oC
• Refleks cahaya: OD menurun
• OS (+)
• Lebam pada lengan kanan, deformitas kaki kanan, luka robek pada pelipis kanan
• Sebelumnya sempat bicara dengan baik
PERTANYAAN
PENTING
Kemungkinan close
Terjadi robekan fraktur femur
arteri meningal Penurunan MAP
media
Perdarahan pada
Perdarahan Penurunan cerebral
paha
perfusion pressure
Peningkatan
Penurunan
tekanan
kesadaran
intracranial
3. Apa yang membedakan tanda dan
gejala penurunan kesadaran pada
koma intracranial dan extracranial?
GEJALA & TANDA PENURUNAN KESADARAN
PADA KOMA INTRAKRANIAL &
EKSTRAKRANIAL
Trauma SSP
Perdarahan serebral Infeksi
Hematoma subdural Meningitis
Hematoma epidural Ensefalitis
Perdarahan pontin Malaria serebral
Perdarahan subarachnoid
Infark batang otak Non Infeksi
Tumor batang otak Kejang
Abses serebral Epilepsi
Komosio Penyakit degeneratif
Kontusio Tumor SSP
Referensi: Kumar,P. & Clark,M. 2006 Clinical Medicine, 6th ed. Elsevier Saunders, Edinburgh London
4. Bagaimana tindakan awal pada
skenario?
AIRWAY
BREATHING
Inspeksi dan palpasi dapat memperlihatkan kelainan
dinding dada yang mungkin mengganggu ventilasi.
Jika terdapat gangguan ventilasi kita bisa tangani dengan
Cara melakukan ventilasi buatan dan oksigenasi dengan
inflasi tekanan positif secara intermitten dengan
menggunakan udara ekshalasi dari mouth to mouth, mouth
to nose, bag valve mask. Ventilasi buatan dengan tekanan
positif jangka panjang sebaiknya dilakukan melalui intubasi
dengan pipa endotrakeal atau dengan trakeostomi.
Referensi: American College of Surgeons. Advanced Trauma Life Support. 10th Edition. Student Course Manual. The Commite on
Trauma
CIRCULATION
• Gangguan sirkulasi harus dipasang sedikitnya 2 IV line. Pada
saat memasang kateter IV harus diambil contoh darah
untuk permintaan darah dan pemeriksaan laboratorium
rutin. pasien diinfus dengan 1-2 liter cairan kristaloid,
sebaiknya ringer laktat. Bila tidak ada respon dengan
dengan pemberian bolus kristaloid tadi, diberikan transfusi
darah
Referensi: American College of Surgeons. Advanced Trauma Life Support. 10th Edition. Student Course Manual. The Commite on
Trauma
DISABILITY
• E2M2V2 (coma)
• Pupil unisokor
• Refleks cahaya menurun
• Interval lusid pada perdarahan epidural, Penurunan kesadaran
menuntut dilakukannya reevaluasi terhadap keadaan oksigenasi,
ventilasi, dan perfusi.
Referensi: American College of Surgeons. Advanced Trauma Life Support. 10th Edition. Student Course Manual. The Commite on
Trauma
EXPOSURE
Referensi: American College of Surgeons. Advanced Trauma Life Support. 10th Edition. Student Course Manual. The Commite on
Trauma
5. Apa tindak lanjut yang dilakukan
apabila terjadi kegagalan pada tindakan
awal?
Definitive airway dilakukan dengan memasukkan alat ke dalam trakea
dengan membuka pita suara, dan alatnya akan disambungkan dengan
oksigen. Untuk mencegah terjadinya apnea berkepanjangan.
Intubasi endotrakeal:
Indikasi:
• trauma maksilofasial: risiko aspirasi darah atau muntah
• Trauma servikal: hematoma, trauma laring/trakea, trauma inhalasi
oleh karena luka bakar wajah, stridor, suara berubah
• Trauma kapitis: kesadaran menurun (GCS dibawah atau sama
dengan 8), agresif
Referensi: American College of Surgeons. Advanced Trauma Life Support. 10th Edition. Student Course Manual. The Commite on
Trauma
Jenis-jenis:
• Intubasi nasotrakeal: kontraindikasi terhadap fraktur basis
cranii
• Intubasi orotrakeal: indikasi untuk apnea
Surgical cricothyroidotomy
• Insisi kulit menembus cartilago cricoidea, lalu dilatasikan
dengan hemostat atau scalpel dan masukkan endotracheal
tube atau tracheostomy tube.
Referensi: American College of Surgeons. Advanced Trauma Life Support. 10th Edition. Student Course Manual. The Commite on
Trauma
Pemberian oksigenasi dan ventilasi
Diberikan oksigen 12 L/menit, selalu monitor saturasi
oksigen dengan pemasangan pulse oximetry, diberikan
tiap 5 detik dengan menggunakan alat bantu napas
yaitu:
• Non rebreathing mask
• Nasal cannula
• Kateter nasal
Referensi: American College of Surgeons. Advanced Trauma Life Support. 10th Edition. Student Course Manual. The Commite on
Trauma
6. Bagaimana cara pemakaian obat-
obatan untuk penurunan kesadaran
sesuai dengan skenario?
Cairan
Hiperventilasi Mannitol
intravena
Cairan
Antikonvulsan
hipertonik
Referensi: American College of Surgeons. Advanced Trauma Life Support. 10th Edition. Student Course Manual. The Commite on
Trauma
7. Apa tindakan khusus yang dapat
dilakukan pada penurunan kesadaran?
Penatalaksanaan
Khusus
Perawatan Perawatan
Diet Aktivitas
umum bedah
Referensi: Basamh M, Robert A, Lamoureux J, Saluja RS, Marcoux J. Epidural Hematoma Treated
Conservatively:When to Expect the Worst. Can J Neurol Sci. 2016 Jan. 43 (1):74-81
8. Jelaskan syarat-syarat melakukan
transportasi dan rujukan pada
penderita di skenario?
PERUJUK SEBELUM MELAKUKAN
RUJUKAN HARUS:
• Melakukan pertolongan pertama dan/atau tindakan stabilisasi kondisi
pasien sesuai indikasi medis serta sesuai dengan kemampuan
• Melakukan komunikasi dengan penerima rujukan dan memastikan bahwa
penerima rujukan dapat menerima pasien dalam hal keadaan pasien gawat
darurat;
• Membuat surat pengantar rujukan untuk disampaikan kepada penerima
rujukan
Referensi : PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 001 TAHUN 2012
PENERIMA RUJUKAN BERKEWAJIBAN:
Referensi : PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 001 TAHUN 2012
• Transportasi untuk rujukan dilakukan sesuai dengan kondisi pasien dan
ketersediaan sarana transportasi.
• Pasien yang memerlukan asuhan medis terus menerus harus dirujuk
dengan ambulans dan didampingi oleh tenaga kesehatan yang kompeten.
• Dalam hal tidak tersedia ambulans pada fasilitas pelayanan kesehatan
perujuk, dapat dilakukan dengan menggunakan alat transportasi lain yang
layak.
• Rujukan dianggap telah terjadi apabila pasien telah diterima oleh
penerima rujukan.
Referensi : PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 001 TAHUN 2012
9. Perspektif Islam
ADAB-ADAB KELUAR RUMAH
• Membaca doa keluar rumah
• Mengucapkan salam
• Menutup pintu dengan perlahan
• Membaca doa mengendarai kendaraan
• Ketika keluar rumah tidak dalam keadaan marah, tetapi hendaknya
dalam keadaan ridha (senang)
• Menjauhi bahaya di jalan
• Tidak membuang benda yang membahayakan
• Menjaga diri dari pekerjaan yang tidak halal
THANK YOU..