Anda di halaman 1dari 33

KELOMPOK1

Muhammad Reza Raka 11020140064


Rahmad Syamsul 11020150001
Siti Hediati 11020150002
Munawwarah 11020150004
Arsyad Fadli 11020150005
Zihan Ayu Pratiwi 11020150036
Mufia Muin 11020150027
Nurul Qalbi 11020150038
Riska Dwiyansari 11020150071
Atia Rahmah Mustapa 11020150147

Tutor : dr. Faisal Sommeng, Sp.An, M. kes


SKENARIO 1
Seorang laki-laki berusia 17 tahun masuk ke Puskesmas dengan
kesadaran menurun sekitar 1,5 jam yang lalu setelah mengalami
kecelakaan lalu linas. Penderita hanya mengeluarkan suara
mendengkur, dengan rangsang nyeri mampu membuka mata dan
hanya menggerakkan tangan dan kaki setelah dirangsang nyeri.
Pada pemeriksaan fisik diperoleh tekanan darah 90/40 mmHg,
nadi 100x/menit, pernapasan 16x/menit, temperature 37oC, saat
evaluasi pupil diameter OS 2mm reflek cahaya + dan diameter
OD 4mm reflek cahaya menurun. Nampak lebam pada lengan
kanan dan deformitas bagian paha kaki kanan disertai luka robek
pada pelipis kanan. Saat diantar ke Puskesmas oleh warga,
penderita sempat berbicara dengan baik.
KATA KUNCI

• Laki-laki, 17 tahun
• Kesadaran menurun karena kecelakaan lalu lintas
• Mendengkur
• Buka mata dengan rangsang nyeri
• Hanya menggerakkan tangan dan kaki setelah rangsang nyeri
• TD : 90/40mmHg
• Nadi : 100x/menit
• Pupil : 2mm OS
• 4mm OD
• Pernapasan : 16x/menit
• Suhu : 37oC
• Refleks cahaya: OD menurun
• OS (+)
• Lebam pada lengan kanan, deformitas kaki kanan, luka robek pada pelipis kanan
• Sebelumnya sempat bicara dengan baik
PERTANYAAN
PENTING

1. Apa penyebab dari penurunan kesadaran pada skenario?


2. Bagaimana patomekanisme penurunan kesadaran berdasarkan skenario?
3. Apa yang membedakan tanda dan gejala penurunan kesadaran pada
koma intracranial dan extracranial?
4. Bagaimana tindakan awal pada skenario?
5. Apa tindak lanjut yang dilakukan apabila terjadi kegagalan pada tindakan
awal?
6. Bagaimana cara pemakaian obat-obatan untuk penurunan kesadaran
sesuai dengan skenario?
7. Apa tindakan khusus yang dapat dilakukan pada penurunan kesadaran?
8. Jelaskan syarat-syarat melakukan transportasi dan rujukan pada
penderita di skenario?
9. Perspektif Islam sesuai dengan skenario?
1.Apa penyebab dari penurunan
kesadaran pada skenario?
Referensi : Kumar,P. & Clark,M. 2006 Clinical Medicine, 6th ed. Elsevier Saunders, Edinburgh London
Berdasarkan skenario, kemungkinan penyebab
penurunan kesadaran adalah trauma pada pelipis
kanan yang menyebabkan perdarahan epidural
kemudian terjadi peningkatan tekanan intracranial
sehingga mengganggu sistem ARAS
2. Bagaimana patomekanisme
penurunan kesadaran berdasarkan
skenario?
Trauma capitis Penurunan cardiac
output
Deformitas paha
kaki kanan

Fraktur tulang Penurunan tekanan


tengkorak darah

Kemungkinan close
Terjadi robekan fraktur femur
arteri meningal Penurunan MAP
media

Perdarahan pada
Perdarahan Penurunan cerebral
paha
perfusion pressure

Peningkatan
Penurunan
tekanan
kesadaran
intracranial
3. Apa yang membedakan tanda dan
gejala penurunan kesadaran pada
koma intracranial dan extracranial?
GEJALA & TANDA PENURUNAN KESADARAN
PADA KOMA INTRAKRANIAL &
EKSTRAKRANIAL

Trauma SSP
Perdarahan serebral Infeksi
Hematoma subdural Meningitis
Hematoma epidural Ensefalitis
Perdarahan pontin Malaria serebral
Perdarahan subarachnoid
Infark batang otak Non Infeksi
Tumor batang otak Kejang
Abses serebral Epilepsi
Komosio Penyakit degeneratif
Kontusio Tumor SSP
Referensi: Kumar,P. & Clark,M. 2006 Clinical Medicine, 6th ed. Elsevier Saunders, Edinburgh London
4. Bagaimana tindakan awal pada
skenario?
AIRWAY
BREATHING
Inspeksi dan palpasi dapat memperlihatkan kelainan
dinding dada yang mungkin mengganggu ventilasi.
Jika terdapat gangguan ventilasi kita bisa tangani dengan
Cara melakukan ventilasi buatan dan oksigenasi dengan
inflasi tekanan positif secara intermitten dengan
menggunakan udara ekshalasi dari mouth to mouth, mouth
to nose, bag valve mask. Ventilasi buatan dengan tekanan
positif jangka panjang sebaiknya dilakukan melalui intubasi
dengan pipa endotrakeal atau dengan trakeostomi.
Referensi: American College of Surgeons. Advanced Trauma Life Support. 10th Edition. Student Course Manual. The Commite on
Trauma
CIRCULATION
• Gangguan sirkulasi harus dipasang sedikitnya 2 IV line. Pada
saat memasang kateter IV harus diambil contoh darah
untuk permintaan darah dan pemeriksaan laboratorium
rutin. pasien diinfus dengan 1-2 liter cairan kristaloid,
sebaiknya ringer laktat. Bila tidak ada respon dengan
dengan pemberian bolus kristaloid tadi, diberikan transfusi
darah

Referensi: American College of Surgeons. Advanced Trauma Life Support. 10th Edition. Student Course Manual. The Commite on
Trauma
DISABILITY

• E2M2V2 (coma)
• Pupil unisokor
• Refleks cahaya menurun
• Interval lusid pada perdarahan epidural, Penurunan kesadaran
menuntut dilakukannya reevaluasi terhadap keadaan oksigenasi,
ventilasi, dan perfusi.

Referensi: American College of Surgeons. Advanced Trauma Life Support. 10th Edition. Student Course Manual. The Commite on
Trauma
EXPOSURE

• Buka pakaian penderita


• Cegah hipotermia: beri selimut hangat dan
tempatkan pada ruangan yang cukup hangat

Referensi: American College of Surgeons. Advanced Trauma Life Support. 10th Edition. Student Course Manual. The Commite on
Trauma
5. Apa tindak lanjut yang dilakukan
apabila terjadi kegagalan pada tindakan
awal?
Definitive airway dilakukan dengan memasukkan alat ke dalam trakea
dengan membuka pita suara, dan alatnya akan disambungkan dengan
oksigen. Untuk mencegah terjadinya apnea berkepanjangan.
Intubasi endotrakeal:
Indikasi:
• trauma maksilofasial: risiko aspirasi darah atau muntah
• Trauma servikal: hematoma, trauma laring/trakea, trauma inhalasi
oleh karena luka bakar wajah, stridor, suara berubah
• Trauma kapitis: kesadaran menurun (GCS dibawah atau sama
dengan 8), agresif

Referensi: American College of Surgeons. Advanced Trauma Life Support. 10th Edition. Student Course Manual. The Commite on
Trauma
Jenis-jenis:
• Intubasi nasotrakeal: kontraindikasi terhadap fraktur basis
cranii
• Intubasi orotrakeal: indikasi untuk apnea

Surgical cricothyroidotomy
• Insisi kulit menembus cartilago cricoidea, lalu dilatasikan
dengan hemostat atau scalpel dan masukkan endotracheal
tube atau tracheostomy tube.
Referensi: American College of Surgeons. Advanced Trauma Life Support. 10th Edition. Student Course Manual. The Commite on
Trauma
Pemberian oksigenasi dan ventilasi
Diberikan oksigen 12 L/menit, selalu monitor saturasi
oksigen dengan pemasangan pulse oximetry, diberikan
tiap 5 detik dengan menggunakan alat bantu napas
yaitu:
• Non rebreathing mask
• Nasal cannula
• Kateter nasal

Referensi: American College of Surgeons. Advanced Trauma Life Support. 10th Edition. Student Course Manual. The Commite on
Trauma
6. Bagaimana cara pemakaian obat-
obatan untuk penurunan kesadaran
sesuai dengan skenario?
Cairan
Hiperventilasi Mannitol
intravena

Cairan
Antikonvulsan
hipertonik

Referensi: American College of Surgeons. Advanced Trauma Life Support. 10th Edition. Student Course Manual. The Commite on
Trauma
7. Apa tindakan khusus yang dapat
dilakukan pada penurunan kesadaran?
Penatalaksanaan
Khusus

Perawatan Perawatan
Diet Aktivitas
umum bedah

Referensi: Basamh M, Robert A, Lamoureux J, Saluja RS, Marcoux J. Epidural Hematoma Treated
Conservatively:When to Expect the Worst. Can J Neurol Sci. 2016 Jan. 43 (1):74-81
8. Jelaskan syarat-syarat melakukan
transportasi dan rujukan pada
penderita di skenario?
PERUJUK SEBELUM MELAKUKAN
RUJUKAN HARUS:
• Melakukan pertolongan pertama dan/atau tindakan stabilisasi kondisi
pasien sesuai indikasi medis serta sesuai dengan kemampuan
• Melakukan komunikasi dengan penerima rujukan dan memastikan bahwa
penerima rujukan dapat menerima pasien dalam hal keadaan pasien gawat
darurat;
• Membuat surat pengantar rujukan untuk disampaikan kepada penerima
rujukan

Referensi : PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 001 TAHUN 2012
PENERIMA RUJUKAN BERKEWAJIBAN:

• Menginformasikan mengenai ketersediaan sarana dan


prasarana serta kompetensi dan ketersediaan tenaga
kesehatan; dan
• Memberikan pertimbangan medis atas kondisi pasien.

Referensi : PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 001 TAHUN 2012
• Transportasi untuk rujukan dilakukan sesuai dengan kondisi pasien dan
ketersediaan sarana transportasi.
• Pasien yang memerlukan asuhan medis terus menerus harus dirujuk
dengan ambulans dan didampingi oleh tenaga kesehatan yang kompeten.
• Dalam hal tidak tersedia ambulans pada fasilitas pelayanan kesehatan
perujuk, dapat dilakukan dengan menggunakan alat transportasi lain yang
layak.
• Rujukan dianggap telah terjadi apabila pasien telah diterima oleh
penerima rujukan.
Referensi : PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 001 TAHUN 2012
9. Perspektif Islam
ADAB-ADAB KELUAR RUMAH
• Membaca doa keluar rumah
• Mengucapkan salam
• Menutup pintu dengan perlahan
• Membaca doa mengendarai kendaraan
• Ketika keluar rumah tidak dalam keadaan marah, tetapi hendaknya
dalam keadaan ridha (senang)
• Menjauhi bahaya di jalan
• Tidak membuang benda yang membahayakan
• Menjaga diri dari pekerjaan yang tidak halal
THANK YOU..

Anda mungkin juga menyukai