Protozoa Slide II
Protozoa Slide II
II
Morfologi
• Lonjong, kecil, tidak berflagel, hidup
dalam sel, ukuran 4,2 x 3,8 mikron.
Jenis
Ada 3 jenis penyakit Kala azar:
• K.a. klasik (india) : dewasa, tidak ada
hospes reservoir, tidak terdapat pada
anjing.
• K.a. Mediterania/Infantil : Asia
Tengah, Tiongkok, Amerika
Tengah/Selatan, pada anak2, hospes
reservoir anjing liar dan serigala.
• K.a.Sudan : dewasa, hospes reservoir
binatang buas.
Lingkaran hidup
• Vektor lalat Phlebotomus.
• Hospes reservoir : manusia, anjing.
Epidemiologi
• Ditemukan diseluruh benua kecuali Australia.
• Dipengaruhi oleh kekebalan, umur, jenis
kelamin,
• Lebih sering terjadi pada : anak2, laki-laki,
perkampungan kumuh.
• Penularan manusia – manusia, anjing –
manusia, melalui hubungan sex atau serangga.
Patologi & Simptomatologi
• Papula papula kecil.
• Hiperplasia RES vaskularisasi bertambah.
• Parasit ditemukan dalam RES dan limpa, hati, KGB,
sstl, mukosa usus.
• Masa tunas 1 – 4 bulan.
• Demam 2 – 4 minggu, kadang terjadi kenaikan
suhu rangkap ” double daily rise”.
• Menggigil sperti malaria, diare/disentri, penurunan
BB, spleno, hepato megali, pansitopeni,
peningkatan gamma globulin, perubahan kulit
( eritem, hiperpigmentasi, granuloma).
• Kematian biasanya terjadi kalau ada infeksi
sekunder.
Diagnosis
• Gejala klinik khas.
• Test komplemen : Lesihmania (+).
Pengobatan
• Simptomatologi.
• Neostibosan, Sulostibosan, Diamidin (sangat
toksik), Pentamidin.
Pencegahan
• Pengobatan terhadap penderita.
• Pemberantasan lalat Phlebotomus.
• Menyingkirkan anjing sakit.
• Repellent.
2. Leishmania tropica
Penyakit
• Oriental sore/Delhi ulcer/Aleppo/Delhi
boil/Bagdad boil/Leishmaniasis cutis.
Morfologi
• Lonjong, kecil, tidak berflagel, hidup dalam
sel, ukuran 4,2 x 3,8 mikron.
Jenis
• Ada 2 jenis penyakit Oriental sore:
• Tipe kring/urban : kronis, ulkus lambat.
• Tipe basah/rural : akut, ulkus, cepat.
Lingkaran hidup
• Vektor lalat Phlebotomus.
• Hospes reservoir : tikus liar.
Epidemiologi
• Endemi di : Asia, Eropa, Afrika Utara,
Amerika Selatan/Tengah, Yordania,
Soviet.
• Ditularkan secra siklik oleh Phlebotomus
patasii, Stomoxys calcitrans.
• Penularan : tikus – manusia, manusia –
lalat – manusia.
Patologi & Simptomatologi
• Menyerang kulit dan selaput lendir.
• Hipertrofi korium dan infiltrasi sel
lapisan kulit.
• Papula papula dan nodul kecil.
• Lisis jaringan.
• Ulkus.
• Masa tunas bbrp minggu – bulan.
• Demam.
Diagnosis
• Gejala klinik khas, tipe dan penyebaran lesi.
• Test komplemen : Lesihmania (+).
Pengobatan
• Topikal
• Sistemik
Pencegahan
• Pengobatan terhadap penderita.
• Pemberantasan lalat Phlebotomus.
• Menyingkirkan tikus liar sakit.
• Repellent.
3. Leishmania braziliensis
Penyakit
• Leishmaniasis America/L. Nasopharynx/
Mucocutis/Espundia/Uta/Chiclero ulcer/Forrest
jawa
Jenis
• Ada 3 jenis
• Tipe Mexico/Chiclero ulcer : telinga, bbrp ulkus,
parasit sedikit, prognosa baik.
• Tipe Uta/Oriental sore: sama dengan tipe Mexico,
predileksi jarang sampai ke selaput lendir,
prognosis baik.
• Tipe Espundia : kulit, selaput lendir, hidung,
mulut, pharynx, larynx, demam, ulkus, prognosis
kurang baik.
Lingkaran hidup
• L. braziliensis berkembang biak secara cyclico
development dalam spesies Phlebotomus.
• Vektor utama : Phlebotomus.
• Hospes reservoir : tapir, anjing liar, uvet, cavles.
Epidemiologi
• Yucatan Mexico.
• Luar kota
• Banyak menyerang dewasa laki – laki, pekerja di
hutan.
• Espundia lebih banyak pada anak – anak.
• Penyebaran dipengaruhi oleh musim, jumlah
lalat.
Patologi & Simptomatologi
• Menyerang bibir, telinga, dan selaput lendir.
• Hipertrofi korium dan infiltrasi sel lapisan kulit.
• Papula papula dan nodul kecil lisis jaringan ulkus
Diagnosis
• Gejala klinik
• Predileksi
• Test Montenegro parasit.
Pengobatan
• Neostibosan, Amfoterisin B, Pirimetamin.
Pencegahan
• Pengobatan terhadap penderita
• Pemberantasan lalat Phlebotomus.
• Menyingkirkan tikus liar sakit.
• Repellent.
Toxoplasma gondii
• Termasuk golongan Sporozoa.
• Pertama kali ditemukan dalam binatang
mengerat (Ctenodactylus gondii)
• Penyebab penyakit kongenital pada
neonatus.
Morfologi
• Ukuran 3 – 6 mikron.
• Selaput sel, inti lonjong, kariosom
ditengah
Lingkaran hidup
• Berkembang biak dengan belah pasang dalam
tubuh hospes.
• Kista tumbuh dalam jaringan mamalia atau
burung.
Epidemiologi
• Kosmopolit.
• Menyerang setiap golongan.
• Ditemukan pada 70 dari 100.000 neonatus.
• Penularan trans placental.
• Kista ditemukan dalam daging sapi, babi, domba,
ayam, kelinci, anjing
LINGKARAN HIDUP
Patologi & Simptomatologi
• Tidak berbahaya.
• Toxoplasmosis kongenital : tetrade :
perkapuran intra serebral, chorioretinitis,
hidrocephalus/microcephalus, gangguan
psikomotor.
• Toxoplasmosis post natal :
limphadenopati axilla & cervicalis, infeksi
akut dengan ruam kulit ( hepatitis,
meningoencephalitis), uveitis, choroiditis.
Diagnosis
• Gejala klinik.
• Test serologi Sabin Feldman : tes ikat warna
warna +
• Test ikat komplemen.
• Test hemaglutinasi.
• Tes tuberkulin.
Pengobatan
• Pirimetamin.
• Spiramycin.
• Kortikosteroid.
Prognosis
• Tanpa penyulit : dapat sembuh
Genus Sarcocystis
Pd manusia disebut Sarcocystis lindemanni (Sporozoa)
Sporozoa.
Lingkaran hidup
• Dalam otot bergaris, parasit membentuk kelompok spora
yang panjang ( Miescher tube).
• Miescher tube dewasa mempunyai membran dalam dan
luar dengan trabekel yang membentuk ruang.
• Ruang berisi spora berbentuk sabit.
• Spora matang berukuran 10 – 15 mikron, mengandung
sporozoit.
• Sporozoit bila dilepaskan akan berjalan berputar dan
meluncur.
Patogenitas
• Sebagian besar tidak menimbulkan infeksi.
• Infeksi pada manusia jarang terjadi dan tidak menimbulkan
gejala/kerusakan.
Pneumocytis carinii
Penyakit : Pneumonia
Morfologi dan Lingkaran hidup
• Berkembang biak secara belah pasang.
• Terdapat dalam eksudat paru.
• Penularan secara droplet.
Epidemiologi
• Pneumocytis kosmopolit pada manusia, binatang
pengerat, anjing, dan binatang peliharaan yang lain.
• Pada manusia sering ditemukan pada anak2. jarang
pada dewasa.
• Menyerang jika daya tahan tubuh turun, sehingga
sering ditemukan pada bayi lemah, prematur, atau
anak2 di panti asuhan.
Patologi dan Simptomatologi
• Paru2 yang terinfeksi : kenyal, kelabu, dan
tanpa udara.
• Mikroskopis : septum alveolar menebal,
infiltrasi sel plasma, epitel alveolar menebal
dan sebagian deskuamasi, alveolus berbuih
(terisi eksudat, lemak dan parasit).
• Masa tunas 20 – 30 hari.
• Gejala : anoreksia, lemah, berat badan
turun, dispnoe progresif, sianosis, batuk
kering. Kematian disebabkan oleh asfiksia.
Diagnosis
• Gejala klinik.
• Hasil rontgen.
• Tes komplemen titer meningkat +
Pengobatan
• Pentamididn, Stilbamidin, Neostibosan
• Antibiotik
• Kortikosteroid
• Oksigen.
PARASIT MALARIA
Genus Plasmodium. Kelas Sporozoa. Spesies P.
vivax, P. malariae, P falciparum, P ovale.
Penyakit
Malaria, Demam intermitten, Demam Roma,
Demam Chagres, Demam Tropicana.
Spesies
• Plasmodium malariae ( Laveran – 1880)
• Plasmodium vivax ( Grassi & Feletti – 1890)
• Plasmodium falciparum (Welch – 1897)
• Plasmodium ovale (Stephens – 1922)
Morfologi
1. Plasmodium vivax
• Warna eristrosit pucat karena kurang
haemoglobin, dan membesar.
• Trofozoit muda : cakram dengan 1 inti,
bentuk seperti cincin stempel.
• Trofozoit tua : bentuk tidak teratur, titik
Schuffner, gerakan amoeboid. Setelah 36
jam mengisi hampir seluruh eritrosit. Inti
membelah menjadi bentuk schizoid.
• Schizoid, mengandung pigmen, terbentuk
sempurna setelah 48 jam, ukuran 8 – 10
mikron, mengalami segmentasi.
• Merozoit : bagian dari inti yang
membelah, bentuk lonjong, ukuran 1,5
– 3 mikron.
• Gametosit : lonjong, hampir megisi
seluruh eritrosit. Mikrogametosit : inti
merah muda, sitoplasma biru.
Makrogametosit : inti merah padat
letak ditepi, sitoplasma biru.
• Sel darah yang diinfeksi P. vivax :
butirir – butir halus, bulat, uniform,
merah muda ( titik Schuffner).
Plasmodium vivax
Plasmodium vivax
• 2. Plasmodium malariae
• Trofozoit bentuk cincin. lebih kecil.
• Trofozoit muda : sel darah tidak membesar.
• Trofozoit lebih tua : ada 1 bentuk pita.
• Schizoid terbentuk sempurna setelah 72 jam,
menyerupai bunga serunai/rose, pigmen hijau
tengguli padat.
• Merozoit dan gametosit hampir sama P. vivax tapi
lebih kecil.
• Sel darah yang diinfeksi P. malariae : dengan
pewarnaan akan tampak butir – butir halus, bulat,
uniform, merah muda ( titik Ziemann).
GAMETOSIT
Plasmodium malariae
3. Plasmodium falciparum
• Trofozoit dan gametosit ditemukan dalam darah
tepi.
• Infeksi multipel sangat khas : bentuk cincin
khas dengan kromatin rangkap.
• Sel darah yang diinfeksi P. malariae : dengan
pewarnaan akan tampak butir – butir halus,
bulat, uniform, biru ( titik Maurer).
4. Plasmodium ovale
• Jarang terjadi dan hampir sama dengan P.
malariae.
Lingkaran Hidup
• Mempunyai 2 hospes : vertebrata dan nyamuk.
• Vertebrata : siklus aseksual schizogoni
• Nyamuk : siklus seksual sporogoni.
Schizogoni
• Siklus ekso eritrositik
• Nyamuk Anpheles menggigit manusia
( vertebrata lain) Sporozoit infektif sel
parenkim hati kriptozoit membelah diri
15.000 – 40.000 merozoit kriptozoik sel hati
pecah merozoit keluar sebagian difagosit,
sebagian masuk sel hati baru ulangi siklus
reproduksi stadium pra eritrositer
( sebelum masuk sel darah)
Siklus eritrositik
• Merozoit kriptozoik masuk dalam sel
darah merah trofozoit (kromatin kecil,
dikelilingi sedikit sitoplasma berbentuk
cincin) trofozoit tumbuh ( sitoplasma
membesar, bentuk tidak teratur,
pigmen) schizont muda schizont
matang membelah menjadi banyak
merozoit pigmen dan sisa sel masuk
plasma darah sebagian di fagositosis,
sebagian masuk kedalam sel darah
merah gametosit siklus seksual.
Sporogoni (nyamuk)
• Gametosit mikrogametosit (jantan)
membelah menjadi 8 bergerak ke
pinggir parasit mikrogamet keluar dari
sel induk (eksflagelasi) masuk ke
dalam makrogamet zigot 12 -24 jam
ookinet ookista ( mengandung
sporozoit) pecah sporozoit masuk
kedalm kelenjar liur nyamuk Anopheles.
Patologi
• Perubahan vaskuler : penghancuran eritrosit
dan penyumbatan kapiler di alat dalam.
• Anoksemia : a. penghancuran sel darah merah
oleh merozoit menyebabkan terjadinya
penimbunan pigmen yang menyebabkan
terjadinya warna kelabu pada cotex cerebri,
limpa, hati, ginjal. b. penimbunan oleh sel
lekosit dan makrofag menimbulkan reaksi
radang menahun. c. penimbunan hemoglobin
dan hemosiderin dalam hati. d. anemia.
Plasmodium ovale
Klinik
1. Plasmodium vivax
• Nama : Tertiana/benigna
• Siklus pre eritrositik : 8 jam
• Masa prepaten : 11 – 13 hari
• Masa tunas : 12 – 17 hari. Bahkan 6 – 12
bulan
• Siklus eritrositik : 45 jam
• Siklus para eritrositik : ada
• Parasitemi/mm : rata2 20.000, maksimum 50.000
• Serangan pertama : ringan sampai berat
• Serangan demam : 8 – 12 jam
• Lamanya : 2 – 4 minggu
• Relaps : ++
• Waktu rekuren : lama
• Lamanya infeksi : 1,5 – 5 tahun
2. Plasmodium malariae
• Nama : Quartana
• Siklus pre eritrositik : 12 jam
• Masa prepaten : 15 – 16 hari
• Masa tunas : 18 – 40 hari. Bahkan beberapa
tahun
• Siklus eritrositik : 72 jam
• Siklus para eritrositik : ada
• Parasitemi/mm : rata2 6.000, maksimum 20.000
• Serangan pertama : ringan
• Serangan demam : 8 - 10 jam
• Lamanya : 4 – 8 minggu
• Relaps : +++
• Waktu rekuren : lama sekali
• Lamanya infeksi : 1 – 30 tahun
3. Plasmodium falciparum
• Nama : Tertiana/Maligna/Subtertiana/aestive
autumnal
• Siklus pre eritrositik : 6 jam
• Masa prepaten : 9 – 10 hari
• Masa tunas : 9 – 14 hari
• Siklus eritrositik : 48 jam
• Siklus para eritrositik : tidak ada
• Parasitemi/mm : rata2 100.000 -500.000, maksimum
2.000.000
• Serangan pertama : berat
• Serangan demam : 16 - 36 jam
• Lamanya : 2 minggu
• Relaps : +
• Waktu rekuren : cepat
• Lamanya infeksi : 0,5 – 1 tahun
4. Plasmodium ovale
• Nama : Tertiana/Benigna
• Siklus pre eritrositik : 9 jam
• Masa prepaten : 14 – 15 hari
• Masa tunas : 16 – 18 hari
• Siklus eritrositik : 48 jam
• Siklus para eritrositik : ada
• Parasitemi/mm : rata2 9.000, maksimum 30.000
• Serangan pertama : ringan
• Serangan demam : 6 - 12 jam
• Lamanya : 3 minggu
• Relaps : ++
• Waktu rekuren : lama
• Lamanya infeksi : 1,5 – 5 tahun
Pengobatan
Pengobatan malaria meliputi cara umum & suportif
dan pengobatan kimiawi.
Umum & suportif
• Istirahat.
• Kompres untuk mengurangi demam.
• Asetosal/Sedativum untuk sakit kepala dan rasa
tidak enak.
• Pemberian intake cairan cairan yang cukup.
• Diet tinggi protein.
• Vitamin.
2. Obat kimiawi
• obat pencegah penyakit ( causal prophylctic) :
menghancurkan parasit pra eritrosit : Kuinakrin
(Atabrin,Mepacrin), Camolar ( dihidrotiazin pamoat =
kloroguanida)
• obat penekan (supresif) : untuk mencegah timbulnya
gejala klinik : Klorokuin, Primakuin, Kloroguanida,
Primetamin, Kina + Primakuin.
• obat penyembuh (terapeutik) :mengobati serangan
dan menghancurkan parasit seksual eritrositik :
Primakuin, Klorokuin, Amodaikuin.
• Pengobatan radikal : untuk memusnahkan bentuk
ekso eritrositik lanjut : Primakuin, Klorokuin
• Gametosit dan gametositik : Kloroguanida
Kemoterapi Malaria
Stadium Plasmodium
Bahan kemoterapi
Macam Obat Fase jar Fase eritrosit Fase jar Fase dlm Toksisitas
primer sekunder nyamuk
aseksual seksual
Amodiakuin - +++ - - - +
Keterangan :
# : Kecuali untuk beberapa strain P. falciparum
+ : Hanya efektif untuk dosis sangat tinggi dan berbahaya
* : Hanya P. falciparum
@ : Tidak dipakai untuk mengobati serangan akut karena bekerja lambat
Epidemiologi
• Manuisa adalah reservoar satu – satunya
penyakit malaria pada manusia.
• Penyebaran di seluruh dunia, subtropik,
tropik, iklim dingin. Kecuali di Kep Pacifik
Tenggara, Selandia Baru,dan Hawaii.
• Morbiditas 100 juta/1 milyar penduduk.
Mortalitas 1 juta/tahun.
• Faktor yang mempengaruhi berat ringannya
penyakit : 1. spleen index ( indeks limpa), 2.
parasit index (indeks parasit), 3. density
mosquito (kepadatan nyamuk), 4. infection
rate (angka infeksi), 5. keadaan lingkungan.
• Indeks limpa : pembesaran limpa tertinggi pada
golongan umur muda, biasanya pada infeksi vivax.
• Indeks parasit : % anak 2 – 9 tahun dengan
plasmodium dalam sediaan darah tebalnya. Anak >
dewasa.
• Berat ringannya infeksi dalam nyamuk Anopheles
betina dapat dilihat dari kandungan ookista dalam
lambung dan sporozoit dari kelenjar liurnya. Sporozoit
hilang setelah nyamuk menusuk 20 kali.
• Epidemiologi dipengaruhi oleh : iklim, topografi, sosio
ekonomi, suhu 16 – 24 derajat dengan kelembaban
60%.
• Dapat sembuh sendiri (self limiting dissease).
• Prognosis baik pada malaria akut dan vivax. Buruk
pada malaria falciparum.
Kekebalan
• Aktif ; didapat pada saat infeksi.
• Pasif : didapat dari ibunya.
• Imunisasi : belum dapat menlindungi karena
strain yang berbeda.
Pencegahan
• Mengurangi sumber infeksi.
• Memberantas nyamuk : membasimi sarang
induk, membunuh larva, mengurangi jumlah
nyamuk dewasa.
• Melindungi orang yang peka terhadap nyamuk :
repellent, kawat nyamuk, terapi profilaksis, test
malaria untuk para donor darah.