Anda di halaman 1dari 13

PENGELOLAAN LIMBAH B3 (Bahan

Berbahaya dan Beracun) dan LIMBAH


MEDIS
Dosen Pembimbing :
Thoha,B.Sc, SKM,M.Si

Poltekkes banten 2015-2016


 Pengertian Limbah B3

Limbah bahan berbahaya dan beracun (B3) adalah sisa suatu


usaha dan/atau kegiatan yang mengandung bahan berbahaya
dan/atau beracun yang karena sifat dan/atau konsentrasinya
dan/atau jumlahnya, baik langsung maupun tidak langsung dapat
mencemarkan dan/atau merusakkan lingkungan hidup, dan/atau
dapat membahayakan lingkungan hidup, kesehatan, kelangsungan
hidup manusia serta makhluk hidup lain
 Kriteria Limbah B3

1. Kriteria berdasarkan Sumber


a. Limbah B3 dari sumber spesifik
b. limbah B3 dari sumber tidak spesifik
c. limbah B3 dari bahan kimia kadaluarsa
2. Kriteria berdasarkan Karakteristik
a. Mudah meledak
b. Mudah terbakar
c. Bersifat reaktif
d.Beracun
e. Menyebabkan infeksi
f. Bersifat korosif
g. Bersifat iritasi
h. Berbahaya bagi lingkungan
i. Karsinogenik
j. Teratogenik
k. Mutagenik
 Pengertian Limbah Medis

Limbah rumah Sakit adalah semua limbah yang dihasilkan


oleh kegiatan rumah sakit dan kegiatan penunjang
lainnya.Mengingat dampak yang mungkin timbul, maka
diperlukan upaya pengelolaan yang baik meliputi pengelolaan
sumber daya manusia, alat dan sarana, keuangan dan tatalaksana
pengorganisasian yang ditetapkan dengan tujuan memperoleh
kondisi rumah sakit yang memenuhi persyaratan kesehatan
lingkungan (Said, 1999).
Pengolahan Limbah Medis
 The “Polluter Pays” principle (prinsip “pencemar
yang membayar”) Artinya bahwa melaului prinsip
tersebut diatas bahwa semua penghasil limbah secara
hukum dan financial bertanggungjawab untuk
menggunakan metode yang aman dan ramah
lingkungan dalam pengelolaan limbah.

 The “Precautionary” principle (prinsip


“Pencegahan”) merupakan prinsip kunci yang
mengatur perlindungan kesehatan dan keselamatan
melalui upaya penanganan yang secepat mungkin
dengan asumsi risikonya dapat menjadi cukup
signifikan.
Lanjutan….
 The “duty of care” principle (prinsip “kewajiban
untuk waspada”) bagi yang menangani atau
mengelola limbah berbahaya karena secara etik
bertanggung jawab untuk menerapkan kewaspadaan
tinggi.

 The “proximity” principle (prinsip “kedekatan”)


dalam penanganan limbah berbahaya untuk
meminimalkan risiko dalam pemindahan.
Teknik Pengelolaan Limbah Tajam
 Safety Box. Alternatifnya : Jarum dan syringe langsung
dimasukkan ke dalam safety box pada setiap selesai satu
penyuntikan; Setelah penuh, safety box dan isinya
ditanam di dalam sumur galian yang kedap air (silo)
atau needle pit yang lokasinya didalam area
unit pelayanan kesehatan.

 Needle Cutter. Alternatifnya : Jarum dipatahkan dengan


needle cutter pada setiap selesai satu penyuntikan;
Potongan jarum yang terkumpul di dalam needle
collection container dimasukkan ke dalam safety box,
kemudian dilanjutkan dengan proses penanganan seperti
yang dijelaskan dalam penanganan menggunakan safety
box.
Lanjutan…

 Needle Burner. Alternatif yang bisa dilakukan adalah :


Jarum dimusnahkan dengan needle burner langsung pada
setiap selesai satu penyuntikan; Syringe selanjutnya
diproses seperti dijelaskan dalam penanganan dengan
needle cutter; Hasil proses pemusnahan dengan needle
burner dimasukkan ke dalam kantong plastic warna hitam,
karena sudah tidak infeksius; Sisa proses bersama kantong
plastiknya langsung dibawa ke tempat penampungan
sementara limbah domestic.
Simbol dan Label
Terimakasi
h

Anda mungkin juga menyukai