Anda di halaman 1dari 53

LAPORAN KASUS

SKIZOFRENIA PARANOID
(F 20.0)

Dokter Pembimbing:
dr. Idawati Waromi Sp.KJ

Oleh :
Galuh Decca S.S.W., S.Ked
012 0840 101
Identitas Pasien

Nomor Registrasi : 000 3814

Nama : Nn. P.A.D


Usia : 17 tahun
Jenis Kelamin: Perempuan
Alamat : Koya Apokat

Agama : Kristen Protestan


Suku Bangsa : Ambon
Pendidikan : SMA
Status Pekerjaan :-
Status Perkawinan : Belum Menikah
Tanggal MRSJ : 17-07-2019
Tanggal Pemeriksaan : 18-07-2019
Yang Mengantar : Keluarga pasien
Pemberi Informasi : Ayah kandung pasien
LAPORAN PSIKIATRI
1. RIWAYAT PSIKIATRI
Berdasarkan:

Autoanamnesa  18 Juli 2019 di IGD RSJD Abepura.

Alloanamnesa  17 – 20 Juni 2019 dengan Ayah kandung


pasien di IGD RSJD Abepura.
KELUHAN UTAMA
 Keluhan utama : Pasien gaduh gelisah
mengamuk memaki maki orang-orang
disekitarnya.
RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG

Pasien merupakan pasien baru yang


dibawa ke IGD RSJD. Pasien datang
diantar ke IGD RSJD Abepura oleh
keluarga pasien yaitu ayah dan ibu
kandung pasien.

Ayah pasien mengatakan 3 bulan belakangan ini pasien mengalami


perubahan perilaku. Pada tanggal 22 Mei 2019 semenjak itu pasien
mulai menunjukan perubahan perilaku berupa bicara sendiri,
berjalan keluar tanpa tujuan, marah tanpa sebab, menghamburkan
uang orang tua, utang di tetangga, bahkan pasien mengatakan
kalau dirinya ingin dibunuh oleh orang tuanya

Menurut ayah kandung pasien, pasien


menunjukkan perubahan tingkah laku ± 1 hari
yang lalu (16 Juli 2019). Sejak saat itu pasien
lebih sering keluar rumah tanpa tujuan, sering
berbicara sendiri, komat-kamit sulit tidur,
pasien tidur jika mengkonsumsi obat, dan tiba-
tiba marah tanpa alasan yang jelas, sering
membeli barang-barang yang tidak berguna dan
menghamburkan uang orang tua, tidak mau
melakukan aktivitas dan berbicara secukupnya
dengan orang lain.
Hingga akhirnya tanggal 17 Juli 2019 pasien dibawa oleh ayah
kandung pasien ke RSJD Abepura karena pasien mengamuk
dan memaki orang-orang di sekitar rumah, pasien juga sering
bicara sendiri, marah-marah tanpa sebab yang jelas, pasien
merasa dirasuki roh leluhurnya yang sudah tiada dan pasien
merasa dirinya merupakan orang penting yang harus
mengajarkan kebenaran disekitarnya, sehingga pasien harus
dirawat di RSJ.

Pada tanggal 18 Juli 2019


dimana merupakan hari
kedua pasien dirawat inap,
pasien tampak senang di IGD.

Pasien menceritakan alasan mengapa


pasien marah – marah kepada
ibunya, berdasarkan keterangan dari
pasien alasan dia marah – marah
karena menurutnya ibu pasien sering
memukulinya dan hendak
membunuhnya, hal itu yang memicu
pasien menjadi lebih sering emosi
ketika melihat wajah ibunya.
Pada jam 16.00 sore hari pasien dijenguk
oleh tetangganya, pasien tampak senang,
pasien banyak bercerita dengan tetangganya.
Namun, ketika petugas medis mendekati
salah seorang tetangganya pasien langsung
terlihat gelisah dan tidak suka sehingga
pasien melarang petugas medis dekat dengan
tetangganya.

Tanggal 19 Juli 2019, hari ketiga pasien


dirawat inap. Pasien mulai menunjukkan
kemajuan berupa bangun pagi merapikan
tempat tidur dan menyapa baik petugas
yang datang ke IGD. Pada hari ini pasien
masih suka menganggap dirinya orang
penting yang harus mengajarkan
kebenaran di Papua.

Tanggal 20 Juli 2019, hari keempat


pasien dirawat inap. Pasien tampak
tenang dan malam dapat tidur baik,
pasien dapat bersosialisasi dengan
orang-orang yang berada di IGD.
Pada pagi hari keluarga pasien
meminta dokter agar pasien dirawat
jalan saja menurut keluarga pasien
sudah bisa di ajak komunikasi.
Akhirnya pasien diijinkan pulang
dengan catatan harus rajin kontrol
ke poli RSJD.
GLOBAL ASSESSMENT OF FUNCTIONING
(GAF) SCALE

Grafik GAF
80

70

60

50

40
GAF
30

20

10

0
17/07/2019 18/07/2019 19/07/2019 20/07/2019

Keterangan :
70 – 61 = beberapa gejala ringan dan menetap,
disabilitas ringan dalam fungsi, secara umum masih baik.
RIWAYAT PENYAKIT SEBELUMNYA

Riwayat
Riwayat
gangguan
psikiatri gangguan fisik

Pasien merupakan Riwayat trauma kepala (+),


riwayat kejang (-), riwayat
pasien baru mengalami kejang demam (-), riwayat
gangguan dan dibawa alergi disangkal, riwayat
ke IGD RSJD Abepura asma disangkal, HT
disangkal, DM disangkal, TB
pada tanggal 17 Juli Paru dan HIV disangkal,
2019. Riwayat malaria disangkal.
RIWAYAT KELUARGA

Keterangan:

= laki laki

= perempuan

= pasien
RIWAYAT PENGGUNAAN NAPZA
Keluarga pasien mengaku pasien tidak memiliki
riwayat meminum alkohol, pasien memiliki
riwayat merokok, dan tidak menggunakan zat
adiktif lainnya.
RIWAYAT PREMORBID

Riwayat Prenatal dan Perinatal


Menurut ayah kandungnya, selama ibunya mengandung pasien, ibu
tidak mengalami penyakit ataupun kekurangan asupan gizi. Pasien
dilahirkan secara normal oleh ibunya pada saat usia 9 bulan kehamilan.

Masa kanak-kanak awal ( 0 sampai usia 3 tahun)


Ayah pasien mengatakan bahwa pasien tumbuh sehat dan normal seperti anak
seusianya dan jarang terkena penyakit

Masa kanak-kanak pertengahan (usia 3 – 11 tahun)


Masa kanak-kanak pasien sesuai dengan teman-teman sebayanya. Menurut Ayah paisen,
pasien mempunyai beberapa teman dan bergaul baik dengan teman sebayanya.

Masa kanak-kanak akhir (pubertas sampai remaja)


Hubungan dengan keluarga Hubungan baik, Riwayat sekolah: Sedang berada di bangku
SMA, Hubungan sosial: Kurang baik dengan keluarga jauh Perkembangan motorik dan
kognitif: Tidak ada data, Selama belajar disekolah: Ayah pasien mengatakan disekolah
pasien pintar.

Masa Dewasa
2. PEMERIKSAAN FISIK

KU : Tampak
tenang
Kesadaran : CM
Status generalis dalam
Vital sign batas normal
Tekanan Darah : 120/70
mmHg
Nadi : 89x/menit
Suhu badan : 36,2 ºC
Respirasi : 20x/menit

BB : 33kg
TB : 140cm
PEMERIKSAAN LABORATORIUM

18 – 07 - 2019
Hb 13,1 g/%

Leukosit 10.250 mmk

Eritrosit 4,9juta/mm3

Trombosit 285 ribu/mm3

DDR Negatif

HbsAg Positif

HbsAb Negatif
3. STATUS PSIKIATRI
 Penampilan : cukup bersih, menggunakan pakaian
sesuai usia pasien. Pasien dengan postur tegak,
menggunakan jampsuit, perhiasan, memakai high
heels dan berpenampilan berlebihan.
 Kesadaran : compos mentis dengan gangguan.
(Pasien dapat berespon terhadap stimulus dari luar).
 Perilaku dan aktivitas psikomotor : agitasi
hiperaktivitas. (Jalan mondar-mandir).
 Pembicaraan : artikulasi (jelas), kecepatan
(normal), intonasi (monoton), echolalia.
 Sikap terhadap pemeriksa : kooperatif (pasien
mau menjawab pertanyaan yang diajukan
pemeriksa).
KEADAN AFEKTIF
 Mood : eutimik (ekspresi wajah pasien ditanya
apakah bahagia pasien raut wajah sesuai).
 Afek : appopriate ( pasien menunjukan tanda
ekspresi afek).
 Empati : tidak dapat dirasakan (tidak bisa turut
merasakan apa yang dirasakan orang
sekitarnya.
 Keserasian : serasi (ketika bicara tentang
sesuatu, antara mood-afek dan kenyataan
serasi).
FUNGSI INTELEKTUAL
 Taraf pendidikan, pengetahuan umum, dan
kecerdasan : Terganggu (Pengetahuan pasien
kurang/lupa ketika diskusi tentang pelajaran sekolah
(pengetahuan sosial) sesuai dengan pendidikan
terakhirnya.
 Daya konsentrasi : Terganggu (Tidak dapat dinilai saat
pertama kali datang ke IGD. Saat perawatan diruangan
(19 Juli 2019) konsentrasi pasien kurang ketika ditanya
tentang pelajaran di sekolah dan masa kanak-kanak.
 Orientasi : Waktu, Tempat, Orang belum terganggu
(pasien dapat menyebutkan dengan benar dimana pasien
tinggal, tahun sekrang pasien ingat, pasien mengerti saat
ini dia berada di RSJ.
 Daya ingat : Jangka segera, Jangka pendek, Jangka
panjang (pasien tidak dapat mengingat nama pemeriksa,
kemarin bikin apa pasien lupa, Kurang mengingat riwayat
sekolah).
GANGGUAN PERSEPSI
 Halusinasi : (+) auditorik (pasien mendengar
sauara-suara maupun bisikan-bisikan dari
Tuhan).
 Ilusi : (-)
 Depersonalisai : (-)

 Derealisasi : (-)
PROSES BERPIKIR
 Arus Pikiran : Produktivitas (kurang ),
Kontinuitas (irreleven) , Hendaya Bahasa (tidak
ada).
 Isi pikiran : flight of ideas(+) (verbalisasi cepat
dan terys menerus menghasilkan satu ide ke ide
yang lain).
 Waham kebesaran (+) ( gambaran identitas
pasien yang berlebihan)
 Waham kejar (+) (keyakinan palsu bahwa
pasien akan dibunuh)
 Waham curiga (+) (keyakinan pasien bahwa
tetangganya akan direbut oleh petugas medis)
Pengendalian Impuls
Kurang baik karena pasien berjalan mondar-
mandir, seperti kebingungan (terganggu).
Daya Nilai Tilikan

 Norma sosial : Menurut  1 (menyangkal total terhadap


teman-temannya, pasien di penyakitnya ).
sekolah sering menyendiri,
pasien juga menganggap
teman-temannya iri terhadap  Taraf dapat dipercaya : Sulit
kecantikan pasien. (home
visite). dipercaya.
 Uji daya nilai : Tidak dapat
nilai pada saat pemeriksaan di
IGD. Namun ketika pasien
ditanyakan istilah dikambing
hitamkan pasien tidak
mengerti. (home visite).
 Penilaian realitas : Tidak
dapat membedakan realitas
dan fantasi.
FORMULASI DIAGNOSIS

Paranoid (F20.0)
DIAGNOSIS MULTIAKSIAL

Aksis I Aksis II

Aksis III Aksis IV

Aksis V
DIAGNOSIS BANDING
 F20.1 Skizofrenia Hebefrenik
 Paranoid (F.22.0) Gangguan Waham

 (F.22.8) Gangguan Waham menetap lainnya


TERAPI
Farmakologis Psikoterapi

 Persidal 2 mg (1-0-1)  Pada Pasien


 Haloperidol 2 mg (0-0-  Pada Keluarga
1)
 Trihexyphenidyl 2 mg
(1-0-0)
PROGNOSIS
 Ad vitam : bonam
 Ad fungsionam : dubia ad bonam
 Ad sanationam : dubia ad bonam
PEMBAHASAN

Penegakan
Diagnosa

Diagnosis
banding

Terapi
Berdasarkan PPDGJ III, skizofrenia didefinisikan sebagai suatu sindrom
dengan variasi penyebab perjalanan penyakit, serta sejumlah akibat tergantung
pada pertimbangan pengaruh genetik, fisik, sosial dan budaya. Skizofrenia
adalah suatu deskripsi sindrom dengan variasi penyebab (banyak belum
diketahui) dan perjalanan penyakit (tak selalu bersifat kronis atau
“deteriorating”) yang luas, serta sejumlah akibat bergantung pada perimbangan
pengaruh genetik, fisik, dan budaya.
SEJARAH
Benedict Morel (1809-1926), dẻmence prẻcoce untuk pasien dengan penyakit yang
dimulai pada masa remaja yang mengalami perburukan.
Karl Ludwig Kahlbaum (1828-1899) menggambarkan gejala katatonia
Ewold Hacker (1843-1909) menulis mengenai perilaku aneh atau kacau (bizzzare) pada
pasien dengan hebefrenia.
Emil Kraepelin (1856-1926) membagi skizofrenia dalam beberapa jenis berdasarkan gejala
utama pasien.
Eugen Bleuler (1857-1939) mengajukan istilah “skizofrenia”, yaitu jiwa yang terpecah-
belah, adanya keretakan atau disharmoni antara proses berpikir, perasaan, dan perbuatan.
*4 A Bleuler : asosiasi, afek, autisme dan ambivalensi
*DSM-IV-TR, insidensi tahunan skizofrenia antara 0,5-5,0/10.000 dengan
beberapa variasi geografik
*Menyerang <1% populasi, biasanya bermula <25 tahun, berlangsung seumur
hidup, dan mengenai orang dari semua kelas sosial.
*Terjadi pada 15 - 20/100.000 individu per tahun, dengan risiko morbiditas
0,85% (pria/wanita) dan kejadian puncak pada akhir masa remaja atau awal
dewasa.
*Laki-laki memiliki onset skizofrenia yang lebih awal daripada wanita;
(Lk 15-25th, Pr 25-35th)
*Pria cenderung mengalami hendaya akibat gejala negati
*Wanita cenderung memiliki kemampuan fungsi sosial yang lebih baik sebelum
awitan penyakit.
*Hasil akhir pasien skizofrenia wanita lebih baik dibandingkan pria.

*
Biologi

Psycho Sosial

*
Skizofrenia Paranoid

Waham kejar

Waham hubungan

Waham cemburu

Gejala

Klinis : didominasi
Halusinasi auditorik
waham-waham

Terjadi secara episodik


dengan remisi sebagian/
sempurna

Prognosis buruk sembuh


pura-pura

Sikap bermusuhan, agresif


Terapi

Hospitalisasi
Psikofarmaka
 Indikasi primer untuk  Anti psikotik
diagnosis  ECT (electro Convulsive
 Stabilisasi medikasi Therapy ) baik untuk
 Keselamatan terhadap tipe katatonik dan
usaha bunuh diri sakit < 1th
 Tingkah laku yang suka
merusak
 Gangguan tidur Psikososial therapy
 Tidak mau makan
Obat Anti-psikotik
Analisis Kasus

Sebab Utama :
Wanita, 17 th, Pasien mengamuk dan
memaki-maki orang
Pelajar , Kristen
disekitarnya
Protestan,
Belum menikah, dibawa
Keluarganya (Tn. Deilo,
55 th) Keluhan Utama:
Mendengar
Bisikan- bisikan
Analisis Kasus
Gangguan
Jiwa

PSIKOTIK NONPSIKOTIK
TIPE DINGIN

- Insight +
Labil Emosi Stabil
+ Waham/halusinasi -
Nonrealistik Fungsi Ego Realistik
Respon < baik Responsivitas Respon baik
< baik Kognitif Baik
Analisis Kasus

PSIKOTIK

ORGANIK NONORGANIK
TIPE DINGIN

Demensia, Gg. Afek.


Delirium Skizofrenia Gg. waham
dll dll
Definisi

Eugen Bleurer SKIZOFRENIA DSM IV

gangguan terjadi min. 6


• Perpecahan (schism) antara
bulan, dg 1 bulan fase
pikiran, emosi, dan perilaku
aktif, diikuti, delusi,
• Kepribadian yang terbelah
halusinasi, bicara tidak
(split personality)
terorganisir, ada perilaku
• 4 A (Afek, asosiasi,
katatonik, ada gejala
ambivalensi, autisme)
negatif
Kriteria Diagnosis
GEJALA
DURASI
KARAKTERISTIK Gangguan menetap min. 6 bulan
2/lebih dlm 1 bulan (sekurangnya 1 bulan gejala
• Waham karakteristik)
• Halusinnasi
• Bicara terdisorganisasi
• Prilaku terdisorganisasi Gg. Skizoafektif
• Gejala negatif
DSM
dan Mood disangkal
IV
DISFUNGSI
Zat/Kondisi Medis
SOSIAL/PEKERJAAN
1/lebih fungsi utama (pekerjaan, Umum disangkal
hub.interpersonal, perawatan diri)
dibawah tingkat sebelum onset
Hub. Dg Gg. Perkemb.
Pervasif
Etiologi

Diatesis-Stres
Faktor Biologis
Model

Faktor
Genetika Psikososial
Analisis Kasus

Disfungsi sosial
dan Pekerjaan
Gejala
Karakteristik

Durasi : 3 bulan SKIZOFRENIA

Memenuhi 4/5  3 bln


• Waham kebesaran Gg. Mood (-)
• Waham curiga Zat/sakit medis (-)
• Halusinasi auditorik
• Gejala positif
Skizofrenia

Undiffe-
Paranoid Hebefrenik Katatonik
rentiated

Halusinasi waham Prilaku pikiran kacau Prilaku katatonik Tidak termasuk


Afek dangkal dalam klasifikasi lain

F. 20. 0
DIAGNOSIS MULTIAKSIAL

AKSIS AKSIS
II V
GAF SCALE 70-61 (IGD)
TIDAK ADA DIAGNOSIS

AKSIS AKSIS
III IV
Masalah dengan
TIDAK ADA DIAGNOSIS
Lingkungan Sosial
Tatalaksana

PSIKOTERAPI SOSIOTERAPI FARMAKO-


TERAPI

mengurangi penderitaan, membantu pasien agar • Persidal 2 mg (1-0-1)


ketidakmampuan, dapat kembali berinteraksi • Haloperidol 2 mg (0-0-1)
menghilangkan gejala dengan lingkungan • Trihexyphenidyl 2 mg (1-0-0)
positif dan negatif sosial
Tatalaksana

Menentukan gejala sasaran yang akan


diobati

antipsikotik yang telah bekerja dengan baik


Prinsip Tatalaksana dimasa lalu dapat digunakan lagi

Farmakologi

Lama minimal 4 – 6 minggu,dosis adekuat

Penggunaan kombinasi >1 antipsikotik jarang


diindikasikan.
Prognosis

Prognosis Baik Prognosis Buruk


Onset lambat Onset muda
Faktor pencetus yang jelas Tidak ada faktor pencetus
Onset akut Onset tidak jelas
Riwayat pramorbid yang baik Riwayat pramorbid yang buruk
Gejala gangguan mood Perilaku menarik diri, autistik
Menikah dan telah berkeluarga Tidak menikah, bercerai, janda/duda
Riwayat keluarga (-) Riwayat keluarga skizofrenia (+)
Sistem pendukung yang baik Sistem pendukung yang buruk
Gejala positif Gejala negatif
Jenis kelamin perempuan Tanda dan gejala neurologis, Riwayat trauma perinatal,
Tidak ada remisi dalam tiga tahun, sering relaps,
riw. Serangan (+)
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai