AKADEMI KEBIDANAN
TUKUNGAGUNG
Imunisasi penemuan medik terbesar bidang
kedokteran
Pokok bahasan
1. tujuan & manfaat imunisasi
2. jenis-jenis imunisasi dan jenis vaksin
3. program imunisasi dan praktek imunisasi
4. keterbatasan imunisasi
5. reaksi samping dan KIPI
6. vaksin kombinasi
Tujuan Imunisasi
1. manfaat epidemologik
Menimbulkan herd-immunity
Jumlah individu yang kebal melewati jumlah tertentu,
hasil imunisasi massal
Penderita yang rentan, kecil kemungkinannya menjadi
sakit
imunisasi
Lingkungan
host (environment)
imunisasi
agen penyakit
1. MANFAAT VAKSIN SECARA EPIDEMIOLOGIK
kelangsungan hidup anak
2. manfaat individual
Manfaat vaksin untuk individu
Imunisasi aktif
– tubuh membentuk antibodi
Imunisasi pasif
– tubuh mendapat antibodi
Imunisasi dasar
– sejumlah suntikan yang diperlukan untuk mencapai kadar antibodi di atas
kadar netralisasi
Imunisasi ulangan
– setiap suntikan untuk meningkatkan kembali kadar antibodi sampai di atas
kadar netralisasi
Imunisasi wajib
–Imunisasi yang diharuskan sesuai dengan PPI (program pengembangan
imunisasi- expanded program on immunization)
Imunisasi anjuran
– imunisasi diluar PPI
IMUNISASI (Pengebalan)
Adalah suatu usaha untuk meningkatkan derajat imunitas
seseorang terhadap penyakit tertentu dengan cara
pemberian vaksin
IMUNITAS (Kekebalan)
Daya tangkal seseorang terhadap suatu penyakit tertentu
IMUNITAS
AKTIF PASIF
Tahun 1948 : Setelah PD. II. Indonesia cacar (+) vaksinasi cacar
3. Vaksin Rekombinan
Hepatitis B
Tifoid (Ty2la)
cara memberikan vaksin
Per-oral
–Lewat mulut, merangsang mukosa
–Intranasal, masih dikembangkan
Parenteral
–Intrakutan, didalam kulit
–Subkutan, dibawah kulit
–Intramusluker
–Dengan jet-gun
Vaksin BCG kering
- Bayi : 1 ampul vaksin disertai 4 cc pelarut
- Harus dipakai dalam waktu 3 jam setelah
dilarutkan (2-8 oC)
- Sisa vaksin tak dapat disimpan
Vaksin Sabin
Keuntungan :
1. Lebih effektif dari V. Salk
2. Memberikan imunitas lokal & humoral pada dinding usus
3. Pemberian mudah & harga murah
4. Imunitas bertahan cukup lama (8 tahun)
5. Timbulnya antibodi sangat cepat
6. Dapat dipakai di lapangan & tidak memerlukan persyaratan suhu beku
7. Waktu epidemi pembentukan antibodi tidak saja cepat tapi juga merangsang
usus dan cegah penyebaran virus
8. Dapat dibuat dalam sel manusia
Kerugian :
1. Karena virus hidup suatu saat mungkin ganas
2. Virus vaksin bisa capai semua penghuni rumah
3. Daerah panas cold chain baik
4. Kontra indikasi :
- Defisiensi immun
- Pemberian kortikosteroid / Immuno suppressif
Kerugian :
1. Pembentukan antibodi kurang baik
2. Memerlukan beberapa ulangan suntikan
3. Tidak menimbulkan imunitas lokal usus
4. Mahal
5. Pembuatan sangat sulit
6. Dapat tjd. kecelakaan terkontaminasasi virus hidup yang masih ganas
umur, interval dan frekuensi
pemberian vaksin
Primary respons
10 20 30 40 50 Time
First contact
Immune Respons
Pool of immature
lymphocytes
(each one different)
Clonal expansion
of lymphocytes Antigen specific
stimulation of lymphocyte
Clone of
lymphocytes
(all identical)
Immune responses and
immune memory
Activated
lymphocytes
Cell-mediated Antibody-mediated
immunity immunity
CTL Tm
Bm
TH CTL Tm
TH Bm
Cytotoxic Memory Antibody
Helper lymphocytes Memory
T-cells T-cells producing B-cells
cells
Umur, interval dan frekuensi
pemberian vaksin
Frekuensi
–Vaksin hidup, satu sampai dua kali seumur
hidup
–Vaksin partikel, berulang kali, dengan konjugasi
– vaksin mati, terbatas penggunaannya
Booster Effect
DTP-2 DTP-4
2. TUJUAN KHUSUS
Tercapainya
1) UCI desa yang ditargetkan tercapai pada tahun 2000
2) ERAPO yaitu tidak adanya virus polio liar di Indonesia
yang dibuktikan dengan tidak ditemukan virus polio liar
pada seluruh kasus AFP selama 3 tahun berturut-turut
3) ETN artinya mekan kasus TN sampai 1/1000
kelahiran hidup dalam 1 tahun
4) Reduksi campak, artinya angka kesakitan campak
sampai 90% dan angka kematian sampai 95%
dibandingkan sebelum ada program imunisasi
5) Mutu pelayanan imunisasi sesuai Standard (WHO)
SASARAN PEMBERIAN IMUNISASI
1. Bayi
2. Ibu hamil
3. WUS
4. Anak SD/MI dan sederajat
Jenis Vaksin
1. BCG
2. DPT
3. polio
4. Campak
5. Hepatitis B
6. DT dan TT
TABEL 1. VAKSIN, DOSIS & FREQUENSI serta INTERVAL
PEMBERIAN, DAN UMUR / SASARAN IMUNISASI
Program imunisasi
pada bayi dan anak
* Imunisasi wajib
PROGRAM PENGEMBANGAN IMUNISASI
( expanded programme on immunization)
11 Developing Countries
Varicella
10 Haemophilus Influenzae
Measles Hepatitis B
Mumps
9 Rubella
DPT
8 Poliomyelitis
Hepatitis B**
7 Measles
DPT
6 Poliomyelitis
BCG
5
1975 1980 1985 1990 1995 2000
*Estimated future use
Source:Vaccine selection J.Wenger, 2001 **Used in ~ 50% of global birth cohort
PPI (3)
BCG:
meskipun tidak dapat mencegah infeksi tetapi dapat
mencegah penjalaran kuman, mencegah kejadian penyakit,
diberikan sedini mungkin, merangsang tanggap kebal seluler
Hepatitis B:
diberikan sedini mungkin setelah bayi lahir. Bila ibu HbsAg
positif, diberikan immune globulin dalam rentang waktu 12
jam setelah lahir, disusul imunisasi aktif
Perjalanan penyakit Hepatitis B
100 100
80
Infeksi kronik (%)
80
60 60
Infeksi
kronik
40 40
20
Infeksi 20
simtomatik
0 0
Lahir 1-6 bulan 7-12 bulan 1-4 thn Remaja
dewasa
Kelompok umur
PPI (4)
DPT:
diberikan setelah umur 2 bulan, jangan sebelumnya, interval
4-6 minggu, suntikan dasar tdd 3 suntikan, ulangan setelah
1 tahun dari suntikan dasar dan selanjutnya diberikan tiap 3
tahun
Polio:
diberikan dalam bentuk OPV, mulai neonatus yang akan
pulang, minimal 4 kali dengan ulangan stahun kemudian.
Imunisasi suplemen (PIN,mopping-up) untuk memutus rantai
penularan. Imunisasi polio suntik setelah pogram eradikasi
polio selesai
Campak :
dua kali suntikan, mulai usia 9 bulan, dilanjutkan dengan
vaksin mono atau trivalen (MMR)
Antibodi Maternal
Imunitas alami
Titer antibodi Anibodi
maternal
Variasi individu
Kadar antibodi pencegahan
Praktek imunisasi
pada bayi dan anak
* Imunisasi anjuran
PPI (5)
Imunisasi anjuran:
Hib, MMR, demam tifoid, varisela, hepatitis A, polivalen
pneumokok , meningokok, influenza, rotavirus
Hib:
mencegah penyakit akibat infeksi kuman Haemophilus
influenzae type b, radang paru dan radang selaput otak, dimula
umur 2 bulan, suntikan dasar minimal 2 kali
MMR:
berisi imunogen campak, mumps dan rubella, diberikan
sebagai vaksin kedua campak atau sebagi vaksin
rubella/mumps. Ulangan pada usia 12 tahun .Tidak terbukti
menyebabkan autisme
Demam tifoid:
TyphimVi diberikan setelah umur 2 tahun, atau vaksin oral
Ty21a (Vivotif) pada usia 6 tahun ,dikemas dalam dosis 3 kali
dengan interval satu hari.
PPI (5)
Varisela: diberikan mulai umur 1 tahun , ulangan 12 tahun,
sebaiknya diberikan pada usia 12 tahun
5. Keterbatasan manfaat
imunisasi
pertimbangan penggunaan
vaksin dalam imunisasi
______________________
imunogenisitas versus reaktogenisitas
reaksi samping vs infeksi alami
Konsep dasar imunisasi
Reaksi lokal
Reaksi sistemik
Indikasin kontra dan
perhatian khusus
Indikasin kontra
– Reaksi berat
–
–
Perhatian khusus
–
–
Reaksi imunisasi
Vaksin modern umumnya dapat ditoleransi,
meskipun belum ada yang tanpa reaksi
samasekali, yang dapat diramalkan sebelumnya
Imunisasi stop
Penyakit
Cakupan
imunisasi KLB
KIPI
Eradikasi
5. Vaksin kombinasi
Vaksin kombinasi yang telah ada
DTP
DTP + Polio
DTP+OPV+hepatitis B
DTP+IPV+Hib
MMR
VAKSIN KOMBINASI
Vaksin yang terdiri dari dua atau lebih imunogen
berbeda yang secara fisik dikombinasikan dalam
satu preparat (sebelum disuntikkan).
Berbeda dengan:
Penyuntikan secara bersama-sama
(simultaneous) – dua atau lebih vaksin diberikan
pada tempat yang berbeda.
Vaksin kombinasi DPT/Hib
Umur
dalam Jadwal Imunisasi Primer
V. kombinasi V. monovalen
Saat lahir Hep.B + BCG + OPV
1 bulan Hep.B
2 bulan DPT/Hib OPV
4 bulan DPT/Hib OPV
6 bulan DPT/Hib Hep.B + OPV
9 bulan campak
8 SUNTIKAN
DPwT/Hib = vaksin kombinasi DPwT/Hib
Pengendalian atau
Pemberantasan
keberhasilan imunisasi tergantung
– pada imunogenitas vaksin
– patogenesis penyakit
– kemampuan agen penyakit untuk bertahan di lingkungan.
A. PENERIMA
- Defisiensi Imun
- Terapi Obat Imunosupresant (kortikosteroid), Radiasi,
Sitostatika
- Ada riwayat anafilaktik, alergi terhadap komponen vaksin
- Infeksi yang jelas manifestasinya
- Infeksi kulit menyeluruh
B. VAKSIN
- Melewati masa kadaluarsa
- Tidak disimpan dalam suhu penyimpanan vaksin
- Produk tak diakui pemerintah
C. HUKUM
- Ada surat penolakan tertulis dari orang tua
- Tidak ada surat tugas
KONTRA INDIKASI KHUSUS
1. BCG
Sakit kulit berat ,misalnya eksim, furunkulosis
Sedang menderita tuberkulosis
2. DPT
Panas tinggi>38 C
Riwayat kejang demam
3. POLIO
Bayi sedang sakit akut dengan demam atau sedang diare
Bayi dengan kanker darah atau kanker lainnya
4. CAMPAK
Panas tinggi >38 C
Riwayat kejang demam
5. DT, TT
Panas tinggi >38 C
TENAGA VAKSINATOR DI PUSKESMAS / POSYANDU
- Perawat, Bidan, Jurim yang telah mendapat pelatihan