Anda di halaman 1dari 35

MORBUS HANSEN

Oleh: CHRISANTY AZZAHRA Y/ G99152072


Pembimbing:
Dr. Nurrachmat Mulianto, Sp.Kk, M.Sc

KEPANITERAN KLINIK ILMU KESEHATAN KULIT DAN KELAMIN


FAKULTAS KEDOKTERAN UNS / RSUD DR. MOEWARDI
SURAKARTA
2017
PENDAHULUAN
Sinonim : Kusta, Lepra, Leprosy, Hansen’s disease
Morbus Hansen adalah infeksi kronik yang disebabkan oleh Mycobacterium
leprae.
Afinitas utama di saraf perifer lalu menyerang kulit dan mukosa traktus
respiratorius bagian atas kemudian dapat ke organ lain kecuali susunan saraf
pusat
EPIDEMIOLOGI
Endemik di negara tropis

Prevalensi Global 176.176 kasus (0,2


kasus per 10.000 orang)
ETIOLOGI
M. leprae
• Obligat intraseluler
• Sel schwann dan makrofag
• Gram (+) tahan asam dan alcohol
• Ziehl neelsen  Batang, Merah
• Ukuran: panjang 1-8 µm, diameter: 0,3 µm
• Sumber penularan : armadillos, simpanse
dan monyet mangabay
Patogenesis
Melalui mukosa hidung
Mukosa Hidung (Rute Utama)
Luka erosi, transmsi melalui darah, vertikal,
ASI (Jalur Lain)
Masa inkubasi rata-rata 3-5 tahun
(Tergantung imunitas host)
M. leprae memiliki patogenitas yang
rendah

Demielinisasi sel schwann sehingga


Konduktansi akson menurun
klasifikasi
KLASIFIKASI ZONA SPEKTRUM KUSTA
Ridley &
TT BT BB BL LL
Jopling
Madrid Tuberkuloid Borderline Lepromatosa

WHO Pausibasiler (PB) Multibasiler (MB)


Tipe PB MB
Lesi kulit ≤5 >5
Keterlibatan saraf ≤1 >1
Hasil BTA (-) (+)
Klasifikasi Ridley TT dan BT BB, BL, LL, sebagian BT
Distribusi Unilateral atau bilateral asimetris Bilateral simetris
Permukaan bercak Kering, kasar Halus, mengkilap
Batas bercak Tegas Kurang tegas
Mati rasa pada bercak Jelas Biasanya kurang jelas
Deformitas Proses terjadi lebih cepat Terjadi pada tahap lanjut
Ciri-ciri - Madarosis, hidung pelana, wajah
singa (facies leonina),
ginekomastia pada laki-laki.
Gambaran Klinis Kusta Tipe MB
Sifat Lepromatosa ( LL) Borderline Lepromatosa (BL) Mid Borderline ( BB )

Lesi Makula, Infiltrat Macula, Plakat, papul, lesi Plakat,Dome-shaped


Bentuk difus,papul,nodul lebih dari 30, punched out (kubah),Punched-out, lesi
Lesi tidak terhitung like lesion 10-30

Jumlah Tak terhitung,praktis tidak Sukar dihitung,masih ada Dapat dihitung, kulit sehat
ada kulit yang sehat kulit sehat jelas ada

Distribusi Simetris Hampir simetris Asimetris


Permukaan Halus berkilat Halus berkilat Agak kasar,agak berkilat

Batas Tak jelas Agak jelas Agak jelas


Anestesia Tak ada sampai tak jelas Tak jelas Lebih jelas

BTA
Lesi kulit Banyak (ada globus) Banyak Agak banyak
Sekret hidung Banyak (ada globus) Biasanya negative Negatif
Tes Lepromin Negatif Negatif Biasanya negatif
Gambaran Klinis Kusta Tipe PB

Sifat Borderline Tuberkuloid (BT) Tuberkuloid (TT) Indeterminate (I)

Lesi Makula dibatasi Makula saja,makula Hanya makula


Bentuk infiltrat,infiltrat saja dibatasi infiltrat
Jumlah Beberapa atau satu dengan Satu dapat beberapa Satu atau beberapa
satelit
Distribusi Masih asimetris Asimetris Variasi
Permukaan Kering bersisik Kering bersisik Halus agak berkilat
Batas Jelas Jelas Dapat jelas atau dapat
tidak jelas
Anesthesia Jelas Jelas Tak ada sampai tak jelas

BTA Negatif atau + 1 Negatif negatif


Tes lepromin Positif lemah Positif kuat ( 3+) Dapat positif lemah atau
negatif
DIAGNOSIS
SATU DARI CARDINAL SIGN TERPENUHI
1.Kelainan kulit yang mati rasa
2.Penebalan atau pembesaran saraf tepi
3.Terdapat bakteri tahan asam
PEMERIKSAAN
Pemeriksaan Pemeriksaan
Anamnesis
Fisik fungsi saraf
• Keluhan pasien • Inspeksi (bercak • Pemeriksaan
• Riwayat kontak (makula), bintil- Sensoris
dengan pasien bintil (nodulus), • Pemeriksaan
• Latar belakang jaringan parut, kulit motoris
keluarga yang keriput dan • Pemeriksaan fungsi
setiap penebalan otonom
• Riwayat
kulit)
pengobatan
sebelumnya • Palpasi (kelainan
kulit dan saraf)
Pemeriksaan saraf

(Lagoftalmus, mulut
mencong) (Anestesi daun telinga)

(Drop wrist)

(Claw hand)

(Drop foot)

(Anestesi telapak kaki)


PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan Bakterioskopik

• Pengambilan sampel dilakukan pada mukosa hidung, cuping telinga, dan 2-4 lesi paling aktif
kemudian diwarnai dengan Ziehl-Neelsen (BTA)

Indeks Bakteri

• 1+ bila 1-10 BTA dalam 100 LP


• 2+ Bila 1-10 BTA dalam 10 LP
• 3+ bila 1-10 BTA rata-rata dalam 1 LP
• 4+ bila 11-100 BTA rata-rata dalam 1 LP
• 5+ bila 101-1000 BTA rata-rata dalam 1 LP
• 6+ bila > 1000 BTA rata-rata dalam 1 LP
• Indeks ini dapat mengetahui pasien terinfeksi pada awal pengobataan dan progresifitasnya.
Indeks Morfologi

• Persentase kuman basil yang solid dibandingkan seluruh BTA. Berguna


untuk mengetahui daya penularan kuman, menilai hasil pengobatan,
dan menentukan resistensi terhadap obat.

Pemeriksaan Histopatologis

• Sistem Imun Seluler (SIS) tinggi terlihat gambaran tuberkel (Sel epiteloid,
Sel datia langhans, Limfosit)
• SIS rendah terlihat sel Virchow (Histiosit tempat berkembang biak M.
leprae)
Tes Lepromin

• Inokulasi M. leprae intradermal akan timbul Reaksi Fernandez (48 jam)


atau Mitsuda (3-4 minggu)
REAKSI LEPRA
No Gejala Reaksi Tipe I Reaksi Tipe II
1. Tipe kusta Dapat terjadi pada tipe PB atau MB Hanya pada tipe MB
Setelah pengobatan, umumnya > 6
2. Onset Segera setelah pengobatan
bulan
Baik, demam ringan (subfebris) atau tanpa Ringan sampai berat, disertai
3. Keadaan umum
demam kelemahan umum dan demam tinggi
Bercak kulit lama lebih meradang (merah), Nodus kemerahan, lunak, dan nyeri
4. Peradangan kulit bengkak, berkilat, hangat. Kadang hanya pada tekan. Biasa pada lengan dan tungkai.
sebagian lesi, dapat timbul bercak baru. Nodus dapat pecah.
Sering terjadi, biasanya berupa nyeri saraf
5. Saraf Dapat terjadi
atau gangguan fungsi saraf. Silent neuritis (-)
6. Oedem ekstremitas (+) (-)
Anestesi kornea dan lagoftalmos (N.V dan
7. Peradangan mata Iritis, iridosiklitis, glaukoma, katarak, dll.
N.VII)
Peradangan organ Terjadi pada testis, sendi, ginjal,
8. Hampir tidak ada
lain kelenjar getah bening, dll.
KECACATAN PADA MH
Derajat 0: tidak ada keterbatasan aktivitas dan kecacatan
(tidak ada gangguan pada mata, tangan, dan kaki)
Derajat 1: mulai muncul keterbatasan (hanya pengurangan
fungsi sensibilitas/raba di mata, tangan, dan kaki).
Derajat 2: muncul keterbatasan dan komplikasi (mata
seperti lagoftalmos dan ektropion, trikiasis, opasitas kornea;
keterbatasan jalan dan menggunakan tangan).
TERAPI
• Bersifat bakteriostatik dengan menghambat enzim
Dapson dihidrofolat sintetase
• Dapson biasanya diberikan dalam dosis tunggal

• Obat yang paling ampuh saat ini untuk kusta dan bersifat

Rifampisin bakterisidal kuat


• Bekerja dengan menghambat enzim polimerase RNA
yang berikatan secara irreversibel

• Efek bakteriostatik sama dengan dapson


Klofazimin • Efek anti inflamasi sehingga berguna untuk pengobatan
reaksi kusta khususnya ENL
REGIMEN PENGOBATAN MDT
DEWASA MH PB DEWASA MH MB

• Bulanan (Hari pertama) • Bulanan (Hari pertama)


• Rifampisin (2x300mg) • Rifampisin (2x300mg)
• Dapson (100mg) • Lampren (3x300mg)
• Dapson (100mg)
• Harian (Hari ke 2-28)
• Dapson (100mg) • Harian (Hari ke 2-28)
• Lampren (50mg)
• Dapson (100mg)
REGIMEN PENGOBATAN MDT
DEWASA MH PB DEWASA MH MB

• Bulanan (Hari pertama) • Bulanan (Hari pertama)


• Rifampisin (2x300mg) • Rifampisin (2x300mg)
• Dapson (100mg) • Lampren (3x300mg)
• Dapson (100mg)
• Harian (Hari ke 2-28)
• Dapson (100mg) • Harian (Hari ke 2-28)
• Lampren (50mg)
• Dapson (100mg)
TERAPI NON FARMAKOLOGIS
Berhati-hati dan mencegah terjadinya trauma dengan
menggunakan alas kaki atau alat pelindung diri yang lain.
STATUS PASIEN
Nama
Usia
: Tn. S
: 49 Tahun
Alamat : Pucangsawit
No. RM : 01-37-08-60
KELUHAN UTAMA
Pasien mengeluhkan bercak merah terasa tebal di pipi kiri sejak 1 bulan yang lalu.

RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG

Pasien mengeluhkan bercak merah terasa tebal di pipi kiri sejak 1 bulan yang lalu Bercak merah awalnya
dirasakan seperti kesemutan lama kelamaan pasien merasa tebal pada pipi kirinya. Adanya nyeri maupun
gatal pada bercak merah disangkal. Demam (-). Keluhan dirasakan memberat jika pasien beraktivitas
(berdagang) seharian. Pasien pernah mengalami keruhan serupa, kemudian pasien berobat ke puskesmas
dan pasien dinyatakan menderita kusta, pasien sudah mengkonsumsi obat kusta, namun pasien lupa
nama obat tersebut. Selain itu pasien mengeluhkan pipi kirinya terasa kering, dan seluruh tubuh juga
terasa kering. Pasien menyangkal adanya kelemahan di kedua tungkai maupun tangan. Mati rasa dan
kesemutan pada kedua tangan dan kaki disangkal
RIWAYAT PENYAKIT DAHULU
Riwayat penyakit serupa : 1 tahun yang lalu
Riwayat alergi : (-)
Riwayat diabetes mellitus: (-)
Riwayat hipertensi : (+) 5 tahun yll (tidak rutin kontrol)
Riwayat kontak dengan penderita kusta : (-)
Riwayat berpergian ke daerah endemis kusta : (-)
RIWAYAT PENYAKIT KELUARGA
Riwayat penyakit serupa : disangkal
Riwayat alergi : disangkal
Riwayat diabetes mellitus: (-)
Riwayat hipertensi : (-)
Riwayat Kebiasaan
Pasien biasa mandi 2 kali sehari, mengganti pakaian 1 x sehari, pasien
dan keluarga tidak memakai handuk secara bersamaan. Pasien jarang
olahraga. Memiliki kebiasaan merokok.

Riwayat Sosial Ekonomi


Pasien merupakan seorang pedagang dan tinggal serumah dengan
suaminya. Tidak ada riwayat kontak dengan penderita kusta. Pasien
merupakan pasien BPJS.
STATUS GENERALIS

Vital
KU Compos mentis
Sign
BB: 42 kg TD: 140/80 mmHg
TB: 153cm HR: 88x/menit
IMT : 17.94 RR: 20x/menit
T: 36,70C
STATUS DERMATOLOGIS
Regio fascialis
tampak patcch
eritema soliter batas
tegas ukuran 6x5 cm
PEMERIKSAAN SARAF
Sensibilitas Lesi Pemeriksaan Sensorik
Raba : hipoestesi N. Ulnaris : normal/normal
Tajam/tumpul : hipoestesi N. Medianus : normal/normal
Panas/dingin : tidak dilakukan N. Tibialis Posterior : normal/normal

Pembesaran Saraf Pemeriksaan Motorik


N. Aurikularis magnus : -/- N. Ulnaris : kuat/kuat
N. Ulnaris : -/- N. Medianus : kuat/kuat
N. Peroneus Komunis : -/- N. Radialis : kuat/kuat
N. Tibialis posterior : -/- N. Peroneus Komunis : kuat/kuat
DIAGNOSIS BANDING
Morbus Hansen PB tipe TT dd BT
Rosacea
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan bakterioskopik BTA:
Cuping kanan -, cuping kiri -
DIAGNOSIS kerja
Morbus Hansen PB tipe TT dd BT
TERAPI
◦Rifampicin 600mg
◦Ofloxacin 100mg
◦Minoksiklin 400mg
EDUKASI
Edukasi pasien mengenai penyakit, gejala, penularan
Berhati-hati dan mencegah terjadinya trauma dengan menggunakan alas kaki
atau alat pelindung diri yang lain.
Edukasi pasien untuk minum obat sesuai dengan anjuran dokter, dan kontrol
sebelum obat habis.
PLANNING
BIOPSI
PROGNOSIS
Advitam : dubia ad bonam
Adsanam : dubia ad bonam
Adfungsionam : dubia ad bonam

Anda mungkin juga menyukai