(INFEKSI NEMATODA
LARVA ZOONOTIK)
KELOMPOK 9
PENGERTIAN LARVA MIGRANS
Diagnosis
Diagnosis klinik dapat ditegakkan berdasakan
ditemukannya triasvisceral larva migrans, adanya eosinifili
yang nyata, hepatimegali,serta hypergluoboulinemi.
Sedangkan diagnisis labiratorium, dengan menemukan larva
dalam jaringan terutama sekali dari biopsi hati. Reaksi kulit
dan serologis memberi harapan dalam membantu
memekakan diagnosis.
Pencegahan
Untuk menghindari toxocara sp maka
diupayakan jangan banyak berhubungan dengan
kucing dan anjing terutama anak kecil. Selain itu,
upaya lain agar anjing dan kucing secara rutin
diberi piperazine serta cacing yang keluar dari
kucing dan anjing harus dimusakan dan tinja
anjing dan kucing harus ditimbun tanah.
Etiologi
Terutama disebabkan oleh cacing tambang binatang
ancylostoma braziliensis dapat pula oleh ancylostoma
caninum,uncinaria stenocephala; N.americanus,
stongiloides stercolaris,Gnatostoma spinigerum serta larva
lalat kuda gastrophilus. Habitat dan hospes ancylostoma
braziliensis yaitu pada usus kucing.
Epidemiologi
Terdapaat di daerah dan sub tropik, terutama di
daerah panas dan lembab. Penyebarannya kosmopolit di
daerah tempat anjing dan kucing bebeas berkeliaran.
Penularan
Melalui penitrasi kulit oleh larva infektif, terutama pada pekerja
kebun dan anak-anak yang sering bermain ditanah lembab berpasir( sandy
soil ) anjing dan kucing bebas membuang tinjanya.
Gejala klinik
Awalnya dapat timbul ras agatal yang hebat di tempat larva
melakukan penetrasi. Rasa gatal ini teutama terasa pada malam
hari, jika digaruk dapat terjadi infeksi sekunder. Pad atempat
penetrasi timbul papula kemudian aritema berbentuk seperti
gambaran ular berkelok di bawah kulit berwarna kemerahan yang
menggambarkan gerak perjalan larva dibawah kulit. Dalam
migrasinya dalam melalui aliran darah, dapat tibmul gejala paru
disertai eosinofilia. Pada anjing dan kucing timbul gejala anemia,
bulu rontok, dan gejala lesu dan gelisa. Kematian timbul jika terjadi
infeksi berat.
Diagnosis
Karena stadium dewasa di intestin jaran gterjadi, pemeriksaan
telur pada tinja kurang memuaskan. Dicurigai mederita penyakit
ini, jika terdapat di daerah endemik diertai eosinifilik nyata dengan
pembengkakan sub betis. Selanjutnya dicoba reaksi kulit serta
identifikasi reaksi cacing dari biopsi kulit. Pada anjing dan kucing,
periksa telur ancylostoma dengan teknik flotasi(teknik
pengapungan)
Pencegahan
Untuk menghindari infeksi Ancylostoma Branziliensis,
diupayakan dengan jangan berhubungan dengan kucing terutama
anak kecil. Selain itu, upaya lan agar kucing diberi piperazine,
cacing yang keluar dari tubuh kucing atau anjing harus
dimusnakan, dan tinja kucing atau anjing harus ditimbun tanah.
Larva Migrans Oleh Genatostoma
spinigerum
Penyebaran
Tersebar di daerah Muangthai, Tiongkok, Jepang,
Philipina dan juga Indonesia. Manusia tertulai karna
memakan ikan ata cyclops yang mengandung larva.
Epidemiologi
Terdapaat di daerah dan sub tropik, terutama di
daerah panas dan lembab. Penyebarannya kosmopolit di
daerah tempat anjing dan kucing bebeas berkeliaran.
Penularan
Melalui penitrasi kulit oleh larva infektif, terutama pada pekerja kebun dan
anak-anak yang sering bermain ditanah lembab berpasir( sandy soil ) anjing dan
kucing bebas membuang tinjanya.
Gejala klinik
Awalnya dapat timbul ras agatal yang hebat di tempat larva melakukan
penetrasi. Rasa gatal ini teutama terasa pada malam hari, jika digaruk dapat terjadi
infeksi sekunder. Pad atempat penetrasi timbul papula kemudian aritema
berbentuk seperti gambaran ular berkelok di bawah kulit berwarna kemerahan yang
menggambarkan gerak perjalan larva dibawah kulit. Dalam migrasinya dalam
melalui aliran darah, dapat timbul gejala paru disertai eosinofilia. Pada anjing dan
kucing timbul gejala anemia, bulu rontok, dan gejala lesu dan gelisa. Kematian
timbul jika terjadi infeksi berat.
Daraeh yang dikenai terutama pada daerah kaki dan tangan yang dapat
berlangsung selama beberapa minggu sampai 1 tahun. Dapat disertai sertai infeksi
pada paru-paru karena larva sampai ke paru-paru atau karena reaksi alergi
Diagnosis
Karena stadium dewasa di intestin jaran
gterjadi, pemeriksaan telur pada tinja kurang
memuaskan. Dicurigai mederita penyakit ini, jika
terdapat di daerah endemik diertai eosinifilik nyata
dengan pembengkakan sub betis. Selanjutnya dicoba
reaksi kulit serta identifikasi reaksi cacing dari biopsi
kulit. Pada anjing dan kucing, periksa telur
ancylostoma dengan teknik flotasi(teknik
pengapungan).
GAMBAR ORANG YANG TERINFEKSI CACING
CUTANEOUS LARVA MIGRANS
SIKLUS HIDUP LARVA
TERIMAKASIH