Anda di halaman 1dari 24

Oleh

Riesca Andrian
Pramudya Bagus Aianto

Dosen Pengampu
Dr. Anung Priambodo, M.Psi
POPULASI

Keseluruhan individu atau objekyang


dimaksudkan untuk diteliti,yang
nantinya akan dikenaigeneralisasi
(Maksum 2012:53)
SAMPEL

Sebagian kecil individu atau objek


yang dijadikan wakil dalam
penelitian
(Maksum 2012:53)
populasi

sampel

Gambar konsep populasi dan sampel


Teknik
Sampling

Probability Sampling Non-Probability Sampling

Teknik-teknik sampling yang Teknik-teknk sampling yang


memungkinkan setiap anggota
populasi memiliki peluang yang
tidak memungkinkan setiap
sama unuk terpilih menjadi anggota populasi memiliki
anggota sampel (Maksum peluang yang sama untuk
2012:55). yang termasuk dalam menjadi sampel (Maksum
kelompok ini adalah simple 2012:59). Yang termasuk
random sampling, systematic dalam kelompok ini adalah
random sampling,stratified quota sampling, purposive
random sampling, multistage
random samplingdan cluster
sampling, dan accidental
random sampling sampling.
1. Simple Random Rampling
Simple random sampling merupakan teknik sampling
yang memberikan peluang yang sama bagi individu
yang menjadi anggota ppulasi untuk dipilih menjadi
anggota sampel (Maksum 2012:55).
Contoh : jika kita memiliki populasi siswa sebesar 200,
sementara kita ingin mengambil sampel sebanyak 40
siswa, maka kita bisa memilih 40 siswa dari 200
siswa yang ada. Apabila dilakukan secara undian,
maka dari 200 siswa tersebut dimasukan kedalam
suatu tempat untuk kemudian dikocok. Setelah
dikocok-kocok baru kemudian dikeluarkan atau
diambil satu demi satu hingga diperoleh sampel
sebanyak 40 siswa.
2. Systematic Random Sampling
Systematic random sampling adalah teknik
pengambilan sampel dimana setiap subjek
berpeluang menjadi sampel berdasarkan
kelipatan tertentu dalam daftar populasi (Maksum
2012:56).
Contoh : seorang peneliti ingin mengambil sampel
sebesar 25 dari 100 siswa yang ada. Siswa
sebanyak 100 tersebut didaftar menurut abjad,
maka pengambilan dilakukan dengan kelipatan
inerval 4 (diperoleh dari 100:25). Penentuan
angka pertama, harus dilakukan secara
random,misal dengan undian. Andaikan dari
undian yang dilakukan diperoleh angka 2 sebagai
sampel pertama, maka sampel berikutnya sesuai
kelipatan interval 4 adalah 6, 10, 14, dan
seterusnya.
3. Stratified Random Sampling
Stratified random sampling dilakukan ketika
dijumpai tidak homogen atau berstrata dan
diduga strata tersebut berpengaruh pada
variabel yang diteliti (Maksum 2012:56).
Contoh : kita akan meneliti tentang
“kemampuan renang siswa SMU”. Jika diduga
kemampuan belajar renang dipengaruhi oleh
tingkatan kelas, maka sampel peneliti harus
memperhatikan tingkatan kelas, seperti kelas
1, 2, 3. meski stratifkasi menjadi dasar
penentuan subjek, pemilihan subjek untuk
setiap strata harus tetap dilakukan secara
random.
Jumlah Siswi SMU
360 Siswa

Kelas 3 : Kelas 2 : Kelas 1


144 siswa 126 90
(40%) (35%) (25%)

58 siswa 44 siswa 22 siswa

Gambar contoh memilih sampel dengan cara stratified sampling


4. Cluster Random Sampling
Dalam cluster sampling, yang dipilih bukan
individu, melainkan kelompok atau area yang
kemudian disebut cluster (Maksum 2012:57).

Sebagai ilustrasi,ketika kita akan meneliti


tentang “tingkat partisipasi olahraga
masyarakat Jawa Timur”. Dengan jumlah
penduduk sebesar 34,8 juta dan 37
kabupaten/kota bisa dipilih kecamatan, dari
kecamatan bisa dipilih desa, dan dari desa
bisa dipilih RT.
Propinsi

Kluster 1:
Kabupaten 1 Kabupaten 2 Kabupaten N Kabupaten

Kluster 2:
Kecamatan 1 Kecamatan 2 Kecamatan N Kecamatan

Kluster 3:
Kel/Desa 1 Kel/Desa 2 Kel/Desa N Kel/Desa

RT 1 Kluster 4:
RT 2 RT N
RT

Gambar contoh pengambilan sampel secara cluster


5. Multistage Random Sampling
Multistage random sampling pada dasarnya adalah
gabungan antara stratified random sampling
dengan cluster sampling. Stratifikasi diperlukan
agar heterogenintas dari populasi tercermin dalam
sampel (Maksum 2012:58).
Contoh : seorang peneliti ingin mendapatkan data
kebugaran masyarakat Jawa Timur, maka yang
perlu dilakukan adalah menyusun kerangka
sampling untuk mendapatkan data yang
representatif. Karakteristik dasar populasi yang
dipakai adalah proporsi penyebaran daerah
(kabupaten), perbedaan antar wilayah (desa-kota),
dan proporsi perbedaan gender (laki-persempuan).
Ketiga hal tersebut selanjutnya dijadikan dasar
untuk menyusun stratifikasi.
1. Quota Sampling
Quota sampling adalah sebuah teknik
pengambilan sampel dengan jalan menetapkan
lebih dulu kuota atau jumlah individu yang
akan diteliti, tanpa memperhatikan siapapun
yang akan diteliti (Maksum 2012:60).

Cara ini mirip stratified random sampling,


hanya saja jika stratified subjek ditentukan
secara random tetapi pada quota
samplingpengambilan sampel dilakukan secara
bebas.
2. Purposive Sampling
Purposive samplig adalah teknik pengambilan
sampel yang ciri atau karakteristiknya sudah
diketahui lebih dahulu berdasarkan ciri atau
sifat populasi (Maksum 2012:60).

Misalnya kita akan meneliti tentang


kedisiplinan para atlet, maka sampel yang
diambil khusus merujuk pada kelompok atlet
dan buka yang lain. Atau misal meneliti
tentang prestasi belajar mahasiswa penerima
beasiswa maka sampel dikenakan kepada
para mahasiswa penerima beasiswa buka
yang lain.
3. Accidental Sampling
Accidental Sampling adalah sebuah teknik
sampling dimana sampel dikenakan kepada siapa
saja yang kebetulan dijumpai peneliti saat
mngadakan penelitian, asalkan ada hubunganya
dengan tema penelitian (Maksum 2012:60).

Misalnya seseorang peneliti ingin


mengidentifikasi seberapa besar anak-anak di
Surabaya yang megalami obesitas. Maka, peneliti
bisa saja datang ke suatu sekolah, lapangan atau
pusat perbelanjaan untuk kemudian melakukan
pengukuran kepada siapa saja yang bisa ditemui
ditempat tersebut.
 Ada empat faktor yang perlu diperhatikan dalam
penentuan jumlah sampel
1. Derajat keseragaman (degree of homogenity)
dari populasi. Semakin homogin,semakin
sedikit sampel. demikian juga sebaliknya
semakin heterogen, semakin banyak sampel.
2. Tingkat akurasi yang dihendaki. Semakin tinggi
tingkat akurasi yang dikehendaki, semakin
besar jumlah sampel yang haus diambil.
3. Rencana analisa statisik yang digunakan.
4. Tenaga, biaya dan waktu
 Sehubungan dengan besarnya sampel, ada beberapa
pendapat ahli yag kiranya perlu diperhatikan. Pertama,
pendapat Fraenkel & Wallen (1993). Mereka bependapat tidak
ada ukuran yang pasti berapa jumlah sampel yang
representatif.
Jenis Penelitian Minimal Jumlah Sampel
Deskriptif/survei 100 subjek
Korelasional 50 subjek
Eksperimen/kausal- 30 subjek atau 15 subjek
komparatif dengan kontol yang
sangat ketat
Kedua GAY DAN DIEHL (1992)
 Penelitian deskriptif korelasional, paling
sedikit 30 elemen populasi,
 Penelitian perbandingan kausal, 30 elemen
per kelompok,
• Metode ex post facto, minimal 15 subyek per
kelompok
 Penelitian eksperimen 15 elemen per
kelompok.
N
n
1  Ne 2
Dimana N = jumlah populasi
e = taraf kesalahan
 Kita akan meneliti pengaruh upah terhadap semangat kerja
pada karyawan PT. Cucak Rowo. Di dalam PT tersebut
terdapat 130 orang karyawan. Dengan tingkat kesalahan
pengambilan sampel sebesar 5%, berapa jumlah sampel
minimal yang harus diambil ?

130
n  98,11
1  130(0,05) 2
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai