Elpis Husain
BAGIAN ANESTESIOLOGI RSUD UNDATA 12 16 777 14 136
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ALKAIRAAT PALU Pembimbing
dr. Faridnan, Sp. An
PENDAHULUAN
Sebagian besar komponen utama yang terdapat
dalam tubuh manusia adalah air, di mana jumlahnya
sekitar 60% dari total berat badan orang dewasa.
Tortora and Derrickson. 2014. Principles of Anatomy and Physiology. 13 th ed. WileyandSons: USA
KOMPOSISI CAIRAN TUBUH PRIA & WANITA
Jaringan
Pandey CK, Singh RB. 2003. Fluid and electrolyte disorders. Indian J.Anaesh. 47(5):380-387.
Cairan Intravaskuler (5% BB) + Eritrosit(3% BB) Darah (volume 8%BB)
Pandey CK, Singh RB. 2003. Fluid and electrolyte disorders. Indian J.Anaesh. 47(5):380-387
Heitz U, Horne MM. 2005. Fluid, electrolyte and acid base balance. 5th ed. Missouri: Elsevier-mosby. p3-227
CAIRAN Berdasarkan jenisnya cairan intravena ada 3 macam :
Mayer H, Follin SA. 2002. Fluid and electrolyte made incredibly easy. 2nd ed. Pennsylvania: Springhouse. 3-189
Berdasarkan tujuan terapi, cairan intravena ada 3 macam:
3. Cairan Khusus
Cairan bersifat hipertonis
Misal: Nacl 3%, mannitol 20%, dan sodium bicarbonas (bic-nat)
Mayer H, Follin SA. 2002. Fluid and electrolyte made incredibly easy. 2nd ed. Pennsylvania: Springhouse. 3-189
TERAPI CAIRAN • Pemberian cairan IV : memulihkan volume sirkulasi darah
• Pada syok tujuan resusitasi cairan : memulihkan perfusi jaringan dan
pengiriman O2 ke sel agar mencegah iskemia jaringan yang
berakibat gagal organ
Kristaloid Koloid
- Efek volume - Lebih baik (efisien, volume
intravaskular lebih kecil dan menetap
lebih lama)
- Efek volume interstisial -
lebih baik
- DO2 sistemik - Lebih tinggi
- Edema paru + +
- Edema perifer Sering Jarang
- Koagulopati - Dextran > hetastarch
- Aliran urine Lebih besar GFR menurun
- Reaksi-reaksi Tidak ada Jarang
- Harga Murah Albumin mahal, non
albumin sedang
Heitz U, Horne MM. 2005. Fluid, electrolyte and acid base balance. 5th ed. Missouri: Elsevier-mosby. p3-227
TRANSFUSI DARAH
Komponen transfusi darah diberikan untuk memperbaiki oksigenasi dan
mengurangi perdarahan.
Gejala merugikan : transmisi infeksi, hemolitik dan non hemolitik rx transfusi,
imunosupresi.
Pengganti drh kurang aktivitas koagulasi, tidak dapat mempertahankan
volume intravaskuler.
PENANGANAN MEDIS TERHADAP TERAPI CAIRAN
Restriksi cairan preoperative Faktor-faktor intraoperative Faktor-faktor postoperative
- Selama periode 6 jam restriksi - Induksi anestesi. Dapat - Stres akibat operasi dan nyeri
cairan, pasien dewasa yang sehat menyebabkan terjadinya hipotensi pasca operasi
kehilangan cairan sekitar 300- pada pasien dengan hipovolemia - Peningkatan katabolisme
500 mL. Kehilangan cairan dapat preoperatif karena hilangnya jaringan
meningkat jika pasien menderita mekanisme kompensasi seperti - Penurunan volume sirkulasi
demam atau adanya kehilangan takikardia dan vasokonstriksi. yang efektif
abnormal cairan. - Kehilangan darah yang abnormal - Risiko atau adanya ileus
- Defisit cairan yang telah ada - Kehilangan abnormal cairan postoperati
sebelumnya Harus dikoreksi ekstraselular ke third space
sebelum operasi untuk (contohnya kehilangan cairan
meminimalkan efek dari anestesi. ekstraselular ke dinding dan lumen
usus saat operasi)
- Kehilangan cairan akibat evaporasi
dari luka operasi (biasanya pada
luka operasi yang besar dan
prosedur operasi yang
berkepanjangan)
LAPORAN KASUS
IDENTITAS PASIEN
Nama : Ny. S
Jenis Kelamin : Perempuan
Usia : 33 Tahun
Berat Badan : 64 kg
Agama : Islam
Alamat : Jl. Watunonju Kawatuna Palu Selatan
Pekerjaan : IRT
Diagnosa Pra Anestesi : G4P2A1 Gravid 34-35 Minggu + Impending Eklamsia
Jenis Pembedahan : Section Caessaria + Histerectomy
Tempat Operasi : RSU Anutapura Palu
ANAMNESIS
Keluhan Utama : Nyeri perut tembus belakang
Riwayat penyakit sekarang : Pasien wanita umur 33 tahun dengan G4P2A1 Gravid
34-35 minggu masuk RS dengan keluhan nyeri perut tembus belakang yang dirasakan
sejak ± 6 jam sebelum masuk rumah sakit. Pasien juga mengeluhkan adanya sakit
kepala seperti diberi beban pada area dahi, Pasien juga mengeluh sakit ulu hati
tembus belakang seperti ditusuk-tusuk yang dirasakan hilang timbul disertai mual (+)
tapi tidak mutah (-). Pasien mengeluh awalnya nyeri pada perut bagian bawah
kemudian berpindah sampai kebagian belakang. Demam (-), batuk (-) sesak (-), tidak
ada pelepasan lendir dan darah ataupun air jernih dari jalan lahir, buang air kecil
sering dengan volume sedikit dan buang air besar lancar seperti biasa. Sebelumnya
pasien tidak pernah mengalami keluhan yang sama
Riwayat Penyakit Dahulu : Kejang (-), Hipertensi (-), Penyakit Jantung (-), Diabetes
Mellitus (-).
Riwayat Obstetri : Hamil sekarang.
Riwayat Haid : Menarke pada usia 15 tahun, haid teratur tiap bulan, lama
haid 7-8 hari, frekuensi mengganti pembalut 2-3 x/hari
Riwayat ANC : Kunjungan 1x
Riwayat Imunisasi : Tidak ada
Riwayat kontrasepsi : Tidak pernah menggunakan kontrasepsi
ANAMNESIS
Pemberian cairan:
Cairan masuk :
- Pre-operatif kristaloid RL 500 cc
- Durante operatif : Kristaloid RL 2200 cc + NaCl 0,9% 800
cc + WB 750 cc
Total input cairan : 3.750 cc
Cairan Keluar :
Durante operatif :
- Perdarahan :
Kasa 4x4 (20 buah) 15 x 20 = 300 cc
Kasa lipat (1 buah ) 150 x 4= 600 cc
Tabung suction + 700 cc
- Urin : ± 100 cc
Total output cairan : Perdarahan 1.600 cc, Urin± 100 cc
POST OPERATIF
1) Nadi, pernapasan, aktivitas motorik.
2) Memasang O2 2 L/menit nasal kanul.
3) Analgetik.
Nadi : 88 x/menit
RR: 22 x/menit
TD: 130/80
VAS Score: 6
4) Skor pemulihan pasca anestesi:
5) Bromage Score
Dapat mengangkat tungkai bawah : 0
Tidak dapat menekuk lutut tapi dapat mengangkat kaki : 1
Tidak dapat mengangkat kaki tetapi dapat menekuk lutut : 2
Tidak dapat mengangkat kaki sama sekali : 3
Keterangan : Pasien dapat dipindah ke bangsal jika skor kurang dari 2
6) Alderete Score
Aktivitas = Dua ekstremitas tidak dapat digerakkan (0)
Respirasi = Dangkal namun pertukaran udara adekuat (1)
Sirkulasi = TD ± 20% dari nilai pre anestesi (2)
Kesadaran = sadar, siaga, orientasi (2)
Warna kulit = pucat (1)
Skor Pasien (6): pasien ACC dipindahkan ke ICU.
PEMBAHASAN
Pada kasus ini, pasien perempuan usia 33 tahun dengan diagnosis G4P2A1
Gravid 34-35 minggu + Impending Eklamsia dengan rencana tindakan Sectio
Caessaria. Setelah dilakukan anamnesis, pemeriksaan fisik, serta pemeriksaan
penunjang didapatkan pasien mengeluhkan nyeri kepala sejak mengalami
kehamilan, dengan tekanan darah 180/130 mmHg, serta hasil pemeriksaan
urinalisis yaitu adanya protein (++), maka disimpulkan keadaan umum pasien
tergolong dalam status fisik ASA II (E) karena pasien dilakukan operasi cito, E
yang berarti emergensi.
Proses persalinan dengan cara sectio caesarea dapat menggunakan anestesi
umum dan regional. Jenis anestesi yang dipilih pada pasien ini adalah regional
anestesi teknik SAB.
Pada pasien ini obat anestesi yang digunakan adalah bupivakain hyperbaric
0,5% dengan dosis 12,5 mg. Bupivakain bekerja menstabilkan membran neuron
dengan cara menginhibisi perubahan ionik secara terus menerus yang diperlukan
dalam memulai dan menghantarkan impuls.
TERAPI CAIRAN
BB 64 Kg
EBV 65 cc/kg BB x 64 kg = 4,160 cc
Jumlah perdarahan : ± 1.600 cc
% perdarahan 1.600/4.160 x 100% = 38,4 %
Pemberian cairan
Total kebutuhan cairan selama 3 jam 15 menit operasi : 100 + 512 + 2.550 = 3.162 ml
Cont”….
Cairan masuk
Kristaloid 3000 mL
Whole blood 750
Total cairan masuk : 3750 ml
Keseimbangan Cairan:
Cairan masuk – cairan dibutuhkan = 3750 ml – 3.162 ml = 588 ml
Beberapa saat setelah pasien dikeluarkan dari ruang operasi, didapatkan
pada pemeriksaan fisik tekanan darah 130/90 mmHg, nadi 72 x/menit, dan
laju respirasi 20 x/menit. Pembedahan dilakukan selama 3 jam 15 menit
dengan perdarahan ± 1.600 cc. Pasien kemudian langsung dipindahkan ke
ICU dengan Bromage Score 3 dan Alderete Score 6. Kriteria pemindahan ke
ruangan perawatan jika Skor Aldrette pasien >8.
ANY QUESTIONS
?
TERIMA KASIH