Anda di halaman 1dari 27

TERAPI CAIRAN INTRAOPERATIF PADA PASIEN SECTIO

CAESARIA G4P2A1 GRAVID 34-35 MINGGU ATAS INDIKASI


IMPENDING EKLAMSIA + HISTEREKTOMI

Elpis Husain
BAGIAN ANESTESIOLOGI RSUD UNDATA 12 16 777 14 136
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ALKAIRAAT PALU Pembimbing
dr. Faridnan, Sp. An
PENDAHULUAN
Sebagian besar komponen utama yang terdapat
dalam tubuh manusia adalah air, di mana jumlahnya
sekitar 60% dari total berat badan orang dewasa.

Standar Kompetensi Dokter Indonesia


2012, kompetensi dokter umum dalam
menangani resusitasi cairan adalah 4A

Preeklampsia berat ialah preeklampsia dengan


tekanan darah sistolik ≥ 160 mmHg dan tekanan
darah diastolik ≥ 110 mmHg disertai proteinuria ≥ 5
g/ 24 jam atau kualitatif ≥ 3+.

Histerektomi merupakan suatu tindakan


penanganan untuk mengatasi kelainan atau
gangguan organ atau fungsi reproduksi yang
terjadi pada wanita
DEFINITION
Terapi cairan ialah tindakan untuk memelihara, mengganti cairan tubuh
dalam batas-batas fisiologis dengan cairan infus kristaloid (elektrolit)
atau koloid (plasma ekspander) secara intervena.

Keseimbangan cairan merupakan sebuah istilah dalam mendeskripsikan


keseimbangan input dan output cairan tubuh untuk proses metabolik

Tortora and Derrickson. 2014. Principles of Anatomy and Physiology. 13 th ed. WileyandSons: USA
KOMPOSISI CAIRAN TUBUH PRIA & WANITA

Jaringan

Cairan tubuh CES & CIS

Pandey CK, Singh RB. 2003. Fluid and electrolyte disorders. Indian J.Anaesh. 47(5):380-387.
Cairan Intravaskuler (5% BB) + Eritrosit(3% BB) Darah (volume 8%BB)

CAIRAN TUBUH Cairan


Intravaskuler (5%
BB)
Cairan
Ekstrasel (20%
Zat Cair (60% BB) Cairan Interstisial
(15% BB)
BB)
Tubuh manusia Cairan intrasel
(40% BB)
Zat Padat
(40% BB)
Intrasel : K+ dan PO4-

Elektrolit Ekstrasel : Na+ Cl-


Dalam Cairan Tubuh
terlarut
BM kecil : Glukosa
Non Elektrolit
BM besar : Protein

Pandey CK, Singh RB. 2003. Fluid and electrolyte disorders. Indian J.Anaesh. 47(5):380-387
Heitz U, Horne MM. 2005. Fluid, electrolyte and acid base balance. 5th ed. Missouri: Elsevier-mosby. p3-227
CAIRAN Berdasarkan jenisnya cairan intravena ada 3 macam :

Cairan Kristaloid Cairan Koloid Cairan khusus


- Nacl 0,9% - Albumin - Nacl 3%
- Ringer laktat - Plasma protein - Sodium bikarbonat
-Ringer’s solution fraction : - Mannitol 20%
plasmanat
- 5% dextrose
- Produk darah: sel
darah merah
- Koloid sintetik :
dextran,
hydroxyethyl starch

Mayer H, Follin SA. 2002. Fluid and electrolyte made incredibly easy. 2nd ed. Pennsylvania: Springhouse. 3-189
Berdasarkan tujuan terapi, cairan intravena ada 3 macam:

1. Cairan rumatan (maintenance)


Cairan bersifat hipotonis
Misal: 5% dextrose, 5% dextrose in 0,25NS dan 5% dextrose in 0,5NS

2. Cairan Pengganti (replacement)


Cairan bersifat isotonis
Misal: Lactate ringers, Nacl 0.9% dan koloid

3. Cairan Khusus
Cairan bersifat hipertonis
Misal: Nacl 3%, mannitol 20%, dan sodium bicarbonas (bic-nat)

Mayer H, Follin SA. 2002. Fluid and electrolyte made incredibly easy. 2nd ed. Pennsylvania: Springhouse. 3-189
TERAPI CAIRAN • Pemberian cairan IV : memulihkan volume sirkulasi darah
• Pada syok tujuan resusitasi cairan : memulihkan perfusi jaringan dan
pengiriman O2 ke sel agar mencegah iskemia jaringan yang
berakibat gagal organ

Kristaloid Koloid
- Efek volume - Lebih baik (efisien, volume
intravaskular lebih kecil dan menetap
lebih lama)
- Efek volume interstisial -
lebih baik
- DO2 sistemik - Lebih tinggi
- Edema paru + +
- Edema perifer Sering Jarang
- Koagulopati - Dextran > hetastarch
- Aliran urine Lebih besar GFR menurun
- Reaksi-reaksi Tidak ada Jarang
- Harga Murah Albumin mahal, non
albumin sedang
Heitz U, Horne MM. 2005. Fluid, electrolyte and acid base balance. 5th ed. Missouri: Elsevier-mosby. p3-227
TRANSFUSI DARAH
 Komponen transfusi darah diberikan untuk memperbaiki oksigenasi dan
mengurangi perdarahan.
 Gejala merugikan : transmisi infeksi, hemolitik dan non hemolitik rx transfusi,
imunosupresi.
 Pengganti drh kurang aktivitas koagulasi, tidak dapat mempertahankan
volume intravaskuler.
PENANGANAN MEDIS TERHADAP TERAPI CAIRAN
Restriksi cairan preoperative Faktor-faktor intraoperative Faktor-faktor postoperative
- Selama periode 6 jam restriksi - Induksi anestesi. Dapat - Stres akibat operasi dan nyeri
cairan, pasien dewasa yang sehat menyebabkan terjadinya hipotensi pasca operasi
kehilangan cairan sekitar 300- pada pasien dengan hipovolemia - Peningkatan katabolisme
500 mL. Kehilangan cairan dapat preoperatif karena hilangnya jaringan
meningkat jika pasien menderita mekanisme kompensasi seperti - Penurunan volume sirkulasi
demam atau adanya kehilangan takikardia dan vasokonstriksi. yang efektif
abnormal cairan. - Kehilangan darah yang abnormal - Risiko atau adanya ileus
- Defisit cairan yang telah ada - Kehilangan abnormal cairan postoperati
sebelumnya Harus dikoreksi ekstraselular ke third space
sebelum operasi untuk (contohnya kehilangan cairan
meminimalkan efek dari anestesi. ekstraselular ke dinding dan lumen
usus saat operasi)
- Kehilangan cairan akibat evaporasi
dari luka operasi (biasanya pada
luka operasi yang besar dan
prosedur operasi yang
berkepanjangan)
LAPORAN KASUS
IDENTITAS PASIEN
Nama : Ny. S
Jenis Kelamin : Perempuan
Usia : 33 Tahun
Berat Badan : 64 kg
Agama : Islam
Alamat : Jl. Watunonju Kawatuna Palu Selatan
Pekerjaan : IRT
Diagnosa Pra Anestesi : G4P2A1 Gravid 34-35 Minggu + Impending Eklamsia
Jenis Pembedahan : Section Caessaria + Histerectomy
Tempat Operasi : RSU Anutapura Palu
ANAMNESIS
Keluhan Utama : Nyeri perut tembus belakang
Riwayat penyakit sekarang : Pasien wanita umur 33 tahun dengan G4P2A1 Gravid
34-35 minggu masuk RS dengan keluhan nyeri perut tembus belakang yang dirasakan
sejak ± 6 jam sebelum masuk rumah sakit. Pasien juga mengeluhkan adanya sakit
kepala seperti diberi beban pada area dahi, Pasien juga mengeluh sakit ulu hati
tembus belakang seperti ditusuk-tusuk yang dirasakan hilang timbul disertai mual (+)
tapi tidak mutah (-). Pasien mengeluh awalnya nyeri pada perut bagian bawah
kemudian berpindah sampai kebagian belakang. Demam (-), batuk (-) sesak (-), tidak
ada pelepasan lendir dan darah ataupun air jernih dari jalan lahir, buang air kecil
sering dengan volume sedikit dan buang air besar lancar seperti biasa. Sebelumnya
pasien tidak pernah mengalami keluhan yang sama
Riwayat Penyakit Dahulu : Kejang (-), Hipertensi (-), Penyakit Jantung (-), Diabetes
Mellitus (-).
Riwayat Obstetri : Hamil sekarang.
Riwayat Haid : Menarke pada usia 15 tahun, haid teratur tiap bulan, lama
haid 7-8 hari, frekuensi mengganti pembalut 2-3 x/hari
Riwayat ANC : Kunjungan 1x
Riwayat Imunisasi : Tidak ada
Riwayat kontrasepsi : Tidak pernah menggunakan kontrasepsi
ANAMNESIS

Allergies : Pasien tidak mempunyai riwayat alergi makanan dan


obat-obatan.
Medications : tidak sedang menggunakan pengobatan tertentu
Post Medical History : Tidak ada riwayat anestesi sebelumnya.
Last Meal : Pasien lupa terakhir makan sebelum operasi, mual (+),
muntah (-)
Elicit History : Nyeri perut bawah diserti nyeri kepala yang semakin
memberat SMRS
PEMERIKSAAN FISIK
B1 ( Breath) : Airway: clear, gurgling/snoring/crowing:(-/-/-), respirasi : 20 x/ m,
potrusi mandibular (-), buka mulut (5 cm), jarak mento/hyoid (7 cm), jarak
hyothyoid (6,5 cm), leher pendek (-), gerak leher (bebas), tenggorok (T1-1)
faring hiperemis tidak ada, malampathy (I), obesitas (-), massa (-), gigi
geligi lengkap (tidak ada gigi palsu), sulit ventilasi (-). Suara
pernapasan: Vesikuler (+/+), suara tambahan (-). Riwayat asma (-),
alergi (-), batuk (-), sesak (-), masalah lain pada sistem pernapasan (-).
B2 (Blood) : Tekanan Darah : 180/130, Nadi :84x/ menit, Akral hangat, nadi
regular kuat angkat, CRT : > 2 detik, bunyi jantung SI dan SII murni
regular. Masalah pada sistem kardiovaskular (-)
B3 ( Brain) : Kesadaran composmentis GCS 15 (E4V5M6), Pupil: isokor Ø 3 mm/3mm,
RC +/+, RCL +/+. Defisit neurologis (-). Masalah pada sistem neuro (-).
B4 (Bladder) : BAK via kateter (+), warna: kuning jernih. Masalah pada sistem
renal/endokrin (-).
B5 (bowel) : Abdomen: tampak cembung. Leopold : Leopold 1 : TFU 27 cm, Leopold
2 : Punggung kiri, Leopold 3 : Presentase Kepala, Leopold 4 : U
B6 Back & Bone : Oedem pretibial (-),Nyeri (-), krepitasi (-) morbilitas (-), ekstremitas
deformitas (-)
PEMERIKSAAN LABORATORIUM
HASIL NILAI RUJUKAN SATUAN
Hemoglobin 12,6 14 – 18 g/dL
Hematokrit 35,4 42 – 52 %
Leukosit 19.2 4,8 – 10,8 103/uL
Trombosit 125 150 – 450 103/uL
Eritrosit 4.2 4,7 – 6,1 106/uL
HbsAg Non- Reaktif Non-Reaktif
Anti-HIV Non- Reaktif Non-Reaktif
GDS 105 80 – 199 mg/dl

Hasil Pemeriksaan USG :


- Gravid tunggal intrauterine, DJJ (+) 150x/m, letak kepala
- Estimasi usia kehamilan 32 minggu 5 hari
- Estimasi berat janin 1938 gr
DIAGNOSIS

 Ps. ASA II E : pasien penyakit bedah disertai dengan penyakit sistemik


ringan sampai sedang dengan status emergensi.
 G4 P2 A1 Gravid 34-35 Minggu + Impending Eklamsia

PERSIAPAN PRE OPERATIF (PLANNING)


Ruangan :
 Surat persetujuan operasi (+), surat persetujuan tindakan anestesi (+)
 Persiapan Whoole blood (+) 2 bag
 IVFD RL 500 ml+ MgSO4 40% 26 tpm
 Persiapan Anestesi Regional
 Teknik anestesi, Sub Arachnoid Block(Spinal)
 Persiapan Tindakan Operatif Sectio Caessaria + Histerectomy
LAPORAN ANESTESI PASIEN

 Ahli Bedah : dr. Abdul Faris, Sp.OG (K)


 Anestesiologi : dr. Ajutor Donny T, Sp.An
 Jensi Anestesi : Anestesi Regional
 Teknik Anestesi : Sub Arachnoid Block
 Posisi : Supinasi
 Obat : Bupivacain
 Lama anestesi : 13.40 – (-)
 Lama operasi : 13.45 – 17.00 (3 jam 15 menit)
 Status Fisik : ASA PS II E
 Jumlah Medikasi :
- Propofol 70 mg - Oxitocyn 10 IU
- Asam Tranexamat 500 mg - Bupivakain 12,5 mg
- Dexamethasone 10 mg - Metronidazole 500 mg
- Ranitidin 50 mg - Midazolam 5 mg
- Ondansentron 4 mg - Fentanyl 50 mcg
- Ergometrin 0,2 mg - Sevofluran 2 Vol%
PEMANTAUAN TANDA VITAL DURANTE OPERATIF
TERAPI CAIRAN

Pemberian cairan:
 Cairan masuk :
- Pre-operatif kristaloid RL 500 cc
- Durante operatif : Kristaloid RL 2200 cc + NaCl 0,9% 800
cc + WB 750 cc
Total input cairan : 3.750 cc

 Cairan Keluar :
Durante operatif :
- Perdarahan :
Kasa 4x4 (20 buah) 15 x 20 = 300 cc
Kasa lipat (1 buah )  150 x 4= 600 cc
Tabung suction + 700 cc
- Urin : ± 100 cc
Total output cairan : Perdarahan 1.600 cc, Urin± 100 cc
POST OPERATIF
1) Nadi, pernapasan, aktivitas motorik.
2) Memasang O2 2 L/menit nasal kanul.
3) Analgetik.
Nadi : 88 x/menit
RR: 22 x/menit
TD: 130/80
VAS Score: 6
4) Skor pemulihan pasca anestesi:
5) Bromage Score
Dapat mengangkat tungkai bawah : 0
Tidak dapat menekuk lutut tapi dapat mengangkat kaki : 1
Tidak dapat mengangkat kaki tetapi dapat menekuk lutut : 2
Tidak dapat mengangkat kaki sama sekali : 3
Keterangan : Pasien dapat dipindah ke bangsal jika skor kurang dari 2
6) Alderete Score
Aktivitas = Dua ekstremitas tidak dapat digerakkan (0)
Respirasi = Dangkal namun pertukaran udara adekuat (1)
Sirkulasi = TD ± 20% dari nilai pre anestesi (2)
Kesadaran = sadar, siaga, orientasi (2)
Warna kulit = pucat (1)
Skor Pasien (6): pasien ACC dipindahkan ke ICU.
PEMBAHASAN
Pada kasus ini, pasien perempuan usia 33 tahun dengan diagnosis G4P2A1
Gravid 34-35 minggu + Impending Eklamsia dengan rencana tindakan Sectio
Caessaria. Setelah dilakukan anamnesis, pemeriksaan fisik, serta pemeriksaan
penunjang didapatkan pasien mengeluhkan nyeri kepala sejak mengalami
kehamilan, dengan tekanan darah 180/130 mmHg, serta hasil pemeriksaan
urinalisis yaitu adanya protein (++), maka disimpulkan keadaan umum pasien
tergolong dalam status fisik ASA II (E) karena pasien dilakukan operasi cito, E
yang berarti emergensi.
Proses persalinan dengan cara sectio caesarea dapat menggunakan anestesi
umum dan regional. Jenis anestesi yang dipilih pada pasien ini adalah regional
anestesi teknik SAB.
Pada pasien ini obat anestesi yang digunakan adalah bupivakain hyperbaric
0,5% dengan dosis 12,5 mg. Bupivakain bekerja menstabilkan membran neuron
dengan cara menginhibisi perubahan ionik secara terus menerus yang diperlukan
dalam memulai dan menghantarkan impuls.
TERAPI CAIRAN
BB 64 Kg
EBV 65 cc/kg BB x 64 kg = 4,160 cc
Jumlah perdarahan : ± 1.600 cc
% perdarahan 1.600/4.160 x 100% = 38,4 %

Pemberian cairan

Cairan masuk Cairan keluar


Pre operatif kristaloid RL 500 cc Perdarahan :
kasa 4x4 (20 buah) 15 x 20 = 300 cc
Durante operatif Kristaloid RL 2200 cc +
Kasa lipat (4 buah )  150 x 4= 600 cc
NaCl 0,9% 800 cc + WB
Tabung suction + 700 cc
750 cc
Urin : ± 100 cc
Total input cairan : 3.750 cc
Cont”….
Input yang diperlukan selama operasi

1. Cairan Maintanance (M) : (4x10) + (2x10) + (1x44) = 104 ml/jam


2. Cairan defisit urin selama 3 jam 15 menit = 100 ml
3. Stress Operasi Besar : 8 cc x 64 kg = 512 ml/jam
4. Defisit darah selama 3 jam 15 menit = 1.600 ml
Jika diganti dengan cairan kolid atau darah 1:1
Jika diganti dengan cairan kristaloid 3:1
Perhitungan cairan pengganti darah :
Transfusi + 3 x cairan kristaloid = volume perdarahan
750 + 3x =1.600
3x= 850
X : 3 x 850 = 2.550 ml
Untuk mengganti kehilangan darah 1.600 cc diperlukan ± 2.550 cairan kristaloid.

Total kebutuhan cairan selama 3 jam 15 menit operasi : 100 + 512 + 2.550 = 3.162 ml
Cont”….
Cairan masuk
Kristaloid 3000 mL
Whole blood 750
Total cairan masuk : 3750 ml
Keseimbangan Cairan:
Cairan masuk – cairan dibutuhkan = 3750 ml – 3.162 ml = 588 ml
Beberapa saat setelah pasien dikeluarkan dari ruang operasi, didapatkan
pada pemeriksaan fisik tekanan darah 130/90 mmHg, nadi 72 x/menit, dan
laju respirasi 20 x/menit. Pembedahan dilakukan selama 3 jam 15 menit
dengan perdarahan ± 1.600 cc. Pasien kemudian langsung dipindahkan ke
ICU dengan Bromage Score 3 dan Alderete Score 6. Kriteria pemindahan ke
ruangan perawatan jika Skor Aldrette pasien >8.
ANY QUESTIONS
?

TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai