Anda di halaman 1dari 39

MEMBANGUN

KEPRIBADIAN
ISLAMI
RUANG LINGKUP
MEMBANGUN
KEPRIBADIAN ISLAMI
RUANG LINGKUP MEMBANGUN
KEPRIBADIAN ISLAMI

1.Ruhiyah
• Aspek ruhiyah adalah aspek yang harus mendapatkan
perhatian khusus oleh setiap muslim. Sebab ruhiyah menjadi
motor utama sisi lainnya, hal ini bisa kita simak firman Allah
swt:

َ ‫فَأ َ ْل َه َم َها فُ ُج‬. ‫س َّوا َها‬


‫قَ ْد أ َ ْفلَ َح َم ْن‬. ‫ور َها َوت َ ْق َوا َها‬ َ ‫َونَ ْف ٍس َو َما‬
‫سا َها‬َّ ‫َاب َم ْن َد‬ َ ‫ َوقَ ْد خ‬. ‫زَ َّكا َها‬
“Dan jiwa serta penyempurnaannya (ciptaannya), Maka Allah
mengilhamkan kepada jiwa itu (jalan) kefasikan dan
ketakwaannya. Sesungguhnya beruntunglah orang yang
mensucikan jiwa itu, Dan Sesungguhnya merugilah orang
yang mengotorinya”. (As-Syams:7-10)
• Ayat diatas memberikan pelajaran kapada kita akan
pentingnya untuk senantiasa menjaga ruhiyah,
kerugian yang besar bagi orang yang mengotorinya
dan peringatan keras agar kita meninggalkan
amalan yang bisa mengeraskan hati.
• Bahkan tarbiyah ruhiyah adalah dasar dari seluruh
bentuk tarbiyah, menjadi pendorong untuk beramal
saleh dan juga memperkokoh jiwa manusia dalam
mensikapi berbagai problematika kehidupan.
Aspek-aspek yang
sangat terkait dengan
dengan ruhiyah
1. Aqidah.

• Ruhiyah yang baik akan melahirkan aqidah yang


lurus dan kokoh, dan sebaliknya ruhiyah yang
lemah bisa menyebabkan lemahnya aqidah.
• Padahal aqidah adalah suatu keyakinan yang akan
mewarnai sikap dan tingkah laku seseorang. Oleh
sebab itu kalau ingin aqidahnya terbangun dengan
baik maka ruhiyahnya harus dikokohkan .Jadi
ruhiyah menempati posisi yang sangat penting
dalam kehidupan seorang muslim karena dia akan
mempengaruhi bangunan aqidahnya..
2. Akhlaq

• Akhlaq adalah bukti tingkah laku dari nilai yang diyakini


seseorang.
• Akhlaq merupakan bagian penting dari keimanan.
• Akhlaq juga salah satu tolok ukur kesempurnaan iman
seseorang .Terawatnya ruhiyah akan membuahkan
bagusnya akhlaq seseorang. Allah swt dalam beberpa ayat
senantiasa menggandengkan antara iman dengan berbuat
baik. Rasulullah saw pun ketika ditanya tentang siapakah
yang paling baik imannya ternyata jawab rasulullah saw
adalah yang baik akhlaqnya ("ahsnuhum khuluqan")
• Nabi saw bersabda:
‫َنُ ُه ْم ُخلُقان‬ َ ‫ي ا ْل ُم ْؤ ِم ِن ْي َن أ َ ْف‬
َ ْْ َ ‫ض ُل ِإ ْي َمننان ََن َل أ‬ َُّ ‫أ‬
"Mu'min mana yang paling baik imannya?
Jawab Rasulullah " yang paling baik
akhlaqnya" (Abu Daud, Tirmidzi dan
Nasa'i)
• Bahkan diutusnya Rasulullah saw pun untuk
menyempurnakan akhlaq manusia sehingga
menjadi akhlaq yang islami
• Nabi saw bersabda:
‫ق‬
ِ َ ‫ال‬ ْ
‫خ‬ َ ‫أل‬‫ا‬ ‫م‬
َ ‫نر‬
ِ َ
‫ك‬ ‫م‬
َ ‫م‬
َ ‫م‬
ِ َ ‫ت‬ُ ‫أل‬ ُ‫ت‬ْ ‫إَنَّ َمن بُ ِعث‬
“Sesungguhnya Aku diutus untuk
menyempurnakan akhlak”
RUANG LINGKUP MEMBANGUN
KEPRIBADIAN ISLAMI

2. Fikriyah
(aqliyah)
• Kepribadian islami juga ditentukan oleh
sejauh mana kokoh dan tidaknya
aspek fikriyah. Kejernihan fikrah,
kekuatan akal seseorang akan
memunculkan amalan dan kreatifitas,
dan akan lebih dirasa daya manfaat
seseorang untuk orang lain.
•Fikrah yang
dimaksud
meliputi:
a. Wawasan keislaman

• Sebagai seorang muslim menjadi


keniscayaan bagi dia untuk
memperluas wawasan keislaman.
• Sebab dengan wawasan keislaman
akan memperkokoh keyakinan
keimanan dan daya manfaat diri untuk
orang lain.
b. Pola pikir islami

• Pola pikir islami juga harus bibangun dalam diri


seorang muslim. Semua alur berpikir seorang
muslim harus mengarah dan bersumber pada satu
sumber yaitu kebenaran dari Allah swt. Islam sangat
menghargai kerja pikir umatnya.
• Tetapi satu hal yang tidak boleh dilupakan adalah
bahwa tujuan berpikir tidak lain adalah untuk
meningkatkan keimanan kita kepada Allah SWT
bukan sebaliknnya.
c. Disiplin (tepat) dan tetap
(tsabat) dalam berislam.

• Sungguh kehidupan ini tidak terlepas dari ujian,


rintangan dan tantangan serta hambatan.Ujian
tersebut tidak akan berakhir sebelum nafasnya
berakhir.Oleh sebab itulah untuk menghadapinya
perlu tsabat dalam berpegang pada syariat Allah
swt. Sebagaimana firman Allah:

ُ ‫َوا ْعبُ ْد َربَّ َك َْتَّى يَأْتِيَ َك ا ْليَ ِق‬


‫ين‬
“Dan sembahlah Tuhanmu sampai datang kepadamu
yang diyakini (ajal)”. (Al-Hijr:99)
• Dalam ayat lainnya Allah juga menjelaskan:
‫ق تُقَن ِت ِه َوال ت َ ُموت ُ َّن‬ َ ‫يَن أَيُّ َهن الَّ ِذ‬
ََّ ‫ين آ َمنُوا اتَّقُوا‬
َّ َْ ‫َّللا‬
ْ ‫ِإال َوأ َ ْنت ُ ْم ُم‬
َ ‫َ ِل ُم‬
‫ون‬
"Wahai orang orang yang beriman
bertaqwalah kamu sebenar-benar taqwa. Dan
jangan sekali-kali kamu mati melainkan dalam
keadaan beragama islam. (Ali Imron:102)
• Begitu pentingnya tsabat dijalan Allah,
sampai Rasulullah saw mengajarkan do'a
kepada ummatnya,sebagaimana berikut:
‫َلى ِد ْينِ َك‬
َ ‫ع‬ ‫ن‬َ ‫ن‬َ ‫ب‬‫و‬ْ ُ ‫ل‬ُ َ ْ
‫ت‬ ‫ب‬
ِ َ ِ ‫ب ا ْلقُلُ ْو‬
‫بث‬ َ ‫اللَّ ُه َّم يَن ُمقَ ِل‬
"Wahai dzat yang membolak-balikkan hati,
kokohkanlah hati hati kami untuk tetap
berada pada agamaMu “ (Tirmidzi)
3. Amaliyah
(harokiyah).
• Diantara sisi yang harus dibangun pada pribadi muslim
adalah sisi amaliahnya. Amaliah harakiah yang merubah
kehidupan seorang mu'min menjadi lebih baik. Hal ini
penting sebab amaliah adalah satu diantara tiga tuntutan
iman dan islam seseorang.
• Tiga tuntutan tersebut adalah: al-iqror bil- lisan (ikrar dengan
lisan), at-tashdiq bil-qalb ( meyakini dengan hati), dan al-
amal bil jawarih (beramal dengan seluruh anggota badan).
• Jadi tidak cukup seseorang menyatakan beriman tanpa
mewujudkan apa yang diyakininya dalam bentuk amal yang
nyata.
• Allah SWT berfirman:
‫ُّون ِإلَى‬
َ ‫َت ُ َرد‬
َ ‫ون َو‬ َ ُ‫َولُهُ َوا ْل ُم ْؤ ِمن‬ ُ ‫ع َملَ ُك ْم َو َر‬
َ ُ‫َّللا‬
َّ ‫َيَ َرى‬ َ َ‫َوَُ ِل ا ْع َملُوا ف‬
َ ُ‫ش َهن َد ِة فَيُنَ ِبئ ُ ُك ْم ِب َمن ُك ْنت ُ ْم ت َ ْع َمل‬
‫ون‬ ِ ‫عَن ِل ِم ا ْلغَ ْي‬
َّ ‫ب َوال‬
"Maka katakanlah "beramallah kamu niscaya Allah dan
Rasulnya serta orang-orang beriman akan melihat amalanmu
itu. Dan kamu akan dikembalikan kepada Allah yang
mengetahui yang ghaib dan yang nyata, lalu diberititakanNya
kepadamu apa yang telah kamu kerjakan "(At-Taubah 105).
• Umat islam dituntut oleh Allah SWT untuk menunaikan
sejumlah amal, baik yang bersifat individual maupun yang
kolektif bahkan kewajiban yang sistemik.
• Shalat, puasa , zakat dan haji misalnya akan lebih baik dan
lebih khusyu' kalau dilaksanakan ditengah suasana yang aman
tentram dan kondusif. Apalagi kewajiban yang bersifat sistemik
seperti da'wah, amar ma'ruf nahi mungkar, jihad dan
sebagainya, mutlak memerlukan ketersediaan perangkat
sistem yang memungkinkan terlaksananya amal tersebut.
• Seorang muslim semakin banyak amal baiknya, akan semakin banyak
daya untuk membersihkan dirinya, sebab amalan yang baik bisa menjadi
penghapus dosa. Allah SWT berfirman:
‫ت َذ ِل َك‬ َّ ‫ت يُ ْذ ِه ْب َن ال‬
ِ ‫َيِئَن‬ ِ ‫َنَن‬ َّ ‫َوأََِ ِم ال‬
َ َْ ‫صالةَ َط َرفَي ِ النَّ َه ِنر َو ُزلَفان ِم َن اللَّ ْي ِل ِإ َّن ا ْل‬
َ ‫ِذ ْك َرى ِللذَّا ِك ِر‬
‫ين‬
"Dan dirikanlah shalat pada kedua tepi siang (pagi dan
petang) dan pada bagian permulaan malam, sesungguhnya
perbuatan yang baik itu menghapuskan perbuatan yang buruk
(dosa), itulah peringatan bagi orang-orang yang ingat". (Huud: 114)
Tiga alasan kenapa
seorang harus
beramal
a. Kewajiban diri pribadi.

• Sebagai hamba Allah tentunya harus menyadari bahwa


dirinya diciptakan bukan untuk hal yang sia-sia. Baik jin dan
manusia Allah ciptakan untuk tujuan yang amat mulia yaitu
untuk beribadah, menghamba kepada Allah SWT.
• Amalan adalah bentuk refleksi dari rasa penghambaan diri
kepada dzat yang mencipta. Allah SWT berfirman:
‫ون‬ َ ‫َو َمن َخلَ ْقتُ ا ْل ِج َّن َواإل ْن‬
ِ ‫س ِإال ِليَ ْعبُ ُد‬
" Dan tidak Aku ciptakan jin dan manusia kecuali agar mereka
beribadah" (Adz-Dzariyat:56)
• Disamping itu pertanggung jawaban didepan mahkamah
Allah nanti bersifat undividu. Setiap individu akan merasakan
balasan amalan diri pribadinya.
‫ألوفَى‬
ْ ‫ ث ُ َّم يُ ْج َزاهُ ا ْل َج َزا َء ا‬. ‫ف يُ َرى‬ َ ‫ َوأ َ َّن‬. ‫َعَى‬
َ ُ‫َ ْعيَه‬
َ ‫َ ْو‬ َ ‫نن ِإال َمن‬
ِ َ َ ‫َوأَ ْن لَ ْي‬
َ ‫س ِلإل ْن‬
" Dan bahwasannya manusia tiada memperoleh selain apa
yang telah diusahakannya.Dan bahwasannya usahanya itu
kelak akan diperlihatkan kepadanya. Kemudian akan diberi
balasan kepadanya dengan balasan yang paling
sempurna"(An-Najm:39-41).
b. Kewajiban terhadap keluarga

• Keluarga adalah adalah lapisan kedua dalam pembentukan ummat.


Lapisan ini akan memiliki pengaruh yang kuat akan baik dan rusaknya
sebuah ummat.
• Oleh sebab itulah seseorang dituntut untuk beramal karena terkait
dengan kewajiban dia membentuk keluarga yang islami,sebab tidak akan
terbentuk masyarakat yang baik tanpa melalui pembentukan keluarga
yang baik dan islami.
َ ‫ص‬
‫ون‬ ُ ‫شدَا ٌد ال َي ْع‬ ٌ ‫علَ ْي َهن َمال ِئكَةٌ ِغال‬
ِ ‫ظ‬ ُ َّ‫نرا َوَُو ُد َهن الن‬
َ ‫نس َوا ْل ِْ َج‬
َ ُ‫نرة‬ ‫َ ُك ْم َوأَ ْه ِلي ُك ْم نَ ا‬
َ ُ‫ِين آ َمنُوا َُوا أَ ْنف‬
َ ‫َين أَيُّ َهن الَّذ‬
‫ون‬ َ ُ‫َّللا َمن أَ َم َر ُه ْم َو َي ْف َعل‬
َ ‫ون َمن يُ ْؤ َم ُر‬ َ َّ
" Hai orang-orang yang beriman peliharalah dirimu dan keluargamu dari api
neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu" (At-Tahrim :6)
• Setiap muslim seharusnya mampu
membentuk keluarga yang berkhidmah
untuk Islam, seluruh anggota keluarga
terlibat dalam amal islami diseluruh
bidang kehidupan.
c. Kewajiban terhadap da'wah.

• Beramal haraki bagi seorang muslim


bukan hanya atas tuntutan
kewajiban diri dan keluarganya saja,
akan tetapi juga karena tuntutan
da'wah.Islam tidak hanya menuntut
seseorang saleh secara individu tapi
juga saleh secara sosial.
• Allah SWT berfirman:
‫ع ِن ا ْل ُم ْنك َِر‬
َ ‫وف َويَ ْن َه ْو َن‬ َ ‫ض ُه ْم أ َ ْو ِليَن ُء بَ ْعض يَأ ْ ُم ُر‬
ِ ‫ون بِن ْل َم ْع ُر‬ ُ ‫ون َوا ْل ُم ْؤ ِمنَنتُ بَ ْع‬َ ُ‫َوا ْل ُم ْؤ ِمن‬
ٌ ‫ع ِز‬
‫يز‬ َ َّ ‫َّللاُ ِإ َّن‬
َ ‫َّللا‬ َ ‫َولَهُ أُولَئِ َك‬
َّ ‫َيَ ْر َْ ُم ُه ُم‬ ُ ‫َّللا َو َر‬َ َّ ‫ون‬َ ُ‫الزكَنةَ َويُ ِطيع‬َّ ‫ون‬ َ ُ ‫صالةَ َويُ ْؤت‬ َّ ‫ون ال‬ َ ‫َويُ ِقي ُم‬
‫َْ ِكي ٌم‬
”Dan orang-orang yang beriman, lelaki dan perempuan,
sebahagian mereka (adalah) menjadi penolong bagi
sebahagan yang lain. mereka menyuruh (mengerjakan) yang
ma'ruf, mencegah dari yang munkar, mendirikan shalat,
menunaikan zakat dan mereka taat pada Allah dan Rasul-Nya.
mereka itu akan diberi rahmat oleh Allah; Sesungguhnya Allah
Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana”.( At-Taubah:71)
• Allah juga berfirman:
‫وف َويَ ْن َه ْو َن‬ َ ‫ُون ِإلَى ا ْل َخ ْي ِر َويَأ ْ ُم ُر‬
ِ ‫ون ِبن ْل َم ْع ُر‬ َ ‫َو ْلتَك ُْن ِم ْن ُك ْم أ ُ َّمةٌ يَ ْدع‬
َ ُْ ‫ع َِن ا ْل ُم ْن َك ِر َوأُولَئِ َك ُه ُم ا ْل ُم ْف ِل‬
‫ون‬
“Dan hendaklah ada di antara kamu
segolongan umat yang menyeru kepada
kebajikan, menyuruh kepada yang ma'ruf dan
mencegah dari yang munkar merekalah orang-
orang yang beruntung”. (Ali Imran:104)

• Ma'ruf adalah segala perbuatan
yang mendekatkan kita kepada
Allah; sedangkan Munkar ialah
segala perbuatan yang menjauhkan
diri dari pada-Nya.
Cara Membentuk
Kepribadian Islami
Cara Membentuk Kepribadian Islami

1. Menanamkan aqidah Islamiyah


2. Menjadikan aqidah Islam sebagai
landasan berfikir
3. Menjadikan aqidah Islam sebagai
pengendali tingkah laku
Cara Membina
Kepribadian Islami
Cara Membina Kepribadian Islami

1. Meningkatkan Cara Berfikir


Islami dengan pembinaan
Tsaqafah Islamiyah
2. Meningkatkan Cara
Pengendalian jiwa Islami dengan
melaksanakan berbagai ibadah
dan ketaatan
Mengenal Bentuk
(Tampilan)
Kepribadian Islami
dan keunikannya
Mengenal Bentuk (Tampilan)
Kepribadian Islami dan keunikannya

1. Mampu menjadi pemimpin, sekaligus


siap sebagai prajurit
2. Lembut, sekaligus bisa keras
3. Zuhud, namun sangat menikmati hidup
4. Mampu menguasai dunia, layak suskes di
akhirat
5. Tidak rakus dunia
6. Mumpuni dalam pemerintahan, hukum fiqh,
perdagangan, maupun politik
7. Seorang abid (hamba Allah) yang khusyu dalam
sholat, menjauhi perkataan yang tiada berguna,
membayar zakat, menundukkan pandangan,
memelihara amanat, memenuhi kesepakatan dalam
perjanjian, memenuhi janji yang diucapkan, dan
berjihad fi sabilillah

Anda mungkin juga menyukai