Mini Project
Oleh:
dr. Eko Bagus
Pendamping:
dr. Hendri Marzuki, SH
PUSKESMAS TAPEN
PERIODE FEBRUARI - JUNI
TAHUN 2019
Latar Belakang
Dalam rangka menurunkan angka kesakitan dan kematian anak,
United Nation Childrens Fund (UNICEF) dan World Health
Organization (WHO) merekomendasikan sebaiknya anak hanya
disusui air susu ibu (ASI) selama paling sedikit enam bulan, memulai
MP-ASI saat usia 6 bulan dan ASI dilanjutkan sampai usia 2 th dan
sesuai dengan SK Menkes No: 224/Menkes/SK/II/2007 serta SK
Menkes No: 889/Menkes/SK/II/2009 tentang ASI dan MP-ASI
Jumlah penyakit ispa dan diare pada Puskesmas Tapen sejak januari
sampai mei 2019 berturut turut sebesar 393 dan 107 dan menempati
peringkat berturut-turut 1 dan 4 yang tersebar pada usia balita 0-5
tahun
Balita yang terserang diare atau ispa 60% dari total kasus saat
diwawancara memiliki permasalahan terhadap pemberihan ASI dan
MP-ASI
Rumusan Masalah & Tujuan
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis mendapatkan rumusan masalah yaitu bagaimana tingkat pengetahuan ibu tentan
g pemberian makakan pendamping ASI kepada Balita di wilayah kerja Puskesmas Tapen Dusun Panemon Desa Bakalan Rayung ?
Tujuan Umum
Mengidentifikasi tingkat pengetahuan ibu tentang waktu
Meningkatkan pengetahu
an ibu tentang pemberian yang tepat memulai pemberian makanan pendamping ASI
makanan pendamping ASI kepada Balita di wilayah kerja Puskesmas Tapen Dusun
kepada Balita di wilayah k Panemon Desa Bakalan Rayung
erja Puskesmas Tapen Dus
un Panemon Desa Bakala
n Rayung.
• Waktu
• Penyuluhan langsung dilaksanakan pada tanggal 8 Mei 2019 pukul 08.00-10.00 saat diadakan kegiatan rutin Posyandu Balita di Dusun
II Panemon Desa Bakalan Rayung.
• Tempat
• Dusun Panemon Desa Bakalan Rayung.
III
• Target Sasaran
• Target sasaran pada kegiatan ini adalah semua ibu yang mengikuti Posyandu Balita yang berjumlah 40 orang.
IV
• Jumlah Sasaran
• Jumlah sasaran pada kegiatan ini adalah semua ibu yang mengikuti Posyandu Balita yang berjumlah 30 orang.
V
• Pengambilan data “Tingkat Pengetahuan” dilakukan sebelum dan sesudah penyuluhan (prepost test)
VI
Karakteristik Responden
Tabel 2.4 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Usia
No. Umur (tahu Jumlah Persentase (%)
n)
1 < 19 4 13,34
2 20-29 19 63,28
3 >30 7 23,38
TOTAL 30 100
Berdasarkan tabel 2.4 di atas menunjukkan bahwa usia respon
den terbanyak adalah 20-29 tahun dengan jumlah 19 orang (63.28%)
dan yang paling sedikit berumur < 19 tahun yaitu 4 orang (13,34%).
Ha l ini dapat terjadi akibat beberapa faktor antara lain kurangnya pengetahuan
tentang MP-ASI, tingat pendidikan, keterjangkauhan atau akses informasi
kesehatan, budaya sekitar, keadaan sosioekonomi, mayoritas responden kurang
fokus ketika mengerjakan pre tes karena responden sambil mengawasi anaknya
masing-masing meskipun sudah dibantu oleh kader.
Pembahasan
PENGETAHUAN MENGENAI MP-ASI SESUDAH DIBERIKAN PENYULUHAN
Setelah dilakukan pengukuran dari kuisioner postes yang telah diberikan menunjukkan
peningkatan tingkat pengetahuan responden tentang MP-ASI bila dibandingkan dengan hasil
pretes dan beberapa responden mendapatkan nilai mendekati sempurna. Meskipun peningkatan
dalam menjawab pertanyaan yang diajukan pada kuesioner saat postes tidak terlalu tinggi namun
sebagian besar responden dapat dengan benar menjelaskan poin penting dalam penyuluhan
tersebut secara lisan.
Hal ini menunjukkan peningkatan pengetahuan responden tentang MP-ASI, yang berarti bahwa
mereka setidaknya telah mengetahui apa itu MP-ASI dan resiko apa saja jika MP-ASI tidak
adekuat. Hal ini penting diketahui untuk menghindarkan mereka dari berbagai kemunkinan yang
memperburuk kondisi kesehatan balita seperti malnutrisi, gizi buruk, dan timbulnya penyakit
seperti infeksi saluran pernafasan dan diare yang paling mendominasi pada balita.
Pembahasan
HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TERHADAP PRAKTIK PEMBERIHAN MP-ASI KEPADA
BALITA
Banyak faktor yang mempengaruhi praktik pemberihan MP-ASI kepada balita salah satunya pengetahuan responden, penget
ahuan sangat mempengaruh pola pikir dan perilaku.
Dengan diadakan penyuluhan pemaparan materi secara berkala konsep berpikir resonden terhadap kesehatan balitanya akan
menjadi lebih baik dalam hal ini MP-ASI
Pemberihan MP-ASI yang baik akan menghasilkan tumbuh kembang yang baik pula serta tahan terhadap penyakit seperti d
iare dan ispa hal ini selaras dengan pemberian MP-ASI secara signifikan berhubungan dengan pertumbuhan bayi, selanjutn
ya kurang baik MP-ASI pada bayi bayi berpeluang lebih besar mengalami gangguan pertumbuhan sebesar 6,5 kali dibandin
gkan bayi yang mendapatkan MP-ASI secara cukup.
Pola pemberian makan pendamping ASI yang dilihat dari tingkat konsumsi energi mempunyai hubungan bermakna dengan
status gizi balita usia 6 sampai 24 bulan, berarti tingkat konsumsi zat gizi yang mengandung sumber energi dapat meningkat
kan status gizi balita.
Pembahasan
Studi-studi di beberapa negara berkembang menunjukkan bahwa status gizi pada anak berumur 3-15 bulan mengalami
retardasi pertumbuhan karena rendahnya pemberian ASI dan buruknya pemberian MP-ASI (Shripton dk, 2001).
Hasil studi lain juga menunjukan bahwa pemberian MP-ASI yang kurang baik berpengaruh terhadap pertumbuhan ana
k sebesar 3,6 kali dibandingkan anak yang mendapatkan MP-ASI yang baik, dan hal tersebut sangat bermakna (Al Ra
hmad, 2013; Rahmad Ahal dkk, 2016).
Peranan mikronutrien dalam mempengaruhi pertumbuhan adalah melalui keterlibatannya dalam proses sebagai koenzi
m, ketersediaan mikronutrien yang memadahi dapat menjamin berlangsungnya metabolisme karbohidrat, glikogen, le
mak dan asam amino sehingga menghasilkan energi dan terbentuknya jaringan lemak sebagai cadangan. Beberapa pen
elitian menunjukan pemberian suplementasi mikronutrien berpengaruh signifikan terhadap peningkatan berat badan da
n panjang badan pada anak usia dibawah 24 bulan (Shripton dk, 2001).
Kesimpulan & Saran
Kesimpulan
•Berdasarkan uraian hasil dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa terdapat peningkatan pengetahuan ibu di
wilayah kerja Puskesmas Tapen Dusun Panemon Desa Bakalan Rayung tentang ASI dan MP-ASI setelah
dilakukan penyuluhan. Semakin mengerti seseorang terhadap ASI dan MP-ASI maka diharapkan balita yang
terkena ispa dan diare berkurang serta terjadi perbaikan gizi. Dengan penyuluhan semakin menambah
wawasan masyarakat akan kesehatan balita.
Saran
•Diharapkan terdapat upaya untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat terhadap suatu penyakit, salah
satunya dapat dilakukan dengan metode penyuluhan, pembagian leaflet dan pemeriksaan kesehatan secara
rutin. Dilakukan
•Diharapkan bagi petugas promosi kesehatan di Puskesmas agar selalu memantau kesehatan balita dengan cara
rutin dilakukan kegiatan posyandu balita dan merujuk ke yankes jika di temui balita yang mempunyai
permasalahn gizi dan dan sedang sakit
Dokumentasi Kegiatan