AKUNTANSI CSR
DAN REFORMASI STANDAR AKUNTANSI
2. Upfront Costs
3. Voluntary Costs
PERLAKUAN AKUNTANSI
Perlakuan akuntansi terhadap biaya lingkungan dapat
dibedakan menjadi dua yaitu:
1. Pengorbanan sumber-sumber ekonomi untuk biaya
lingkungan yang memiliki manfaat
ekonomik bagi perusahaan untuk periode-
periode selanjutnya sehingga harusdi
perlakukan sebagai pengeluaran investasi (asset)
dalam neraca dan perlu di amortisasi.
1. Profit
1. People
1. Planet
1. Mengidentifikasi, mengukur, mencatat, dan
melaporkan semua informasi terkait dampak
(impacts) dan costs dari aktivitas bisnis yang secara
langsung serta tidak langsung berdampak terhadap
profitabilitas perusahaan dan kualitas sosial serta
lingkungan.
2. Mengestimasi, mencatat, dan melaporkan
dampak, costs, serta benefits dari suatu proyek baik
yang terukur maupun sulit terukur terhadap
masyarakat dan lingkungan. Metode akuntansinya
Akuntansi
disebut socio-economic accounting. Perlakuan
CSR memiliki
akuntansi atas costs tersebut adalah sebagai beban
tiga tujuan
periodik atau sebagai pengeluaran investasi,
tergantung pada estimasi tingkat kesuksesan atau
umur manfaat ekonomis suatu proyek.
3. Mengidentifikasi, mencatat, dan mengungkapkan
informasi terkait pengorbanan sumber-sumber
ekonomi entitas untuk program-program CSR dalam
jangka panjang.
KETERBATASAN AKUNTANSI
Lima keterbatasan mendasar dalam akuntansi konvensional yang
menyebabkan informasi sosial dan lingkungan tidak disajikan dalam
laporan keuangan:
1. Akuntansi keuangan hanya berfokus pada kebutuhan informasi
dari pihak-pihak yang terlibat dalam pengambilan keputusan alokasi
sumberdaya ekonomi
2. Pertimbangan utama dalam proses akuntansi dan pelaporan
keuangan adalah “materialitas” yang disajikan.
3. Pelaporan akuntansi cenderung memperlakukan pengorbanan
sumberdaya ekonomik yang tidak jelas manfaat ekonomiknya di
masa datang sebagai beban periodik.
4. Akuntansi masih mengadopsi “asumsi entitas” yang
mengharuskan perusahaan tersebut diperlakukan sebagai suatu
entitas yang berbeda dari para stakeholdernya.
5. Proses akuntansi hanya terfokus pada item-item yang dapat
“dikontrol” perusahaan.
Reformasi akuntansi perlu merujuk pada perspektif triple bottom line of
business. Intinya adalah lingkungan dan masyarakat merupakan fondasi
serta pilar utama dalam bisnis sehingga menjadi stakeholderinti yang harus
mendapat perhatian yang serius dari perusahaan dan menjadi fokus utama
dalam pelaporan akuntansi.